Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

perbedaan efektifitas terapi musik keroncong dan terapi musik klasik terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi di desa pagumenganmas kecamatan karangdadap kabupaten pekalongan

Pengarang : Muhammad Hikmatiar Hizbi Hikami , Neti Mustikawati

Kata Kunci   :hipertensi, terapi musik keroncong, terapi musik klasik

Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat. Kejadian hipertensi meningkat disetiap negara dan dilihat dari prevalensi penderita hipertensi di Kabupaten Pekalongan berjumlah 10.998 kasus. Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan non farmakologis yang dapat mengontrol tekanan darah termasuk diantaranya terapi musik keroncong dan terapi musik klasik. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui perbedaan efektifitas terapi musik keroncong dan terapi musik klasik terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Pagumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian quasy eksperiment mengunakan metode pretest and posttest nonequivalent control group. Jumlah responden sebanyak 40 orang terbagi dalam 2 kelompok intervensi. Uji statistik yang digunakan yaitu uji beda dua mean independent dengan 5%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai ρ value tekanan darah sistolik setelah dilakukan terapi musik keroncong dan terapi musik klasik (0.147) lebih besar dari nilai alpha (5%), ρ value tekanan darah diastolik setelah dilakukan terapi musik keroncong dan terapi musik klasik (0.157) lebih besar dari alpha (5%), sehingga H0 gagal ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan secara signifikan antara terapi musik keroncong dan terapi musik klasik terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Pagumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Pada dasarnya prinsip kerja dari kedua terapi tersebut sama. Keadaan rileks dapat mengeluarkan hormon endorphin dari otak, yang dapat memperngaruhi pelepasan katekolamin dalam darah menjadi rendah sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah. Kepada penderita hipertensi diharapkan agar dapat melakukan kedua terapi tersebut sebagai salah satu tindakan keperawatan mandiri non farmakologis yang dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi.

Referensi

-