ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N DI DESA AMBOKEMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2020
Kata Kunci   :KEBIDANAN
A. Latar Belakang Dalam membangun Indonesia yang sehat, salah satu upaya pemerintah melakukan program untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) hingga dibawah angka 70/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian bayi atau neonatus hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup sebagaimana merupakan target SDGS (Sustainable Development Goals)pada tahun 2030 (Kemenkes 2017,h.15). Sedangkan di Jawa Tengah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2016 menunjukan 109,65 per 100.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 88,05 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jateng 2017,h.36). Indikator yang digunakan untuk menentukan angka kematian ibu yaitu kematian ibu selama hamil, bersalin, nifas per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dibagi menjadi penyebab kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian ibu langsung terjadi akibat komplikasi kehamilan,persalinan, atau masa nifas, dan kematian tidak langsung yaitu akibat penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan misalnya anemia dan Kekurangan Energi Kronis(KEK) (Saifudin 2014,h.54). Kekurangan Energi Kronis (KEK) dapat terjadi apabila ibu hamil mengalami kekurangan energi. Kekurangan energi kronik pada ibu dapat dimonitoring dengan cara mengukur lingkar lengan atas non dominan pada ibu hamil dengan batas normal 23,5 cm. Kebutuhan gizi seperti sayuran hijau dan daging sangat penting untuk ibu selama masa kehamilan dan memenuhi gizi janin didalam kandungannyaa (Kementrian Kesehatan RI 2016,h.24). Kekurangan Energi Kronis (KEK) menjadi salah satu penyebab dari perdarahan (Prawirahardjo,2014 h.493). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 (h.13) menunjukan pravelensi risiko KEK pada ibu hamil di indonesia ( usia 15-49tahun) sebesar 17,3% ibu hamil yang memiliki berat badan <80% dari berat ideal dapat berpengaruh terhadap kehamilannya, risiko yang ditimbulkan adalah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah maupun gangguan pertumbuhan janin dalam uterus (Astuti et al.2017,h.106). Ibu hamil dengan status gizi kurang berpeluang terjadinya anemia. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018 terdapat 48,9% ibu hamil yang mengalami anemia (Kemenkes RI,2018). Dampak anemia pada kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, mudah terjadi infeksi, hambatan tumbuh kembaang janin di dalam rahim, molahidatidosa, perdarahan antepartum dan KPD. Pada persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, kala I lama, kala II berlangsung lama, dapat terjadi perdarahan sekunder dan atonia uteri (Mangkuji 2014,h.48). Selain Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Anemia terdapat masalah lain dalam kehamilan yaitu kehamilan dengan letak sungsang. Kehamilan dengan letak sungsang merupakan Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada di bawah (Norma&Dwi 2018 h.113). Menurut Saifudin (2014), Pembesaran uterus menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin sehigga pada usia 28-34 minggu janin dapat mengalami kelainan letak karena ruang dalam uterus masih luas dan menyebabkan janin dapat berputar. Akan tetapi pada usia kehamilan < 34 minggu apabila janin selain kepala dapat didiagnosa kehamilan dengan kelainan letak. Acuan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir dan upaya pencegahan komplikasi persarahan pasca persalinan, hipotermi pada bayi dan asfiksia. Tujuan utama dari asuhan persalinan normal adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu maupun bayi, mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir ( Saifudin 2014,h.334). periode masa persalinan meliputi transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarga secara fisiologis, emosional dan sosial ( Saifudin 2014,h.334). Masa nifas merupakan masa yang paling efektif bagi bidan untuk menjalankan perannya sebagai pendidik agar bidan dapat memberikan asuhan yang dapat mecegah timbulnya berbagai masalah pada ibu nifas yang mungkin saja akan berlanjut pada komplikasi ( Purwanti 2012,h.12). Bayi yang lahir dalam usia kehamilan 37-42 minggu serta memiliki berat badan lahir 2500-4000 gram (Arief dan Kristiyanasari, 2015, h.1). Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran berusia 0-28hari (Marmi,2012,h.1). Penanganan bayi baru lahir menurut Sondakh (2014,hh.48-54) yaitu menjaga kehangatan bayi, membersihkan saluran nafas dengan menghisap lendir mulai dari mulut dan hidung, mengeringan tubuh bayi, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan insisi menyusu dini (IMD), memberikan identitas diri, memberikan suntikan vitamin K1, memberikan salep mata, memberikan imunisasi hepatitis B pertama, melakukan pemeriksaan fisik. Data Dinas Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 diketahui dari 27 Puskesmas menunjukan jumlah ibu hamil sebanyak 17.462 orang. pravelensi kasus ibu hamil dengan Anemia terdapat 1025 orang(5,86%), Sedangkan data Puskesmas Kedungwuni II pada tahun 2019 terdapat 91 orang dengan anemia (9,4%). Jumlah ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik(KEK) terdapat 3202 orang (18%). ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada puskesmas kedungwuni II terdapat 153 orang (15,8%). Jumlah ibu hamil dengan letak sungsang terdapat 461 orang (2,64%). Pada puskesmas kedungwuni II terdapat 66 orang dengan letak sungsang (6,8%).
A. Latar Belakang Dalam membangun Indonesia yang sehat, salah satu upaya pemerintah melakukan program untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) hingga dibawah angka 70/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian bayi atau neonatus hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup sebagaimana merupakan target SDGS (Sustainable Development Goals)pada tahun 2030 (Kemenkes 2017,h.15). Sedangkan di Jawa Tengah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2016 menunjukan 109,65 per 100.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 88,05 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jateng 2017,h.36). Indikator yang digunakan untuk menentukan angka kematian ibu yaitu kematian ibu selama hamil, bersalin, nifas per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dibagi menjadi penyebab kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian ibu langsung terjadi akibat komplikasi kehamilan,persalinan, atau masa nifas, dan kematian tidak langsung yaitu akibat penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan misalnya anemia dan Kekurangan Energi Kronis(KEK) (Saifudin 2014,h.54). Kekurangan Energi Kronis (KEK) dapat terjadi apabila ibu hamil mengalami kekurangan energi. Kekurangan energi kronik pada ibu dapat dimonitoring dengan cara mengukur lingkar lengan atas non dominan pada ibu hamil dengan batas normal 23,5 cm. Kebutuhan gizi seperti sayuran hijau dan daging sangat penting untuk ibu selama masa kehamilan dan memenuhi gizi janin didalam kandungannyaa (Kementrian Kesehatan RI 2016,h.24). Kekurangan Energi Kronis (KEK) menjadi salah satu penyebab dari perdarahan (Prawirahardjo,2014 h.493). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 (h.13) menunjukan pravelensi risiko KEK pada ibu hamil di indonesia ( usia 15-49tahun) sebesar 17,3% ibu hamil yang memiliki berat badan <80% dari berat ideal dapat berpengaruh terhadap kehamilannya, risiko yang ditimbulkan adalah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah maupun gangguan pertumbuhan janin dalam uterus (Astuti et al.2017,h.106). Ibu hamil dengan status gizi kurang berpeluang terjadinya anemia. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018 terdapat 48,9% ibu hamil yang mengalami anemia (Kemenkes RI,2018). Dampak anemia pada kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, mudah terjadi infeksi, hambatan tumbuh kembaang janin di dalam rahim, molahidatidosa, perdarahan antepartum dan KPD. Pada persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, kala I lama, kala II berlangsung lama, dapat terjadi perdarahan sekunder dan atonia uteri (Mangkuji 2014,h.48). Selain Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Anemia terdapat masalah lain dalam kehamilan yaitu kehamilan dengan letak sungsang. Kehamilan dengan letak sungsang merupakan Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada di bawah (Norma&Dwi 2018 h.113). Menurut Saifudin (2014), Pembesaran uterus menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin sehigga pada usia 28-34 minggu janin dapat mengalami kelainan letak karena ruang dalam uterus masih luas dan menyebabkan janin dapat berputar. Akan tetapi pada usia kehamilan < 34 minggu apabila janin selain kepala dapat didiagnosa kehamilan dengan kelainan letak. Acuan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir dan upaya pencegahan komplikasi persarahan pasca persalinan, hipotermi pada bayi dan asfiksia. Tujuan utama dari asuhan persalinan normal adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu maupun bayi, mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir ( Saifudin 2014,h.334). periode masa persalinan meliputi transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarga secara fisiologis, emosional dan sosial ( Saifudin 2014,h.334). Masa nifas merupakan masa yang paling efektif bagi bidan untuk menjalankan perannya sebagai pendidik agar bidan dapat memberikan asuhan yang dapat mecegah timbulnya berbagai masalah pada ibu nifas yang mungkin saja akan berlanjut pada komplikasi ( Purwanti 2012,h.12). Bayi yang lahir dalam usia kehamilan 37-42 minggu serta memiliki berat badan lahir 2500-4000 gram (Arief dan Kristiyanasari, 2015, h.1). Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran berusia 0-28hari (Marmi,2012,h.1). Penanganan bayi baru lahir menurut Sondakh (2014,hh.48-54) yaitu menjaga kehangatan bayi, membersihkan saluran nafas dengan menghisap lendir mulai dari mulut dan hidung, mengeringan tubuh bayi, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan insisi menyusu dini (IMD), memberikan identitas diri, memberikan suntikan vitamin K1, memberikan salep mata, memberikan imunisasi hepatitis B pertama, melakukan pemeriksaan fisik. Data Dinas Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 diketahui dari 27 Puskesmas menunjukan jumlah ibu hamil sebanyak 17.462 orang. pravelensi kasus ibu hamil dengan Anemia terdapat 1025 orang(5,86%), Sedangkan data Puskesmas Kedungwuni II pada tahun 2019 terdapat 91 orang dengan anemia (9,4%). Jumlah ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik(KEK) terdapat 3202 orang (18%). ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada puskesmas kedungwuni II terdapat 153 orang (15,8%). Jumlah ibu hamil dengan letak sungsang terdapat 461 orang (2,64%). Pada puskesmas kedungwuni II terdapat 66 orang dengan letak sungsang (6,8%).
Referensi
-
| Properti | Nilai Properti |
|---|---|
| Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
| umpp.pekalongan@yahoo.com | |
| Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
| Telepon | (0285) 7832294 |
| Tahun | 2020 |
| Kota | Pekalongan |
| Provinsi | Jawa Tengah |
| Negara | Indonesia |