Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.K DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016


Pengarang : Fina Apriyani, Milatun Khanifah, Risqi Dewi Aisy


Kata Kunci   :KOMPREHENSIF

Latar BelakangrnAngka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih tinggi dan ini merupakan suatu masalah kesehatan yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Menurut WHO tahun 2014 angka kematian ibu di indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi sebesar 10,75 per 1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng 2014).rnKematian ibu yang masih tinggi disebabkan oleh beberapa hal yaitu: ada penyebab kematian langsung dan penyebab kematian tidak langsung. Kematian langsung disebabkan karena perdarahan (25%), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lainnya (8%). Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya anemia, persalinan kala 1 lama (Saifuddin 2014, h. 54).rnPada ibu hamil jumlah sel dalam darah semakin meningkat untuk bisa mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi, yang disertai anemia fisiologis (Asrinah 2010, h.71). Anemia dalam kehamilan dapat terjadi karena perubahan fisiologi selama kehamilan. Seiring dengan hemodilusi yang terjadi pada usia kehamilan 24 minggu dan memuncak pada kehamilan 28-32 minggu menyebabkan kadar Hb dalam tubuh ibu semakin menurun (Iriyanti 2013, h.115). Penyebab paling besar anemia adalah anemia karena kekurangan zat besi (Irianti 2014, h.159).rnKomplikasi anemia saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his (kekuatan mengejan), terjadi partus terlantar (partus lama), ibu cepat lelah, retensio plasenta, dan perdarahan postpartum (Manuaba 2010, h. 240). Kemajuan persalinan pada ibu nulipara memiliki makna khusus karena kurva-kurva memperlihatkan perubahan cepat dalam pembukaan serviks antara 3-4 cm. Pemanjangan persalinan dalam fase aktif lebih umum terjadi pada perempuan primigravida (Hollingworth 2012 h.310). Asuhan persalinan secara umum bertujuan untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melakukan berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi maksimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Hidayat dan Sujiati 2010, h.2). rnTahapan yang dilakukan ibu setelah persalinan yaitu masa nifas. Menurut Saifuddin (2008 h.122). Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Adapun tujuan dari masa nifas sendiri yaitu menjaga kesehatan ibu dan bayinya, melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya, dan menganjurkan ibu untuk merawat kesehatan diri, dan pemberian ASI pada bayinya serta menjaga kesehatan pada bayinya. Menurut Saifuddin (2009, h.356) Asuhan masa nifas sendiri diperlukan karena merupakan masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial.rnTidak hanya persalinan dan nifas, bidan juga harus memantau keadaan bayi baru lahir. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti 2013 h.2). Tujuan asuhan kebidanan yang lebih luas selama masa ini, dengan cara memberikan perawatan secara komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orang tua dan untuk memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang tuanya percaya diri dan mantap.rnSetiap bayi baru lahir biasanya diberikan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan pada neonatus. Selain itu, kunjungnan neonatus dibagi menjadi 3 yaitu: Kunjungan neonatal (KN 1) adalah pada 6 – 48 jam, Kunjungan neonatal (KN 2) adalah pada hari ke tiga sampai hari ke tujuh, Kunjungan naonatal (KN 3) adalah pada hari ke delapan sampai hari ke dua puluh delapan (Direktorat kesehatan anak, 2010).rnBerdasakan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada bulan Januari – Desember 2015 dari 27 Puskesmas diperoleh jumlah ibu hamil sebanyak 16.752 ibu hamil Sedangkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kabupaten Pekalongan sebesar 14 kasus dimana sebanyak 28,5 % atau 175 kasus terjadi di Wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni II. Sedangkan jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni II diketahui terdapat 514 ibu hamil.rnBerdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan Asuhan secara komprehensif pada kasus Ny. K di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2016
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia