Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN


Pengarang : Mu'amarudin, Tri Sakti Wirotomo


Kata Kunci   :KMB BEDAH

Pembangunan serta pengembangan suatu negara telah memberikan dampak yang signifikan pada masyarakatnya, tidak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut telah mengubah pola struktur masyarakat dari agraris menjadi industri. Hal tersebut menuntut manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha yang ekstra, tentu itu mempengaruhi pola hidup dan kesehatannya yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat, yang dapat menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari berbagai organ tubuh. Kebiasaan hidup tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti hernia.rnMenurut Pierce & Borley (2006, hal. 118) hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal pada selubungnya. Menurut Sjamsuhidajat & Jong (2011, hal. 619) hernia inguinalis adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui anulus inguinalis yang terletak di sebelah lateral vaso epigastrika eksternus. Sehingga dapat disimpulkan hernia adalah penonjolan suatu organ atau isi perut melalui lubang disekitarnya akibat lemahnya organ atau jaringan bersangkutan.rnAdapun insiden menurut Word Health Organization (WHO) selama tahun 2010, di Indonesia tercatat 32,9% atau sekitar 78,2 juta penduduk dengan kondisi kegemukan. Jika dibandingkan dengan data obesitas pada tahun 2008 yang hanya 9,4%, maka dapat disimpulkan bahwa angka obesitas di Indonesia semakin meningkat. Penyakit hernia di Indonesia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus. Obesitas atau kelebihan berat badan secara alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar. Tekanan internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ internal menjadi hernia.rnJumlah penderita hernia di Jawa Tengah selama bulan Januari-Desember 2007 diperkirakan 425 penderita (Fitria, 2014).rnHernia ada beberapa macam diantaranya adalah inguinalis indirect, inguinalis direct, femoral, umbilikal dan insicional. Hernia skrotalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab yang didapat (akuistik). Hernia dapat dijumpai pada setiap usia dan jenis kelamin, prosentase lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia. Disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut (Nuari 2015, hal. 229).rnPada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan dilipat paha. Benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila menangis, mengejan, mengangkat beban barat atau dalam posisi berdiri dapat timbul kembali. Bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan coba didorong apakah benjolan dapat direposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak. Kadang cincin hernia dapat diraba berupa analus inguinalis yang melebar (Nuari 2015, hal. 229).rnData rekam medis yang didapatkan penulis di RSUD Kraton Kota Pekalongan khususnya di ruang Wijaya Kusuma didapatkan data dari Januari sampai Desember pada tahun 2014 sebanyak 161 penderita. Sedangkan pada Januari sampai Desember pada tahun 2015 sebanyak 164 penderita. Dari jumlah pasien tersebut, sebagian besar yang mengalami pasca operasi hernia merupakan laki–laki dengan mayoritas usia lanjut. Hal ini membuktikan bahwa angka kesakitan lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.rnPenulis mengangkat kasus hernia ini dikarenakan melihat dari prevalensi penderita hernia yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dari hasil data prevalensi penyakit hernia dari RSUD Kraton mengalami kenaikan. Selain karena prevalensi hernia yang cukup tinggi, penulis juga tertarik untuk mengangkat kasus ini karena penulis ingin menerapkan proses keperawatan pada pasien pasca operasi hernia, sehingga dapat mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya pasien pasca operasi. Pada pasien pasca operasi biasanya muncul nyeri, hambatan mobilitas fisik, dan resiko infeksi. Apabila tidak ditangani dengan benar akan memperburuk keadaan klien. Berasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil kasus “Asuhan Keperawatan Pasca Operasi Hernia Skrotalis Dekstra Pada Tn. D Di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Kraton Kota Pekalongan”

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2016
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia