Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. M di Wilayah Kerja di Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan Tahun 2015


Pengarang : Ika Zuhrotunnisa', Rini Kristiyanti, Risqi Dewi Aisy


Kata Kunci   :Asuhan Kebidanan Komprehensif

Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, h. 12-13).rnPenyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (> 35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (< 20 tahun), terlalu banyak anak (> 4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran / paritas (> 2 tahun) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, h. 13) .rnSebesar 57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur ≥ 35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur ≤ 20 tahun sebesar rn6, 37% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, h. 14).rnSuatu kehamilan dikatakan normal bila dari hasil pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai dengan standar dan hasil pemeriksaan penunjang tidak ditemukan hal-hal yang mengarah pada keadaan yang beresiko (Bartini 2012, h. 16-17). Namun, menurut Rochjati (2005) semua ibu hamil tetap berpotensi untuk mengalami berbagai komplikasi meskipun tidak ditemukan berbagai faktor resiko sehingga ibu hamil normal juga dikategorikan sebagai ibu hamil dengan resiko rendah.rnKehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Kehamilan ini dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba 2007, h.43). Dapat merupakan suatu mata rantai dalam proses yang merugikan, dan mengakibatkan ketidaknyamanan / kesakitan / kecacatan / ketidakpuasan pada ibu / janin, serta dapat berakibat kematian pula (Prawirohardjo 2008, h. 29).rnIbu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu yang mengalami bahaya yang lebih besar pada waktu persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil normal (Indiarti dan Wahyudi 2013, h. 323). Suatu kehamilan dikatakan beresiko tinggi bila ibu mengalami beberapa faktor resiko seperti ibu hamil dengan usia < 20 tahun atau > 35 tahun, ibu dengan kehamilan lebih dari 4 kali, ibu dengan jarak kehamilan < 2 tahun dengan persalinan yang terakhir, tinggi badan ibu hamil < 145 cm, lingkar lengan atas ibu hamil < 23,5 cm, ibu hamil dengan penyakit (asma, TBC, paru-paru, ginjal, jantung, kencing manis, darah tinggi), serta ibu dengan riwayat [persalinan dengan bedah sesar (Bartini 2012, 17-20).rnKomplikasi atau bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan resiko tinggi adalah janin mati dalam kandungan, bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan BBLR, perdarahan hebat sebelum dan sesudah persalinan, keguguran, persalinan macet, keracunan kehamilan, kematian ibu (Indiarti dan Wahyudi 2013, h. 324).rnPersalinan pada usia di atas 35 tahun mempunyai resiko yang lebih besar pada kesehatan ibu dan bayinya. Mereka juga memiliki kemungkinan persalinan dengan alat bantu dan resiko kematian bersalin yang lebih tinggi (Indiarti dan Wahyudi 2013, h. 209-210). rnMasa nifas adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam keluarga (Anggraini 2010, h. 2). Ibu dengan usia di atas 35 tahun kematangan kepribadiannya membuat mereka jarang yang mengalami depresi pasca salin namun ibu dengan resiko tinggi memiliki resiko perdarahan pasca salin lebih besar (Indiarti dan Wahyudi 2013, h. 209).rnBayi yang lahir dari ibu dengan kehamilan resiko tinggi mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi kelainan kromosom, yakni 1:15/20 kelahiran. Selain itu juga beresiko lebih tinggi terjadi down syndrom, yakni 1:23/30 kelahiran (Indiarti dan Wahyudi 2013, h. 209-210). rnBerdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 terdapat 16.310 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Puskesmas Kedungwuni 1 merupakan salah satu puskesmas di wilayah kabupaten pekalongan, sejak bulan Januari sampai Desember 2014 terdapat ibu hamil sebanyak 989 orang. Dari jumlah keseluruhan, 39 ibu hamil (3,94%) adalah grande multipara dan 65 ibu hamil (6,57%) merupakan ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun.rnBerdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. M di Desa Paesan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni 1 tahun 2015” yang diharapkan dengan adanya asuhan tersebut dapat memberikan penanganan secara maksimal terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi dan dapat membantu menurunkan angka kejadian kematian ibu.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia