Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S DI DESA KRANJI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Ernawati, Suparni


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S DI DESA KRANJI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar Belakangrn Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di indonesia masih cukup tinggi dibandingkan negara – negara lain di kawasan ASEAN (Depkes, 2017). Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI menunjukan penurunan yaitu dari 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 305/100.000 kelahiran hidup dan AKB juga menunjukan penurunan yaitu sebesar 23/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan 2016). Walaupun AKI dan AKB sudah turun situasi ini tentu masih membutuhkan kerja keras bersama untuk terus menurunkan AKI dan AKB di indonesia sebagaimana target yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) (Depkes, 2017).rn Penyebab kematian ibu dibagi menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu diantaranya perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus macet dan abortus (Triana et al 2015, h.5). Sedangkan penyebab tidak langsung berkaitan dengan masalah kesehatan ibu (dalam melahirkan) yaitu 4T (Terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak) dan 3T (Terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke tempat pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan) (Maryunani 2016, h. 4). Selain itu beberapa sebab yang tidak langsung kematian ibu diantaranya Tubercolosis (TBC), Anemia, Malaria, Penyakit jantung, dll. Penyakit – penyakit tersebut dianggap dapat memperkuat resiko terjadinya kesakitan dan kematian (Triana et al 2015, h.6).rnAnemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu. Anemia juga menjadi masalah kesehatan utama pada negara berkembang dan berhubungan dengan meningkatnya AKI dan AKB (Irianti et al 2014, h. 158). Hal ini akan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu serta kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi (Krisyanasari 2010, h. 67). Meskipun hanya 15% dari ibu hamil di negara maju yang mengalami anemia, namun prevalensi anemia di negara berkembang relative tinggi yaitu 33% sampai 74% (Irianti et al 2014, h.158). Sekitar 95 % kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat besi (Anemia defisiensi besi). Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengakibatkan anemia pada bayi yang dilahirkan, kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), persalinan preterm, dll (Sulistyoningsih 2011, h.129). rnHasil penelitian yang dilakukan Mahayana, Chundrayetti, dan Yulistini (2015) mengatakan kejadian BBLR prematur banyak dilahirkan pada ibu yang mempunyai faktor resiko anemia (56,8%). Ibu hamil yang menderita anemia resiko mengalami persalinan preterm 2,5 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Berdasarkan hasil penelitian lain yang dilakukan Wahyuni dan Wulandari (2010) dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian persalinan preterm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 63 kasus persalinan preterm, ibu bersalin yang mengalami anemia sebanyak 42 orang(66,7%) dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 21 orang (33,3%).rnAngka kejadian persalinan preterm pada umumnya adalah 6 – 10%. Hanya 1,5% persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Persalinan preterm merupakan persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 22 – 37 minggu (Saifudin 2014, h.668).rnMasa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi pada 24 jam pertama. Untuk mendeteksi dini adanya komplikasi yang terjadi pada masa nifas dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan tindak lanjut tindakan bila mana ditemukan penyulit dan atau masa komplikasi (Lisnawati 2013, h. 165). rnBayi baru lahir dengan riwayat persalinan preterm beresiko terjadi Respiration Distress Syndrom (RDS), Infeksi dan ikterus. Karena belum matangnya organ – organ tubuh pada bayi, seperti belum matangnya organ paru sehingga bayi beresiko terjadi RDS (Marmi 2012, h. 272), belum maturnya organ hati dapat berisiko terjadi Ikterus (Sukadi 2012, h.147), dan bayi yang lahir pada usia gestasi < 37 minggu mempunyai kekebalan tubuh yang masih imatur dan mengalami kekurangan antibodi IgG terhadap bakteri tertentu. Goldenberg RL (2008) dikutip dalam (Dini 2012, h.181)rnSelain akibat persalinan preterm, pemberian ASI yang tidak adekuat juga meningkatkan resiko terjadi infeksi dan ikterus. Pemberian ASI awal mengandung berbagai antibody yang sangat baik untuk memberikan kekebalan tubuh pada bayi dan mencegah infeksi nosokomial. Bayi yang mendapatkan ASI secara adekuat, kadar bilirubin bayi lebih cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan ikterus bayi lahir (Saifuddin 2012, h. 369). rnData Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2017 diketahui dari 27 puskesmas menunjukan jumlah ibu hamil sebanyak 17300 orang. Ibu hamil yang mengalami anemia (Hb 8 – 11 gr%: 56,15% (9715 orang), Hb < 8 gr%: 3,13% (542 orang)). Jumlah ibu hamil di Puskesmas Kedungwuni I sebanyak 926 orang. Ibu hamil yang mengalami anemia (Hb 8 – 11 gr%: 60,5 % (561 orang) Hb < 8 gr%: 0,54 % (5 orang)). Untuk kasus preterm selama tahun 2017 sebanyak 2,8% (191 orang) dari 6813 persalinan, sedangkan untuk angka kejadian di wilayah Puskesmas Kedungwuni 1 selama tahun 2017 terdapat 7,29% (21 kasus) dengan persalinan preterm dari 288 persalinan. Dan untuk kasus ikterus, sepsis, RDS, preterm dan BBLR data diperoleh dari ruang perinatologi RSUD Kajen tahun 2017 bayi dengan ikterus sebanyak 2,54% (72 kasus), Sepsis 13,24% (375 kasus), RDS 2,71% (77 kasus), preterm dan BBLR 6,28% (178 kasus) dari 2831 jumlah kelahiran bayi.rnBerdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.S di Desa Kranji Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2018”.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2018
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia