ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI : PENDENGARAN PADA Tn. S DI WISMA ABIYASA RSJ. PROF. DR. SOEROYO MAGELANG
Pengarang : Dwi Farma Citraaningrum, Nurul Aktifah, Yuni Sandra Prati
Kata Kunci   :Jiwa
Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO), kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (Yosep & Sutini 2014, h.1). Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari strees yang serius (Direja 2011, h. 1).rnGangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan hendaya pada satu atau lebih kehidupan manusia. Gangguan jiwa diklasifikasi dalam bentuk penggolongan diagnosis (keliat dkk 2011, h. 1). Halusinasi merupakan gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua sistem pengindraan (Ermawati dkk 2009, h. 18).rnHalusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Muhith 2011, h. 212). Halusinasi bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, dan yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat. Biasanya kalimat tersebut membicarakan mengenai keadaan pasien yang ditujukan pada pasien tersebut. Akibatnya pasien menjadi marah, bahkan menciderai diri, orang lain dan lingkungan yang terjadi karena suara halusinasi tersebut. Pasien juga terlihat seperti mendengarkan suara dan berbicara keras-keras seperti menjawab pertanyaan seseorang dan bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya, halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat khayalan, ancaman dan lain-lain (Fitria Nita 2009, h. 52).rnProses keperawatan jiwa merupakan wahana atau sarana kerjasama dengan klien, yang umumnya pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses akhirnya diharapkan peran klien lebih besar dari peran perawat, sehingga kemandirian klien dapat dicapai. Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan (Direja 2011, h. 35).rnWorld Health Organization (WHO), menunjukan bahwa 154 juta orang secara global mengalami depresi dan 25 juta orang menderita skizofrenia, 15 juta orang berada dibawah pengaruh penyalahgunaan zat terlarang, 50 juta orang menderita epilepsi. Dan sekitar 887.000 orang meninggal karena bunuh diri tiap tahunnya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia ( DEPKES RI, 2007) menyebutkan total jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia di Indonesia mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan 0,46% menderita gangguan jiwa berat atau per mil. Data jumlah gangguan jiwa terus bertambah, data dari 33 rumah sakit jiwa (RSJ) diseluruh Indonesia hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. 11,6% penduduk Indonesia yang berusia diatas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional atau berkisar 19 tahun mengalami gangguan jiwa berat atau sekitar 1 juta penduduk (http://etd.eprints.ums.ac.id)rnData pasien berdasarkan pencatatan rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. Soerojo Magelang pada tahun 2015 dari 10.591 pasien yang dirawat di ruang inap terdapat pasien halusinasi pada tahun 2014 di Wisma Abiyasa sejumlah 171 pasien, dan pada tahun 2015 sejumlah 291 pasien. Laporan pada bulan Januari - November 2015 di Wisma Abiyasa terdapat 407 pasien yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan persepsi sensori menduduki peringkat pertama dengan jumlah pasien 291 ,yang kedua Resiko perilaku kekerasan dengan jumlah pasien 56, yang ketiga Defisit perawatan diri dengan jumlah pasien 54, yang keempat Harga diri rendah dengan jumlah pasien 47, dan yang terakhir yaitu Menarik diri dengan jumlah pasien 11. Penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah pada pasien dengan halusinasi dan pada klien dengan inisial Tn.S dimana klien pada saat itu tampak menyendiri, jarang berinteraksi dengan orang lain, tertawa sendiri, serta berbicara sendiri dan jika pada seseorang yang mengalami halusinasi dapat didefinisikan hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar), biasanya klien memberi persepsi tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.rnMelihat uraian tersebut penulis berminat untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Pada Tn.S di Wisma Abiyasa RSJ. Prof.dr. Soerojo Magelang.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2016 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |