Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A DI DESA GETAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Pengarang : Novi Amalia, Suparni, Wahyu Ersi

Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Data dari hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,2014). Sedangkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 Angka Kematian Ibu 306 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan survey menurut Riskesdas 2013, terjadi peningkatan proporsi ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dari 31,3% pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun 2013. KEK merupakan energi kalori dan protein dalam jangka waktu yang lama (WHO 2013, h.210). Menurut Romauli (2011, h.173), KEK pada ibu hamil adalah LILA (Lingkar Lengan Atas) yang kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik atau buruk, sehingga ia beresiko untuk melahirkan BBLR. . Miopia patologi merupakan penyakit yang cukup berat dan mempunyai konsekuensi turunnya tajam pengelihatan serta penyakit mata yang serius. Faktor resiko pada miopia tinggi adalah riwayat keluarga menderita miopia tinggi, penyakit ibu selama kehamilan, berat badan bayi lahir rendah. Bukti yang ada menunjukan bahwa faktor prenatal dan perinatal turut berperan serta menyebabkan miopia patologi.rnSeorang ibu hamil tentu lebih ingin melahirkan bayinya secara normal atau tidak dengan operasi sesar. Namun perlu diketahui, bahwa ibu hamil yang menderita miopia beresiko lebih besar untuk menghadapi kelahiran secara normal, seperti bahaya robekan dan pengelupasan retina yang mengancam penderita miopia tinggi. Resiko ini menyebabkan seorang ibu hamil memilih operasi sesar untuk proses persalinannya. Padahal operasi sesar juga turut menyumbang angka kesakitan pada ibu (Agustiawan 2012). Malposisi adalah petunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi 0,01%. Kehamilan letak sungsang adalah janin memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insiden 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (> 37 minggu), letak sungsang merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian letak sungsang berkisar antara 25-30%, dan sebagian besarakan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu (Prawirohardjo 2009,h. 588)

Referensi

-