Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

Analisis Residu Tetrasiklin Pada Daging Ayam Potong Di Pasar Sekitar Kabupaten Pemalang

Pengarang : Nabilah Jauza Rizqi, Khusna Santika Rahmasari

Kata Kunci   :Daging Ayam, Kabupaten Pemalang, Residu Antibiotik, Spektrofotometri UV-Vis, Tetrasiklin

Tingkat konsumsi rata-rata daging ayam ras perkapita di Kabupaten Pemalang tahun 2022 mencapai 5.18 kg per tahun. Tingginya permintaan terhadap produk ayam broiler memacu peternak untuk menghasilkan produk ayam dalam jumlah banyak dan untuk mencegah atau mengobati infeksi pada ayam peternak memakai tetrasiklin dengan penggunaan dan dosis yang tidak tepat sehingga menyebabkan residu tetrasiklin pada daging. Efek berbahaya dari residu tetrasiklin dalam jangka pendek misalnya hipersensitif, gangguan pencernaan dan anafilaksis, sedangkan efek jangka panjang dapat bersifat karsinogenik, teratogenik, resistensi dan toksisitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu meneliti kandungan residu tetrasiklin dan meneliti kadar residu tetrasiklin pada daging ayam potong di pasar Kabupaten Pemalang. Sampel diambil dari 14 pasar di sekitar Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan secara kualitatif yaitu uji reaksi warna dengan H2SO4 dan analisis secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis adisi standar. Hasil penelitian analisis kualitatif uji reaksi warna dengan H2SO4 semua sampel daging ayam menunjukkan hasil positif sedangkan analisis kuantitatif kadar residu tetrasiklin sampel Comal sebanyak 101,03 µg/g, Ampelgading sebanyak 62,04 µg/g, Petarukan sebanyak 97,86 µg/g, Taman sebanyak 161,56 µg/g, Pemalang sebanyak 133,33 µg/g, Bantarbolang sebanyak 35,53 µg/g, Randudongkal sebanyak 63,208 µg/g, Pulosari sebanyak 178,39 µg/g, Warungpring sebanyak 149,8 µg/g, Moga sebanyak 71,05 µg/g, Belik sebanyak 60,63 µg/g, Watukumpul sebanyak 115,408 µg/g, Ulujami sebanyak 197,475 µg/g dan Bodeh sebanyak 92,62 µg/g. Semua sampel daging ayam mengandung residu tetrasiklin melebihi batas maksimum residual (BMR) yang ditetapkan oleh SNI 01-6366-200 sebesar 0,1 µg/g.

Referensi

-