Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. M DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Mufidah, Nina Zuhana, Wahyu Ersi


Kata Kunci   :Serotinus

Hasil Riskesdes 2013 menunjukkan cakupan pelayanan pertama kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi meningkat yaitu 95,2% pada tahun 2013. Ditemukan pula pada tahapan selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat kali kunjungan ( K4) juga meningkat dari 61,4% pada tahun 2010 menjadi 70,0% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).rnPada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur.Deteksi dini dan gejala tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil (Wiknjosastro 2010, h.28).rnStandar pelayanan antenatal pada kehamilan yaitu setiap ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau pasangan atau anggota keluarga,hal tersebut untuk menghindari resiko komplikasi pada kehamilan. Setidaknyaibu hamil memeriksakan diri kedokter 1 kali untuk deteksi kelainan medis secara umum. Untuk memantau kehamilan ibu, menggunakan buku KIA.Bidan mengisi setiap buku KIA ibu pada saat melakukan kunjungan antenatal, lalu memberikan kepada ibu untuk disimpan dan dibawa kembali pada kunjungan berikutnya. Bidan memberikan informasi mengenai perencanaan persalinandan pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu dan menganjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu (Kemenkes 2013, h.22). rnMenjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul.Dalam menetapkan kehamilan primigravida atau multigravida sangat penting karena sikap pengawasan hamil dan mempersiapkan pertolongannya mempunyai perbedaan. Dalam pengawasan hamil, tidak ada perbedaan sampai saat persalinan berlangsung. Primigravida mendapat perhatian bila pada minggu ke-36 kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul(Manuaba 2010, h,124).rnTrimester III mencakup minggu ke-28 sampai 42 kehamilan.Trimester III sering kali disebut sebagai “periode menunggu, penantian dan waspada” sebab pada saat itu, ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.Trimester III merupakan masa persiapan dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sehingga sebagian besar perhatian tertuju pada kesiapan persalinan.Selama periode ini sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata (Husin 2013, hh.133-134).rnTrimester ketiga mulai timbul kembali gangguan-gangguan psikis hanya saja jenis dan intensitasnya berbeda.Penyebab utama gangguan psikis pada periode ini adalah perasaan takut menghadapi peristiwa persalinan (childbirth syndrome).Sindrom persalinan ini menimbulkan rasa cemas, seperti apakah proses persalinan akan berjalan selamat, baik janin maupun dirinya, apakah janin yang akan dilahirkan cacat atau normal, apakah janin yang dilahirkan sesuai dengan keinginannya dan lain sebagainya. Kondisi-kondisi kecemasan seperti tersebut di atas menyebabkan timbulnya masalah psikis, yang biasanya lebih buruk, seperti takut melahirkan dengan penolakan-penolakan yang tidak masuk akal, depresi, stress, dan muncul emosi berlebihan (Kusmiyati 2009, h.73).rnSelain perubahan psikologis, ibu hamil trimester III juga mengalami perubahan fisiologis diantaranya pada trimester III, ismus lebih nyata menjadi bagian dari korpus uteri dan berkembang menjadi Segmen Bawah Rahim (SBR).Kontraksi otot-otot bagian atas uterus menjadi SBR lebih lebar dan tipis, tampak batas nyata antara bagian atas yang lebih tebal segmen bawah yang lebih tipis (Kuswanti 2014, h.90).Selain itu menjelang kehamilan aterm plasenta melewati sekitar 1/8 luas permukaan miometrium, dan ketebalannya dapat mencapai 4-5 cm, kalsifikasi plasenta juga dapat terjadi mulai kehamilan trimester III (Saefuddin 2009, hh.262-264).rnKalsifikasi plasenta merupakan proses fisiologis yang terjadi dalam kehamilan akibat deposisi kalsium pada plasenta. Kalsifikasi pada plasenta terlihat mulai kehamilan 29 minggu dan semakin meningkat dengan bertambahnya usiakehamilan, terutama setelah kehamilan 33 minggu (Saifudin 2009, h.264).Penggolongan kalsifikasi plasenta secara ultrasonografi dibuktikan berkolerasi dengan kematangan paru janin, namun korelasi ini tidak cukup kuat untuk dapat membenarkan pelahiran elektif (Cuningham 2006, h. 925).Derajat kalsifikasi plasenta diindikasikan pelahiran elektif karena berkolerasi dengan perdarahan retra plasenta, morbiditas dan mortalitas, sehingga perlu dilakukan pertolongan operasi (Saifuddin 2010, h.264).rnPertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu maupun bayi.Bahaya infeksi setelah operasi persalinan masih tetap mengancam sehingga perawatan setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian (Manuaba 2010, h. 445).Seksio sesaria merupakan tindakan operasi persalinan yang paling ringan komplikasinya dan tidak mempunyai trauma terhadap bayi (Manuaba 2010, h. 450).rnPeriode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial.Baik di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan (Saifudin 2009, h. 357).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014, jumlah seluruh sasaran ibu hamil sebanyak 16.272 jiwa. Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin sebanyak 16.088 jiwa, 16.000 bayi lahir hidup, dan 98,4% atau 15.836 jiwa kunjungan masa nifas. Puskesmas Wonopringgo merupakan salah satu puskesmas di Wilayah Kerja Kabupaten Pekalongan dengan sasaran ibu hamil tahun 2014 berjumlah 627 ibu hamil normal, 767 ibu bersalin normal, 766 bayi lahir hidup, dan 97,9% kunjungan masa nifas atau 751 jiwa.rnBerdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengambil judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.M di wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan tahun 2015.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia