Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

ANALISA PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR PENYIMPANAN SEDIAAN SUSPENSI CEFIKSIM PADA TINGKAT DEGRADASI KADAR CEFIKSIM

Pengarang : Khasinatul Muniroh, Slamet, Siti Rofiq

Kata Kunci   :Antibiotik, cefiksim, degradasi, HPLC, mutu, penyimpanan, temperatur, waktu

Antibiotik merupakan senyawa kimia yang diperoleh dari suatu mikroorganisme. Pada konsentrasi yang tepat memiliki fungsi menghambat atau membunuh mikroorganisme, maka antibiotik sering digunakan untuk mengobati infeksi. Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah suspensi cefiksim yang termasuk kedalam golongan cefalosporin. Peningkatan degradasi suspensi cefiksim dapat dicegah dengan memperhatikan faktor lama waktu dan temperatur penyimpanan. Kedua faktor tersebut menjadi tujuan penelitian ini. Lama waktu penyimpanan yang akan digunakan selama 10 hari dengan pemeriksaan pada hari ke 0, 3, 7 dan 10. Temperatur yang digunakan 3-8°C (temperatur dingin), 10-15°C (temperatur sejuk), 25-30°C (temperatur kamar) dan 35-40°C (temperatur tinggi). Metode yang digunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dengan fase gerak Buffer fosfat : metanol ( 95:5) dan fase diam kolom intersil C18. Sampel dilakukan tiga macam uji yakni uji organoleptis, uji pH dan uji kadar. Uji organoleptik dari hari ke-0 sampai ke-7 mendapatkan hasil warna merah muda, bau strawberry dan tekstur kental, sedangkan pada hari ke-10 bau lebih asam dan tekstur sangat kental . Uji pH menghasilkan angka 4 yakni sampel bersifat asam. Persen degradasi kadar mendapatkan hasil pada temperatur tinggi (35-40°C) sebesar 68,10%, pada penyimpanan temperatur kamar (25-30°C) sebesar 58,69%, pada penyimpana temperatur dingin (3-8°C) sebesar 47,14% dan pada sampel penyimpanan temperatur sejuk (10-15°C) sebesar 37,51%. Cefiksim relatif stabil disimpan pada temperatur sejuk dibandngkan temperatur lainya.

Referensi

-