Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG MEMILIH TEMPAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI PKD WILAYAH UPTD PUSKESMAS WARUNGASEM KABUPATEN BATANG 2012


Pengarang : Yuni Isnaenie, Rini Kristiyanti, Sigit Praso


Kata Kunci   :IBU BERSALIN, PERSALINAN

A. Latar BelakangrnMortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan karena kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan 1 dari 18 wanita meninggal akibat kehamilan/persalinan. Di Afrika 1 dari 14, sedangkan di Amerika 1 dari 6.366 meninggal saat kehamilan atau persalinan (Prawirohardjo 2006, h.3). rnPersalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan sangat penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan. Pemilihan pertolongan persalinan yang aman akan mengurangi masalah kematian wanita hamil (Sumarah 2009, h.1).rnMengingat kira-kira 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka kebijakan Departemen kesehatan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi bidan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil. Salah satu upaya terobosan yang cukup mencolok untuk mencapai keadaan tersebut adalah sejumlah 54.120 bidan yang ditempatkan di desa selama 1989/1990 sampai 1996/1997 (Prawirohardjo 2006, h.7). Untuk membantu menurunkan AKI, dengan memperbaiki pelayanan dan memperluas cakupannya, Departemen Kesehatan telah mengambil langkah untuk menempatkan bidan desa dan membentuk desa siaga salah satunya adalah Pos Kesehatan Desa (PKD).rnPos Kesehatan Desa ( PKD) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat (UKBM) yang didirikan masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari pengembangan desa Siaga. Konstribusi keberadaan PKD dalam peningkatan cakupan dan pelayanan KIA cukup besar yaitu menurunnya angka kematian ibu. Tapi pemanfaatan PKD untuk tempat persalinan masih rendah (Depkes.RI 2000). rnFaktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan PKD antara lain kurangnya promosi dan karakteristik masyarakat setempat seperti faktor umur, tingkat pendidikan, pengetahuan dan perilaku. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan yang baik akan memilih penolong persalinan tenaga kesehatan dan melakukan persalinan di Puskesmas atau rumah bersalin. Demikian sebaliknya orang yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang akan lebih memilih penolong persalinan pada dukun atau melakukan persalinan dirumah. Ibu hamil yang pengetahuannya baik kemungkinan 13,784 kali lebih banyak memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibanding ibu hamil yang pengetahuannya kurang (Rahman 2007, h.7).rnPada ibu hamil juga menginginkan persalinan di rumah. Ibu memanggil tenaga medis untuk menolong persalinan di rumah. Persepsi ibu dalam pertolongan persalinan di rumah karena bersalin di rumah lebih aman dan hemat serta kemungkinan untuk tertukarnya bayi bisa dihindari. Di rumah, ibu hamil juga terhindari dari infeksi silang yang bisa terjadi di rumah sakit. Selain itu, biaya yang dibutuhkan lebih murah daripada biaya di rumah sakit (Jayanthi 2010, h.4). rnBerdasarkan hasil rekapitulasi laporan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kasie Kesehatan Keluarga Kabupaten Batang tahun 2011 pertolongan persalinan jumlah seluruhnya 12.378 orang, yang ditolong bidan di rumah ibu (non Fasilitas Kesehatan) 5.924 orang, dan persalinan dengan dukun 105 orang. Di wilayah UPTD Puskesmas Warungasem masih terdapat masyarakat yang masih melakukan pertolongan persalinan di rumah sendiri dengan cara memanggil bidan kerumahnya. Hasil rekapitulasi Puskesmas Warungasem bulan Januari sampai Agustus 2012, jumlah Persalinan seluruhnya 798 orang, yang bersalin dirumah walaupun sudah ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan) masih mencapai 476 orang, yang bersalin di PKD dan RB 276 orang dan yang bersalin di RS hanya 46 orang .rnJumlah ibu bersalin di Puskesmas Warungasem Batang yang memilih tempat pertolongan persalinan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2012 yang di PKD berjumlah 276 orang dari keseluruhan persalinan 798 orang. Sehingga dari data tersebut peneliti ingin mengetahui tentang apa saja karakteristik ibu bersalin tersebut dalam pemilihan tempat persalinan di fasilitas kesehatan atau PKD di wilayah UPTD Puskesmas Warungasem Batang, karena di wilayah kerja Puskesmas Warungasem mempunyai binaan 18 desa dan 14 desa diantaranya sudah mempunyai PKD, tetapi masih sedikit masyarakat yang memanfaatkan pertolongan persalinan di PKD.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2013
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia