Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

Gambaran Karakteristik dan Persepsi Masyarakat Terhadap Penyakit Filariasis di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan

Pengarang : Amelya Putri Arista, Dian Kartikasari

Kata Kunci   :Filariasis, Persepsi dan POMP

Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Agustus, 2023
ABSTRAK
GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI MASYARAKAT
TERHADAP PENYAKIT FILARIASIS DI KELURAHAN JENGGOT KOTA
PEKALONGAN
Amelya Putri Arista, Dian Kartikasari
Latar Belakang: Rendahnya angka keberhasilan Program Eliminasi (POMP)
Pemberian Obat Masal Pencegahan filariasis yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kota Pekalongan dalam kurun waktu berurutan selama 5 tahun sejak 2011 dan 2019
yang menjadikan di ulangnya kembali di tahun 2022. Adanya stigma masyarakat
pada penderita filariasis memungkinkan terjadi persepsi negatif pada masyarakat
mengenai penyait filariasis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi
karakteristik dan persepsi masyarakat terhadap penyakit filariasis.
Metode: Penelitian ini dilakukan merupakan penelitian deskriptive dengan metode
kuantitatif, pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling.
Sampel yang digunakan adalah masyarakat RW 5 dan 9 Kelurahan Jenggot Kota
Pekalongan sebanyak 92 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
kuesioner dengan memberikan jawaban berupa skoring 4 untuk jawaban sangat
setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju dan 1 sangat tidak setuju pada soal favorabel dan
sebaliknya untuk unfavorable. Analisa univariat digunakan dalam penelitian ini
dimana data numerik dianalisa dengan menghasilkan frequensi dan prosentase.
Hasil: Rata-rata responden berusia 35 tahun dengan mayoritas berjenis kelamin
perempuan sebanyak 66,3%, sebagian besar responden lulus SMA/Sederajat dengan
rata-rata bekerja sebagai ibu rumah tangga (28,3%). Dari 92 responden 49 (53,2%)
diantaranya memiliki persepsi positif pada penyakit filariasis dengan persepsi
kerentanan sebesar 65,5%, keseriusan 47,8%, manfaat 69,5% dan persepsi
hambatan 20,6% serta 75% responden mengkonsumsi obat anti filariasis.
Kesimpulan: Kegagalan program eliminasi pemberian obat masal pencegahan
filariasis dapat terjadi karena tingkat persepsi positif masyarakat mengenai penyakit
filariasis belum optimal.

Referensi

-