ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA PADA AN.F DI RUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Neni Fidiyana, Siti Rofiqoh, Aida Rusmaria
Kata Kunci   :ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA PADA AN.F DI RUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan balita hampir diseluruh dunia. Bila penyakit ini tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan beberapa komplikasi bahkan kematian. Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut, mungkin juga komplikasi lain yang dekat seperti etelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat (Ngastiyah 2005, h. 58). rnPenyakit infeksi paru merupakan penyakit yang sering di temukan dimasyarakat maupun di rumah sakit dan masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia terutama di indonesia. Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang di tandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering yang produkif (Hidayat 2008, h. 111). rnKasus bronkopneumonia terbanyak terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun, dan kematian terbanyak terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan. Menurut hasil survey yang telah dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia atau World Healthy Organization (WHO) tahun 2011, bahwa setiap tahunnya ada 2 juta bayi yang meninggal karena pneumonia, dan 5.500 anak yang meninggal setiap harinya atau 4 bayi meninggal setiap menit (Dinkes Jateng, 2009). rnBronchopneumonia menurut Setiawan (2009, hal 57) merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis di Indonesia. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus ketiga dari program P2ISPA (Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah bronchopneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan bronchopneumonia. rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, jumlah balita di Kabupaten Pekalongan pada Tahun 2012 adalah sebanyak 70.809 jiwa dengan perkiraan kasus Bronchopneumonia sebanyak 7.801 kasus. Jumlah ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya berjumlah 6.882 kasus dari 69.823 jiwa. rnKemudian data dari Rekam Medis RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pada Tahun 2014 di dapat angka kejadian penyakit Bronchopneumonia pada anak masih tinggi.rnTabel Angka Kesakitan Lima Besar Penyakit Di Ruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Tahun 2014rnNo Nama Penyakit Jumlah Presentasern1rn2rn3rn4rn5 DiarernBronchopneumoniarnISPArnThypoidrnDHF 419rn411rn183rn153rn136 32,18%rn31,57%rn14,05%rn11,75%rn10,45%rn Jumlah 1.302 100%rn (Rekam Medik RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan 2014)rn Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia meliputi usaha promotif yaitu dengan selalu menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan, upaya preventif dilakukan dengan cara memberikan obat sesuai dengan indikasi yang di anjurkan oleh dokter. Sedangkan aspek kuratif perawat berperan memulihkan kondisi klien dengan menganjurkan orang tua klien membawa kontrol ke rumah sakit.rn Berdasarkan data di atas, maka asuhan keperawatan dalam penanggulangan penyakit bronkopneumonia sangatlah penting karena itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak F dengan Bronkopneumoniaâ€.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |