Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012


Pengarang : Pupus Puripa, Pujiati Setyaningsih, Emi Nurlae


Kata Kunci   :KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RISIKO USIA IBU >35 TAHUN DAN ANEMIA RINGAN

BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar BelakangrnAngka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia saat ini mencapai 515.000 jiwa tiap tahun dalam kehamilan maupun dalam persalinannya. Di Indonesia, menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) berhasil diturunkan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2004 menjadi 262 pada tahun 2005, dan 255 pada tahun 2006, menjadi 248 pada tahun 2007 (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil survey kesehatan daerah Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2005 AKI sebesar 252 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2007). Pada tahun 2008, AKI di Jawa Tengah berhasil diturunkan menjadi 114/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2009).rnKematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut (Saifuddin 2008, h.54), sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak) (Saifuddin 2008, h.6). Keadaan “4 terlalu” ini menurut Saifuddin (2008, h.29) termasuk dalam faktor risiko dalam kehamilan.rnMenurut Saifuddin (2008, h.29) faktor risiko dikelompokkan menjadi faktor risiko I, faktor risiko II, dan faktor risiko III. Salah satu dari faktor risiko I adalah usia ibu >35 tahun. Apabila ibu hamil dengan usia >35 tahun, maka kemungkinan untuk terjadinya masalah obstetric cukup besar. Beberapa komplikasi atau masalah obstetric bisa timbul karena usia ibu >35 tahun selama masa kehamilan yaitu adanya hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, diabetes kehamilan, dan perdarahan antepartum (Llewellyn-Jones 2001, h.47). Komplikasi-komplikasi yang ditimbulkan pada kehamilan dengan usia >35 tahun akan berbahaya pada ibu dan untuk bayinya dapat terjadi kelainan yaitu “Down Syndrome” sehingga dalam hal ini penting untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan, sedangkan menurut Holmes (2011, h.159) secara fisiologis, pada usia lanjut mungkin mengalami berbagai masalah ginekologi atau masalah medis mendasar, serta penurunan fungsi dari semua organ-organnya.rnFaktor risiko selain usia ibu >35 tahun adalah anemia yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu tidak langsung. Menurut Saifuddin (2001, h.281) kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh anemia adalah abortus, perdarahan, persalinan prematur, IUGR dan infeksi yang akan membahayakan ibu maupun janinnya (Manuaba 2010, h.240). rnPemantauan yang adekuat yang dilakukan pada kehamilan dan dilanjutkan dengan pengawasan secara komprehensif dari masa kehamilan, persalinan, sampai dengan masa nifasnya, beserta pemantauan terhadap bayinya dalam masa neonates, diharapkan akan membantu dalam usaha menurunkan AKI (Meilani, dkk 2009, h.96). Usaha untuk menurunkan AKI secara bermakna, dalam hal ini maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan KIA maupun di masyarakat, sesuai dengan standar kebidanan yang ada. Semakin cepat diketahuinya adanya risiko tinggi/komplikasi semakin cepat akan mendapatkan penanganan yang semestinya, sehingga AKI secara signifikan dapat diturunkan (Meilani, dkk 2009, h. 94).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan AKI di Kabupaten Pekalongan adalah sekitar 105 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Tahun 2010 Puskesmas Wonokerto mempunyai Angka Kematian Ibu tertinggi di kabupaten Pekalongan yaitu 5 orang dalam kurun waktu 1 tahun, dengan prosentase 40% karena perdarahan, dan 60% karena kasus leokimia dan penyakit kronis, sedangkan pada tahun 2011 Puskesmas Wonokerto mempunyai Angka Kematian Ibu di Wonokerto adalah 1 orang karena eklampsia pada masa nifas. rnJumlah ibu hamil di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2011 adalah 16.259 orang. Di wilayah kerja Puskesmas Wonokerto didapatkan data selama satu tahun sebanyak 41 ibu hamil yang berusia >35 tahun dengan prosentase sekitar 5,23% dari sasaran ibu hamil yaitu sebanyak 784 orang ibu hamil. Angka kejadian ibu hamil dengan usia ibu >35 tahun merupakan angka kejadian tertinggi di Puskesmas Wonokerto. Angka kejadian lain yang terjadi di Puskesmas Wonokerto meliputi: LILA <23,5 cm sebanyak 39 ibu hamil dengan prosentase 4,97%; kelainan letak 29 ibu hamil dengan prosentase 3,7%; usia ibu <20 tahun sebanyak 23 ibu hamil dengan prosentase 2,93%; ibu dengan riwayat obstetri jelek sebanyak 17 ibu hamil dengan prosentase 2,17%; jarak kelahiran <2 tahun sebanyak 11 ibu hamil dengan prosentase 1,4%; anemia sebanyak 8 ibu hamil dengan prosentase 1,02%. rnBerdasarkan uraian di atas, bahwa penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Salah satu penyebab dari perdarahan adalah atonia uteri, sedangkan faktor pencetus atonia uteri 2 diantaranya adalah usia ibu >35 tahun dan anemia. Faktor usia merupakan faktor pencetus dari eklampsia, oleh karena itu penulis tertarik untuk menerapkan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan usia >35 tahun dan anemia ringan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta asuhan terhadap bayinya dalam masa neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto Kabupaten Pekalongan tahun 2012. Diharapkan dengan melakukan asuhan yang komprehensif tersebut dapat mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi, dan bisa memberikan penanganan dengan tepat dan cepat.rnrnrnrnrnB. Rumusan MasalahrnAsuhan kebidanan pada ibu hamil dengan usia >35 tahun dan anemia penting dilakukan mengingat komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi pada ibu saat masa kehamilan, persalinan dan masa nifasnya. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah dalam Karya Tulis Ilmiah adalah ”Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, maupun nifas dengan usia ibu >35 tahun dan anemia ringan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Tahun 2012?”.rnrnC. Ruang Lingkup AsuhanrnDalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi asuhan kebidanan dilakukan pada Ny. R dengan usia ibu >35 tahun dan anemia ringan, selama masa kehamilan sampai dengan masa nifas disertai dengan asuhan pada bayinya dalam masa neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, tahun 2012.rnrnD. Penjelasan JudulrnUntuk menghindari kesalahpahaman karya tulis ilmiah ini, maka penulis akan menjelaskan sebagai berikut : rn1. Asuhan Kebidanan rn Adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan dan atau masalah kebidanan meliputi masalah kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan KB termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (IBI 2003, h.4).rn2. Ny. R rnAdalah seorang klien berusia 38 tahun, hamil 30 minggu, hamil keempat, belum pernah keguguran, dan merupakan salah satu ibu dengan faktor risiko.rn3. Puskesmas WonokertornAdalah salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Pekalongan.rnrnE. Tujuan Penulisanrn1. Tujuan umumrnMemberikan asuhan kebidanan kepada Ny. R dengan faktor risiko yaitu usia >35 tahun dan anemia secara komprehensif selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta asuhan kepada bayinya dalam masa neonatus sesuai dengan kewenangan bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, tahun 2012.rn2. Tujuan khususrna. Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan faktor risiko yaitu usia >35 tahun dan anemia selama masa kehamilan sesuai dengan kewenangan bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, tahun 2012.rnb. Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan faktor risiko yaitu usia >35 tahun dan anemia selama masa persalinan sesuai dengan kewenangan bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, tahun 2012.rnc. Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan faktor risiko yaitu usia >35 tahun dan anemia selama masa nifas sesuai dengan kewenangan bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, tahun 2012.rnd. Dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi Ny. R dalam masa neonatus dari ibu dengan faktor risiko yaitu usia >35 tahun dan anemia sesuai dengan kewenangan bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, tahun 2012.rnrnF. Manfaat Penulisanrn1. Manfaat bagi penulisrnMenambah pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu khususnya dengan usia ibu >35 tahun dan anemia selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas serta asuhan kepada bayinya dalam masa neonatus.rn2. Manfaat bagi institusirnMenambah bahan bacaan untuk meningkatkan pengetahuan penerapan asuhan kebidanan pada ibu khususnya dengan usia > 35 tahun dan anemia selama kehamilan, persalinan dan nifas serta asuhan pada bayinya dalam masa neonatus.rnrn3. Manfaat bagi tenaga kesehatanrnMenambah referensi untuk meningkatkan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kepada ibu khususnya usia >35 tahun dan anemia selama kehamilan, persalinan dan nifas serta asuhan pada bayinya dalam masa neonatus.rn4. Manfaat bagi iburnMenambah pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda yang menunjukkan bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas dan pada bayinya terutama pada ibu dengan usia ibu >35 tahun dan anemia.rnrnG. Metode Pengumpulan DatarnMetode pengumpulan data yang penulis akan digunakan untuk menyusun karya tulis ilmiah ini meliputi :rn1. Pengamatan (Observasi)rnAdalah suatu hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada pasien dengan melihat dan mencatat aktivitas tertentu yang berhubungan dengan masalah.rn2. WawancararnAdalah metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dimana penulis mendapatkan keterangan dari pasien, keluarga dan dari bidan.rnrnrn3. Pemeriksaan fisikrnPemeriksaan fisik dilakukan oleh penulis secara sistematis dan lengkap dengan inspeksi, palpasi, perkusi, maupun auskultasi.rn4. Pemeriksaan penunjangrnPemeriksaan yang dilakukan penulis untuk mendukung penegakan diagnosa seperti pemeriksaan dengan laboratorium dan menyarankan untuk USG.rn5. Studi dokumentasirnPenulis mancari dan mempelajari data-data menganai hal-hal yang berupa catatan resmi, buku/laporan yang berhubungan dengan pasien untuk mendukung pelaksanaan studi kasus.rn6. Studi kepustakaanrnPenulis melakukan pengumpulan data dari literatur-literatur untuk memperkaya kajian teoritis dan memperoleh informasi yang diperlukan.rnrnH. Sistematika PenulisanrnUntuk memudahkan pembaca dalam memahami isi laporan praktek Asuhan Kebidanan ini, maka laporan praktek asuhan kebidanan ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu :rnBAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup asuhan, penjelasan judul, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.rnBAB II Tinjauan Pustaka, meliputi tentang konsep dasar medis dan konsep dasar kebidanan.rnBAB III Tinjauan Kasus, meliputi Asuhan Kebidanan kepada Ny. R selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifasnya dengan pendokumentasian secara SOAP.rnBAB IV Pembahasan, membandingkan antara kasus dengan teori yang ada untuk mengetahui apakah ada kesenjangan atau kesesuaian.rnBAB V Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran. rnDaftar pustaka. rnrnrnBAB IIrnTINJAUAN PUSTAKArnrnA. Konsep Dasar Medisrn1. Kehamilanrna. Pengertian rnKehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yang lamanya 280 hari dihitung dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) (Saifuddin 2001, h.89).rnb. Proses terjadinya kehamilan rnMenurut Manuaba (2010, h.75), kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : rn1) Ovulasirn2) Migrasi spermatozoa dan ovumrn3) Konsepsi dan pertumbuhan zigotrn4) Nidasi (implantasi)rn5) Pembentukan plasentarn6) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai atermrnc. Kehamilan dengan usia > 35 tahunrn1) PengertianrnUsia > 35 tahun adalah salah satu dari faktor risiko kehamilan yang ada potensi untuk terjadinya gawat obstetric (Saifuddin 2008, h.29)rn2) Faktor-faktor yang berpengaruh pada kehamilanrnMenurut Detiana (2010, h.54-69) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan yaitu:rna) Kesuburan rnJumlah sel telur yang diproduksi ovarium atau indung telur akan menurun seiring bertambahnya usia. rnb) Kondisi rahimrnPenurunan kemampuan rahim ini terutama terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio yang dihasilkan akan sulit melekat pada lapisan lender rahim (endometrium). Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran, atau memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta tidak menempel di tempat semestinya. Disamping itu juga akan menyebabkan risiko hamil di luar kandungan (ektopik).rn(1) Plasenta previarnSebenarnya setiap kehamilan mempunyai resiko plasenta previa,namun risiko pada kehamilan di usia rawan (diatas 35 tahun) akan lebih berbahaya karena kelainan letak plasenta tersebut tidak bisa berubah dengan sendirinya. Plasenta previa akan menyebabkan perdarahan post partum. Perdarahan yang terjadi juga disebabkan oleh fungsi saluran reproduksi yang sudah menurun. rn(2) Hamil di luar kandungan (ektopik)rnRisiko hamil diluar kandungan pada ibu hamil diatas 30 tahun akan meningkat 2-4 kali lipat. rnc) Hormone-hormon reproduksirnProduksi hormone Esterogen, Progesterone, Gonadotropin Realizing Hormone, FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. rnd) Kondisi rongga dan otot-otot panggulrnPertambahan usia juga mengakibatkan penurunan kualitas rongga dan otot-otot panggul. rne) Kondisi fisikrnKondisi fisik yang tidak lagi prima, membuat ibu hamil di usia 30-an menjadikan wanita lebih cepat lelah dan cenderung tidak tahan terhadap serangan morning sickness.rn3) Risiko hamil diatas usia 35 tahunrnDisamping kondisi organ-organ reproduksi yang sudah menurun, hamil diatas 35 tahun juga berisiko terhadap kesehatan ibu dan janin seperti:rnrnrna) Kelainan kromosom yang mengakibatkan Down SyndromernPada wanita hamil diatas 30 tahun, risiko kelainan kromosom yang dapat menyebabkan sindroma down pada anak yang dilahirkan sangat tinggi. rnb) ObesitasrnObesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun. Obesitas akan membawa risiko penyakit yang lain seperti preeclampsia, diabetes gestasional, hipertensi, dll. Tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat ibu berlebihan ini, yaitu:rn(1) Makrosomiarn(2) Kelainan tabung saraf pusat (spina bifida)rn(3) Obesitas pada anakrnc) HipertensirnAdalah kondisi dimana tekanan darah melebihi batas normal. Pada usia tua terjadi penurunan elastisitas arteri (Sudoyo, dkk 2009, h.900). Orang dianggap menderita hipertensi bila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan bisa juga disertai tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg pada dua atau tiga kali pemeriksaan. rnd) PreeklampsiarnMeningkatnya tekanan darah dan kadar protein dalam urin dapat memicu preeklamsia. Kejadian yang pertama sagat membahayakan, karena dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.rnd. Anemia dalam kehamilanrn1) PengertianrnAnemia dalam kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah, bahkan murah (Manuaba 2010, h.237).rn2) EtiologirnMenurut Saifuddin, (2008, h.777) pennyebab dari anemia pada kehamilan diantaranya adalah sebagai berikut:rna) Anemia defisiensi besirnb) Anemia megaloblastikrnc) Hemoglobinopatirnd) Proses inflamasi, toksisitas zat kimia; danrne) Keganasan.rn3) PatofisiologirnPada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritroprotein. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi (Saifuddin 2008, h.775).rnSedangkan menurut(Coad 2006, h.228) wanita hamil pada dasarnya mengalami peningkatan 50% volume plasma yang tidak diimbangi oeh peningkatan produksi massa sel darah merah dan protein plasma sehingga hemodilusi (seolah-olah terjadi penurunan) dalam konsentrasi hemoglobin dan protein plasma.rn4) Tanda dan gejalarnMenurut Holmes, (2011, h.189) tanda dan gejala dari anemia meliputi: Pucat pada membrane mukosa, letih, pusing, pingsan, dispnea karena aktifitas fisik, palpitasi, edema, kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.rn5) DiagnosarnMenurut Manuaba, (2010, h.239) untuk menegakkan diagnose anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa dan pemeriksaan serta pengawasan Hb dengan menggunakan alat Sahli. Berdasarkan anamnesa akan didapat keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah berlebihan pada hamil muda. Dengan hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut:rna) Hb 11 gr% = tidak anemiarnb) Hb 9-10 gr% = anemia ringanrnc) Hb 7-8 gr% = anemia sedangrnd) Hb <7 gr% = anemia beratrn6) Komplikasirna) Pengaruh anemia terhadap kehamilan:rn(1) Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan premature, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini.rn(2) Bahaya saat persalinan: gangguan his(kekuatan mengejan), kala satu lama, kala dua lama, retensio plasenta, dan perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.rn(3) Pada kala nifas: terjadi subinvolusi uteri, perdarahan post partum, infeksi peurperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kordis, infeksi mamae.rnb) Bahaya anemia terhadap janin: abortus, kematian intra uterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, infeksi, kematian perinatal, dan inteligensia rendah (Manuaba 2010, h.240).rnrn7) PenatalaksanaanrnMenurut Manuaba, (2010, h.240) untuk menghindari tejadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan feses sehingga diketahui adanya infeksi parasit.rnrn2. Persalinanrn1) Pengertian rnPersalinan merupakan proses penngeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba 2010, h.164).rn2) Tahapan PersalinanrnMenurut Sumarah dkk. (2008, h.4-8) persalinan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:rn1) Persalinan kala IrnPersalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. rn2) Kala II (Pengeluaran)rnDimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. rn3) Kala III (Pelepasan Uri)rnDimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.rn4) Kala IV (Observasi)rnDimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memprhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah keadaan umum, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan.rn3. Masa Nifasrna. PengertianrnMasa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha 2009, h.4).rnb. Tahap Masa NifasrnMenurut Saleha (2009, h.4) tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:rn1) Periode Immediate postpartumrnMasa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.rn2) Periode early postpartumrnMasa pada 24 jam-1 minggu. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.rn3) Periode late postpartumrnMasa pada minggu pertama sampai 5 minggu postpartum. Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.rnc. Kunjungan Masa Nifasrn1) Kunjungan 1rnKunjungan pada 6-8 jam setelah persalinan.rnTujuannya:rna) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifasrnb) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjutrnc) Memberikan konseling kepada ibu atau keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karenan atonia uterirnd) Pemberian ASI pada masa awal menjadi iburne) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahirrnf) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.rnJika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan stabil.rn2) Kunjungan ke-2rnPada 6 hari setelah persalinan.rnTujuannya:rna) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.rnb) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pascamelahirkan.rnc) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.rnd) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.rne) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.rn3) Kunjungan ke-3rnPada 2 minggu setelah persalinan.rnTujuannya: Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).rn4) Kunjungan ke-4rnPada 6 minggu setelah persalinan.rnTujuannya:rna) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau bayinya.rnb) Memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam nifas, dan tanda-tanda bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi (Ambarwati 2009, h.5)rnd. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifasrn1) Perubahan Sistem Reproduksirn rna) Menurut Ambarwati, (2009, h.6) perubahan uterus selama masa nifas adalah sebagai berikut:rn(1) Bayi lahir = TFU setinggi pusat, 2 jari di bawah pusat, berat uterus 1.000 grrn(2) 1 minggu = Pertengahan pusat-simfisis, berat uterus 750 grrn(3) 2 minggu = Tidak teraba, berat uterus 500 grrn(4) 6 minggu = Normal, berat uterus 50 grrn(5) 8 minggu = Normal seperti sebelum hamil, berat uterus 30 gr.rnb) Jenis-jenis lokhea pada masa nifas menurut Ambarwati (2009, h.7) adalah sebagai berikut:rn(1) Lokhea rubra, berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekoneum selama 2-3 hari pascapersalinan.rn(2) Lokhea sanguenolenta, berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.rn(3) Lokhea serosa, dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokhea rubra. Lokhea ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning (hari ke-7 sampai hari ke-14)rn(4) Lokhea alba adalah lokhea yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.rn2) Proses Adaptasi Psikologis pada Masa NifasrnPada masa nifas terjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut (Ambarwati 2009, h.4):rna) Takin In Period. Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian pada tubuhnya, ibu lelah mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.rnb) Taking Hold Period. Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.rnc) Letting Go Period. Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai ”seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.rne. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifasrn1) Nutrisi dan cairanrnIbu nifas terutama pada ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:rna) Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.rnb) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.rnc) Minum sedikitnya 3 liter air setiap harirnd) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.rne) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.rn2) AmbulasirnIbu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.rn3) EliminasirnIbu diminta BAK setelah 6 jam postpartum, dan untuk BAB diharapkan pada hari kedua sudah BAB.rn4) Personal higienernPada masa nifas, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. rn5) Istirahat dan tidurrnHal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:rna) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihanrnb) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidurrnc) Kurang istirahat akan mempengaruhi banyak hal, yaitu: mengurangi produksi ASI, menghambat kembalinya rahim kebentuk semula sehingga menyebabkan perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. rnrn4. NeonatusrnMasa neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun 2010, h.2). Bayi baru lahir akan mengalami serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap proses kelahiran. Perubahan tersebut dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut:rna. Periode Transisi pada bayi baru lahirrn1) Periode pertama reaktivitasrnPeriode pertama reaktivitas berakhir pada 30 menit pertama setelah kelahiran. Pada periode ini, bayi membutuhkan perawatan khusus, antara lain: mengkaji dan memantau frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran, menjaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila 36,5-37,5°C), menempatkan ibu dan bayi bersama-sama kulit ke kulit untuk memfasilitasi proses perlekatan, menunda pemberian tetes mata profilaksis 1 jam pertama (Muslihatun 2010, h.4).rn2) Fase tidurrnFase ini merupakan interval tidak responsif relatif atau fese tidur yang dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam (Muslihatun 2010, h.5). Vitamin K penting untuk sintetis sejumlah faktor pembekuan darah-defisiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai penyakit perdarahan pada bayi baru lahir (Henderson dan Kathleen 2005, h.391)rn3) Fase kedua rektivitasrnPeriode kedua reaktivitas ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran (Muslihatun 2010, h.35)rnb. Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap kehidupan di luar uterusrnMenurut Muslihatun (2010, h.10-19) beberapa adaptasi yang dialami oleh bayi baru lahir adalah sebagai berikut:rn1) Sistem pernafasanrnPernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. rn2) Suhu tubuhrnTerdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannya.rna) KonduksirnPemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung. Contohnya: menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.rnb) KonveksirnJumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara. Contohnya: menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir di ruang yang terpasang kipas angin.rnc) RadiasirnPemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda. Contohnya: bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan AC tanpa diberi pemanas, bayi baru lahir dibiarkan telanjang, bayi dibiarkan tidur di dekat dengan tembok.rnd) EvaporasirnPerpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap. Evaporasi dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembaban udara, aliran udara yang melewati.rn3) MetabolismernPada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari ke dua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.rn4) Peredaran darahrnSetelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. rn5) Keseimbangan air dan fungsi ginjalrnTubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.rn6) ImunoglobulinrnPada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang, lamina propia ilium serta apendiks. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil.rn7) Traktus digestivusrnPada neonatus, traktus digestivus mangandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas.rn8) HatirnSegera setelah bayi lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatu juga belum sempurna.rn9) Keseimbangan asam basarnDerajat keasaman (pH) darah pada waktu lahir rendah, karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.rnc. Pencegahan InfeksirnUpaya-upaya untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah:rn1) Pencegahan infeksi pada tali pusatrnUpaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau nanah.rn2) Pencegahan infeksi pada kulitrnUpaya ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu.rn3) Pencegahan infeksi mata pada bayi baru lahirrnUpaya ini dengan cara membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau kain halus dan bersih yang sudah dibersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi baru lahir, berikan salep/obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Keterlambatan memberikan salep mata, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir (Muslihatun 2010, h.19-21).rnd. Asuhan pada Bayirn1) Asuhan bayi usia 2-6 harirnMenurut Muslihatun (2010, h.39-46) rencana asuhan yang dapat diberikan pada bayi usia 2-6 hari adalah:rna) Minum bayirn Pastikan bayi diberi minum segera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit). Menurut Reeder (2011, h.193) pemberian makanan padat pada usia yang sangat awal sering kali terjadi karena sebagian orang tua beranggapan bahwa tindakan tersebut akan akann membantu bayinya tidur pada malam hari, atau mereka menganggap ini adalah tanda bayi mereka lebih cepat perkembangannya dibandingkan bayi yang hanya mendapat susu. Sedangkan pengenalan untuk makanan padat hendaknya sampai bayi berusia 4 sampai 6 bulan.rnb) Buang Air Besar (BAB)rnMekoneum yang telah keluar dalam 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan/petugas kesehatan harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani dan megakolon. Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari. rnc) Buang Air Kecil (BAK)rnBayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahr. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan/petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.rnd) Tidurrne) Kebersihan kulitrnf) Perawatan tali pusatrng) Keamanan bayirnh) Tanda-tanda bahaya bayi baru lahirrn2) Asuhan pada bayi usia 6 minggu pertamarnMenurut Muslihatun (2010, h.60-62) rencana asuhan yang dapat diberikan adalah:rna) Pemilihan tempat tidur yang tepatrnb) Memandikan bayirnc) Mengenakan pakaian bayirnd) Perawatan tali pusatrne) Perawatan hidungrnf) Perawatan mata dan telingarng) Perawatan kukurnh) Kapan membawa bayi keluar rumahrni) ImunisasirnrnB. Manajemen KebidananrnManajemen asuhan kebidanan atau menejemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.rnPendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subyektif, O adalah data objektif, A adalah analysis/ assesment dan P adalah planning. Merupaka catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan.rnS (Data Subjektif), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data pasien, ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhungan langsung dengan diagnosis.rnO (Data Objektif), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan Hellen Varney pertama (pengkajian data), dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostic lain. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.rnA (Assessment), merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis/ assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Hellen Varney langkah kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini: diagnosis/ masalah kebidanan, diagnosis/ masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi: tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.rnP (Planning), adalah membuat rencaa asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi asien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluation/evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan / hasil pelaksanaan tindakan (Muslihatun, dkk. 2009:123-125).rnrnrnrnC. Landasan HukumrnDalam menjalankan fungsinya, seorang bidan mempunyai wewenang yang diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Kompetensi Bidan Indonesia, dan Standar Pelayanan Kebidanan. Sehingga seseorang bidan wajib melaksanakan prakteknya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Dalam menangani kasus ibu hamil, bersalin dan nifas serta pada bayinya, maka telah ditetapkan kewenangan bidan yang tertuang dalam: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan:rn1. Pasal 9rnBidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:rna. Pelayanan kesehatan ibu;rnb. Pelayanan kesehatan anak; danrnc. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.rn2. Pasal 10rna. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.rnb. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi:rn1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil;rn2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal;rn3) Pelayanan ibu nifas normal;rn4) Pelayanan ibu menyusui; danrn5) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.rnc. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) berwenang untuk:rn1) Episiotomi;rn2) Penjaitan luka jalan lahir tingkat 1 dan II;rn3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;rn4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil;rn5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;rn6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif;rn7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;rn8) Penyuluhan dan konseling;rn9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil;rn10) Pemberian surat keterangan kematian; danrn11) Pemberian surat keterangan bersalin.rn3. Pasal 11rna. Pelayanan kesehatan anak sebagaiman dimaksudkan dalam Pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.rnb. