Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.M DI DESA TANGKIL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018


Pengarang : Winona Nugraheni, Risqi Dewi Aisyah


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.M DI DESA TANGKIL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018

BAB IrnPENDAHULUANrnA. Latar BelakangrnAngka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 menunjukkan AKI di Indonesia yaitu sebesar 359/100.000 KH. Sedangkan data dari hasil survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan penurunan AKI menjadi 305/100.000 KH (Kemenkes RI, 2017). Menurut World Health Organization (WHO) definisi kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. rnBeberapa faktor dari kematian maternal menurut Sumarni (2014) dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni yang langsung dan tidak langsung, yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas. Dan faktor penyebab tidak langsung yaitu misalnya faktor penyakit, Antenatal Care, riwayat obstetri, transportasi, status sosial dan ekonomi keluarga, pendidikan, budaya, status gizi dan anemia. Hal ini menyebabkan anemia dalam kehamilan diketahui sebagai salah satu bahaya potensial bagi ibu dan anak. rnBerdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevelensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Presentasi ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sebesar 83,3% (Kemenkes RI, 2013). Anemia dalam kehamilan tidak hanya berdampak pada kehamilannya saja namun juga dapat berdampak di persalinan dan masa nifas, seperti perdarahan pada saat proses persalinan, ketuban pecah dini bahkan dan juga infeksi pada masa nifas. Latifah (2016) menyebutkan bahaya lain dari anemia saat persalinan diantaranya inertia, atonia, partus lama, perdarahan, dan gangguan pada nifas.rnBeberapa hal dari dampak yang muncul akibat anemia pada kehamilan salah satunya adalah pada proses persalinan bisa berlangsung lama. Persalinan lama pada multipara apabila persalinan terjadi lebih dari 8 jam pada fase laten, lebih dari 6 jam pada fase aktif, dan lebih dari 1 jam pada kala II. Sebab-sebab kala I memanjang adalah keadaan his, keadaan serviks, dan keadaan janin (Saefuddin 2014, H.571). Selain faktor tersebut (Surtiningsih, 2016) mengatakan dari hasil penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Lama Waktu Persalinan di Puskesmas Banjarnegara, Jawa Tengah lama persalinan kala 1 ini disebabkan beberapa faktor termasuk kesiapa ibu dalam menghadapi persalinan yang dalam hal ini juga termasuk dukungan dari keluarga. Ibu yang diberi dukungan emosional oleh keluarga lama persalinannya lebih pendek daripada lama persalinan pada ibu yang kurang mendapat dukungan emosional oleh keluarganya.rnDari kasus persalinan lama menurut Puspitasari (2015) dengan judul penelitian Hubungan dan Faktor Risiko Partus Lama dengan Perdarahan Postpartum memperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara partus lama dengan kejadian postpartum. Selain itu mengutip dari (Saifuddin 2014, h.571) yang melaporkan hasil penelitian dari Friedman dan Sachtleben bahwa memanjangnya fase laten tidak memperburuk moribiditas atau mortalitas janin. Marmi (2012, H. 5) mengatakan menurut Departemen Kesehatan RI, (2005) Bayi baru lahir normal merupakan bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. rnData Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2017 menunjukkan dari 27 puskesmas terdapat 17.300 ibu hamil, dan dari jumlah tersebut terdapat 10.527 orang (59%) mengalami anemia. Data Puskesmas Kedungwuni II pada tahun 2017 terdapat 895 orang (96%) kehamilan dengan anemia dalam pembagian kriterian anemia ringan-sedang berjumlah 870 orang dan anemia berat 25 orang dari total ibu hamil sebanyak 930 ibu hamil. Oleh sebab itu, peran bidan dalam hal ini harus memberikan perhatian khusus pada masalah ini karena penanganan anemia yang tepat akan meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah kebutuhan akan intervensi lebih lanjut. rnLaporan Dinas Kesehatan tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah persalinan normal di Kabupaten Pekalongan sebanyak 15.873 (95,7%) dari 16.580 ibu bersalin, sedangkan angka untuk persalinan normal di Puskesmas Kedungwuni II selama 2017 terdapat 845 (95.3%) kasus dari seluruh persalinan yaitu 887 persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa 95% ibu melahirkan secara normal. Dalam jumlah data ibu bersalin tersebut terdapat 779 (4,7%) kasus partus lama di Kabupaten Pekalongan dan 58 (6,5%) kasus di Puskesmas Kedungwuni II. Demikian pula dengan kasus bayi baru lahir data dari (Kemenkes RI 2017) jumlah kasus kematian Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 sebanyak 10.294 kasus. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. M di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Tahun 2018”.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2018
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia