Publikasi

Kata Kunci   :Implementasi ; Sistem Informasi Akuntansi ; Prosedur Klaim; Jaminan Hari Tua ; BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan ; Tahun 2024-2025

Di tengah meningkatnya kebutuhan hidup, masyarakat dituntut untuk tidak hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari tetapi juga mempersiapkan untuk masa depan, terutama ketika masuk masa tidak produktif atau sudah tidak bekerja lagi. Perlu adanya persiapan yaitu mempunyai tabungan untuk menghadapi hal-hal yang tak terduga di kemudian hari. Tidak hanya individu yang perlu memikirkan tentang hal ini, lembaga atau instansi juga perlu memikirkan mengenai hal tersebut untuk menghadapi hal tak terduga dan lebih memperhatikan jaminan bagi para pekerjanya. Sebagai upaya instansi atau lembaga dalam manajemen risiko ketenagakerjaan serta memberikan tanggung jawab sosial kepada pekerjanya. Program Jaminan Hari Tua (JHT) merupakan suatu program yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan. Program ini memberikan manfaat berupa uang tunai kepada peserta yang telah memasuki usia 56 tahun, mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau mengalami cacat tetap. Manfaat dari JHT ini berupa uang tunai yang berasal dari akumulasi iuran peserta beserta hasil pengembangannya (Nurdiana & Yusrizal, 2023).
Namun dalam prakteknya, pelaksanaan klaim JHT masih ditemukan beberapa tantangan. Berdasarkan hasil observasi langsung di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan, ditemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam proses klaim antara lain: Peserta belum memahami prosedur klaim, peserta tidak membawa persyaratan/dokumen yang dibutuhkan pada saat klaim, peserta lebih memilih datang langsung ke kantor untuk mendapatkan bantuan dari pegawai karena tidak memahami prosedur klaim secara online melalui Lapak Asik maupun aplikasi JMO (Jamsostek Mobile). Dilihat dari sisi sistem, kendala teknis pada aplikasi digital dan adanya perubahan regulasi yang belum sepenuhnya disosialisasikan kepada seluruh peserta.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Bapak Imam selaku bagian pengendalian operasional cabang, beliau mengatakan bahwa “Sebetulnya pelayanan klaim dapat dilakukan secara online melalui JMO maupun Lapak Asik yang lebih memudahkan peserta dengan tidak perlu datang ke kantor, serta peserta masih sering tidak membawa dokumen-dokumen yang diperlukan padahal sudah di informasikan lewat website dan media sosial BPJS Ketenagakerjaan, namun peserta kurang mencari tahu informasi mengenai klaim terlebih dahulu. Proses klaim JHT bukan tertunda namun dikembalikan lagi ke peserta. Jika semua berkas dokumennya sudah lengkap maka peserta dapat melanjutkan proses klaimnya. Terdapat juga kasus mengenai peserta terkadang tidak tahu kalau masih mempunyai saldo di BPJS Ketenagakerjaan sehingga kami harus mendatangi peserta dan memberitahukan mengenai hal tersebut. Dan mengenai sistem yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan sampai saat ini belum ada kendala meskipun banyak yang menggunakannya”.
Untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai implementasi program JHT pada BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan, perlunya menganalisis jumlah kepesertaan aktif dan jumlah peserta yang telah melakukan klaim dalam periode waktu tertentu. Data kepesertaan aktif menunjukkan partisipasi tenaga kerja dalam mengikuti program jaminan sosial yang ada di BPJS Ketenagakerjaan. Sedangkan data jumlah peserta yang telah melakukan klaim menunjukkan jumlah peserta yang telah memanfaatkan atau mengklaim hak nya atas program Jaminan Hari Tua (JHT).
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan, tercatat bahwa jumlah kepesertaan aktif yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan pada tahun 2024 sampai bulan mei tahun 2025 sebanyak 294.412 peserta. Dengan rincian sebagai berikut:


Tabel 1. 1 Data Jumlah Kepesertaan aktif Program Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan
Data Jumlah Peserta BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan yang terdaftar (PU/BPU/Jasa Konstruksi)

Uraian
Tahun 2024
(periode januari s/d desember)
(per orang)
Tahun 2025
(Periode Januari s/d mei)
(per orang)
Kepesertaan Aktif :
a. Tenaga Kerja PU
101.901
80.942
b. Tenaga Kerja BPU
25.205
24.205
c. Tenaga Kerja Jasa Konstruksi
34.415
27.744
Total Tenaga Kerja
161.521
132.891

(Sumber : BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan)
Berdasarkan Tabel 1.1, kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan terbagi dari kepesertaan dari Tenaga kerja Penerima Upah (PU), Tenaga Kerja Bukan Penerima Upah (BPU) dan Tenaga kerja Jasa Konstruksi. Pada tahun 2024 periode Januari sampai dengan desember jumlah kepesertaan aktif Tenaga kerja PU sebanyak 101.901 orang, sedangkan di tahun 2025 periode Januari sampai dengan mei sebanyak 80.942, terjadi penurunan kepesertaan aktif sebanyak 20.959 orang. Dilihat dengan periode yang sama jumlah kepesertaan aktif Tenaga kerja BPU pada tahun 2024 sebanyak 25.205 orang, namun di tahun 2025 terjadi penurunan sebanyak 1.000 orang menjadi 24.205. kepesertaan aktif tenaga kerja jasa konstruksi juga mengalami penurunan yaitu dari 34.415 orang di tahun 2024 menjadi 27.744 orang di tahun 2025, penurunannya sebesar 6.671 orang. Terjadinya penurunan kepesertaan aktif karena beberapa faktor, salah satunya yaitu banyaknya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Untuk memberikan pemahaman mendalam, perlunya perbandingan antara tahun 2024 dengan 2025 dengan periode yang sama yaitu januari sampai dengan mei guna mengukur rasio klaim dan tingkat pemanfaatan program JHT oleh kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan.

Tabel 1. 2 Rasio Klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan
Tahun
Periode
Jumlah kepesertaan aktif (A)
Jumlah peserta telah klaim JHT (B)
Rasio klaim
( B/A x 100% )
2024

Januari
150.698
1.724
1,14%

Februari
180.410
1.212
0,67%

Maret
179.420
845
0,47%

April
143.768
1.014
0,71%

Mei
138.639
1.367
0,99%

Juni
139.352
1.658
1,19%

Juli
138.150
1.870
1,35%

Agustus
138.374
1.632
1,18%

September
137.605
1.484
1,08%

Oktober
140.488
1.412
1,01%

November
158.989
1.282
0,81%

Desember
161.521
1.252
0,78%
2025





Januari
161.521
1.227
0,76%

Februari
134.460
1.348
1,00%

Maret
134.064
1.622
1,21%

April
133.189
1.055
0,79%

Mei
132.891
1.497
1,13%

(Data diolah pada 25 Juli 2025)
Berdasarkan Tabel 1.2, pada tahun 2024 terdapat 161.521 jumlah kepesertaan aktif dan pada tahun 2025 hanya terdapat 132.891 jumlah kepesertaan aktif.
Sistem informasi akuntansi merupakan gabungan berbagai sumber daya yang bekerja sama untuk memproses data keuangan, mengubahnya menjadi informasi finansial dan menyediakannya kepada pihak pengguna (Darma & Sagala, 2020). Sehingga implementasi sistem informasi akuntansi (SIA) yang tidak optimal berpotensi menimbulkan kesalahan data, keterlambatan proses klaim hingga inefisiensi dalam pengelolaan dana jaminan sosial (Irdanasari Rizka Ventia, 2021). Selain itu, mampu meminimalisir risiko kesalahan, kecurangan dan tumpang tindih data yang kerap terjadi akibat pengelolaan manual atau sistem yang tidak terintegrasi. Dengan adanya SIA yang andal, BPJS Ketenagakerjaan dapat meningkatkan efisiensi internal, akuntabilitas pengelolaan dana JHT, serta transparansi terhadap peserta dan publik secara luas (Darma & Sagala, 2020).
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut, maka penulis menyusun tugas akhir dengan judul “Implementasi Sistem Informasi Akuntansi dan Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua (JHT) pada BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan Tahun 2024-2025.”