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) berwenang untuk:rn1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat;rn2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;rn3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;rn4) Emberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;rn5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah;rn6) Pemberian konseling dan penyuluhan;rn7) Pemberian surat keterangan kelahiran; danrn8) Pemberian surat keterangan kematian.rn4. Pasal 13rna. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi:rn1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;rn2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan interval khusus penyakit kronis tertentu dilakukan di bawah supervisi dokter;rn3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditapkan;rn4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;rn5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra seklah dan anak sekolah;rn6) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;rn7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya;rn8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi; danrn9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.rn5. Pasal 18rna. Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk:rn1) Menghormati hak pasien;rn2) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan;rn3) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu;rn4) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;rn5) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;rn6) Melakukan pencatatan aduhan kebidanan dan pelayana lainnya secara sistematis;rn7) Memenuhi standar; dan rn8) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.rnb. Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, denga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.rnc. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.rnrnD. Standar Pelayanan Kebidananrn1. Standar 3 : Identifikasi Ibu hamilrnPernyataan standar :rnBidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.rn2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan AntenatalrnPernyataan standar :rnBidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PSM/ Infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.rn3. Standar 5 : Palpasi AbdominalrnPernyataan standar :rnBidan melakukan pemeriksaan abominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksakan posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.rn4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada KehamilanrnPernyataan atandar:rnBidan melakukan tindakan pencegahan anemia, penemuan, penanganan dan rujukan semua kasusu anemia pada kehamialan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.rn5. Standar 8 : Persiapan persalinanrnPernyataan standar :rnBidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melkukan kunjungan rumah untuk hal ini.rn6. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala SaturnPernyataan standar:rnBidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai , dengan memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung. Bidan juga melakuakan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selam proses persalinan dan kelahiran.rn7. Standar 10: Persalinan Kala Dua Yang AmanrnPernyataan standar:rnBidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaann terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. disamping itu ibu diijinkan untuk memilih siapa yang akan mendampinginya saat persalinan.rn8. Standar 11: Penatalkasanaan Aktif Persalinan Kala TigarnPernyataan standar:rnSecara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. Tujuan dilaksanakan nya standar ini yaitu membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga, mencegah terjadinya atonia uteri dan retesio plasenta.rn9. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru LahirrnPernyataan standar:rnBidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia dan infeksi.rn10. Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinanrnPernyataan standar: rnBidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2 jam stelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.rn11. Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa NifasrnPernyataan standar:rnBidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir , pemberian ASI , imunisasi dan KB.rnrnE. Kompetensi Bidan IndonesiarnMenurut Sofyan, dkk. (2009, h.153-155) kompetensi bidan Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:rn1. Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.rn2. Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman. Menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.rn3. Kompetensi ke-5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.rn4. Kompetensi ke-6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.rnrnrnBAB IIIrnTINJAUAN KASUSrnrnAsuhan Kebidanan 1rnTanggal Pengkajian : 4 Maret 2012rnJam Pengkajian : 14.00 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrn1. Biodata Klienrna. Identitas IburnNama : Ny. RrnUmur : 38 tahunrnAgama : IslamrnPendidikan : SDrnPekerjaan : IRTrnSuku, Bangsa : Jawa, IndonesiarnAlamat : Tratebang, Rt/Rw: 5/2, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalonganrnb. Identitas SuamirnNama : Tn. KrnUmur : 40 tahunrnAgama : IslamrnPendidikan : SDrnPekerjaan : NelayanrnSuku, Bangsa : Jawa, IndonesiarnAlamat : Tratebang, Rt/Rw: 5/2, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalonganrn2. Keluhan UtamarnIbu mengatakan saat ini tidak ada keluhan rn3. Riwayat Menstruasirna. Menarche : 12 tahunrnb. Siklus : 1 bulan sekalirnc. Lama : 5 harirnd. Banyak : 2-3 kali ganti pembalutrne. Keluhan : tidak adarnf. Flour Albus : setelah menstruasirn4. Riwayat Perkawinanrna. Menikah : Yarnb. Umur Waktu Menikah : 20 tahunrnc. Pernikahan ke : 1rnd. Lama Pernikahan : 19 tahunrnrnrnrnrn5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang LalurnNo. Kehamilan Persalinanrn Umur Keadaan Tempat Penolong Jenis persalinan Bayi lsg menangis J.K BB PB Cacat bawaan Keadaanrn1. 9 bln Baik Rumah Dukun Spontan Ya ♂ 3500 - Tidak ada Baik rn2. 9 bln Baik Rumah Dukun Spontan Ya ♂ 3500 - Tidak ada Baik rn3. 9 bln Baik Rumah Bidan Spontan Ya ♂ 3500 - Tidak ada Baik rnrnNifas Keadaan Anak SekarangrnLochea Lactasi Involusi Keadaan Umur KeadaanrnNormal Lancar Normal Baik 18 tahun Sehat rnNormal Lancar Normal Baik 17 tahun Sehat rnNormal Lancar Normal Baik 10 tahun Sehat rnrn6. Riwayat Keluarga Berencanarna. Pernah KB : Pernahrnb. Jenis Kontrasepsi : Suntik 1 bulanrnc. Lama Penggunaan : 10 tahunrnd. Alasan Dilepas/Dihentikan : Ingin mempunyai anak lagirne. Keinginan KB yang akan Datang : KB suntikrnrn7. Riwayat Kehamilan SekarangrnBB sebelum hamil : 40 kgrnHPHT : 6 Agustus 2011 HPL : 13 Mei 2012rnKeterangan Trimester I Trimester II Trimester IIIrnANC / di 1x di BPS 2x di BPSrn1x di Posyandu 1x di PosyandurnKeluhan Lemes, pusing Tidak ada Tidak ada keluhanrnKeterangan Trimester I Trimester II Trimester IIIrnPesan Nakes Banyak istirahat, periksa rutin Kontrol 1 bulan lagi Jalan pagirnImunisasi TT - TT IV rnTablet Fe 30 butir 30 butirrnKenaikan BB 0,5 kg 4,5 kg 2 kgrnGerakan Janin Belum terasa Aktif Aktif rnrn8. Riwayat Kesehatanrna. Riwayat Kesehatan Klienrn1) Riwayat penyakit sebelum hamilrnIbu mengatakan sebelum hamil tidak pernah sakit parah hingga harus dirawat di rumah sakit.rn2) Riwayat penyakit selama hamilrnIbu mengatakan selama hamil tidak pernah sakit parah hingga harus dirawat di rumah sakit.rn3) Riwayat penyakit menularrnIbu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti batuk lama lebih dari 3 minggu dan penyakit kuning.rn4) Riwayat penyakit menurunrnIbu mengatakan tidak mempunyai penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, asma, dan kencing manis.rnrnrnb. Riwayat Kesehatan Keluargarn1) Riwayat penyakit menular pada keluargarnIbu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti batuk lebih dari 3 minggu dan penyakit kuning.rn2) Riwayat penyakit menurun pada keluargarnIbu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, asma, dan kencing manis.rn3) Riwayat keturunan kembarrnIbu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada riwayat keturunan kembar.rn9. Riwayat Psikososialrna. Penerimaan Pasien Terhadap KehamilanrnIbu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya saat ini.rnb. Penerimaan Keluarga Terhadap KehamilanrnIbu mengatakan suami dan keluarga juga sangat senang dengan kehamilannya ini.rnc. Rencana Pengasuhan AnakrnIbu mengatakan akan mengasuh sendiri bayinya setelah lahir nanti.rnd. Budaya Keluarga Yang Dianut Terhadap KehamilanrnIbu mengatakan dalam keluarga terdapat budaya mitoni dan membawa benda-benda tajam.rn10. Pola Kehidupan Sehari-harirnPola Sebelum Hamil Saat Hamilrn1. NUTRISI rna. Pola makan/banyaknya 2 x sehari sedang 3 x 1 porsi rnMinum/banyaknya 7-8 gelas blimbing 8-10 gelas blimbingrnb. Keluhan Tidak ada Tidak ada rnc. Makanan yang sering dikonsumsi Nasi, lauk, sayur, buah kadang-kadang Nasi, lauk, sayur, buah kadang-kadangrn2. ELIMINASI rna. Pola BAB 1 x sehari 1 x seharirnKeluhan Tidak ada Tidak adarnKonsistensi Lunak Lunakrnb. Pola BAK 5 x sehari 5-7 x seharirnKeluhan Tidak ada Tidak adarnWarna Kuning jernih Kuning jernihrn3. ISTIRAHAT rnLamanya + 8 jam sehari ± 9 jam seharirn4. AKTIVITAS rna. Aktivitas di rumah Mencuci, memasak, menyapu Mencuci, memasak, menyapurnb. Aktivitas di luar rumah Belanja Belanja rnc. Aktivitas yg melelahkan Tidak ada Tidak ada rn5. SEKSUAL rna. Frekuensi Tidak dikaji Tidak dikajirnb. Keluhan yg dirasakan - -rn6. KEBIASAAN BURUK YG MEMPENGARUHI KESEHATAN rna. Minum-minuman keras Tidak pernah Tidak pernahrnb. Merokok Tidak pernah Tidak pernahrnc. Minum obat2an/narkoba Tidak pernah Tidak pernahrnd. Minum kopi Pernah Tidak pernahrne. Minum softdrink Pernah Tidak pernahrnf. Memakai pakaian ketat Pernah Pernahrng. Memakai sandal/sepatu hak tinggi Tidak pernah Tidak pernahrn11. Pengetahuan Tentang Kehamilan dan Persalinanrna. Pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan ibu hamilrnIbu mengatakan wanita hamil harus makan makanan yang bergizi dan cukup minum.rnb. Pengetahuan tentang kebutuhan istirahat dan aktivitasrnIbu mengatakan wanita hamil harus banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang berat.rnc. Pengetahuan tentang perawatan payudararnIbu mengatakan perawatan payudara adalah dengan selalu membersihkan payudaranya saat mandi.rnd. Pengetahuan tentang senam hamilrnIbu mengatakan belum tahu tentang senam hamil.rne. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan penanganannyarnIbu mengatakan sudah tahu tentang tanda bahaya kehamilan antara lain: keluar darah dari jalan lahir, dan ketuban pecah sebelum waktunya.rnf. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinanrnIbu mengatakan tanda-tanda persalinan adalah kenceng-kenceng yang sering, keluar air ketuban, dan ingin mengejan.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : Baikrnb. Kesadaran : Composmenthisrnc. BB Sekarang : 47 kgrnd. LILA : 25 cmrne. Tinggi Badan : 150 cmrn2. Tanda-tanda Vitalrna. Tekanan Darah : 90/60 mmHgrnb. Nadi : 82 x/menitrnc. Suhu : 36,5°Crnd. Respirasi : 22 x/menitrn3. Status Presentrna. Kepala : Rambut hitam, tidak mudah rontok, kulit kepala bersih.rnb. Wajah : Pucat, tidak kuningrnc. Mata : Simetris, seklera tidak ikterik, konjungtiva merah mudarnd. Hidung : Septum di tengah, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada poliprne. Mulut : Bibir lembab, tidak ada caries gigi, lidah bersih, tidak ada stomatitisrnf. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada cairan yang keluar, fungsi pendengaran baikrng. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularisrnh. Dada : Pernafasan teratur, tidak ada bunyi pernafasan abnormalrni. Payudara : Simetris, kenyal, tidak ada massarnj. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran heparrnk. Ekstremitas Atas : Simetris, turgor kulit baik, kapilary refill <2 detikrnl. Ekstremitas Bawah : Simetris, turgor kulit baik, kapilary refill <2 detikrnm. Punggung : Tidak ada kelainan bentuk tulang belakangrnn. Genetalia : Tidak diperiksarno. Anus : Tidak diperiksarn4. Status Obstetrirna. Muka : Tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarumrnb. Payudara : Puting menonjol, areola melebar dan menghitam, colostrum belum keluarrnc. Abdomenrn1) Inspeksi : Ada linea nigra, tidak ada striae gravidarumrn2) Palpasi LeopoldrnLeopold I : Fundus teraba di 3 jari atas pusat, teraba bulat, melebar, lunak, tidak melenting.rnLeopold II : Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin, dan sebelah kiri teraba keras ada tahanan, dan memanjang.rnLeopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, masih bisa digoyangkan.rnLeopold IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP.rn3) Auskultasi : 141 x/menit (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rn4) TFU Mc. Donald : 27 cmrn5) TBJ : (27-12) x 155 = 2325 gramrnd. Panggul Luar rn1) Distansia spinarum : 28 cm (normal 23-26 cm)rn2) Distansia cristarum : 30 cm (normal 26-29 cm)rn3) Conjugata eksterna : 28 cm (normal 18-20 cm)rn4) Lingkar panggul : 92 cm (normal 80-100 cm)rne. Genetalia : Tidak diperiksarnf. VT : Tidak diperiksarn5. Pemeriksaan Penunjangrna. Hb : 9,6 gr%rnb. Protein Urine : negatifrnc. Urin Reduksi : negatif rnd. Golongan Darah : O (BPS tanggal 23 November 2011)rnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 38 tahun, hamil 30 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, dengan anemia ringan.rnrn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensi rna. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.rnb. Berikan penyuluhan tentang faktor risiko dalam kehamilan.rnc. Jelaskan pada ibu tentang kehamilannya saat ini.rnd. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan laboratorium dan berikan penyuluhan tentang anemia.rne. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.rnf. Berikan tablet tambah darahrng. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukuprn2. Implementasi rnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 14.30 WIB sampai jam 14.45 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan janin dalam keadaan baik.rnEvaluasi: Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaannya dan ibu tampak senang.rnb. Memberikan penyuluhan pada ibu tentang faktor risiko dalam kehamilan: Faktor risiko kehamilan adalah kondisi yang mungkin dapat menyebabkan seorang ibu hamil berisiko mengalami penyulit dalam menjalani kehamilannya secara sehat dan aman. Yang merupakan faktor risiko kehamilan adalah:rn1) usia <20 tahun/>35 tahunrnAkibatnya: persalinan kurang bulan, perdarahan, persalinan lama, bayi cacat.rn2) jumlah anak >4rnakibatnya: perdarahan, persalinan lama karena tidak ada kenceng dan kekuatan ibu mengejan tidak kuat.rn3) jarak kelahiran <2 tahunrnAkibatnya: pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama atau perdarahan.rn4) ibu dengan tinggi badan <145 cmrnAkibatnya: kesulitan dalam persalinan karena panggul sempitrn5) lingkar lengan atas (LILA) <23.5 cm dan berat badan <35 kg, rnAkibatnya: persalinan lama, pertumbuhan janin terhambat.rn6) riwayat menderita penyakit rna) kencing manisrnAkibatnya: janin besar lebih dari 4kg, lahir mati, sulit untuk hamil, keguguran dan cacat lahir.rnb) tekanan darah tinggirnAkibatnya: pertumbuhan janin terhambat, perdarahan. rnc) batuk >2 minggurn7) kelainan bentuk tubuh.rnAkibatnya: kesulitan dalam persalinan.rnCara mengatasinya:rn1) Sebaiknya ibu hamil berumur diatas 20 tahun dan kurang dari 35 tahun agar ibu dan bayi sehatrn2) Bila ibu berumur lebih dari 35 tahun sebaiknya tidak hamil lagirn3) Makan makanan yang bergizi sesuai dengan aturan tenaga kesehatanrn4) Ibu perlu memeriksa kehamilannya kepada bidan atau dokter secara teraturrn5) Ibu dan keluarga perlu mengetahui faktor resiko kehamilan, persalinan dan nifasrn6) Rencanakan persalinan ditolong oleh bidan atau dokter agar keamanan lebih terjaminrn7) Ibu perlu ikut program KB untuk mengatur agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat, lebih dari 2 tahun. rnEvaluasi: Ibu sudah tahu tentang faktor risiko kehamilan dan mampu mengulangi tentang apa yang telah dijelaskan yaitu macam-macam faktor risiko dalam kehamilan dan akibatnya serta cara mengatasinya.rnc. Menjelaskan pada ibu tentang kehamilannya saat ini, bahwa saat ini usia ibu adalah 38 tahun, berdasarkan yang telah dijelaskan tadi ibu termasuk dalam keadaan yang berisiko, yaitu usia ibu >35 tahun. Maka ibu memerlukan pemantauan terhadap kehamilan, persalinan, dan nifasnya serta pada bayinya dengan cara melakukan pemeriksaan secara rutin.rnEvaluasi: ibu paham dengan keadaannya saat ini, dan ibu bersedia untuk periksa secara teratur.rnd. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan laboratorium, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ibu mengalami anemia ringan yaitu dengan kadar Hb atau kekentalan darah 9,6 gr%. Seharusnya pada ibu hamil kadar Hb atau kekentalan darah yang normal adalah 11gr%. rnPada seorang ibu hamil yang mempunyai kadar Hb <11gr% akan berpengaruh pada ibu maupun janinnya, selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifasnya. Selama masa kehamilan bisa terjadi keguguran, perdarahan, ketuban pecah sebelum waktunya. Pada persalinan bisa terjadi persalinan lama, perdarahan, persalinan macet. Pada masa nifas bisa terjadi infeksi, perdarahan, kembalinya rahim kebentuk semula tidak normal, pengeluaran ASI kurang. Dan untuk janinnya bisa mengalami pertumbuhannya kurang normal.rnCara mengatasi anemia yaitu dengan tablet tambah darah yang diminum 1 hari sekali. Selain dari tablet tambah darah ibu juga bisa dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi baik dari bahan nabati maupun dari hewani, misalnya sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, brokoli, daun singkong), hati, telur, ikan, dan daging yang berwarna merah. Dengan memperhatikan cara memasaknya juga.rnEvaluasi: Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan laboratorium, dan ibu sudah paham tentang anemia dalam kehamilan dan mampu menyebutkan macam-macam anemia, dan cara mengatasinya.rne. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang yaitu 2 minggu sekalirnEvaluasi: Ibu bersedia untuk periksa teratur.rnrnrnAsuhan Kebidanan IIrnKunjungan pasien ulang ke-2rnTanggal : 25 Maret 2012rnJam : 10.30 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnSaat ini ibu tidak ada keluhan dan masih merasakan gerakan janinnya, ibu tidak periksa 2 minggu sekali seperti yang telah penulis sarankan tetapi menunggu adanya posyandu karena merasa tidak ada keluhan, sekarang ibu telah memperbanyak makan sayur-sayuran seperti yang telah disarankan oleh penulis, tetapi ibu kadang-kadang lupa untuk meminum tablet tambah darahnya secara rutin.rnrnrnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. BB : 49 kgrnd. Tanda-tanda vital:rn1) Tekanan darah : 90/60 mmHgrn2) Nadi : 78 x/mntrn3) Suhu : 36,1°Crn4) Respirasi : 20 x/mntrn2. Status Obstetrikrna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuningrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum belum keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di 3 jari di bawah px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting,masih bisa digoyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin belum masuk panggul.rne. DJJ : 144 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 29 cmrng. TBJ : (29 - 12) x 155 = 2635 gramrnh. Hb : 9,6 gr%rnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 38 tahun, hamil 33 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.rnb. Beritahu ibu hasil pemeriksaan Hb.rnc. Anjurkan ibu untuk melanjutkan usaha untuk menaikkan kadar Hb.rnd. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah.rne. Anjurkan keluarga untuk selalu mengingatkan ibu untuk meminum tablet tambah darah bila lupa.rnf. Beritahu ibu tentang kunjungan ulang ibu hamil.rng. Anjukan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya.rnh. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.rn2. Implementasi rnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 11.00 WIB sampai jam 11.45 WIB, antara lain sebagai barikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik.rnEvaluasi: Ibu sudah tahu dengan keadaannya saat ini, dan ibu tampak senang mendengarnya.rnb. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan Hb, ibu masih mengalami anemia ringan yaitu 9,6 gr% seperti yang kemarin.rnEvaluasi: ibu mengatakan bahwa ibu sudah memperbanyak makan sayur-sayuran tetapi ibu kadang lupa untuk meminum tablet tambah darahnya.rnc. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan usahanya untuk menaikkan kadar Hb dengan memakan sayuran hijau, telur, ikan, dan bila perlu daging dan hati serta cukupi istirahatnya.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti saran yang telah diberikan.rnd. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah 1x sehari, bila takut lupa bisa diletakkan di meja kamar atau tempat yang mudah terlihat.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk meminum tablet tambah darah secara teratur dan bersedia mengikuti saran yang telah diberikan.rne. Menganjurkan keluarga untuk selalu mengingatkan ibu bila lupa meminum tablet tambah darah.rnEvaluasi: keluarga bersedia untuk mengingatkan ibu bila lupa meminum tablet tambah darah.rnf. Memberitahu ibu tentang kunjungan ibu hamil, bahwa selama umur kehamilan 1 – 7 bulan (1 – 28 minggu) 1 bulan sekali, 7 – 9 bulan (28 – 36 minggu) 2 minggu sekali, dan bila > 9 bulan (> 36 minggu) yaitu 1 minggu sekali. Jadwal tersebut berlaku bila ibu tidak ada keluhan, bila ada keluhan bisa sewaktu – waktu. Jadi ibu tidak perlu menunggu adanya posyandu, ibu bisa periksa ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.rnEvaluasi: ibu mengatakan tidak ada yang mengantar ke puskesmas, dan ibu akan berusaha untuk periksa rutin.rng. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya. Diusahakan di siang hari tidur ± 1 – 2 jam, dan malam hari ± 8 jam.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan.rnh. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang yaitu 2 minggu sekali.rnEvaluasi: ibu mengerti dan akan berusaha untuk periksa rutin.rnAsuhan Kebidanan IIIrnKunjungan pasien ulang ke-3rnTanggal : 8 April 2012rnJam : 15.00 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnSaat ini ibu tidak ada keluhan, sekarang ibu sudah rutin untuk meminum tablet tambah darah setiap hari 1x dan sudah memperbanyak makan sayur-sayuran, ibu belum periksa ke tempat bidan lagi karena ibu tidak ada keluhan dan ibu masih merasakan gerakan janinnya ± 1x dalam 1 jam.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. BB : 48 kgrnd. Tanda-tanda vital:rna. Tekanan darah : 90/60 mmHgrnb. Nadi : 80 x/mntrnc. Suhu : 36,5°Crnd. Respirasi : 24 x/mntrnrn2. Status Obstetric:rna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuningrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum belum keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di 3 jari dibawah Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, masih bisa digoyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin belum masuk panggul.rne. DJJ : 129 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 30 cmrng. TBJ : (30 - 12) x 155 = 2790 gramrnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 35 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensi rna. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.rnb. Anjurkan ibu untuk melanjutkan usahanya untuk menaikan Hb.rnc. Anjurkan pada ibu untuk periksa rutin.rn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.30 WIB sampai jam 15.45 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu sudah tahu dengan hasil pemeriksaannya dan ibu merasa senang mendengarnya.rnb. Menganjurkan ibu supaya melanjutkan usahanya untuk meningkatkan kadar Hb nya, yaitu dengan makan makanan yang bergizi, sayur-sayuran, telur, ikan dan daging atau hati bila memungkinkan serta tetap meminum tablet tambah darahnyarnEvaluasi: ibu mengatakan sekarang ibu sering mengkonsumsi sayur-sayuran dan sudah rutin untuk meminum tablet tambah darahnya. Ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan.rnc. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan rutin yaitu 1 minggu sekali.rnEvaluasi: ibu mengatakan hari Rabu tanggal 11 April 2012 akan periksa di Puskesmas, dan akan berusaha untuk melakukan pemeriksaan rutinrnrnrnAsuhan Kebidanan IVrnKunjungan pasien ulang ke-4rnTanggal : 16 April 2012rnJam : 15.00 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnSaat ini ibu mengeluh susah tidur dan merasa pegal-pegal badannya serta kadang-kadang merasakan kenceng, ibu sudah periksa ke puskesmas 5 hari yang lalu dengan hasil pemeriksaan normal, ibu masih merasakan gerakan janinnya dan masih meminum tablet tambah darah secara rutin.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. BB : 48 kgrnd. Tanda-tanda vital:rn1) Tekanan darah : 90/70 mmHgrn2) Nadi : 80 x/mntrn3) Suhu : 36,5°Crn4) Respirasi : 24 x/mntrn2. Status obstetric:rna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuningrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum belum keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di 3 jari dibawah Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, masih bisa digoyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin belum masuk panggul.rne. DJJ : 129 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 30 cmrng. TBJ : (30 - 12) x 155 = 2790 gramrnh. Hb : 9,4 gr%rnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 36 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.rnb. Beritahu ibu tentang keluhan ibu saat ini.rnc. Berikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester IIIrnd. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan Hb.rne. Anjurkan ibu untuk mengatur pola istirahatnya.rn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.25 WIB sampai jam 15.40 WIB dan dilanjutkan pada Tanggal 17 April 2012 jam 14.30 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu sudah tahu dengan hasil pemeriksaannya dan ibu merasa senang mendengarnya.rnb. Memberitahu ibu tentang keluhan yang ibu rasakan saat ini, bahwa susah tidur dan pegal-pegal merupakan ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada trimester III atau pada hamil tua. Jadi ibu tidak perlu khawatir karena ibu masih dalam keadaan normal.rnEvaluasi: ibu sudah tahu tentang keluhan yang ibu rasakan saat ini adalah normal.rnc. Memberitahu ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Hb ibu turun dari Hb sebelumnya, yaitu 9,4 gr% tetapi masih merupakan anemia ringan. Penurunan Hb selain dari kekurangan asupan zat besi tapi juga dapat disebabkan oleh istirahat yang kurang.rnEvaluasi: ibu sudah tahu hasil pemeriksaan Hb nya.rnd. Menganjurkan ibu untuk selalu mengatur istirahatnya. Bila ibu susah tidur di malam hari, maka usahakan tidur pada siang hari. Sehingga kebutuhan istirahat ibu bisa terpenuhi, dan kurangi aktivitas yang berat.rnEvaluasi: ibu bersadia untuk tidur siang dan tidak mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat.rne. Tanggal 17 April 2012, Jam 14.30 WIB berikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan TM III: rnMemberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan TM III. Ketidaknyamanan trimester III merupakan ketidanyamanan yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 7-9 bulan. Macam-macamnya antara lain:rn1) Sesak nafas, disebabkan karena pembesaran rahim sehingga diafragma terdesak ke atas.rnCara mengatasinya: lakukan gerakan berdiri dan meregangkan lengan di atas kepala ambil nafas dalam; pertahankan postur tubuh yang baik; pada saat tidur gunakan ekstra bantalrn2) Sakit punggung, disebabkan karena meningkatnya beban pada perut ibu dan membesarnya rahim.rnCara mengatasinya:jangan mengangkat beban berat terlalu sering; kompres air hangat pada daerah punggung; jangan memakai sepatu / sandal hak tinggi.rn3) Susah tidur, disebabkan karena stress, pergerakan janin yang berlebihan, posisi tidur yang kurang nyaman, dan sering BAK.rnCara mengatasinya: relaksasi dan senam pernafasan; bayangkan hal yang menyenangkan; posisi yang nyaman saat tidur; hindari pemakaian obat tidur.rn4) Kontraksi hilang timbul, disebabkan karena kontraksi rahim untuk persiapan persalinan.rnCara mengatasinya: istirahat cukup; atur pernafasan.rn5) Konstipasi atau sembelit, disebabkan karena perubahan hormon dan karena pengaruh tablet tambah darah.rnCara mengatasinya: makan buah dan sayur secara ruti; olah raga teratur; banyak minum air putih.rn6) Sering BAK, disebabkan karena tekanan rahim pada kandung kemih sehingga kandung kemih terasa penuh.rnCara mengatasinya: kencing tertatur, latihan seperti menahan BAK, kurangi minum sebelum tidur.rn7) Kram kaki, disebabkan karena kontraksi otot betis yang terasa sakit dan kaku.rnCara mengatasinya: melemaskan kaki yang kram dan menekan tumitnya; hindari posisi duduk yang menggantung; hindari berdiri terlalu lama; istirahat dengan miring ke kiri kaki ditinggikan.rn8) Oedem/ bengkak, disebabkan oleh karena gangguan aliran darah dan peningkatan tekanan pada daerah kaki.rnCara mengatasinya: posisi miring kiri saat tidur dengan kaki diganjal bantal; hindari pemakaian ketat; jangan menahan BAK.rnEvaluasi: ibu paham dan mampu mengulangi apa yang telah dijelaskan yaitu macam-macam ketidaknyamanan dan cara mengatasinya.rnrnrnAsuhan Kebidanan VrnKunjungan pasien ulang ke-5rnTanggal : 22 April 2012rnJam : 15.00 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu sudah merasakan kenceng-kenceng tetapi belum sering, saat malam hari ibu sering kencing sehingga tidurnya agak terganggu, gerakan bayinya masih aktif dan ibu masih meminum tablet tambah darah secara rutin dan juga makan sayur-sayuran.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. BB : 49 kgrnd. Tanda-tanda vital:rn1) Tekanan darah : 90/70 mmHgrn2) Nadi : 80 x/mntrn3) Suhu : 36,5°Crn4) Respirasi : 24 x/mntrnrn2. Status Obstetric:rna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuningrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum sudah keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di 2 jari dibawah Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, sudah tidak bisa di goyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk panggul sebagian.rne. DJJ : 129 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 30 cmrng. TBJ : (30 - 11) x 155 = 2945 gramrnh. Hb : 9,8 gr%rnrnrnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala sudah masuk panggul, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan Hbrnc. Beritahu ibu tentang keluhan yang ibu rasakan saat inirnd. Anjurkan ibu untuk tetap melanjutkan usahanya untuk menaikan Hb dan berikan pujian atas usahanyarne. Anjurkan ibu untuk periksa satu minggu sekalirn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.25 WIB sampai jam 15.45 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan janinnya dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu senang mendengar hasil pemeriksaan.rnb. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan Hb adalah 9,8 gr% jadi mengalami kenaikan dari yang sebelumnya, tapi masih dalam anemia ringan.rnEvaluasi: ibu senang mendengar hasil pemeriksaan karena Hb nya naik dari yang sebelumnya.rnc. Memberitahu ibu tentang keluhan yang ibu rasakan saat ini, yaitu kenceng-kenceng sementara dan sering kencing adalah hal yang normal pada ibu hamil dengan usia kehamilan tua yang sudah dijelaskan pada kunjungan sebelumnya. Cara mengatasi untuk kenceng-kenceng sementara ibu bisa atasi dengan tarik nafas dalam, dan untuk sering kencing pada malam hari bisa di atasi dengan perbanyak minum pada siang hari dan atur pada malam hari supaya tidak mengganggu istirahat ibu.rnEvaluasi: ibu paham dan mampu mengulangi apa yang telah dijalaskan serta ibu bersedia untuk mengatur pola minumnya.rnd. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan usahanya untuk menaikan Hb, karena dengan usaha ibu ini maka sekarang Hb ibu naik.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan.rne. Menganjurkan ibu untuk periksa satu minggu sekalirnEvaluasi: ibu mengatakan bersedia untuk periksa rutinrnrnrnAsuhan Kebidanan VIrnKunjungan pasien ulang ke-6rnTanggal : 1 Mei 2012rnJam : 14.30 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan kenceng yang ibu rasakan masih sama seperti yang sebelumnya, ibu masih merasakan gerakan janinnya tapi tidak seaktif sebelumnya ± 1x/ 2 jam, ibu masih meminum tablet tambah darah secara rutin dan juga makan sayur-sayuran,rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. BB : 49 kgrnd. Tanda-tanda vital:rn1) Tekanan darah : 90/70 mmHgrn2) Nadi : 82 x/mntrn3) Suhu : 36,5°Crn4) Respirasi : 20 x/mntrnrn2. Status Obstetric:rna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuningrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum sudah keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di 3 jari dibawah Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, sudah tidak bisa di goyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk panggul sebagian.rne. DJJ : 129 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 30 cmrng. TBJ : (30 - 11) x 155 = 2945 gramrnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala sudah masuk panggul, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Anjurkan ibu untuk mencukupi istirahatnyarnc. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinyarnd. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.rn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.25 WIB sampai jam 15.45 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu senang mendengar hasil pemeriksaannya.rnb. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya. Diusahakan di siang hari tidur ± 1 – 2 jam, dan pada malam hari ± 8 jam.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan.rnc. Menganjurkan ibu untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya yaitu dengan makan makanan yang bergizi agar janinnya sehat dan ibu tidak anemia.rnEvaluasi: ibu mengerti dan akan mengikuti apa yang telah disarankan.rnd. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang yaitu 1 minggu sekali.rnEvaluasi: ibu mengerti dan akan berusaha untuk periksa rutin.rnrnrnAsuhan Kebidanan VIIrnKunjungan pasien ulang ke-7rnTanggal : 14 Mei 2012rnJam : 15.00 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan kenceng-kenceng yang ibu rasakan masih sama seperti yang sebelumnya dan belum ada tanda-tanda persalinan, Tanggal 15 Mei 2012 ibu akan USG untuk memastikan keadaan bayinya.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. BB : 50 kgrnd. Tanda-tanda vital:rn1) Tekanan darah : 100/70 mmHgrn2) Nadi : 83 x/mntrn3) Suhu : 36,3°Crn4) Respirasi : 18 x/mntrn2. Status Obstetric:rna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuningrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum sudah keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di pertengahan antara pusat-Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, sudah tidak bisa di goyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk panggul sebagian.rne. DJJ : 135 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 30 cmrng. TBJ : (30 - 11) x 155 = 2945 gramrnh. Hb : 10,2 gr%rnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala sudah masuk panggul, dengan anemia ringan.rn2. Masalah rnIbu cemas karena sudah lewat perkiraan lahir tetapi bayi belum lahir.rn3. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu hasil pemeriksaan Hbrnc. Jelaskan tentang masalah iburnd. Anjurkan ibu untuk melanjutkan usahanya menaikkan Hbrn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.25 WIB sampai jam 15.45 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya saat ini dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaanya.rnb. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan Hb, bahwa Hb ibu adalah 10,2 gr%, berarti naik dari pemeriksaan sebelumnya, dan memberikan pujian bahwa usaha ibu membawakan hasil.rnEvaluasi: ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya dan ibu terlihat senang mendengar usaha ibu membawakan hasil.rnc. Menjelaskan tentang masalah ibu, yaitu ibu cemas karena sudah lewat perkiraan lahir tetapi bayi belum lahir. Bahwa persalinan bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan atau mundur dari perkiraan, asalkan tidak melebihi 2 minggu. Apabila lebih dari 2 minggu harus dirujuk ke dokter kandungan untuk ditangani secara tepat. Jadi ibu jangan cemas, karena ini masih normal. Bila ibu masih ragu, silahkan untuk periksa ke dokter spesialis kandungan untuk di USG supaya tahu bagaimana keadaan janinnya.rnEvaluasi: ibu paham dan sedikit lega karena ini adalah masih normal. Dan ibu mengatakan akan USG ke dokter spesialis kandungan untuk memastikan keadaan janinnya.rnd. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan usahanya menaikkan Hb dan cukupi istirahat agar tidak termasuk anemia lagi.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk melanjutkan usahanya untuk menaikkan Hb dan akan selalu meminum tablet tambah darah secara rutin.rnrnrnrnAsuhan Kebidanan VIIIrnKunjungan pasien ulang ke-8rnTanggal : 17 Mei 2012rnJam : 10.00 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnKala I Fase LatenrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan kenceng-kenceng yang ibu rasakan semakin sering dan semakin sakit dari jam 05.00 WIB, sudah mengeluarkan lendir darah pada jam 09.00 WIB tetapi ketubannya belum keluar, ibu makan terakhir jam 08.00 WIB porsi sedang, minum terakhir 10 menit yang lalu, kemudian BAB terakhir jam 06.30 WIB dan BAK terakhir 5 menit yang lalurnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Keadaan Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : komposmentisrnc. Tanda-tanda vital:rna. Tekanan darah : 100/70 mmHgrnb. Nadi : 83 x/mntrnc. Suhu : 36,5°Crnd. Respirasi : 22 x/mntrn2. Status Obstetric:rna. Muka : tidak oedem, agak pucat, tidak kuning, tidak ada cloasma gravidarumrnb. Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, turgor kulit baikrnc. Payudara : colostrum sudah keluarrnd. AbdomenrnPalpasi Leopold:rnLeopold 1 : TFU teraba di pertengahan antara pusat-Px, teraba bulat, lunak, tidak melenting, melebar.rnLeopold II : sebelah kiri teraba keras, memanjang, ada tahanan. Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting, sudah tidak bisa di goyangkan.rnLeopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk panggul sebagian.rne. DJJ : 137 x/mnt (teratur, tunggal, terdengar di sebelah kiri bagian bawah pusat)rnf. TFU Mc.Donal : 30 cmrng. TBJ : (30 - 11) x 155 = 2945 gramrnh. Genetalia : tidak ada varises, ada blood slymrni. Vagina Toucher :rn1) Pembukaan : 2 cmrn2) Efficemen : 75%rn3) Bagian terbawah : kepala rn4) Penurunan bagian bawah : HII-IIIrn5) Kulit ketuban : utuh dan melekat (+)rnj. His : 3x dalam 10 menit, lama 35 detikrnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala sudah masuk panggul, inpartu kala I fase laten, dengan anemia ringanrn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnMemberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik, dan ibu dalam masa persalinan yaitu pembukaan 2 cmrnEvaluasi: ibu senang mendengar hasil pemeriksaan karena sebentar lagi akan bersalinrn2. Anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam bila ada kenceng-kencengrnMengajurkan ibu untuk menarik nafas panjang bila ada kenceng-kenceng untuk mengurangi rasa nyerirnEvaluasi: ibu bersedia mengikuti saran yang telah diberikanrn3. Anjurkan ibu untuk jalan-jalan bila masih bisarnMenganjurkan ibu untuk jalan-jalan dahulu bila masih bisa, karena untuk mempercepat penurunan kepala bayirnEvaluasi: ibu mengatakan masih bisa jalan-jalan dan ibu bersedia untuk jalan-jalan dahulurn4. Bantu ibu untuk makan atau minum bila tidak kencengrnMembantu ibu untuk makan atau minum bila tidak kenceng, Karena untuk tenaga saat ibu mengejanrnEvaluasi: ibu bersedia untuk minum teh manisrn5. Pantau His, DJJ, Nadi setiap 30 menit. Tekanan darah, Pembukaan, Penurunan kepala setiap 4 jam serta Suhu setiap 2 jam sekalirnMemantau His, DJJ, Nadi setiap 30 menit. Tekanan darah, Pembukaan, Penurunan kepala setiap 4 jam serta Suhu setiap 2 jam sekalirnEvaluasi: rna. Jam 10.45 WIB: His 3x dalam 10 menit lama 35 detik, DJJ 136 x/menit, Nadi 86 x/menitrnb. Jam 11.15 WIB: His 3x dalam 10 menit lama 45 detik, DJJ 139 x/menit, Nadi 88 x/menit, Blood slym bertambah banyak.rnc. Jam 11.45 WIB: His 3x dalam 10 menit lama 45 detik, DJJ 137 x/menit, ibu BAK ± 15 ccrnd. Jam 12.00 WIB ibu mengatakan seperti ingin BAB dan sakitnya mulai bertambah.rn6. Lakukan pemeriksaan dalamrnJam 12.00 WIB melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa pembukaan, kulit ketuban, penurunan kepala bayi, dan efficementrnEvaluasi: hasil VT pembukaan 6 cm, kulit ketuban utuh (+), penurunan kepala bayi HIII+, effacement 75%.rnrnKala I Fase Aktif ( Tanggal 17 Mei 2012/Jam 12.00 WIB)rnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu merasa ingin seperti BAB dan sakitnya semakin bertambahrnrnB. DATA OBYEKTIFrnHasil VT pembukaan 6 cm, kulit ketuban utuh (+), penurunan kepala bayi HIII+, effacement 75%. His 4x dalam 10 menit lama 40 detik, DJJ: 138 x/menit, nadi: 82 x/menit.rnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala sudah masuk panggul, inpartu kala I fase aktif, dengan anemia ringanrn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnrnD. PLANNINGrn1. Jam 12.15 WIB sampai jam 14.15 WIBrna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnMemberitahu ibu hasl pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik, dan ibu dalam masa persalinan yaitu pembukaan 6 cmrnEvaluasi: ibu senang mendengar hasil kemajuan persalinannyarnb. Anjurkan untuk tidur miring ke kirirnMenganjurkan ibu untuk miring ke kiri atau bila masih sanggup jalan-jalan dulu untuk mempercepat proses persalinanrnEvaluasi: ibu bersedia untuk jalan-jalanrnc. Bantu ibu untuk makan dan minum bila tidak kencengrnMembantu ibu untuk makan dan minum bila tidak kenceng karena untuk tenaga saat mengejanrnEvaluasi: ibu bersedia makan sedikit dan minum teh manisrnd. Siapkan partus set, pakaian ibu, pakaian bayi, tempatrnMenyiapkan partus set (setengah kocher, klem 2, gunting episiotomy, gunting tali pusat, benang tali pusat, sarung tangan steril), pakaian ibu (jarik 2, pakaian ganti, pembalut, gurita ibu), pakaian bayi (popok, baju bayi, bedong), tempat (tempat tidur dengan pengalas, tempat sampah, tempat pakaian kotor, tempat plasenta)rnEvaluasi: peralatan dan perlengkapan telah disiapkanrne. Pantau His, DJJ, Nadi, tekanan darah, dan kemajuan persalinanrnMemantau His, DJJ, Nadi setiap 30 menit. Tekanan darah, Pembukaan, Penurunan kepala setiap 4 jam rnEvaluasi:rn1) Jam 12.45 WIB: His 4x dalam 10 menit lama 40 detik, DJJ 137 x/menit, Nadi 84 x/menit, ibu tidak sanggup untuk berjalan lagi, ibu tidur dalam posisi miring kirirn2) Jam 13.15 WIB: His 4x dalam 10 menit lama 45 detik, DJJ 136 x/menit, Nadi 86 x/menit, TD 100/70 mmHgrn3) Jam 13.45 WIB: His 4x dalam 10 menit lama 50 detik, DJJ 136 x/menit, Nadi 88 x/menitrn4) Jam 14.15 WIB ibu mengatakan ingin BAB dan ingin mengejan, ibu mengatakan air ketuban keluar, anus mulai mengembang, vulva membuka, perineum tampak menonjolrn2. Cek kembali kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan untuk pertolongan persalinanrnJam 14.15 WIB memastikan kelengkapan alat, bahan, dan obat-obatan yaitu oksitosin 10 unit dan meletakkan dalam bak instrumentrnEvaluasi: alat, bahan dan obat-obatan telah lengkaprn3. Pastikan pembukaan lengkap dan periksa DJJrnJam 14.15 WIB melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap dan memeriksa DJJrnEvaluasi: hasil pemeriksaan dalam pembukaan lengkap, kulit ketuban pecah (-), penurunan kepala janin H IV, DJJ 142 x/menitrnKala II (Tanggal 17 Mei 2012/Jam 14.15 WIB)rnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu merasa ingin seperti BAB, ingin mengejan, dan ibu merasakan ada yang keluar dari jalan lahirrnrnB. DATA OBYEKTIFrnAnus mulai mengembang, vulva membuka, perineum tampak menonjol, hasil pemeriksaan dalam pembukaan lengkap, kulit ketuban pecah (-), penurunan kepala janin H IV, DJJ 142 x/menitrnrnC. ASSESMENTrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, puki, preskep, kepala sudah masuk panggul, inpartu kala II, dengan anemia ringanrnrnD. PLANNINGrn1. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnMemberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap, ibu bisa mengejan bila ada kenceng.rn2. Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneranrnMemberitahu pada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu boleh mengejan dan membantu ibu mengambil posisi persalinan yang nyaman sesuai keinginan ibu serta membimbing ibu untuk mengejan bila ada kenceng dan menyarankan ibu untuk istirahat bila tidak kenceng dengan minum atau makan sedikit-sedikit supaya tidak lemasrnEvaluasi: ibu dalam posisi setengah duduk, ibu minum teh manis bila tidak kenceng, dan ibu mengejan dengan efektif. Kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulvarn3. Siapkan pertolongan kelahiran bayirnMeletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi, meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu, membuka partus set dan kembali mengeceknya, memakai sarung tanganrnEvaluasi: handuk dan kain bersih telah terpasangrn4. Lakukan pertolongan kelahiran bayirna. Lahirkan kepalarn1) Menahan perineum dengan tangan kanan yang dilapisi kain bersih untuk mencegah robekan perineum dan tangan kiri menahan kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal serta menganjurkan ibu untuk tetap mengejan perlahan.rnEvaluasi: kepala lahirrn2) Melakukan pemeriksaan kemungkinan ada lilitan tali pusatrnEvaluasi: tidak ada lilitan tali pusatrn3) Menunggu putaran paksi luarrnEvaluasi: kepala sudah melakukan putaran paksi luarrnb. Lahirkan bahurnDengan biparietal anjurkan ibu untuk mengejan dan dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal untuk melahirkan bahu depan, setelah ibu gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.rnEvaluasi: bahu depan dan belakang telah lahirrnc. Lahirkan badan dan tungkairn1) Melakukan sangga susur dengan tangan kanan menyangga kepala dan tangan kiri menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atasrn2) Melakukan penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Memegang kedua mata kakirnEvaluasi: Jam 14.30 WIB bayi lahir spontanrnd. Melakukan penilaian selintasrnEvaluasi: bayi menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahanrnrnKala III (Tanggal 17 Mei 2012, Jam 14.30 WIB)rnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan masih merasa mulesrnrnB. DATA OBYEKTIFrnBayi lahir spontan, langsung menangis, warna kulit kemerahanrnrnrnC. ASSESMENTrnNy. R, G4P3A0, 39 tahun, hamil 40 minggu, inpartu kala III, dengan anemia ringanrnrnD. PLANNINGrn1. Melakukan manajemen aktif kala IIIrna. Melakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin lagirnEvaluasi: tidak ada janin lagirnb. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik untuk mencegah perdarahanrnEvaluasi: ibu bersedia untuk disuntikrnc. Menyuntikan oksitosin 10 unit/ IM di 1/3 paha atas bagian distal lateralrnEvaluasi: oksitosin telah disuntikanrnd. Memindahkan klem sampai 5-6 cm di depan vulvarne. Meletakan tangan kiri di atas simfisis dan tangan kanan memegang tali pusatrnf. Menegangkan tali pusat ke bawah bila uterus berkontraksi dan tangan kiri melakukan dorso-kranial secara hati-hatirnEvaluasi: ada tanda-tanda pelepasan plasenta (tali pusat bertambah panjang, ada semburan darah tiba-tiba, uterus globuler)rng. Mengeluarkan plasentarn1) Melakukan penegangan dan dorong dorso-kranial hingga plasenta lepas, dan meminta ibu sedikit mengejan sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke atas.rnEvaluasi: plasenta tampak di depan vulvarn2) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan sampai plasenta lahir dan memilin selaput ketubannyarnEvaluasi: Jam 14.37 WIB plasenta lahir spontanrnh. Memasase uterus segera setelah plasenta lahir selama 15 detik, hingga uterus berkontraksirnEvaluasi: kontraksi uterus baikrn2. Nilai perdarahanrna. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban kemudian meletakan plasenta dalam tempat plasentarnEvaluasi: plasenta dan selaput ketuban lengkap, insersi tali pusat sentralis, dan plasenta telah di masukan ke dalam tempat plasentarnb. Memeriksa kemungkinan adanya laserasi jalan lahirrnEvaluasi: laserasi derajad 1 hanya lecet pada kulit perineum (tidak dijahit)rnrnrnrnrnKala IV (Tanggal 17 Mei 2012, Jam 14.40 WIB)rnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu merasa masih mules dan masih merasa lemas, ibu merasa lega karena sudah melahirkan bayinya.rnrnB. DATA OBYEKTIFrnPlasenta lahir spontan, plasenta dan selaput ketuban lengkap, insersi tali pusat sentralis, dan plasenta telah di masukan ke dalam tempat plasenta, kontraksi uterus baik, ada laserasi derajad 1.rnrnC. ASSESMENTrnDiagnosa AktualrnNy. R, P4A0, 39 tahun, inpartu kala IV rnrnD. PLANNINGrn1. Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahanrnEvaluasi: kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahanrn2. Ajarkan ibu dan keluarga cara memasase uterus dan menilai konraksirnMengajarkan ibu dan keluarga cara memasase rahim dan mempertahankan rahim tetap keras.rnEvaluasi: ibu paham dan akan memasase rahimnyarn3. Lakukan evaluasirna. Evaluasi jumlah kehilangan darahrnEvaluasi: ±50 ccrnb. Melanjutkan pemantauan kontraksi, TFU, kandung kemih, tekanan darah dan nadi setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama pasca persalinan.rnEvaluasi: rnJam 14.50 WIB: kontrasi baik, TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 37°C, perdarahan tidak ada.rnJam 15.05 WIB: kontraksi baik, TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, TD 100/70 mmHg, nadi 78 x/menit, perdarahan tidak ada.rnJam 15.20 WIB: kontraksi baik, TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, TD 100/70 mmHg, nadi 80 x/menit, perdarahan tidak ada.rnJam 15.35 WIB: kontraksi baik, TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, TD 100/70 mmHg, nadi 76 x/menit, perdarahan tidak ada.rnJam 16.05 WIB: kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, TD 100/60 mmHg, nadi 78 x/menit, suhu 37°C, perdarahan tidak ada.rnJam 16.35 WIB: kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, TD 100/60 mmHg, nadi 78 x/menit, perdarahan tidak ada.rn4. Bersihkan alat, ibu dan tempat.rna. Merendam semua peralatan yang telah digunakan kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, kemudian dicuci dan dibilas bersih.rnb. Membersihkan ibu dengan air DTT dan membantu ibu untuk memaki pakaianrnc. Membantu ibu untuk menyusui bayinyarnEvaluasi: bayi bisa menyusu dengan kuatrnd. Pastikan ibu telah nyaman dan bersihkan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%rnEvaluasi: ibu dalam keadaan nyamanrne. Lepas sarung tangan dan rendam dalam klorin 0,5% kemudian cuci tangan.rn5. Lengkapi dokumentasi di partografrnJam 16.35 WIB melengkapi dokumentasi di partografrnEvaluasi: partograf lengkaprn6. Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAKrnMenganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK karena bisa menyebabkan perdarahan.rnEvaluasi: ibu mengerti dan tidak akan menahan BAKrn7. Anjurkan ibu untuk mobilisasirnMenganjurkan ibu untuk miring kanan-kiri bila tidak pusing, latihan duduk bila tidak pusing untuk jalan ke kamar mandi untuk BAK.rnEvaluasi: ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang telah diberikanrn8. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI sajarnMenganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI saja sesering mungkin untuk mempercepat kembalinya rahim kebentuk semula.rnEvaluasi: ibu mengerti dan akan mengikuti saran yang telah diberikanrnrnrnAsuhan Kebidanan IXrnKunjungan pasien ulang ke-9rnTanggal : 17 Mei 2012rnJam : 19.30 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu masih merasa lemas, ibu masih merasa kenceng tapi tidak seperti setelah persalinan, ibu sudah ke kamar mandi untuk BAK, darah yang keluar seperti menstruasi biasa yaitu ibu sudah ganti pembalut dari setelah persalinan hingga sekarang adalah 2x.rnrnrnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. TD : 100/70 mmHgrnd. Nadi : 82 x/menitrne. Suhu : 36°Crnf. Respirasi : 18 x/menitrn2. Status Obtetrirna. Muka : tidak pucat, tidak ada kloasmarnb. Payudara : ASI sudah keluarrnc. Abdomen : TFU teraba di 2 jari di bawah pusat dan simfisisrnd. Genetalia : lochea rubra, PPV sedikitrne. Ekstremitas bawah : tidak bengkak, tidak panas, tidak merah pada bagian betisrnrnC. ASSESMENTrnDiagnosa AktualrnNy. R, P4A0, 39 tahun, nifas normal 5 jam pertama post partumrnrnrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu tentang tanda bahaya masa nifasrnc. Anjurkan keluarga untuk selalu mendukung ibu dalam merawat bayinyarnd. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan tidak berpantang makanrne. Anjurkan ibu untuk istirahat cukuprn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada Ny. R dari jam 19.30-20.00 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu saat ini baik dan hasil pemeriksaan semuanya dalam batas normal.rnEvaluasi: ibu senang dengan hasil pemeriksaan dan ibu terlihat lebih segar.rnb. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, yaitu: bahwa macam-macam tanda bahaya pada masa nifas adalah sebagai berikut:rn1) Perdarahan dari jalan lahir yang banyak, bila diukur dengan pembalut yaitu 2 pembalut penuh dalam waktu setengah jam.rn2) Pengeluaran dari jalan lahir yang berbau busukrn3) Rasa sakit di daerah bawah perut atau punggungrn4) Sakit kepala, nyeri ulu hati, atau bila terjadi gangguan penglihatanrn5) Bengkak pada wajah dan di tanganrn6) Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih atau jika tidak merasa enak badanrn7) Payudara berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakitrn8) Kehilangan nafsu makan yang terlalu lamarn9) Rasa sakit/ nyeri, kemerahan, panas, disertai daerah area yang keras pada betisrn10) Perasaan sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendirirn11) Perasaan sangat letih atau nafas terengah-engahrnBila ibu mendapati salah satu dari tanda-tanda diatas segera datang ke tempat tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan.rnEvaluasi: ibu paham dan mampu mengulangi penjelasan yang telah dijelaskan meliputi macam-macam tanda bahaya masa nifas dab cara mengatasinya.rnc. Meminta keluarga untuk selalu mendukung ibu dalam merawat bayinya.rnEvaluasi: keluarga ibu selalu mendukung dengan menemani ibu untuk merawat bayinya. Suami membantu menggantikan popok bayi jika bayi BAK.rnd. Menganjurkan ibu makan makanan bergizi dan anjurkan untuk melanjutkan tidak berpantang makan. Memotivasi keluarga agar membantu ibu tidak berpantang makan.rnEvaluasi: keluarga ibu bersedia membantu untuk memantau ibu agar tidak berpantang makan.rne. Anjurkan ibu istirahat cukup dan menganjurkan suami serta keluarga agar ibu bisa istirahat cukup. Memberikan saran kepada ibu agar bila bayinya istirahat meminta ibu juga istirahat agar kondisia baik.rnEvaluasi: ibu akan mengikuti saran yang diberikanrnrnrnAsuhan Kebidanan XrnKunjungan pasien ulang ke-10rnTanggal : 20 Mei 2012rnJam : 15.30 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan saat ini tidak ada keluhan yang ibu rasakan saat ini, ibu masih meminum obat dari bidan dan belum meminum jamu, darah yang keluar masih merah tapi sedikit, tidak seperti hari pertama dan hari kedua, dan sampai saat ini tidak ada masalah dengan menyusui bayinyarnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. BB : 45 kgrnd. TD : 100/70 mmHgrne. Nadi : 80 x/menitrnf. Suhu : 36,2°Crng. Respirasi : 20 x/menitrn2. Status Obtetrirna. Muka : tidak pucat, tidak ada kloasmarnb. Payudara : putting menonjol, ASI sudah keluarrnc. Abdomen : TFU teraba di pertengahan pusat dan simfisisrnd. Genetalia : tidak ada tanda-tanda infeksi, lochea rubra, PPV sedikitrne. Ekstremitas bawah : tidak bengkak, tidak panas, tidak merah pada bagian betisrnf. Hb : 9,8 gr%rnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, 39 tahun, nifas normal 3 hari, dengan anemia ringanrnrn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu tentang ASI Eksklusifrnc. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan nutrisinyarn2. ImplementasirnMemberikan intervensi dari jam 15.45-16.00 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu saat ini dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu terlihat senang mendengar hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kedaan baik.rnb. Memberitahu ibu tentang ASI Eksklusif, yaitu: bahwa ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada bayi selama 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun kecuali vitamin, obat-obatan dan mineral.rnManfaat ASI diantaranya: sebagai nutrisi yang pas bagi bayi, sebagai daya tahan tubuh bayi, meningkatkan kecerdasan anak, meningkatkan jalinan kasih sayang, menghemat biaya.rnZat yang terkandung dalam ASI sangat menguntungkan bagi bayi yaitu zat yang menghambat bakteri jahat dalam tubuh bayi, mengikat zat besi pada ASI, zat anti alergi, zat kekebalan untuk bayi.rnASI sendiri ada 3 macam: ASI awal yang banyak sekali manfaatnya bagi bayi (hari 1-3), kemudian ASI pertengahan (hari 4-10), dan ASI matang (hari 10-seterusnya).rnCara untuk memperbanyak ASI diantaranya yaitu: susui bayi minimal 2 jam sekali, makan makanan yang bergizi, susui bayi di tempat yang nyaman dan minulah setiap kali menyusui.rnCara untuk memerah ASI dengan tangan yaitu: cuci tangan, siapkan cangkir tertutup yang sudah dicuci dengan air mendidih, kompres payudara dengan air hangat kemudian diurut dari pangkal ke ujung, dengan ibu jari di atas dan jari telunjuk di atas tekan pada daerah kalang (hitam-hitam) dengan tekan-peras-lepas diulang sampai ib merasa sudah kosong pada kedua payudaranya, kemudian simpan di lemari es.rnPada udara bebas ASI perah dapat bertahan hingga 6-8 jam, di lemari es 24 jam, di lemari beku bisa sampai 6 bulan.rn Evaluasi: ibu paham dengan yang telah dijelaskan dan ibu mengatakan akan berusaha untuk menerapkan ASI Eksklusif bila bayi tidak rewel.rnrnrnAsuhan Kebidanan XIrnKunjungan pasien ulang ke-11rnTanggal : 23 Mei 2012rnJam : 15.30 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan saat ini tidak ada keluhan dan tidak berpantang makan, ibu kurang istirahat karena bayinya rewel pada malam hari, ibu senang dengan kelahiran anak perempuannya ini, setelah melahirkan nafsu makan ibu bertambah, sampai saat ini tidak ada masalah dengan menyusui bayinya.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. BB : 45 kgrnd. TD : 100/70 mmHgrne. Nadi : 80 x/menitrnf. Suhu : 36°Crng. Respirasi : 20 x/menitrnrn2. Status Obtetrirna. Muka : tidak pucat, tidak ada kloasmarnb. Payudara : puting menonjol, ASI sudah keluarrnc. Abdomen : TFU teraba di pertengahan pusat dan simfisisrnd. Genetalia : tidak ada tanda-tanda infeksi, lochea sanguenolenta, PPV sedikitrne. Ekstremitas bawah : tidak bengkak, tidak panas, tidak merah pada bagian betisrnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa actualrnNy. R, P4A0, 39 tahun, nifas normal 6 hari, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu tentang pola istirahatrnc. Beritahu ibu untuk kunjungan berikutnyarn2. Implementasi rnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.40 WIB sampai jam 16.00 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan bayinya dalam keadaan sehat.rnEvaluasi: ibu senang mendengar hasil pemeriksaan karena ibu dan bayinya dalam keadaan sehat.rnb. Memberitahu ibu tentang pola istirahat yang cukup bagi ibu. Apabila pada malam hari ibu tidak bisa tidur, maka cukupi tidur di siang hari agar kebutuhan istirahatnya terpenuhi.rnEvaluasi: ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang telah diberikan.rnc. Memberitahu ibu bahwa kunjungan berikutnya yaitu 1 minggu yang akan datang.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk kunjungan berikutnya.rnrnrnAsuhan Kebidanan XIIrnKunjungan pasien ulang ke-12rnTanggal : 3 Juni 2012rnJam : 10.00 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnSaat ini ibu tidak ada keluhan dan tidak berpantang makan, sekarang istirahat ibu terpenuhi, tidak seperti pada minggu pertama setelah melahirkan, tidak ada masalah dengan menyusui bayinya, saat ini cairan yang keluar dari jalan lahirnya sudah tidak berwarna (seperti keputihan), tapi ibu mengatakan baru saja dipijat oleh dukun bayi sehingga darah keluar lagi dengan warna kehitaman tetapi sedikit.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. BB : 46 kgrnd. TD : 100/70 mmHgrne. Nadi : 78 x/menitrnf. Suhu : 36°Crng. Respirasi : 20 x/menitrn2. Status Obtetrirna. Muka : tidak pucat, tidak ada kloasmarnb. Payudara : puting menonjol, ASI sudah keluar banyakrnc. Abdomen : TFU sudah tidak terabarnd. Genetalia : tidak ada tanda-tanda infeksi, lochea sanguenolenta, PPV sedikitrne. Ekstremitas bawah : tidak bengkak, tidak panas, tidak merah pada bagian betisrnf. Hb : 9,8 gr%rnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, P4A0, 39 tahun, nifas normal 2 minggu, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan istirahat dan nutrisinyarnc. Beritahu ibu untuk kunjungan berikutnyarn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 10.15 WIB sampai jam 10.30 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan bayinya saat ini dalam keadaaan sehat.rnEvaluasi: ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan ini.rnb. Menganjurkan ibu untuk selalu mencukupi kebutuhan istirahat dan nutrisinya.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan.rnc. Memberitahu ibu untuk kunjungan berikutnya yaitu ± 1 bulan lagi.rnEvaluasi: ibu mengerti dan bersedia untuk kunjungan berikutnyarnrnAsuhan Kebidanan XIIIrnKunjungan pasien ulang ke-13rnTanggal : 28 Juni 2012rnJam : 15.15 WIBrnTempat : Rumah pasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnAkhir-akhir ini ibu sangat sibuk karena kegiatan di luar rumah dan menyebabkan ibu kelelahan dan kurang istirahat, ibu tidak berpantang makan, sampai saat ini tidak ada masalah dalam menyusui bayinya, cairan yang keluar dari jalan lahir sudah tidak ada lagi seperti keputihan biasa. Ibu mengatakan ingin KB suntik tetapi menunggu suaminya pulang.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. BB : 46 kgrnd. TD : 110/70 mmHgrne. Nadi : 80 x/menitrnf. Suhu : 36°Crng. Respirasi : 18 x/menitrnrn2. Status Obtetrirna. Muka : tidak pucat, tidak ada kloasmarnb. Payudara : puting tidak lecet, ASI keluar banyakrnc. Abdomen : TFU sudah tidak teraba lagi rnd. Genetalia : tidak dikajirne. Ekstremitas bawah : tidak bengkak, tidak panas, tidak merah pada bagian betisrnf. Hb : 9,8 gr%rnrnC. ASSESMENTrn1. Diagnosa AktualrnNy. R, P4A0, 39 tahun, nifas normal 6 minggu, dengan anemia ringan.rn2. Diagnosa Potensialrnanemia sedangrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Anjurkan ibu untuk menghentikan kehamilannyarnc. Anjurkan untuk selalu menjaga kesehatan iburn2. ImplementasirnMemberikan intervensi pada Ny. R dari jam 15.30 WIB sampai jam 15.45 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa saat ini ibu maupun bayi ibu dalam keadaan sehat.rnEvaluasi: ibu sudah tahu tentang keadaan ibu dan bayinya sekarangrnb. Menganjurkan ibu untuk menghentikan kehamilannya, karena di usia ibu yang sudah tua, dan juga jumlah anak yang cukup banyak akan berisiko untuk terjadinya masalah pada kehamilan yang akan datang. Bila perlu ibu menggunakan KB mantap seperti steril supaya tidak lupa dan tidak mengganggu kesehatanya juga, dengan persetujuan suaminya juga.rnEvaluasi: ibu mengatakan tidak mau hamil lagi, dan akan ikut KB suntik bila suaminya pulang.rnc. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kesehatan ibu agar tetap sehat untuk merawat anaknyarnEvaluasi: ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kesehatannyarnrnrnrnrnrnrnrnrnrnASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NEONATUSrnBAYI NY. RrnrnKunjungan IrnTanggal : 17 Mei 2012rnJam : 14.30 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan lega dan senang dengan kelahiran anaknya ini dengan lancar dan mengucapkan “Alhamdulillah”.rnrnB. DATA OBYEKTIFrnBayi lahir spontan jam 14.30 WIB, langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin ♀.rnrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi baru lahir normal, masa reaktif IrnrnD. PLANNINGrnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 14.30 WIB sampai jam 16.35 WIB, antara lain sebagai berikut:rn1. Lakukan penanganan bayi baru lahirrna. Mengeringkan tubuh bayi dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, serta mengganti handuk basah dengan yang keringrnEvaluasi: bayi sudah bersih dan handuk telah diganti dengan kain bersihrnb. Melakukan penjepitan, pemotongan, dan pengikatan tali pusat serta membungkusnya dengan kassa keringrnEvaluasi: tali pusat telah dibungkus dengan kassa keringrnc. Meletakan bayi tengkurap di dada ibu dengan skin to skin dan kepala bayi terletak di antara payudara iburnd. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memakaikan topi pada bayirnEvaluasi: bayi di atas dada ibu dan telah diselimutirn2. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jamrnMembiarkan bayi berada di dada ibu sampai 1 jamrnEvaluasi: Jam 15.15 WIB ibu menginginkan anaknya diangkat karena takut bayinya jatuh atau kedinginan dan bayi belum bisa menyusurnrnrnrnrnrnKunjungan IIrnTanggal : 17 Mei 2012rnJam : 15.00 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan baik, ibu takut bayinya terjatuh.rnrnB. DATA OBYEKTIFrnBayi menangis kuat, tonus otot baik, warna kullit kemerahan, menyusu dengan baikrnrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi baru lahir normal, masa intervalrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Jaga kehangatan bayirnb. Lakukan lakukan asuhan bayi baru lahir 1 jam pertamarn1) Lakukan antropometrirn2) Berikan salep mata pada kedua mata bayirn3) Suntikkan imunisasi HB 0rn4) Berikan bayi kepada ibu untuk disusuirn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 15.00 WIB sampai jam 16.30 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Jaga kehangatan dengan selimuti bayi dengan kain kering dan bersihrnMenjaga kehangatan bayi dengan kain kering dan bersihrnEvaluasi: bayi terlihat tenang, dan menyusu dengan baik.rnb. Lakukan asuhan bayi baru lahir 1 jam pertamarn1) Menimbang, mengukur panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada dan mencolok anus dengan termometerrnEvaluasi: BB: 3.300 gram, PB: 49cm, LK: 34cm, LD: 35cm, anus (+), suhu 37°C.rn2) Memberikan salep mata pada kedua mata bayi dari arah luar ke dalamrnEvaluasi: salep mata telah dioleskan pada kedua mata bayirn3) Suntikan imunisasi Hepatitis B rnEvaluasi: Jam 15.45 WIB imunisasi Hepatitis B telah disuntikan dipaha kanan anterolateralrnc. Letakkan bayi di dekat ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan dan jaga kehangatan.rnMeletakkan bayi di dekat ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan dan jaga kehangatan bayi.rnEvaluasi: bayi dalam keadaan dibedongrnKunjungan IIIrnTanggal : 17 Mei 2012rnJam : 19.30 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK, ibu mengatakan bayinya tidak rewel.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. Nadi : 118 x/menit (radialis)rnd. Suhu : 36,8°Crne. Pernafasan : 42 x/menitrnf. BB : 3300 gramrn2. Pemeriksaan Fisikrna. Kepala : ubun-ubun datar, kulit bersih, tidak ada pembengkakanrnb. Telinga : simetris, bersih, tidak ada cairan yang keluarrnc. Mata : simetris, tidak ada cairan atau nanah yang keluarrnd. Hidung : tidak ada fraktur, septum di tengah, tidak ada cairan yang keluarrne. Mulut : bibir lembab, tidak ada labioskisis, langit-langit bersihrnf. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularisrng. Ekstremitas Atas : tidak ada fraktur, kulit kemerahan, teraba hangat, turgor kulit baik, reflek menggenggam positifrnh. Dada : pernafasan teratur, tidak ada benjolanrni. Abdomen : tidak ada massa, tali pusat masih basah, tidak ada perdarahan, tidak ada bau busukrnj. Punggung : tidak ada cekunganrnk. Genetalia : ada labia minora, tidak ada secret yang keluarrnl. Anus : ada lubang anusrnm. Ekstremitas Bawah : tidak fraktur, reflek babynsky positif, warna kulit kemerahanrn3. Reflek-reflekrna. Moro Reflex : baikrnb. Rooting Reflex : baikrnc. Reflek menghisap : baikrnd. Reflek Menelan : baikrne. Babynsky Reflex : baikrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi baru lahir normal, masa reaktif IIrnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Anjurkan ibu untu selalu menjaga kehangatan bayirnc. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga lingkungan bayirnd. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinyarn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 19.30 WIB sampai jam 20.00 WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayi Ny. RrnMemberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini bayinya dalam keadaan baik.rnEvaluasi: ibu sudah tahu keadaan bayinya sekarang.rnb. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinyarnMenganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya agar tidak kedinginan.rnEvaluasi: ibu mengerti dan bayinya dalam keadaan dibedong.rnc. Anjurkan ibu untuk menjaga lingkungan bayi agar tetap kering dan bersih.rnMenganjurkan ibu untuk menjaga lingkungan bayi agar tetap kering dan bersih agar bayi tidak mudah iritasi.rnEvaluasi: ibu mengerti dan ibu akan mengganti popok bayi bila bayi ngompol.rnd. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinyarnMenganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya dengan teratur ± 2jam sekali.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk menyusi bayinya secara rutin.rnrnrnKunjungan IVrnTanggal : 20 Mei 2012rnJam : 15.30 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan anaknya panas 2 hari ini, bayinya masih disusui dengan ASI saja dan bayi menyusu ± 2-3 jam sekali, ibu mengatakan BAB bayi masih berwarna kehijauan.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. Nadi : 120 x/menit (radialis)rnd. Suhu : 37,1°Crne. Pernafasan : 42 x/menitrnf. BB : 3500 gramrn2. Pemeriksaan Fisikrna. Abdomen : tidak ada massa, tali pusat masih basah, tidak ada perdarahan, tidak ada bau busukrnb. Genetalia : tidak ada secret yang keluar, tidak ada iritasi pada kulit kelaminrnrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi normal 3 harirnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu tentang keluhan ibu pada bayinyarnc. Beritahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahirrnd. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga lingkungan bayirne. Anjurkann ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering mungkinrn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 15.45 -16.00WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayinya, bahwa saat ini bayinya dalam keadaan sehat, suhu bayi adalah 37,1°C dan masih dalam batas normal.rnEvaluasi: ibu sudah tahu hasil pemeriksaan pada bayinya sekarang dan ibu terlihat lega mendengar hasil pemeriksaannya.rnb. Memberitahu ibu tentang keluhan ibu pada bayinya, bahwa saat ini bayinya dalam keadaan sehat dan suhu bayi masih dalam batas normal yaitu 37°C, jadi ibu tidak perlu khawatir. Panas pada bayi dapat disebabkan karena kurang minum, jadi susui bayi sesering mungkin minimal 2 jam sekali.rnEvaluasi: ibu terlihat lega dengan informasi ini, dan ibu akan menyusui bayinya.rnc. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu: bahwa tanda bahaya pada bayi baru lahir ada beberapa macam, yaitu:rn1) Warna kulit bayi biru, kuning atau pucatrn2) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menitrn3) Kehangatan, suhu badan terlalu panas (>38°C) atau dingin (36°C)rn4) Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, dan rewelrn5) Muntah berlebihan, kejang atau tangisan yang tidak biasarn6) Tali pusat berwarna merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk atau berdarahrn7) Tidak buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir atau tidak buang air besar dalam 3 harirn8) Adanya tanda-tanda infeksi: merah, bengkak, bernanah, bau busuk, pernafasan sulitrnApabila ibu mendapati salah satu diantara tanda bahaya diatas, maka segera bawa bayi ke tempat tenaga kesehatan terdekat untuk ditangani.rnEvaluasi: ibu mengerti dan bisa mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan yaitu macam-macam tanda bahaya dan cara mengatasinya.rnd. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dan kebersihan bayi agar bayi ibu tetap sehat.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk selalu memperhatikan kehangatan dan kebersihan bayi.rne. Menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering mungkinrnEvaluasi: ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin.rnrnrnrnrnrnKunjungan VrnTanggal : 23 Mei 2012rnJam : 15.30 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan bayinya masih minum ASI saja dan belum diberi makanan tambahan, dan ibu mengatakan tali pusat bayinya belum lepas.rnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. Nadi : 120 x/menitrnd. Rr : 42 x/menitrne. Suhu : 37.1°Crnf. BB : 3800 gramrn2. Periksaan Fisikrna. Abdomen : tidak ada massa, tali pusat sudah mulai mengering, tidak merah, tidak berbaurnb. Genetalia : tidak ada secret yang keluar, tidak ada iritasi pada kulit kelaminrnrnrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi normal 6 harirnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Beritahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan dan kebersihan lingkungan bayirnc. Beritahu ibu untuk selalu menyusui bayinya dengan ASI saja sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun.rn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 15.40 -16.00WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayinya bahwa saaat ini bayi dalam keadaan sehat.rnEvaluasi: ibu sudah tahu keadaan bayinya sekarang.rnb. Memberitahu ibu untuk untuk selalu menjaga lingkungan bayi agar tetap hangat dan bersih.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikanrnc. Memberitahu ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering mungkin sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun, supaya bayi ibu tetap sehat dan tidak mudah sakit.rnEvaluasi: ibu mngatakan akan mencobanya bia bayi tidak rewel.rnKunjungan VIrnTanggal : 3 Juni 2012rnJam : 10.00 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan bayinya masih minum ASI saja dan belum diberi makanan tambahan, tali pusat bayi sudah lepas pada hari ke 8 setelah persalinan, ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. Nadi : 118 x/menitrnd. Rr : 40 x/menitrne. Suhu : 36,9°Crnf. BB : 4000 gramrn2. Pemeriksaan Fisikrna. Abdomen : tidak ada massa, tali pusat sudah lepas, tidak berbau, dan kering.rnb. Genetalia : tidak ada secret yang keluar, tidak ada iritasi pada kulit kelaminrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi normal 2 minggurnrnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayirnc. Beritahu ibu untuk mempertahankan ASI Eksklusif sampai 6 bulanrn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 10.15 -10.30WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayinya, bahwa saat ini bayinya dalam keadaan sehat.rnEvaluasi: ibu sudah tahu tentang keadaan bayinya sekarang.rnb. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayi.rnc. Memberitahu ibu untuk mempertahankan ASI Eksklusif sampai 6 bulan supaya bayi selalu sehat dan tidak mudah sakit.rnEvaluasi: ibu mengatakan akan berusaha semampu iburnrnrnrnrnKunjungan VIIrnTanggal : 28 Juni 2012rnJam : 15.15 WIBrnTempat : Rumah PasienrnrnA. DATA SUBYEKTIFrnIbu mengatakan bayinya masih minum ASI tetapi sudah diberi makanan tambahan dengan alasan bayi rewel karena lapar, ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat.rnrnB. DATA OBYEKTIFrn1. Data Umumrna. KU : baikrnb. Kesadaran : composmentisrnc. Nadi : 100 x/menitrnd. Rr : 36 x/menitrne. Suhu : 36,6°Crnf. BB : 4800 gramrn2. Pemeriksaan Fisikrna. Abdomen : tidak ada massa, tidak kembungrnb. Genetalia : tidak ada secret yang keluar, tidak ada iritasi pada kulit kelaminrnrnC. ASSESMENTrnBy. Ny. R, Bayi normal 6 minggurnD. PLANNINGrn1. Intervensirna. Beritahu ibu hasil pemeriksaanrnb. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering mungkinrnc. Beritahu ibu tentang imunisasi bayinyarnd. Anjurkan ibu untuk selalu memperhatikan kesehatan bayinya.rn2. ImplementasirnMelakukan intervensi pada By. Ny. R dari jam 15.30-15.45WIB, antara lain sebagai berikut:rna. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayinya, bahwa saat ini bayinya dalam keadaan sehat.rnEvaluasi: ibu sudah mengetahui keadaan bayinya sekarang.rnb. Menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering mungkin dan selalu menjaga kebersihan ibu maupun bayi. Dari baju, makanan dan tempat tidur bayi.rnEvaluasi: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang telah diberikanrnc. Berikan penyuluhan pada ibu tentang imunisasi, yaitu: Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi agar terhindar dari penyakit tertentu.rnManfaat imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada sekarang, menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat, menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.rnMacam-macam imunisasi adalah: BCG 1x, Hepatitis B 4x, DPT 3x, polio 4x, campak 1x.rnWaktu pemberiannya: BCG 0 – 2 bulan; Hepatitis B 0 – 7 hari, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan; polio 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan; DPT 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan; Campak 9 bulan.rnTempat untuk mendapatkan imunisasi antara lain: Puskesmas, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan Praktik Swasta, Posyandu, Polindes.rnEvaluasi: ibu paham dan mampu mengulangi tentang macam-macam imunisasi dan waktu pemberian imunisasi.rnd. Menganjurkan pada ibu untuk selalu memperhatikan kesehatan bayinya, bila terjadi sesuatu pada bayi segera menghubungi tenaga kesehatan yang terdekat.rnEvaluasi: ibu paham dan akan mengikuti anjuran yang telah diberikan.rnrnrnBAB IVrnPEMBAHASANrnrnSetelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. R selama masa kehamilan, persalinan sampai dengan masa nifas serta asuhan pada bayi dalam masa neonatus yang dilakukan pada tanggal 4 Maret 2012 sampai dengan 28 Juni 2012, ada beberapa hal yang akan penulis uraikan pada BAB pembahasan ini.rn1. Pada masa kehamilan, penulis melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan laboratorium sederhana pada Ny. R. Hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. R adalah seorang ibu hamil 30 minggu, hamil anak keempat, tidak pernah keguguran, serta usia ibu 38 tahun. Di usia ibu 38 tahun, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu maupun janinnya. Secara fisiologis, pada usia lanjut ini biasanya mengalami berbagai masalah ginekologi atau masalah medis mendasar, serta penurunan fungsi dari semua organ-organnya (Holmes 2011, h.159).rnMenurut Detiana (2010, h.60-69) komplikasi kebidanan yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan usia ibu >35 tahun yang pertama adalah hipertensi, karena pada usia ini terjadi penurunan elastisitas arteri (Sudoyo, dkk 2009, h. 900), sehingga kecenderungan terjadi hipertensi. Komplikasi selanjutnya adalah perdarahan yang salah satu pencetus dari perdarahan adalah karena atonia uteri dimana disebabkan oleh karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan mengalami penurunan fungsi kerja dari organ-organ reproduksi sehingga terjadi atonia uteri. Disamping komplikasi untuk ibu, ada komplikasi yang mungkin terjadi pada bayinya juga, yaitu kemungkinan mendapatkan bayi dengan Down Syndrom. Angka kejadian Down Syndrom dikaitkan dengan usia ibu saat kehamilan adalah ibu hamil dengan usia 35-39 tahun= 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup (Judarwanto 2010). Hal ini terjadi karena penurunan produksi hormon seiring dengan bertambahnya usia yang dihasilkan oleh ovarium sehingga sel telur yang dihasilkan tidak sebaik pada usia muda dan bisa terjadi penyimpangan kromosom semasa konsepsi (Detiana 2010, h.60).rnPemeriksaan laboratorium sederhana yang dilakukan pada awal kunjungan, ditemukan kadar Hb Ny. R adalah 9,6 gr%. Menurut Manuaba (2010, h.239), kadar Hb 9,6 gr% termasuk golongan anemia ringan yang berpotensial menjadi anemia sedang bila tidak ditangani secara tepat. Penggolongan anemia sendiri menurut teori adalah sebagai berikut: Hb 11 gr% adalah tidak anemia, Hb 9-10 gr% adalah anemia ringan, Hb 7-8 gr% adalah anemia sedang, dan Hb <7 gr% adalah anemia berat. Wanita hamil pada dasarnya mengalami peningkatan 50% volume plasma yang tidak diimbangi oleh peningkatan produksi massa sel darah merah dan protein plasma sehingga hemodilusi (seolah-olah terjadi penurunan) dalam konsentrasi hemoglobin dan protein plasma (Coad 2006, h.228).rnDiagnosa potensial yang penulis tegakkan pada kasus Ny. R diantaranya perdarahan, persalinan prematur, dan anemia sedang berdasarkan data dasar yang menunjang, sehingga dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. R untuk mencegah terjadinya diagnosa potesial diantaranya menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah perdarahan dan persalinan prematur, menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas berat untuk mencegah perdarahan dan prematur, menganjurkan ibu untuk periksa kehamilan secara rutin, pantau kesejahteraan janin, memberikan penyuluhan tentang anemia dalam kehamilan dan berikan tablet penambah darah untuk mengatasi anemia. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. R pada masa kehamilan, maka pada usia kehamilan 30 minggu sampai dengan 40 minggu tidak terjadi diagnose potensial, dan kehamilan Ny. R berjalan dengan normal. rn2. Pada masa persalinan, penulis melakukan pemantauan pada Ny. R dari kala I sampai kala IV. Pada kala I penulis melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan dalam, dengan hasil antara lain: Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi: 83 x/mnt, Suhu: 36,5°C, Respirasi: 22 x/mnt. Penulis melakukan pemeriksaan dalam saat kala 1 yaitu pada jam 10.00 WIB dengan pembukaan 2 cm, jam 12.00 WIB pembukaan 6 cm, dan jam 14.15 WIB dengan pembukaan lengkap. Pemeriksaan dalam tidak dilakukan empat jam sekali karena menurut keterangan ibu sudah tidak kuat dan seperti ingin BAB. Atas indikasi tersebut maka dilakukan memeriksaan dalam, sedangkan menurut Manuaba (2010, h.177) pemeriksaan dalam dilakukan berdasarkan indikasi sehingga dapat menghindari infeksi. Indikasi pemeriksaan dalam adalah ketuban pecah sebelum waktunya, untuk mengevaluasi pembukaan, terjadi indikasi untuk menyelesaikan persalinan atau rencana melakukan rujukan, petunjuk partograf WHO setiap 4 jam. Penulis mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada partograf, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemajuan persalinan. Setelah dilakukan pemantauan kemajuan persalinan, maka Ny. R tidak mengalami masalah pada kala I.rnPada kala II, dilakukan pertolongan persalinan secara spontan. Persalinan spontan yaitu persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri (Manuaba 2010, h.164) sesuai dengan kewenangan bidan. Setelah dilakukan pertolongan persalinan pada Ny. R, maka pada kala II berjalan dengan lancar dan bayi lahir secara spontan tanpa ada penyulit dalam persalinan. Setelah bayi lahir, dilakukan manajemen aktif kala III. Pada kala III, dilakukan sesuai dengan teori yaitu pengawasan terhadap perdarahan, memperhatikan tanda pelepasan plasenta, dan melakukan pertolongan pengeluaran plasenta (Manuaba 2010, h.189). Plasenta lahir 7 menit setelah bayi lahir. Kala III berjalan dengan lancar.rnPada pemantauan kala IV dilakukan sesuai dengan teori (JNPK-KR 2008, h.63) yaitu pemantauan kontraksi, TFU, kandung kemih, tekanan darah dan nadi setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama pasca persalinan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya masalah yang mungkin terjadi. Sehingga pada kala IV tidak terjadi perdarahan yang bisa disebabkan oleh atonia uteri, inversio uteri, laserasi jalan lahir dan masalah lainnya.rn3. Pada masa nifas, involusi uterus Ny. R normal. Hal ini terlihat dari pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. R setiap kali kunjungan, yaitu: pada 5 jam postpartum adalah 2 jari di bawah pusat, kunjungan 6 hari postpartum adalah pertengahan pusat-simfisis, dan kunjungan 2 minggu sudah tidak teraba. Hal ini sesuai teori yaitu: bayi lahir = TFU setinggi pusat/2 jari di bawah pusat, 1 minggu = Pertengahan pusat-simfisis, 2 minggu = Tidak teraba, 6 minggu = Normal (Ambarwati 2009, h.5).rnSaat kunjungan masa nifas didapatkan beberapa keluhan yang terjadi pada ibu maupun pada bayinya, yaitu pada saat kunjungan masa nifas 2 minggu pertama, ibu mengatakan bahwa ibu baru saja dipijat oleh dukun. Hal ini merupakan kebudayaan dari masyarakat di desa ibu untuk pijat setelah melahirkan. Akibatnya ibu mengeluarkan sedikit darah lagi berwana kehitaman yang terjadi sekali itu, padahal sebelumnya darah sudah mulai seperti keputihan. Kemungkinan saat dipijat oleh dukun pada bagian abdomen ibu di urut, padahal efek dari tindakan tersebut ibu dapat mengalami inversio uteri, yang akan menyebabkan perdarahan dan infeksi. Hal ini karena kemungkinan ada pembuluh darah yang terbuka sehingga terjadi perdarahan. Pada inversio uteri juga bisa terjadi infeksi karena uterus berhubungan langsung dengan daerah luar, sehingga bakteri dapat mengenai rahim dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi.rnSetelah dilakukan asuhan kebidanan kepada Ny. R pada masa nifas setiap kunjungan sesuai dengan kebutuhan ibu pada saat kunjungan, maka ibu tidak mengalami masalah pada masa nifas dan berjalan dengan normal sampai masa nifas 6 minggu.rn4. Bayi Ny. R lahir secara spontan tanpa penyulit dalam persalinan. Setelah 1 jam persalinan, bayi dilakukan antropometri dan pemberian salep mata serta imunisasi HB 0. Bayi tidak diberikan Vitamin K, sedangkan Vitamin K penting untuk sintetis sejumlah faktor pembekuan darah-defisiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai penyakit perdarahan pada bayi baru lahir (Henderson dan Kathleen 2005, h.391), sedangkan menurut Saifuddin (2008, h.371-372) pemberian Vitamin K harus diberikan pada bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan akibat defisiensi vitamin K1 (PDVK).rnSaat bayi berusia 4 minggu sudah diberi makanan padat selain ASI, dengan alasan bayinya rewel. Menurut Reeder (2011, h.193) pemberian makanan padat pada usia yang sangat awal ini sering kali terjadi karena sebagian orang tua beranggapan bahwa tindakan tersebut akan akann membantu bayinya tidur pada malam hari, atau mereka menganggap ini adalah tanda bayi mereka lebih cepat perkembangannya dibandingkan bayi yang hanya mendapat susu, sedangkan pengenalan untuk makanan padat hendaknya sampai bayi berusia 4 sampai 6 bulan.rnPenulis memberikan asuhan pada bayi tidak hanya sampai masa neonatus saja tetapi sampai usia bayi 6 minggu, sehingga penulis dapat mengetahui perkembangan bayi dari lahir sampai usia 6 minggu, dan bayi tidak terjadi masalah dan sekarang dalam keadaan sehat.rnrnrnrnBAB VrnPENUTUPrnrnA. SimpulanrnDari pembahasan yang telah dijelaskan pada BAB sebelumnya penulis dapat menyimpulkan bahwa:rn1. Asuhan kebidanan pada Ny. R selama masa kehamilan dilakukan sesuai dengan kewenangan bidan. Setelah diberikan asuhan kebidanan pada Ny. R selama masa kehamilan tidak didapatkan masalah dan kehamilan Ny. R dari usia kehamilan 30 minggu sampai usia 40 minggu berjalan dengan normal.rn2. Asuhan kebidanan pada Ny. R selama persalinan dilakukan sesuai dengan kewenangan bidan, yaitu pertolongan persalinan dilakukan secara spontan sesuai dengan teori, sehingga Ny. R tidak mengalami penyulit dalam persalinan dan persalinan berjalan dengan lancar.rn3. Asuhan kebidanan yang di berikan pada Ny. R selama masa nifas dilakukan sesuai dengan kewenangan bidan dan diberikan asuhan kebidanan setiap kunjungan sesuai dengan kebutuhan ibu saat kunjungan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama masa nifas, maka Ny. R tidak mengalami masalah yang terjadi pada masa nifas, dan berjalan dengan normal.rn4. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi Ny. R selama masa neonatus dilakukan sesuai dengan kewenangan bidan. Pemantauan bayi Ny. R tidak dilakukan sampai masa neonatus saja melainkan sampai dengan bayi berusia 6 minggu, sehingga bayi Ny. R dari setelah lahir sampai dengan usia 6 minggu dalam keadaan sehat tanpa ada masalah.rn rnB. Saranrn1. Bagi institusirnDiharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini, institusi sebagai tempat pembelajaran dapat menambah referensi tentang faktor risiko, mengingat kesulitan penulis dalam mencari referensi tentang faktor risiko.rn2. Bagi tenaga kesehatanrnDiharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini, tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan penyuluhan kesehatan tentang faktor risiko dalam kehamilan sedini mungkin kepada ibu dengan faktor risiko, dan lebih meningkatkan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu dengan faktor risiko serta pada bayinya.rn3. Bagi iburnDiharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini, masyarakat khususnya ibu dengan faktor risiko bersedia untuk menggunakan alat kontrasepsi mantap untuk mencegah terjadinya kehamilan yang berisiko.rnrnrnrnDAFTAR PUSTAKArnrnAmbarwati, Eny Retna, dkk, 209, Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra Cendekia Press, Jogjakarta.rnrnCoad, Jane, 2006, Anatomi dan fisiologi untuk bidan, EGC, Jakarta.rnrnDepartemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003, Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Jakarta.rnrnDetiana, Prilia, 2010, Hamil Aman dan Nyaman di Atas Usia 30 Tahun, Media Pressindo, Yogyakarta.rnrnHenderson, Christine dan Kathleen Jones, 2005, Buku Ajar Konsep Kebidanan, EGC, Jakarta.rnrnHolmes, Debbie, 2011, Buku Ajar Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta.rnrnKusmiati, Yuni, dkk, 2008, Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya, Yogyakarta.rnrnManuaba, I.B.G, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidik an Bidan, EGC, Jakarta.rnrnMeilani, Niken, dkk, 2009, Kebidanan Komunitas, Fitramaya, Yogyakarta.rnrnMenteri Kesehatan Indonesia, 2002, Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Register dan Praktek Bidan, PP IKTN Bidan Indonesia, Jakarta.rnrnMuslihatun, Wafi Nur, dkk, 2009, Dokumentasi Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta.rnrnReeder, Sharon, 2011, Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga,EGC , Jakarta.rnrnSaifuddin, Abdul Bari, 2001, Buku Acauan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.rnrn____________________, 2001, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.rnrn___________________, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.rnrn___________________, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.rnrnrnSastrawinata, 2003, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, EGC, Jakarta.rnrnSofyan, Mustika, dkk, 2009, Bidan Menyongsong masa depan, PP IBI, Jakarta.rnrnSullivan, Amanda, 2009, Panduan Pemeriksaan Antenatal, EGC, Jakarta.rnrnSumarah, dkk, 2008, Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin), Fitramaya, Yogyakarta.rnrnrnrnLAMPIRANrnrnSATUAN ACUAN PEMBELAJARANrnrnPokok Bahasan : Asuhan Kebidanan pada Ibu HamilrnSub Pokok Bahasan : Faktor Risiko Dalam KehamilanrnSasaran : Ibu HamilrnWaktu : 15 menitrnTempat :Rumah Pasien rnrnI. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMrnSetelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu mampu mengerti dan memahami faktor risiko dalam kehamilan.rnrnII. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSrnSetelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu mampu :rn1. Menyebutkan pengertian faktor risiko dalam kehamilanrn2. Menyebutkan macam-macam dan akibat dari faktor risiko dalam kehamilanrn3. Menjelaskan penanganan pada faktor risiko dalam kehamilanrnrnIII. MATERI PENYULUHANrn1. Pengertian faktor risiko dalam kehamilanrn2. Macam-macam dan akibat dari faktor risiko dalam kehamilanrn3. Penanganan pada faktor risiko dalam kehamilanrnrnIV. METODE PENYULUHANrn1. Ceramahrn2. Tanya jawabrnrnV. MEDIArn1. Lembar balikrn2. LeafletrnrnVI. KEGIATAN PEMBELAJARANrnNo. Kegiatan Waktu Kegiatan audiensrn1.rnrnrnrnrnrn2.rnrnrnrnrnrn3. Pembukaanrna. Memberi salamrnb. Perkenalanrnc. Appersepsirnd. Menyampaikan tujuan penyuluhanrnKegiatan Intirna. Menjelaskan materi penyuluhanrnb. Memberi kesempatan bertanyarnc. Menjawab pertanyaanrnPenutuprna. Evaluasirnb. Memberi kesimpulanrnc. Memberi salam 2 menitrnrnrnrnrnrn10 menitrnrnrnrnrnrn3 menit rna. Menjawab salamrnb. Mendengarkanrnc. Menyampaikanrnd. Mendengarkanrnrnrna. Mendengarkan materirnrnb. Mengajukan pertanyaanrnc. Mendengarkanrnrna. Menjawab pertanyaanrnb. Mendengarkanrnc. Menjawab salamrnrnrnVII. SUMBER KEPUSTAKAANrnPrawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.rnDetiana, Prilia, 2010, Hamil Aman dan Nyaman di Atas Usia 30 Tahun, Media Pressindo, Yogyakarta.rnrnrnrnrnrnVIII. EVALUASIrnDisampaikan secara lisanrn1. Sebutkan pengertian faktor risiko dalam kehamilan!rn2. Sebutkan macam-macam dan akibat dari faktor risiko dalam kehamilan!rn3. Bagaimana penanganan faktor risiko dalam kehamilan?rnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnrnMATERIrnFAKTOR RISIKO DALAM KEHAMILANrnrnA. PengertianrnFaktor risiko kehamilan adalah kondisi yang mungkin dapat menyebabkan seorang ibu hamil berisiko mengalami penyulit dalam menjalani kehamilannya secara sehat dan aman. rnB. Macam-macam Faktor Risiko dan Akibatnya.rnYang merupakan faktor risiko kehamilan adalah:rn1. usia <20 tahun / >35 tahunrnAkibatnya: persalinan kurang bulan, perdarahan, persalinan lama, bayi cacat.rn2. jumlah anak >4rnAkibatnya: perdarahan, persalinan lama karena tidak ada kenceng dan kekuatan ibu mengejan tidak kuat.rn3. jarak kelahiran <2 tahunrnAkibatnya: pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama atau perdarahan.rn4. ibu dengan tinggi badan <145 cmrnAkibatnya: kesulitan dalam persalinan karena panggul sempitrn5. lingkar lengan atas (LILA) <23.5 cm dan berat badan <35 kg, rnAkibatnya: persalinan lama, pertumbuhan janin terhambat.rn6. riwayat menderita penyakit rna. kencing manisrnAkibatnya: janin besar lebih dari 4kg, lahir mati, sulit untuk hamil, keguguran dan cacat lahir.rnb. tekanan darah tinggirnAkibatnya: pertumbuhan janin terhambat, perdarahan. rnc. batuk >2 minggurn7. kelainan bentuk tubuh.rnAkibatnya: kesulitan dalam persalinan.rnCara mengatasinya sebaiknya ibu hamil berumur diatas 20 tahun dan kurang dari 35 tahun agar ibu dan bayi sehat, bila ibu berumur lebih dari 35 tahun sebaiknya tidak hamil lagi, makan makanan yang bergizi sesuai dengan aturan tenaga kesehatan, ibu perlu memeriksa kehamilannya kepada bidan atau dokter secara teratur, ibu dan keluarga perlu mengetahui faktor resiko kehamilan, persalinan dan nifas, rencanakan persalinan ditolong oleh bidan atau dokter agar keamanan lebih terjamin, ibu perlu ikut program KB untuk mengatur agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat, lebih dari 2 tahun.rnrn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2012
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia