Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) merupakan jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan pasca persalinan yang dijadikan indikator derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Menurut WHO (2019) AKI didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. AKI di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020).
AKI menjadi tantangan bagi setiap negara dalam mewujudkan kesejahteraan ibu dan anak. Kematian ibu didefinisikan sebagai sebuah peristiwa kematian yang terjadi pada wanita ketika hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan oleh kehamilan atau perawatannya tanpa disertai oleh penyebab lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan atau perawatannya, seperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas, kematian karena bencana alam, dan lain-lain. Kematian ibu tidak hanya menjadi permasalahan bagi seorang wanita, akan tetapi juga menjadi sebuah tragedi dan permasalahan bagi keluarga dan komunitasnya. Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan metabolik, dan lain lain (Kemenkes RI, 2019). Sekitar 25-50% kematian ibu disebabkan masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas (WHO, 2018).
Indikator penilaian derajat kesehatan suatu bangsa salah satunya melalui besarnya Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan data kementerian kesehatan RI, AKI pada tahun 2019 terdapat sekitar 205 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh untuk mencapai SDG’s pada tahun 2030
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Tengah, Angka Kematian Ibu pada tahun 2019 mencapai 76,9 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2020), (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Risiko yang dihadapi oleh ibu selama hamil hingga persalinan dapat mengakibatkan kematian ibu(Ntoimo et al., 2018).
Kehamilan Riwayat Seksio Caesarea adalah ibu yang pernah mengalami seksio caesarea 1 kali atau lebih pada persalinan sebelumnya (Dila dkk, 2022). Ibu dengan riwayat operasi seksio casarea biasanya dianjurkan untuk bersalin dan melahirkan di rumah sakit. Sebab, ibu dengan riwayat operasi seksio caesarea merupakan ibu dengan kehamilan resiko tinggi dan membutuhkan penanganan secara intensif oleh dokter kandungan (SpOG) (Caesaria, 2020).
Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya kurang dari dua tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu yang singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya dan cadangan zat besi ibu hamil belum pulih, akhirnya kebutuhan janin di dalam kandungan ibu terganggu. Di Indonesia, kelompok kehamilan risiko tinggi sekitar 34%, dengan rincian umur ibu 34 tahun sebesar 22,4 %, jarak kehamilan < 24 bulan sebesar 5,2% dan jumlah anak terlalu banyak sebesar 9,4%. Resiko yang timbul akibat jarak kehamilan terlalu dekat yaitu perdarahan, kematian janin, plasenta previa, BBLR, dan kematian di usia bayi 3 tahun.
Faktor risiko kehamilan yang menyebabkan komplikasi dan kematian ibu salah satunya adalah terlalu tua usia ibu (≥ 35 tahun), menurut Widatiningsih, S., & Dewi, C. H. (2017), ibu hamil yang mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat hamil pertama disebut dengan primi tua. Ibu dengan primi tua memiliki risiko yang tinggi karena pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku dan ada kemungkinan besar terjadi persalinan macet dan perdarahan, seperti pada penelitian Royda et all (2017), ibu hamil dengan primi tua sekunder mengalami persalinan fase laten memanjang dan pada penelitian yang dilakukan di Cina, ibu hamil dengan usia ≥ 35 tahun mengalami komplikasi seperti hipertensi gestasional, diabetes gestasional, anemia, perdarahan postpartum, tindakan Sectio caesarea, dan kelahiran prematur (Jing, xu et all, 2018).
Ibu hamil yang termasuk golongan risiko tinggi adalah ibu yang memiliki karakteristik tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan rendah, mempunyai riwayat buruk pada kehamilan dan persalinan yang lalu, riwayat menderita anemia atau kurang darah, tekanan darah, kelainan letak janin dan riwayat penyakit kronik, perdarahan pada kehamilan dan faktor non medis. Selain itu, ibu hamil yang terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu muda (usia dibawah 20 tahun), terlalu banyak (lebih dari 4 kali), dan terlalu dekat jarak melahirkan kurang dari 2 tahun) atau dikenal dengan 4 terlalu (4T) dapat menjadi faktor kehamilan risiko tinggi (Isnaini, 2020). Dampak yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi adalah terjadinya keguguran, gawat janin, kehamilan premature, dan keracunan dalam kehamilan (Susanti, 2020). Kategori kehamilan risiko tinggi jika dibandingkan dengan kategori lainnya mempunyai risiko yang lebih besar untuk terjadinya komplikasi. Risiko 4T yang ditemukan dalam kehamilan dapat menimbulkan perdarahan, keguguran
persalinan lama, dan anemia Nufra, 2021).
Pada Provinsi Jawa Tengah, kehamilan risiko tinggi yang diakibatkan hipertensi mengalami peningkatan dalam tiga tahun ini sebanyak 35% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, ibu hamil dengan KEK mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebanyak 53.892 kasus menjadi 39.823 kasus di tahun 2020. Sedangkan di kabupaten atau kota banyak kehamilan risiko tinggi disebabkan oleh perdarahan sebanyak 14,29% dan hipertensi (9,52%).
Angka persalinan lewat operasi SC (sectio caesarea) di Indonesia dinilai tinggi. Rasio tindakan Sectio Caesarea di Indonesia dinilai di atas rata- rata rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10% hingga 15%. Angka kejadian persalinan Sectio Caesarea di Indonesia adalah sebesar 17,6%. (Riskesdas, 2018). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 angka persalinan dengan pertolongan tenaga medis Provinsi Jawa Tengah sebesar 99,30%, angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2017 yaitu 99%. Angka kejadian Sectio Caesarea Provinsi Jawa Tengah padatahun 2017 mencapai 17,1% dari total kelahiran di fasilitas kesehatan (Kenhapsari, A. N., & Purworejo, A. K. P., 2021).
Persalinan melalui operasi caesar juga diketahui menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan jasa PNC. Penelitian (Idris & Syafriyanti, 2021) menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan melalui operasi caesar memiliki peluang 1,5 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan PNC setelah melahirkan. Metode persalinan berkaitan erat dengan cara ibu merawat dirinya pasca bersalin termasuk dalam hal melakukan kunjungan nifas. Ibu yang bersalin menggunakan metode SC lebih memiliki kecenderungan untuk melakukan kunjungan nifas dengan baik. Hal ini dikarenakan ibu yang melahirkan melalui operasi caesar cenderung lebih rentan terhadap berbagai komplikasi pasca melahirkan, seperti: pendarahan, infeksi, dan masalah lainnya.
Melahirkan dengan SC membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan organ-organ tubuh seperti sebelum hamil. Menurut Wulandari & Hidayat (2011 , h. 1) masa nifas yaitu masa setelah keluarnya plasenta sampai dengan kembalinya alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil. Ibu nifas dengan operasi SC memerlukan perawatan yang dilakukan secara alami yaitu sekitar 4-6 minggu. Faktor masih banyaknya ketidaknyamanan berupa rasa nyeri dan sakit karena luka operatif dapat mempengaruhi psikologis berupa kecemasan, kekecewaan, rasa takut, frustasi karena kehilangan kontrol dan kehilangan harga diri yang terkait dengan perubahan citra dirinya. Pada masa nifas perawatan yang dibutuhkan oleh klien antara lain : pemenuhan kebutuhan nutrisi, mobilisasi, eliminasi, personal hygiene, perawatan payudara, teknik menyusui yang benar,
perawatan luka jahit agar tidak terjadi infeksi, dan pengawasan involusi
(Yugistyowati, 2017 , h 70).
Asuhan kebidanan tidak hanya terfokus pada ibu hamil, bersalin, maupun nifas namun sangat dibutuhkan juga untuk Bayi Baru Lahir (BBL). Keberhasilan pada proses persalinan yaitu dengan bayi dilahirkan dalam keadaan yang baik dan optimal. Kematian bayi lebih dari 50% dalam periode neonatal adalah dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan menyebabkan kelainan yang mampu mengakibatkan cacat seumur hidup, hingga kematian. Bayi baru lahir hingga neonatus rentan sekali terkena penyakit, maka dari itu peran sebagai bidan pada bayi yang sehat yaitu memberi motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI, karena secara tidak langsung ASI mengandung kekebalan alami (Fatmawati, 2020)
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memberikan kontribusi dalam menambah literature dan penelitian dengan melakukan “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. K dengan Faktor Risiko Sangat Tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni 1, Kabupaten Pekalongan Tahun 2025 dengan harapan dapat mencegah komplikasi – komplikasi yang timbul selama hamil, persalinan, nifas, dan neonatus dan menangani penyulit yang ada.
Aflina, S. T., Prasetyo, B., & Wittiarika, I. D. (2024). Hubungan Risiko Kehamilan Berdasarkan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) dengan Persalinan Sectio Caesarea dan Morbiditas Perinatal di Wilayah Puskesmas Mojo Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 24(3), 2054-2061.
Anggraini, P. D. (2022). Faktor-Faktor Resiko Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Rsia Annisa 2021. Scientia Journal, 11(1), 189-193.
Anwar, K. K., Elyasari, E., Nurmiaty, N., Kartini, K., Yustiari, Y., Saleh, U. K. S.,
... & Purnama, Y. (2022). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Global Eksekutif Teknologi.
Aritonang, J., & Simanjuntak, Y. T. O. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Disertai Kisi-Kisi Soal Ujian Kompetensi. Deepublish.
Ariendha, D. S. R. (2023). Adaptasi Anatomi Dan Fisiologi Dalam Kehamilan.
Asrina, A., Mayangsari, R. N., Putri, K. M., Suryani, I. S., Kurniasih, N. I. D., Khatimah, H., & Lienggonegoro, L. A. (2024). Asuhan Persalinan. Penerbit Widina.
Bayuana, A., Anjani, A. D., Nurul, D. L., Selawati, S., Saiâ, N., Susianti, R., & Anggraini, R. (2023). Komplikasi Pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir: Literature Review. Jurnal Wacana Kesehatan, 8(1), 26-36.
CAESAREA DI RSUD RA KARTINI JEPARA. Hikmah Journal of Health, 2(1), 1-8.
Dela, J. (2023). PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI RSUD SOLOK SELATAN TAHUN 2023 (Doctoral dissertation, STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG).
Dewi Ciselia, S. S. T., & Vivi Oktari, S. S. T. (2021). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakad Media Publishing.
Hilmiffah, D., Sari, L. L., & Jumita, J. (2025). Relationship Between Type Of Delivery And Completeness Of Postpartum Visit In The Working Area Of Puskesmas Kampung Delima, Rejang Lebong Regency. Student Scientific Journal, 3(1), 29-36.
Indriani, P. L. N., & Rahmadhani, S. P. (2024). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Persalinan Sectio Caesarea (SC) di Rsud Banyuasin Tahun 2024. Bulletin of Community Engagement, 4(3), 851-860.
Indrianita, V., Bakoil, M. B., Fatmawati, E., Widjayanti, Y., Nurvitriana, N. C., &
Ningrum, N. P. (2022). Kupas tuntas seputar masa nifas dan menyusui serta penyulit/komplikasi yang sering terjadi. Rena Cipta Mandiri.
Komarijah, N., & Waroh, Y. K. (2023, August). Determinan kejadian persalinan sectio caesarea (SC) di RSUD Syamrabu Bangkalan. In Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian (Vol. 5, pp. 2513-2522).
Mangkuji, Ginting, Suswaty, Lubis, & Wildan. (2015). Asuhan Kebidanan
7 langkah SOAP. Penerbit Buku Kedokteran.
Naomi Hosianna Br Silalahi, N. (2024). ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. M UMUR 28 TAHUN G2P1AB0AH1 DENGAN JARAK KEHAMILAN< 2 TAHUN DAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA (SC) ATAS INDIKASI HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEPOK III SLEMAN (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Novidha, B. D. H., Manik, R., Keb, M., Wijayanti, I. T., Christiana, I., & Rahmawati, D. (2023). Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan BBL Fisiologis dan Patologis S1 Kebidanan. Mahakarya Citra Utama Group.
Puspita, I. M., Ma’rifah, U., & Taufiqoh, S. (2022). Asuhan Kebidanan Nifas. Rena Cipta Mandiri.
Ratnaningtyas, M. A., & Indrawati, F. (2023). Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Kehamilan Risiko Tinggi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 7(3), 334-344.
Rahmawati, I. (2024). KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN SECTIO
Wahyuni, R., & ST, S. (2023). KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL. ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN UNTUK IBU DAN GENERASI SEHAT, 43.
Rini, S., & Susanti, I. H. (2018). Penurunan nyeri pada ibu post sectio caesaria pasca intervensi biologic nurturing baby led feeding. Medisains, 16(2), 83-88.
Rimadeni, Y., Faisal, T. I., Halimatussakdiah, H., Afdhal, A., & Hartika, N. (2022). Asuhan keperawatan ibu nifas dengan post sectio caesarea: Studi Kasus. Journal keperawatan, 1(2), 115-129.
Safitri, M., Anggreni, M., & Noviyani, E. P. (2024). Pengaruh Konsumsi Putih Telur Dan Madu Terhadap Penyembuhan Luka Post Sc Di RSUD Pagelaran Cianjur Tahun 2023. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(3), 18600-18613.
Sembiring, J. B. (2019). Buku ajar neonatus, bayi, balita, anak pra sekolah.
SUHARDINITA, N. M. M. (2023). HUBUNGAN KEPATUHAN BIDAN RUANG BERSALIN DENGAN KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD AWET MUDA NARMADA (Doctoral dissertation, SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR).
Billa, S., Dhilon, D. A., & Syahda, S. (2023). ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. R DI PMB NISLAWATY WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG KOTA TAHUN 2022. Jurnal Kesehatan Terpadu, 2(1), 30-33.
| Properti | Nilai Properti |
|---|---|
| Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
| umpp.pekalongan@yahoo.com | |
| Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
| Telepon | (0285) 7832294 |
| Tahun | 2025 |
| Kota | Pekalongan |
| Provinsi | Jawa Tengah |
| Negara | Indonesia |