ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY H DI DESA SAMBONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATANG I KABUPATEN BATANG
Pengarang : Aulia Yuliana, Siti Khuzaiyah, Milatun Khanif
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan ibu, dimana di Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Maryunani, 2016 h.2) berdasarkan data survei penduduk yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, bahwa AKI di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 270/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019, h.105), angka tersebut masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030 yaitu dengan target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019).
Kehamilan umumnya berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu dihitung dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir). Periode terjadinya persalinan normal yaitu pada usia kehamilan yaitu 38 – 42 minggu atau biasa disebut dnegan usia aterm. Namun, sekitar 3,4 – 14 % atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 40 minggu atau lebih (Mochtar dan Kristanto, 2014, h. 685).
Beberapa ketidaknyamanan yang akan terjadi pada ibu hamil, hal ini dapat dikatakan hal yang normal, namun jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi salah satu masalah yang dapat timbul pada kehamilan. Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dan seiring berkembangnya uterus
akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus, menyentuh dinding hati, sehingga dapat menyebabkan berbagai keluhan seperti sesak nafas, sering berkemih, konstipasi, kontraksi palsu, mudah lelah dan nyeri pinggang (Romauli, 2014, h.76).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sukorini tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester 3 yang dilakukan di Puskesmas Gading Kota Surabaya dengan 36 responden, hasil penelitian sebanyak 28 ibu hamil (78%) memiliki gangguan kenyamanan fisik yang tidak menganggu aktivitas ibu seperti sering buang air kecil, nyeri pinggang, kontraksi palsu, konstipasi dan mudah lelah, sebanyak 5 (14%) ibu hamil tidak memiliki gangguan kenyamanan fisik dan sebanyak 3 (8%) ibu hamil memiliki gangguan kenyamanan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari - hari (Sukorini, 2017, h.4).
Salah satu ketidaknyamanan pada trimester III ibu hamil yaitu berupa sering buang air kecil (BAK) hal ini disebabkan karena pembesaran uterus. Dari hasil penelitian Damayanti tentang Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan ketidaknyamanan sering BAK di salah satu Praktik Mandiri Bidan (PMB) Pekanbaru sebanyak 48% dari 405 ibu hamil trimester III mengalami keluhan sering buang air kecil sisanya sebanyak 52% ibu mengalami ketidaknyamanan lainnya (Damayanti, 2019).
Selain mengalami sering buang air kecil, ibu hamil juga dapat mengalami braxton hicks atau sering juga disebut dengan kontraksi palsu juga merupakan salah satu ketidaknyamanan yang sering terjadi pada ibu hamil di trimester akhir. Pada trimester ketiga biasanya timbul kontraksi palsu dengan frekuensi, durasi dan intensitas yang mendekati kontraksi persalinan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ini yaitu dengan relaksasi dan istirahat (Yuliani, et al, 2017, h.131)
Adanya ketidaknyamanan selama kehamilan dapat mempengaruhi pada proses persalinan, oleh karena itu setiap persalinan diupayakan ditolong oleh tenaga kesehatan agar mendapatkan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dana man untuk ibu dan bayi. Pelayanan kebidanan yang diberikan sesuai dengan standar agar ibu mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu sehingga mampu mencegah adanya komplikasi selama persalinan dan menurunkan angka kematian atau kesakitan pada ibu dan bayi akibat persalinan (Saifuddin, 2014, h.334). Pada tahun 2020 terdapat 95,16% persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan sisanya masih ditolong oleh dukun (Badan Pusat Statistik, 2021).
Setelah tahap persalinan ibu memasuki masa setelah persalinan yaitu masa nifas yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati dan Diah, 2015, h.1). Pada masa nifas juga dapat terjadi beberapa komplikasi, biasanya disebabkan antara lain: infeksi pada masa nifas (10%), ini terjadi karena kurangnya perawatan luka, perdarahan (42%) akibat robekan jalan lahir, sisa plasenta dan atonia uteri, Pre-eklamsi/ eklamsia (13%) dan komplikasi lainnya (11%) (Suryono, 2011).
Pencegahan terjadinya komplikasi pada masa nifas dapat dicegah dengan melakukan pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF-4) dengan 4 kali kunjungan yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan pada ibu nifas. Berdasarkan data Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 diketahui bahwa cakupan pelayanan nifas di Provinsi jawa Tengah sebesar 98,03% mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Cakupan ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan nifas dari tahun ketahun mengalami peningkatan meskipun peningkatan tidak terlalu signifikan (Lidya, 2018).
Selain memberikan asuhan kebidanan pada Ibu, Bidan juga memberikan asuhan pada bayi sejak masa neonatal. Masa neonatal adalah masa yang rentan terjadinya komplikasi karena penyesuaian diri dari kehidupan dalam rahim kepada kehidupan dilua rahim. Kematian neonatal biasanya terjadi pada minggu pertama dan 40% meninggal dalam 24 jam pertama, penyebab utama kematian neonatal adalah prematur, komlpikasi terkait persalianan (asfiksia atau kesulitan dalam bernafas saat lahir), infeksi dan cacar lahir (birth defect). Dalam mengurangi risiko terjadinya kematian neonatal dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan pada neonatal dilakukan tiga kali kunjungan yaitu Kunjungan Neonatal (KN 1) pada 6-48 jam setelah bayi baru lahir, Kunjungan Neonatal (KN 2) pada hari ke 3-7, Kunjungan Neonatal (KN 3) pada hari ke 8-28 hari setelah bayi lahir (Rukiyah dan Lia, 2012).
Progam pemerintah di masa pandemi Covid-19 salah satunya yaitu menganjurkan ibu hamil untuk melakukan Rapid-test paling lambar 14 hari atau 2 minggu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL). Namun jika ibu hamil memiliki faktor resiko penularan Covid-19 seperti mengalami gejala-gejala yang mengarah ke Covid-19, setelah melakukan perjalanan dari luar kota atau luar negeri atau melakukan kontak erat dengan orang yang hasil rapid test nya reaktif bahkan hasil swab test nya positif, tanpa perlu menunggu 2 minggu sebelum persalinan sebaiknya melakukan rapid test. Selama masa pandemi kunjungan nifas dan kunjungan neonatus akan dilakukan oleh tenaga kesehatan ke rumah ibu dengan mengikuti prosedur, ibu dianjurkan untuk segera pergi ke pelayanan kesehatan apabila terdapat tanda bahaya pada masa nifas atau neonatus dengan mematuhi prosedur kesehatan yang ada (Kemenkes RI, 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Batang I tahun 2020 menunjukan jumlah ibu hamil sebanyak 528. Angka kejadian Faktor Risiko di Puskesmas Batang I sebanyak 328 orang. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H di Desa Sambong Wilayah Kerja Puskesmas Batang I Kabupaten Batang Tahun 2021”.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2021 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |