Asuhan keperawatan pada an. W dengan demam Tifoid di ruang flamboyan rsud kajen Kabupaten pekalongan
Pengarang : Bambang Wiwit W.y, Siti Rofiqoh
Kata Kunci   :keperawatan anak
BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar BelakangrnDemam tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemis di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, Oceana dan jarang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Menurut data World Health Organization (WHO, 2010) terdapat 16 juta hingga 30 juta kasus tifoid diseluruh dunia dan diperkirakan sekitar 500.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Asia menempati urutan tertinggi pada kasus tifoid ini, dan terdapat 13 juta kasus dengan 400.000 setiap tahunnya. 91% kasus tifoid menyerang anak-anak usia 3-19 tahun dan angka kematian 20.000/ tahunnya. Di Indonesia 14% demam enteris ini disebabkan oleh S. Paratyphi A (Suratun 2010, h 120).rnMenurut WHO (2012) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di Indonesia saat ini ada 600.000 – 1,3 juta setiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata- rata di Indonesia, orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap kasus demam tifoid.rnProfil Kesehatan Indonesia tahun 2012, demam tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak dari pasien rawat inap di rumah sakit, yaitu sebanyak 41.081 kasus dan yang meninggal 274 orang dengan Case Fatality Rate tertinggi sebesar 0,67%. Pada kasus tifoid data yang diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 memperlihatkan bahwa prevalensi demam tifoid sebesar 635.60 kasus yang tersebar diseluruh kabupaten dengan prevalensi yang berbeda di setiap tempat. Demam tifoid menurut karakteristik responden tersebar merata pada setiap umur, akan tetapi prevalensi demam tifoid banyak ditemukan pada umur (5-14 tahun) sebesar 1,9% dan paling rendah pada bayi sebesar 0,8%. Prevalensi demam tifoid menurut tempat tinggal paling banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, dengan pendidikan rendah dan dengan jumlah pengeluaran rumah tangga rendah ( Rikesda, 2007 ).rnMenurut Ranuh (2013) demam tifoid adalah penyakit infeksi yang lazim didapatkan di daerah tropis dan subtropis dan sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang jelek di suatu masyarakat. Penularan penyakit ini lebih mudah terjadi di masyarakat yang padat seperti urbanisasi di negara yang sedang berkembang dimana sarana kebersihan lingkungan dan air minum bersih belum terpenuhi. Oleh karena itu penyakit demam tifoid mudah menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui lalat, dan serangga. Sumber utamanya hanyalah manusia. Penularan terjadi melalui air atau makanan yang tercemar kuman salmonella secara langsung maupun tidak langsung yang erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan perorangan. Demikian juga cara mencuci bahan makanan (segala macam makanan) dengan air yang tercemar akan mempermudah penularan demam tifoid apabila tidak dimasak dengan baik. Demikian juga apabila penyakit demam tifoid tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan berbagai komlpikasi.rnKomplikasi yang dapat muncul akibat demam tifoid yang tidak segera ditangani adalah dapat terjadi perdarahan dan perforasi usus, yaitu sebanyak 0,5 – 3% yang terjadi setelah minggu pertama sakit. Komplikasi tersebut dapat ditengarai apabila suhu badan dan tekanan darah mendadak turun dan kecepatan nadi meningkat. Perforasi dapat ditunjukkan lokasinya dengan jelas, yaitu di daerah distal ileum disertai dengan nyeri perut, muntah-muntah dan adanya gejala peritonitis yang dapat berlanjut menjadi sepsis, komplikasi lain yaitu pneumonia dan bronchitis. Komplikasi ini ditemukan sekitar 10% pada anak-anak. Komplikasi lain yang lebih berat dengan akibat fatal adalah apabila mengenai jantung (myocarditis) dengan arrhytmiasis, blok sinoarterial, perubahan ST-T pada elektrokardiogram atau cardiogenic shock. Prognosa tergantung dari pengobatan yang tepat dan cepat (Ranuh, 2013, h 184).rnTingginya kasus tifoid dan komplikasi yang dapat berakibat kematian serta mudahnya penularan penyakit tifoid membutuhkan peran petugas kesehatan termasuk untuk menurunkan angka kejadian demam tifoid. Perawat dapat melakukan berbagai cara diantaranya, yaitu: a) Peran Promotif adalah memberikan penyuluhan melaui pendidikan kesehatan tentang penyakit tifoid. b) Peran preventif adalah perawat bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan terutama kebersihan diri baik makanan serta minuman yang dikonsumsi sehari-hari hal ini juga mencegah agar tidak berulannya kembali penyakit tersebut. c) Peran kuratif adalah dilakukan pemeriksaan setelah itu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian terapi obat agar hasilnya lebih efektif. d) Peran rehabilitatif adalah memberitahu orang tua agar selalu menjaga kebersihan diri, lingkungan serta makanan dan minuman agar proses penyembuhan dapat berjalan efektif.rnBerdasarkan data yang di peroleh dari RSUD kajen didapatkan bahwa demam tifoid merupakan penyakit terbanyak yang diderita pasien. Data yang diambil dari RSUD kajen dimulai dari tahun 2013 sampai dengan 2015 dengan data sebagai berikut: pada tahun 2013 jumlah pasien penderita tifoid sebanyak 787, terdiri dari pasien laki-laki 341 dan pasien perempuan 446 dengan kasus tifoid, pada tahun 2014 sebanyak 535, diantaranya laki-laki sebanyak 221 dan perempuan 314 dan pada tahun tersebut terdapat 6 pasien yang meninggal dengan kasus tifoid, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 561, dengan pasien laki-laki sebanyak 216 dan perempuan 345 dengan kasus tifoid. Dari 3 periode tersebut penderita tifoid kebanyakan adalah usia 4-14 tahun dan penderita terbanyak adalah anak perempuan. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian tifoid masih cukup tinggi. Oleh karna itu penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Tifoid pada Anak di Ruang Flamboyan RSUD Kajen Kabupaten Pekalonganâ€rnrnrnrnB. TUJUANrn1. Tujuan UmumrnTujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini untuk menerapkan asuhan keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rn2. Tujuan KhususrnTujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis mampu:rna. Melakukan pengkajian anak pada kasus Demam Tifoidrnb. Merumuskan diagnosa keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rnc. Menyusun rencana asuhan keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rnd. Melaksanakan tindakan keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rne. Melakukan evaluasi keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rnrnC. MANFAAT PENULISANrnrn1. Bagi Pekembangan Ilmu PengetahuanrnKarya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi perkembangan keperawatan Anak, khususnya berhubungan dengan Asuhan Keperawatan Anak pada kasus Demam Tifoid.rn2. Bagi Profesi KeperawatanrnUntuk menambah sumber informasi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan keperawatan optimal, khususnya pada kasus Demam Tifoid pada anak.rn3. Bagi Penulisrna. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rnb. Untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan anak pada kasus Demam Tifoid.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2016 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |