Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SCROTALIS DEXTRA PADA Tn. R DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Okha Rafiyanti, Nuniek Nizmah Fajriyah


Kata Kunci   : HERNIA SCROTALIS DEXTRA

Masyarakat modern saat ini sering mengabaikan kesehatan terutama kesehatan pada pencernaan. Pencernaan bukan hanya memperhatikan bagaimana kebutuhan makanan dapat terpenuhi melainkan juga memperhatikan bagaimana proses metabolik dapat berlangsung dengan baik. Sehingga pencernaan dapat diasumsikan sebagai sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup memproses secara kimiawi maupun mekanik sebuah zat menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, apabila terjadi perubahan pada proses ini, maka akan terjadi gangguan pencernaan yang salah satunya adalah hernia. (Reksoprodjo, 2006)rnHernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan. 2010 hal : 91). Menurut World Healt Organization (WHO) selama tahun 2010, di indonesia tercatat 32,9% atau sekitar 78,2 juta penduduk dengan kondisi kegemukan. Jika dibandingkan dengan data obesitas pada tahun 2008 yang hanya 9,4% maka dapat disimpulkan bahwa angka obesitas di Indonesia semakin meningkat. Penyakit hernia di Indonesia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus. Obesitas atau kelebihan berat badan secara alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar tekanan internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ internal manjadi hernia. Jumlah hernia di Jawa Tengah selama bulan Januari-Desember 2007 diperkirakan 425 penderita (Andarani, 2014)rnMenurut Sjamsuhidajat & De Jong (2011, hal 619) Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Berdasarkan terjadinya, hernia di dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis dll. Sekitar 75% hernia terjadi dilipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis, hernia insisional 10% dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada hernia diabdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring atau biladidorong masuk perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam ronggga perut, hernia disebut hernia ireponibel ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong peritoneum kantong hernia.rnGejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mngedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalo ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus strangulasi karena nekrosis atau gangren (Sjamsuhidajat & De Jong 2011, hal 625).rnHernia apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan terjadinya pelekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia, sehingga hernia tidak dapat kembali lagi. Penderita hernia memang kebanyakan laki-laki, kebanyakan penderitanya akan merasa nyeri jika terjadi infeksi didalamnya. Hernia yang terjadi pada anak-anak disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Penurunan testis itu akan menaarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan procesus vaginalis peritonea. Sementara pada orang dewasa biasanya karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat seperti batuk-batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat, mengejan (Jitowiyono, 2010 hal 156)rnData rekam medis yang didapatkan penulis di RSUD Kraton Kota Pekalongan didapatkan data dari Januari sampai Desember 2015 sebanyak 181 penderita hernia. Sedangkan pada Januari sampai Desember 2016 sebanyak 133 penderita hernia. Dari data tersebut sebagian besar yang mengalami pasca operasi hernia adalah laki-laki dan mayoritas usia lanjut.rnPenulis mengangkat kasus hernia ini karena melihat kasus hernia yang cukup tinggi. Selain karena kasus hernia yang tinggi penulis juga ingin menerapkan asuhan keperawatan kepada penderita hernia sehingga dapat mengetahui kondisi sebenarnya pasien pasca operasi hernia. Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Keperawatan Pasca Operasi Hernia di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan”.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2017
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia