Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. L DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Rina Ajeng Apriani, Rini Kristiyanti, Lia Dwi Prafit


Kata Kunci   :Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif

A. Latar Belakang MasalahrnAngka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan (terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan masa nifas (Safrudin & Hamidah 2009, h.190). Setiap hari, sekitar 800 wanita meninggal akibat kehamilan dan persalinan dan 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara-negara berkembang. Wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan sebanyak 289 000 orang pada tahun 2013 (WHO, 2014).rnHasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan bahwa AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan dari daerah menunjukkan jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 sebanyak 5.019 orang, sedangkan jumlah bayi yang meninggal mencapai 160.681 bayi (Kementrian Kesehatan RI, 2014)rnProfil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa AKI Propinsi Jateng tahun 2012 sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup. Sebesar 57% kematian maternal terjadi pada masa nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012).rnKematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (1) Direct obstetric deaths yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin dan nifas seperti perdarahan, infeksi, eklampsi, partus macet, abortus dan ruptur uteri. (2) Indirect obstetric deaths yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan, seperti kurang energi kronis dan anemia (Safrudin & Hamidah 2009, h102).rnPenyebab kematian ibu disebabkan 4 T yaitu terlalu tua, terlalu muda, terlalu berdekatan dan terlalu sering. Selain itu terdapat kondisi lainnya seperti anemia. (Depkes, 2014). Usia ibu memiliki dampak pada hasil akhir kehamilan. Wanita berusia lebih dari 35 tahun memiliki peningkatan risiko penyulit obstetris, morbiditas dan mortalitas (Leveno dkk 2009, h.32). Ibu hamil usia di atas 35 tahun memiliki peluang yang lebih besar mengalami masalah medis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin seperti anemia (Charlish & Davies 2009, h.47). Selain itu terdapat kondisi lainnya seperti anemia. Anemia dapat berpengaruh pada kehamilan seperti menghambat tumbuh kembang janin, hiperemesis gravidarum dan gestosis, plasenta previa dan solusio plasenta (Manuaba 2004, h.41). rnAnemia selama kehamilan juga berpengaruh pada persalinan. Manuaba (2004, h.41) menyatakan bahwa pengaruh anemia pada persalinan seperti persalinan berlangsung lama, fetal distress, persalinan dengan tindakan operasi dan emboli air ketuban. Pengaruh pada post partum meliputi terjadinya perdarahan post partum, infeksi puerperium, dapat terjadi retensio plasenta, subinvolusi uteri, bayi lahir dengan anemia dan akuta dekomsatio kordis.rnPersalinan merupakan peristiwa alamiah yang perlu dipersiapkan agar ibu tidak takut dan cemas karena rasa takut dan cemas dapat menghambat persalinan (Nadesul 2010, h.37). Ibu setelah melakukan persalinan membutuhkan suatu perawatan selama masa pemulihan yang disebut dengan masa nifas merupakan masa pemulihan alat-alat reproduksi seperti keadaan semula sebelum hamil, tentu saja keadaannya tidak akan sama persis. Masa nifas dimulai saat persalinan dan berakhir 40-42 hari atau 6 minggu kemudian (Sinsin 2008, h.115). Masa nifas merupakan salah satu bagian penting dari proses kelahiran karena masa ini merupakan proses memasuki peran baru sebagai ibu (Bahiyatun 2009, h.3).rnMasa bayi dimulai sejak 0 sampai 12 bulan. Hampir semua bayi dilahirkan dalam keadaan sehat, tetapi ada kemungkinan bayi akan mendapatkan masalah di kemudian hari (Fida & Maya, 2012, h.162). Bayi (neonatus) dan anak sangat rentan terserang penyakit yang disebabkan bayi dan anak belum memiliki daya imun (kekebalan) yang sempurna, bahkan banyak yang tidak bisa tertolong. Oleh karena itu bayi membutuhkan perawatan yang tepat dan komprehensif (Putra 2012, h.12).rnBerdasarkan data Dinas Kesehatan Pekalongan bulan Desember tahun 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 16.3110 orang. Jumlah kejadian anemia di Kabupaten Pekalongan bulan Desember tahun 2014 sebanyak 2.234 (13,70%) ibu hamil dari 16.310 ibu hamil untuk data ibu hamil bulan Desember tahun 2014 di Puskesmas Wonopringgo jumlah kejadian anemia sebanyak 57 (7,31%) dari 780 ibu hamil.rnBerdasarkan hal tersebut, maka dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Kompreshensif pada Ny. L di Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Tahun 2015”.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia