Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. K di Desa Dadirejo Wilayah Kerja Puskesmas Tirto 1 Kabupaten Pekalongan
Pengarang : Sinta Erliana , Suparni
Kata Kunci   :
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi indikator penting untuk mengukur tingkat kesehat an masyarakat. AKI menggambarkan sejumlah wanita yang meninggal karena gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan da lam masa nifas. AKI dapat digunakan dalam memantau jumlah kematian yang berkaitan dengan kehamilan. Pada tahun 2022 Angka Kematian Ibu di kabupaten pekalongan yang tercatat sebanyak 134,3 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Dibandingkan tahun 2021 maka Angka Kematian Ibu di kabupaten pekalongan mengalami penurunan sebesar 173 per 100.000 KH (Dinkes Kabupaten Pekalongan,2022).
Preeklamsia berat dan eklamsia di Indonesia merupakan penyebab dari 30%-40% kematian maternal, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal. Oleh karena itu diperlukan perhatian, serta penanganan yang serius terhadap ibu bersalin dengan penyakit komplikasi ini (Tonasih dan Kumalasary, 2020).
Kejadian pre-eklamsi dan eklamsi bervariasi di setiap negara bahkan pada setiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi di antaranya, jumlah primigravida terutama primigravida muda, distensi rahim berlebihan, hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa, penyakit yang menyertai hamil, diabetes melitus, kegemukan, serta jumlah umur ibu di atas 35 tahun. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dikatakan berat bila ditemui satu atau lebih dari gejala – gejala berikut : tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih dari 5 g / 24 jam (4+ - 5+), edema, oligouria ≤ 400 cc / 24 jam, terdapat dispnea sianosis, gangguan visus dan serebral, dan kenaikan kadar kreatinin plasma (Tin Utami dkk, 2020).
Hasil Penelitian literature review yang ada mengemukakan bahwa preeklampsia yang terjadi pada kehamilan ganda disebabkan adanya peningkatan massa plasenta yang mampu meningkatkan kadar SFlt1 dalam sirkulasi darah maternal sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah dan terganggunya sirkulasi plasenta (Tendean and Wagey, 2021).
Kelahiran prematur merupakan suatu sindroma yang dipicu oleh beberapa mekanisme, termasuk infeksi/inflamasi, iskemia uteroplasenta, overdistensi plasenta, stress dan proses imunologis lain. Terdapat hubungan yang berkebalikan dari usia gestasi dengan risiko morbiditas dan mortalitas neonatus sehingga pencegahan kelahiran prematur merupakan prioritas Kesehatan masyarakat karena potensinya untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas khususnya pada neonatus. Faktor risiko paling besar yang didapatkan dari hasil analisis penelitian adalah variabel komplikasi kehamilan dengan hasil odds ratio dari analisis regresi multivariat sebesar 5,203 dengan p value <0,001. Sehingga berdasarkan penelitian ini, ibu dengan komplikasi kehamilan lima kali lebih berisiko untuk mengalami kelahiran prematur. Adanya pre-eklamsi, diabetes, atau asma merupakan penggolongan kelompok ibu dengan komplikasi kehamilan. Ibu dengan pre-eklamsia mempunyai aliran darah lebih sedikit ke uroplasenta janin sehingga menstimulasi terjadinya kelahiran prematur (Sakinah dkk, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO), menyatakan tindakan operasi Sectio Caesarea (SC) sekitar 5-15%. Data WHO dalam Global Survey on Maternal and Perinatal Health tahun 2021 menunjukkan sebesar 46,1% dari seluruh kelahiran dilakukan melalui SC. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2021, jumlah persalinan dengan metode SC di Indonesia sebesar 17,6%. Indikasi dilakukannya persalinan secara SC disebabkan oleh beberapa komplikasi dengan persentase sebesar 23,2% dengan posisi janin melintang/sungsang (3,1%), perdarahan (2,4%,) eklamsi (0,2%), ketuban pecah dini (5,6%), partus lama (4,3%), lilitan tali pusat (2,9%), plasenta previa (0,7%), plasenta tertinggal (0,8%), hipertensi (2,7%), dan lainnya (4,6%). Menurut data SKDI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2021, menyatakan angka kejadian persalinan di Indonesia dengan metode SC sebanyak 17% dari total jumlah kelahiran di fasilitas kesehatan. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan angka persalinan melaluimetode SC (Komarijah dkk, 2023).
Indikasi yang menyebabkan tingginya angka persalinan SC menurut Cunningham (2006), Mariroh (2013), dan Prawirohardjo (2007) adalah faktor ibu : pre-eklamsia dan eklamsi, distosia, riwayat SC, ketuban pecah,dini, kelainan plasenta, cephalopelvic disproportion. Adapun dari faktor bayi adalah : pada kehamilan kembar (gawat janin dan letak lintang). Faktor lainnya adalah faktor sosio-demografi yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial dan ekonomi. Faktor mediko-obstetri : paritas, jarak persaliana dan riwayat obstetri jelek serta faktor gizi (Marisi,2008 dalam Mursalim, 2012).
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikaor untuk memenukan derajat kesehatan suatu bangsa. Kematian bayi (bayi di bawah usia 1 tahun) menyumbang 59% dari seluruh kematian anak pada tahun yang berakhir 31 maret 2023. Angka kematian bayi adalah 3,8 per 1.000 kelahiran hidup, meningkat dari 3,6 pada tahun sebelumnya. Kematian neonatal (kematian bayi di bawah usia 28 hari) menyumbang 41% dari seluruh kematian anak pada tahun yang berakhir 31 Maret 2023. Perkiraan angka kematian neonatal adalah 2,7 per 1.000 kelahiran hidup, meningkat dari 2,4 pada tahun sebelumnya (National Child Mortality Database, 2023). Penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebabnya adalah gangguan pernafasan, bayi lahir prematur dan sepsis. Penyebab tersering kematian bayi adalah sepsis / infeksi, kelainan kongenital (bawaan) dan Pneumonia. Penyebab AKB ada yang langsung dan tidak langsung. Penyebab kematian langsung adalah asfiksia, komplikasi pada bayi Infeksi dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Salah satu factor penyebab terjadinya BBLR adalah pre ekslampsi. Pada kasus pre ekslampsi, tekanan darah yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, Dimana salah satu manifestasinya adalah BBLR (Enok Nurliawati, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2023 menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 14.067 orang. Kemudian ibu hamil dengan risiko tinggi sebanyak 2.813 orang, jumlah persalinan 13.748 (137,48%), nifas 13.750 (137,5%), BBL 13.758 (137,58%). Sedangkan data ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas Tirto I menunjukkan bahwa ibu hamil keseluruhan 411 orang periode Januari – Desember 2023. Jumlah ibu hamil dengan jarak kurang dari dua tahun sebanyak 35 orang. Jumlah ibu hamil dengan riwayat Sectio CaesareaI (SC) sebannyak 32 orang. Jumlah ibu hamil dengan kehamilan kembar sebanyak 4 orang. Jumlah ibu hamil dengan kehamilan Pre Eklamsi sebanyak 4 orang.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk Menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.K Di Desa Dadirejo Wilayah Kerja Puskesmas Tirto I Kabupaten Pekalongan”.
Referensi
Amelia, P. (2019). Konsep Dasar Persalinan. Umsida Press, 1-126.
Bat-Pitault, dkk. Sleep Disord Manag.(2015). Sleep Pattern During Pregnancy And Maternal Depression: Stusy Of Aube Cohort. Journal Of Sleep Disorders And Management.
Cahyaningsih, S. (2019). ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Taksiran Berat Janin Trimester III di Puskesmas Galur II, Kulon Progo Tahun 2019’. Skripsi. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.
Carolin, dkk. (2019) “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Persalinan Preterm Di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Kebayoran Baru Jakarta Selatan Periode Januari-Juni Tahun 2017”. Journal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Nasional 2019, 1 (1).
Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan (2022). Profil Kesehatan kabupaten Pekalongan Tahun 2022.
Fatimah, S. and Yuliani, T. (2019). ‘Hubungan Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Rajadesa Tahun 2019’, Skripsi. Program Studi DIII Kebidanan Universitas Galuh.
Herdiyantini M, Diarsvitri W. (2022). Kejadian Depresi pada Ibu Post Partum Gemeli di RSUD DR.Soeroto Ngawi. Surabaya Biomedical Journal. 2022, Vol 1 No 2.
Komarijah, dkk. (2023). “ Determinan Kejadian Persalinan Sectio Caesarea (Sc) Di RSUD Syamrabu Bangkala”. Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian. Program Studi Kebidanan Univesitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Kramatwatu in 2019. Journal Of Applied Health Research And Development, 2(1), 44-53.
Kasmiati, dkk. (2023). Asuhan Kehamilan. Malang : Literasi Nusantara Abadi Grup.
Lusiana, dkk. (2016). Pengaruh Kualitas Tidur pada Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklamsia.
Macdonald , S., & Magill, C. (2017). Maye's Midwifery Fourtheenth Edition. Eidenburg: Elsivier Manuaba.
Manurung , E., & Wati, T. (2022). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. N G4P3A0 dengan Gemeli di BPM Sri Kurniawati Karang Rejo. 2022, Vol 16 No 1.
Marmi, & Raharjo, K. (2018). Asuhan Neonatus , Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhida, V. (2020). Pregnan Women Midwife Midwifers With Preeklamsia III Trimester in Ny. N in Puskesmas
Muqorobin, M. S., & Kartin, E. (2022). Perbedaan Posisi Miring Dan Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Kelancaran Persalinan Kala Ii Di Rb Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2021. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 1(3), 17–34.
Nurliawati, E. (2014). “Hubungan Antara Preeklamsia Berat Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di RSU Dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2013”. Journal Kesehatan Bakti Tunas Husada, Vol 12 No 1 Agustus 2014.
Sakinah, dkk. (2019). “Faktor Risiko Kelahiran Prematur Di RSUD Dr. M. Soewandhi Surabaya”. Artikel Penelitian. J Indon Med Assoc, Vol 69 Nomor 12 Desember 2019.
Samutri, dkk. (2020). “Acute Grief: Pengalaman Duka Saat Ibu Kehilangan Perinatal”. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol 10 No 1 Juli 2019.
Sandhi, K. (2023). “Dukungan Keluarga Berhubungan Dengan Tahapan Berduka (Stage of Griefing) Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Senduro Lumajang”. Community Health Nursing Journal.
Situmorang, dkk. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Tuban : Pustaka El Queena.
Sudarman, dkk. (2021). “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Preeklamsia. Ejournal Unsrat, Vol 9 No 1 Januari-Juni 2021, hlm. 68-80.
Suspimantari, C., and B. Pramono. 2014. “Faktor Resiko Prematuris Yang Berpengaruh Terhadap Luaran Maternal Dan Perinatal Berdasarkan Usia Kehamilan”. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 3 (1): 138028.
Tonasih & Kumalasary, D. (2020). “Analisa Determinan Yang Berhubungan Dengan Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil”. Journal SMART Kebidanan, 2020, 7 (1), 41-46.
Utami, dkk. (2020). “Hubungan Usia Ibu Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Ibu Preeklamsia Berat”. Journal Menara Medika, Vol 3 No 1 September 2020.
Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Waikeh, dkk. (2023). “Akurasi Taksiran Berat Badan Janin Menurut Rumus Johnson Tausack Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Rawat Inap Halong Tahun 2022”. Health Research Journal of Indonesia (HRJI), Vol 1 Nomor 6, pp.305-310 Agustus 2023.
William, R., & Zanurt, C. (2019). Post Natal Care of Mother and Newborn. Jenewa: Book press.
Yesika, K. (2023). ‘Asuhan Keperawatan Maternitas dengan Intervensi Penerapan Terapi Relaksasi Genggam Jari Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien Post SC Hari Ke-0 di Ruang Anggrek (Nifas) RSUD dr.T.C Hillers Maumere’. Karya Ilmiah Akhir. Program Studi Profesi Ners Universitas Nusa Nipa Maumere.
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2024 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |