Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA PADA An. T DI RUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Fauzi Fakhrudin, Siti Rofiqoh, Aida Rusmaria


Kata Kunci   :ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA PADA An. T DI RUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Penyakit infeksi paru merupakan penyakit yang sering ditemukan dimasyarakat maupun di rumah sakit dan masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia terutama di Indonesia. Bronkhopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus (Riyadi & Sukarmin, 2009, h. 67).rnBronkopneumonia maupun pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bekerja. Selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh, penderita bisa meninggal. Studi mikrobiologik ditemukan penyebab kematian utama bakteriologik pneumonia maupun bronkopneumonia anak dan balita adalah Streptococcus pneumoniae/pneumococcus (30-50% kasus) dan Hemophilus influenzae (10-30% kasus), diikuti Staphylococcus aureus dan Klebsiela pneumoniae pada kasus berat. Bakteri lain seperti Mycoplasma pneumonia, Chlamydia, Pseudomonas, Escherichia coli (E coli) juga menyebabkan pneumonia (Kartasasmita, 2010, h. 17).rnDi seluruh dunia angka kejadian pada pneumonia dan bronkopneumonia anak dan balita mencakup 70% dengan jumlah 115,3 juta dari 156 juta kasus. Lebih dari setengahnya di 6 negara, mencakup 44% populasi anak-balita di dunia. Ke 6 negara tersebut adalah India 43 juta, China 21 juta, pakistan 10 juta, Bangladesh, Indonesia, dan Nigeria masing-masing 6 juta kasus per tahun. Angka kematian diseluruh dunia terjadi 1,6 sampai 2,2 juta kematian anak balita akibat pneumonia maupun bronkopneumonia setiap tahun, sebagian besar terjadi di negara berkembang, 70% terdapat di Afrika dan Asia. Data World Health Organisation (WHO) tahun 2007 melaporkan bahwa terdapat 1,8 juta kematian akibat pneumonia atau bronkopneumonia sekitar 20% dari total 9 juta kematian pada balita (Kartasasmita, 2010, hal. 16-17).rnHasil Riskesdas 2013, h. 67. Angka kejadian pada penderita pneumonia maupun bronkopneumonia di Indonesia sebanyak 13,6% pada usia 0-11 bulan, 21,7% pada usia 12-23 bulan, 21,0% pada usia 24-35 bulan, 18,2% pada usia 36-47 bulan, dan 17,9% pada usia 58-59 bulan. Lima provinsi yang pneumonia balita tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (38,5%), Aceh (35,6%), Bangka Belitung (34,8%), Sulawesi Barat (34,8%), dan Kalimantan Tengah.rnHingga saat ini penyakit bronkopneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan bronkopneumonia dari tahun ke tahun. Di Indonesia angka kejadian pneumonia dan bronkopneumonia yaitu berjumlah 6 juta pertahun, dan angka kematian anak dan balita maupun anak akibat pneumonia atau bronkopneumonia 5 per 1000 balita per tahun. Ini berarti bahwa pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 100.000 balita setiap tahun, atau hampir 300 balita setiap hari, atau 1 balita setiap 5 menit. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian (Misnadiarly, 2008, h. 26).rnDi provinsi Jawa Tengah, penyakit bronkopneumonia masih merupakan masalah serius. Angka kejadian bronkopneumonia anak dan balita di Jawa Tengah sebanyak 3.624 kasus. Seluruh kasus kematian mencapai 80%-90% disebabkan pneumonia maupun bronkopneumonia. Berdasarkan hasil survey Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 angka Kematian anak dan balita 146 per 1.000 kelahiran hidup (KH) (Dinkes Jateng, 2013).rn rnData dari Rekam Medis RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pada Tahun 2014 di dapat angka kejadian penyakit Bronkopneumonia pada anak masih tinggi. Angka kesakitan lima besar penyakit di Ruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.rnTabel 1. BronkopneumoniarnNo Nama Penyakit Jumlah Presentasern1rn2rn3rn4rn5 DiarernBronchopneumoniarnISPArnThypoidrnDHF 419rn411rn183rn153rn136 32,18%rn31,57%rn14,05%rn11,75%rn10,45%rn6 Jumlah 1.302 100%rn(Rekam Medik RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, 2014)rnData di atas menunjukkan tingginya angka penderita penyakit bronkopneumonia pada anak, dimana seorang tenaga keperawatan sangat perlu memberikan upaya untuk kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif guna menekan jumlah penderita penyakit saluran pernapasan khususnya bronkopneumonia dapat meningkatkan derajat kesehatan, dan dapat mencegah terjadinya komplikasi akibat peradangan paru-paru sehingga kematian pada anak dan balita akibat bronkopneumonia dapat dihindari. Berdasarkan data diatas, maka asuhan keperawatan dalam penanggulangan penyakit bronkopneumonia sangatlah penting karena itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Bronkopneumonia”.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia