ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.E DI DESA PAESAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI 1 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Pengarang : Dina Setianingsih, Nur Chabibah, Fitriya
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Menurut World Health Organitation (WHO), kejadian anemia berkisar20 dan 80% dengan menetapkan HB 11 gr% (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi, yaitu angka anemia kehamilan 3,8 % pada trimester I, 13,6 % trimester II dan 24,8 % pada trimester III (Manuaba 2010, hh.237-238).Pravelansi anemia menurut Riset Kesehatan Dasar 2013 periode populasi ibu hamil sebanyak 37,1%, dimana angka tersebut mendekati masalah kesehatan masyarakat berat dengan pravelensi yaitu ≥ 40% (Kemenkes RI, 2013).rnSekitar 2 milyar orang atau sekitar 30% dari populasi dunia diketahui anemia, terutama anemia defisiensi besi. Perkiraan global, 5,1 juta wanita hamil atau sekitar 41,8% dari seluruh wanita hamil juga mengalami anemia, terutama juga diakibatkan defisiensi besi. Kejadian anemia defisiensi besi ini lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil masih menjadi masalah utama gizi di Indonesia (Irianti, 2013).rnAnemia adalah masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi pada wanita hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen (Arief 2008, h.112).rnAnemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap kehamilan atau persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hati-hati termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebabnya. Dalam standar pelayanan kebidanan, standar 6 yaitu pengelolaan anemia kehamilan yang bertujuan menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung (Nurmawati 2010, h33).rnAkibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah abortus, missed abortus, dan kelainan kongenital, gangguan his primer dan sekunder, ibu cepat lelah (Proverawati 2009, h.8).Anemia dalam persalinan dapat menyebabkan persalinan lama pada ibu anemia, terdapat gangguan hantaran oksigen karena kurangnya hemoglobin sebagai penghantar oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ibu mengalami gangguan penghantaran oksigen untuk membentuk energi pada otot-otot rahim berkontraksi dalam proses persalinan. Secara tidak langsung anemia berpengaruh dalam kekuatan his ibu dalam proses persalinan, ibu mengalami kelelahan kemudian terjadi Inersia Uteri(Dhyani, 2013).rnAsuhan kebidanan pada ibu bersalin adalah persalinan bersih dan aman, serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi. Fokus yang diutamakan pada asuhan ibu bersalin adalah patograf, manajemen kala III, serta mencegah hipotermi pada bayi baru lahir. Asuhan ini lebih pada pendekatan pencegahan terjadinya komplikasi daripada menunggu terjadinya komplikasi. Komplikasi persalinan terdiri dari persalinan macet, ruptura uteri, infeksi atau sepsis, perdarahan, ketuban pecah dini (KPD), malpresentasi dan malpossisi janin, pre-eklamsi dan eklamsia (Sondakh 2013, h.1).rnpada masa nifas juga dapat mengalami komplikasi yaitu perdarahan postpartum, retensio ormone (plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta), perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris peurperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi peurperalis, gestosis). Komplikasi pada bayi adalah gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah (Proverawati 2009, h.8).rnBerdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan mencatat jumlah ibu hamil yang sudah dilakukan pemeriksaan pada tahun 2014 sejumlah 16.310 orang, dimana ibu hamil yang menderita anemia sebanyak 2.234 orang (13,70%). Puskesmas Kedungwuni 1 merupakan salah satu puskesmas wilayah kerja kabupaten pekalongan, pada bulan Januari sampai Desember 2014 ibu hamil di puskesmas Kedungwuni 1 sebanyak 989 orang diketahui yang menderita anemia sebanyak 42 orang (4,25%). Berdasarkan cakupan pemberian tablet Fe 90 tablet, Puskesmas Kedungwuni I memiliki cakupan terendah seKabupaten Pekalongan yaitu sebesar 77,45%.rnBerdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah asuhan kebidanan yang berjudul“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.E di Desa Paesan Wilayah KerjaPuskesmas Kedungwuni I tahun 2015†.rnrn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |