Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Gambaran Karakteristik Diabetesi Tipe II yang mengikuti Senam Diabetes di wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan


Pengarang : Meliana Tri Dewinta , Irnawati


Kata Kunci   :Diabetes,Senam Diabetes

The 17th University Research Colloqium 2023 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Gambaran Karakteristik Diabetesi Tipe II yang Mengikuti Senam Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan
Meliana Tri Dewinta 1, Irnawati 2
ABSTRAK
Latar Belakang : Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga diabetes bermanfaat untuk mengontrol gula darah, mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular dan sistem saraf. Dengan demikian, salah satu faktor penting penunjang kualitas hidup penderita diabetes tipe 2 adalah pengelolaan diabetes secara mandiri melalui olahraga. Tujuan : Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik diabetesi tipe II yang mengikuti senam diabetes di wilayah kerja puskesmas kota pekalongan.
Sampel : Penelitian ini menggunakan sampel pada penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Bendan yaitu 33 orang, Puskesmas Medono yaitu 10 orang dan di Puskesmas Sokorejo yaitu 40 orang, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Convenience sampling
Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pra- eksperimen dengan pendekatan one-group pre-test-post-test, dengan Uji Kolomgorov dan menggunakan Uji statistik dependent (Paired simple).
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan data diketahui bahwa rata- rata kadar gula darah setelah diberikan senam diabetes mengalami penurunan yaitu dari 165.64 mg/dL menjadi 152.29 mg/dL atau mengalami penurunan sebesar 13,35 mg/dL. Simpulan : Terdapat penurunan Kadar gula darah antara sebelum diberikan senam diabetes dengan setelah diberikan senam diabetes, sehingga pemegang program Prolanis dapat memberikan edukasi kepada Diabetesi untuk rutin mengikuti senam diabetes untuk membantu menurunkan kadar gula darah.
Kata Kunci : Diabetes, Senam Diabetes Pustaka : 55 (2008-2022)
the Characteristics of Type II Diabetics who Participate in Diabetes Gymnastics in the Work Area of the Pekalongan City Health Center
Meliana Tri Dewinta1, Irnawati2
ABSTRACT
Introductions: Several studies have shown that diabetic exercise is beneficial for controlling blood sugar, reducing the risk of cardiovascular and nervous system complications. Thus, one of the important factors supporting the quality of life of people with type 2 diabetes is managing diabetes independently through exercise.
Objectives: it aims to describe the characteristics of type II diabetics who participate in diabetes exercise in the working area of the Pekalongan City Health Center.
Samples: samples of the study are all Diabetes Mellitus sufferers in Bendan Health Center; 33 people, in Medono Health Center; 10 people; and in Sokorejo Health Center is 40 people. Method: it is a quantitative descriptive using pre-experimental with dependent statistical test as an approach.
Result: based on the data, it is known that the average blood sugar level after being given diabetes exercise has decreased, from 165.64 mg/dL to 152.29 mg/dL or decreased by 13.35 mg/dL.
1

e-ISSN: 2621-0584
Conclusions: there was a decrease in blood sugar levels between before being given diabetes exercise and after so that Prolanis program holders can provide education to diabetics to regularly participate in diabetes exercise to help lower blood sugar levels.
Keywords: Diabetes, Diabetes Gymnastics References: 55 (2008-2022)
A. PENDAHULUAN
Diabetes merupakan salah satu penyebab kematian di seluruh dunia, de International Diabetes Federation (IDF,2021) mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20-79 tahun) atau 9,3% dari populasi dunia. Menurut Pusat Informasi Data Kesehatan tahun 2018, jumlah penderita diabetes di Indonesia akan mencapai 8,4 juta pada tahun 2018 dan diperkirakan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018)). Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia, dengan 8,4 juta diabetes setelah India, Cina dan Amerika Serikat (WHO, 2016). Berdasarkan Profil Kesehatan Negara Jawa Tengah 2018, prevalensi diabetes mellitus adalah 20,57%, angka penyakit tidak menular tertinggi kedua setelah hipertensi (Dinas Kesehatan Negara Jawa Tengah, 2018). Di Kota Pekalongan, jumlah kasus terbanyak tercatat di Puskesmas Bendan dari Januari hingga Oktober 2021, dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 872 orang (Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, 2021).
Diabetes adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh masalah dengan kadar gula darah. Diabetes dapat disebabkan oleh masalah dengan sekresi insulin atau masalah dengan kinerja insulin. Diabetes dapat mempengaruhi setiap organ dalam tubuh, yang dapat menyebabkan komplikasi dan masalah kesehatan lainnya (Anani, Udiyono dan Praba, 2012). Penyebab utama diabetes seringkali karena gaya hidup yang tidak sesuai dengan pola hidup sehat. Pola hidup yang tidak sehat antara lain tidak berolahraga dan sering makan makanan cepat saji yang dapat menyebabkan obesitas. Pada tahun 2017, orang yang kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi daripada mereka yang bergizi baik, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Ada kebutuhan mendesak untuk pendekatan yang efektif untuk mencegah diabetes tipe 2 untuk mencegah komplikasi dan kematian dini yang mungkin disebabkan oleh berbagai jenis diabetes. Intensitas olahraga diabetes memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar gula darah, tetapi tidak terlalu banyak, tetapi intensitas sedang dapat secara signifikan menurunkan kadar gula darah, tetapi dapat meningkatkan jumlah katekolamin dan hormon pertumbuhan.
Oleh karena itu, aktivitas fisik intensitas tinggi sedikit menurunkan gula darah (Molina & Patricia, 2014). Hasil penelitian Andri Nugraha, Engkus Kusnadi, dan Sigit Subagja (2016) menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah senam diabetes, berdasarkan temuan tersebut yang mendasari peneliti melakukan penelitian ini.
Hasil penelitian di Puskesmas Bendan menunjukkan bahwa Puskesmas Bendan tercatat merupakan kejadian DM tipe II tertinggi di kota Pekalongan. Vendor Health Center memiliki program manajemen diabetes yang disebut Prolanis (Program Manajemen Penyakit Kronis). Salah satu kegiatan Prolanis adalah senam diabetes rutin mingguan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Karakteristik Diabetesi Tipe II Yang Mengikuti Senam Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan.
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 2

e-ISSN: 2621-0584
Berdasarkan hal tersebut di atas, gambaran karakteristik diabetes yang mengikuti senam diabetes meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, tekanan darah, kadar gula darah sewaktu penderita Diabetes Mellitus Tipe II sebelum melakukan senam diabetes dan kadar gula darah sewaktu penderita Diabetes Mellitus Tipe II setelah melakukan senam diabetes.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan deskripsi kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (menggambarkan) peristiwa – peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Total populasi pada penelitian ini adalah 13 orang yang menderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Bendan, 20 orang yang menderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Medono dan 25 orang yang menderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Sokorejo Kota Pekalongan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini digunakan metode convenience sampling sebagai teknik penentuan sampel, dikarenakan populasi yang cukup luas dan juga teknik penentuan sampel dengan metode convenience sampling ini kerap digunakan dalam berbagai penelitian di bidang kesehatan. Penelitian ini menggunakan alat easy touch GDS (Glucose, Cholesterol, UA), alat yang digunakan adalah alat Easy Touch dan stik gula darah, lembar observasi yang dibuat oleh peneliti untuk mencatat kadar gula darah sebelum dan sesudah senam diabetes, Speaker aktif dan Mikrofon untuk mengiringi senam dan memberikan instruksi kepada peserta senam, alat cek tekanan darah dan timbangan yang digunakan peneliti untuk mengecek tekanan darah dan mengukur berat badan peserta.
Uji validitas dilakukan dalam populasi berjumlah 5 orang. Data pada penelitian ini terdiri data kadar glukosa darah yang dikumpulkan melalui pemeriksaan rapid test glukosa darah dengan glukometer/glukotest dan lembar observasi yaitu EASY TOUCH dan NESCO. Selanjutnya setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis dengan sistem komputerisasi. Analisis hubungan variabel glukotest dengan kadar glukosa darah dilakukan dengan uji t independen.
Penelitian ini hanya menggambarkan karakteristik diabetes yang mengikuti senam diabetes meliputi jenis kelamin, usia, berat badan, pendidikan, tipe Diabetes Mellitus, usia awal sakit Diabetes Mellitus, kadar gula darah sewaktu penderita Diabetes Mellitus Tipe II sebelum melakukan senam diabetes dan kadar gula darah sewaktu penderita Diabetes Mellitus Tipe II setelah melakukan senam diabetes.
C. HASIL PENELITIAN
Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel – tabel berikut :
1. Umur responden
Berdasarkan Tabel 5.1 di bawah dapat diketahui umur seluruh responden berjumlah 58 orang diatas 30 tahun. Rata-rata umur pasien adalah 60 tahun, Standar Deviasi Usia responden adalah 8,508, usia minimum pasien adalah 41 tahun dan usia maksimum pasien adalah 76 tahun.
Tabel 5.1. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Umur
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 3

e-ISSN: 2621-0584
Umur Mean Standar Deviasi
> 30 tahun
2. Jenis kelamin
Tabel 5.2. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
1 laki-laki
2 Perempuan
Total
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui jenis kelamin laki-laki sebanyak 10 responden (17,2%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 48 responden (82,8%), sehingga responden mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 48 responden (82,8%).
3. Pendidikan responden
Tabel 5.3. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan
1 SD
2 SMP
3 SMA
Total
Berdasarkan Tabel 5.3 pendidikan SD sebanyak 4 responden (6,9%), pendidikan SMP sebanyak 14 responden (24,1%) dan pendidikan SMA sebanyak 40 responden (69%). Sehingga responden mayoritas dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 40 responden (69%).
4. Tekanan Darah responden
Tabel 5.4. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan
Tekanan Darah
Min – Max Mean Tekanan Darah 77 – 116 90.48
Berdasarkan Tabel 5.6. diketahui bahwa hasil pengukuran tekanan darah pada responden penderita Diabetes Melitus Tipe-2 nilai tekanan darah berdasarkan rumus untuk menghitung Tekanan Arteri rata – rata atau Mean Arterial Pressure (MAP) hasilnya adalah Tekanan Darah minimum (Normal) adalah 77 mmHg, Tekanan Darah maksimum (Hipertensi) adalah 116 mmHg dan Tekanan Darah rata – rata (Normal) adalah 90,48 mmHg.
5. Kadar Gula Darah sewaktu sebelum dan setelah melaksanakan senam diabetes Tabel 5.5. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Kadar Gula Darah
Sewaktu Sebelum Dan Setelah Melaksanakan Senam Diabetes
No Kadar Gula Darah Mean Min – Max
60 8.508
Min-Max
41 - 76
No Jenis Kelamin F %
10 17.2
48 82.8
58 100.0
No Pendidikan F %
4 6.9
14 24.1
40 69.0
58 100.0
Prosiding 17th Urecol: Seri 2
4

e-ISSN: 2621-0584
163.91 mg/dL 70 – 466
151.07 mg/dL 70 – 450
1 Sebelum
2 Sesudah
Berdasarkan Tabel 5.11. diketahui bahwa setelah diberikan senam diabetes dilakukan Kadar Gula darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-II. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa Kadar Gula darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-2 sebelum melaksanakan Senam Diabetes nilai kadar gula darah terendah (Normal) adalah 70 mg/dL dan tertinggi (Diabetes) adalah 466 mg/dL dengan rata-rata (Diabetes) sebesar 163.91 mg/dL dan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-2 setelah melaksanakan Senam Diabetes nilai kadar gula darah terendah (Normal) adalah 70 mg/dL dan tertinggi (Diabetes) adalah 450 mg/dL dengan rata-rata (Diabetes) sebesar 151.07 mg/dL.
D. PEMBAHASAN
a. Umur
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat diketahui umur seluruh responden
berjumlah 58 orang diatas 30 tahun. Rata-rata umur pasien adalah 60 tahun, Standar Deviasi Usia responden adalah 8,508, usia minimum pasien adalah 41 tahun dan usia maksimum pasien adalah 76 tahun. Umur ≥ 60 tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes karena pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun disebabkan oleh terjadinya penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal.
Menurut Riyadi & Sukarmin (2008), penyebab resistensi pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak berperan. Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan berisiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui jenis kelamin laki-laki sebanyak 10
responden (17,2%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 48 responden (82,8%), sehingga responden mayoritas jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 48 responden (82,8%). Menurut penelitian Jelantik Haryati (2014), penyakit Diabetes Mellitus ini sebagian besar dapat dijumpai pada perempuan dibandingkan laki- laki. Terdapat perbedaan dalam melakukan semua aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang sangat mempengaruhi kejadian suatu penyakit, dan hal tersebut merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus.
c. Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.3 pendidikan SD sebanyak 4 responden (6,9%),
pendidikan SMP sebanyak 14 responden (24,1%) dan pendidikan SMA sebanyak 40 responden (69%). Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh tingkat pendidikan pasien yang mengalami diabetes melitus tipe II terbanyak yaitu SMA. Hasil penelitian ini didukung oleh Rahma (2018), menyatakan bahwa terdapat pengaruh faktor risiko tingkat pendidikan terhadap risiko terkena penyakit diabetes melitus tipe II, dan yang memiliki peluang yang paling besar terhadap penyakit diabetes melitus adalah tingkat pendidikan SMA atau yang sederajat (69 %). Tingkat
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 5

e-ISSN: 2621-0584
pendidikan memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit diabetes melitus tipe II. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi biasanya akan memiliki banyak pengetahuan tentang kesehatan. Dalam penelitian ini menggambarkan bahwa semakin tinggi pendidikan responden, semakin tinggi kesadaran untuk melakukan senam diabetes melalui program Prolanis di Puskesmas.
d. Tekanan Darah
Berdasarkan hasil penelitian diatas, Diketahui bahwa hasil pengukuran
tekanan darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-2 nilai tekanan darah berdasarkan rumus untuk menghitung Tekanan Arteri rata – rata atau Mean Arterial Pressure (MAP) hasilnya adalah Tekanan Darah minimum (Normal) adalah 77 mmHg, Tekanan Darah maksimum (Hipertensi) adalah 116 mmHg dan Tekanan Darah rata – rata (Normal) adalah 90,48 mmHg. Menurut Raphaeli (2017) yang menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara kadar gula darah sewaktu dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
e. Kadar Gula Darah
Berdasarkan hasil penelitian diatas, kadar gula darah pada penderita
Diabetes Melitus Tipe-II sebelum melaksanakan senam diabetes terendah adalah 70 mg/dL dan tertinggi adalah 466 mg/dL dengan rata-rata sebesar 163.91 mg/dL. Berdasarkan data tersebut sehingga responden memenuhi indikasi diberikannya senam diabetes, atau dengan kata lain sebelum dilakukan senam diabetes kondisi kadar gula darah pasien sudah memenuhi kriteria untuk diberikan senam diabetes.
Kadar Glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-II setelah melaksanakan Senam Diabetes nilai kadar gula darah terendah adalah 70 mg/dL dan tertinggi adalah 450 mg/dL dengan rata-rata sebesar 151.07 mg/dL. Menurut Syafril (2019), manfaat olahraga pada DM adalah mengontrol gula darah, terutama pada DM tipe II yang mengikuti olahraga teratur maka gula darah mengalami perbaikan. Glukosa darah dibakar menjadi energi, sehingga sel-sel energi menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Peredaran darah lebih baik dan resiko terjadinya diabetes tipe II akan turun sampai 50%. Jadi penatalaksanaan kegiatan jasmani bagi penderita Diabetes Mellitus tipe II sangat penting untuk mengontrol gula darah penderita, sebab dengan melakukan kegiatan jasmani dalam bentuk senam diabetes yang dilakukan secara rutin dapat membantu memperbaiki profil lemak darah, menurunkan kolesterol total serta mengontrol gula darah. Selain senam diabetes, usaha tersebut akan berhasil disebabkan juga oleh rutinitas responden mengikuti Program Prolanis dan konsumsi obat – obatan yang dianjurkan dokter sesuai kondisi responden sehingga gula darah dapat terkontrol.
Berdasarkan data diketahui bahwa rata-rata kadar gula darah setelah diberikan senam diabetes mengalami penurunan yaitu dari 163.91 mg/dL menjadi 151.07 mg/dL atau mengalami penurunan sebesar 12,84 mg/dL. Menurut L. Wijayanti (2014), Pelaksanaan senam diabetes bisa menurunkan kadar gula darah. Oleh karena itu, perawat melalui Program Prolanis dapat berperan serta dalam membimbing penderita diabetes untuk melakukan senam diabetes secara rutin sehingga dapat digunakan sebagai terapi dalam mengontrol dan menurunkan kadar gula darah. Diabetes militus akan terawat dengan baik apabila terdapat keseimbangan yang baik antara diet dan senam diabetes. Senam Diabetes secara teratur dapat memperbaiki metabolisme glukosa, asam lemak dan ketone bodies
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 6

e-ISSN: 2621-0584
(dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan insulin) dan merangsang sintesis glikogen. Pada kasus diabetes militus latihan gerak dapat meningkatkan kepekaan insulin sehingga hal ini baik dilakukan 1,5 jam setelah makan.
Olahraga secara umum bermanfaat bagi penatalaksanaan DM, akan tetapi dapat dilepaskan dari keseluruhan program penatalaksanaan DM, yaitu diet, olahraga, obat-obatan oral atau insulin, penyuluhan. Apabila keempat prosedur terapi tersebut dijalankan, maka hasil optimal regulasi DM akan tercapai. Jadi dapat dikatakan bahwa senam diabetes sangat sesuai untuk digunakan sebagai penatalaksaan bagi pasien Diabetes melitus untuk menurunkan kadar gula darahnya. Agar kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik maka pelaksanaan senam diabetes harus dilakukan secara konsisten minimal satu bulan satu kali.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas adalah Umur seluruh responden diatas 30 tahun, Jenis kelamin responden mayoritas perempuan yaitu sebanyak 48 responden (82,8%), Pendidikan pasien yang mengalami diabetes melitus tipe II terbanyak yaitu SMA sebanyak 40 responden (69%), Tekanan darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-2 sebelum melaksanakan Senam Diabetes yaitu minimum (Normal) adalah 77 mmHg, maksimum (Hipertensi) adalah 116 mmHg dan Kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe-II sebelum melaksanakan senam diabetes terendah adalah 70 mg/dL dan tertinggi adalah 466 mg/dL dan setelah melaksanakan Senam Diabetes nilai kadar gula darah terendah adalah 70 mg/dL dan tertinggi adalah 450 mg/dL. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka pengembangan ilmu pengetahuan bahwa pemberian senam diabetes dapat menurunkan kadar gula darah.
REFERENSI
American Diabetes Association (ADA), 2014. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. https://www.diabetes.org/diabetes/a1c/diagnosis
Anani, Udiyono, dan Praba. 2012. Hubungan antara Perilaku Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Masyarakat (JKM)
Azizah, Nurul. 2018. Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar Gula darah puasa pasien rawat jalan diabetes Melitus tipe 2 di rsup dr. Wahidin sudirohusodo Makassar periode januari-desember 2018, Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1
Bilous, R. & Donelly, R. 2015. Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. Jakarta: Bumi Medika
Bustan, 2015. Manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan, M.Sopiyudin, 2014, Statistik untuk kedokteran dan kesehatan seri 1 edisi 6, Jakarta: Epidemiologi Indonesia
Damayanti. 2017. Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaan Keperawatan. Nuha Medika.
Dinkes Profinsi Jawa Tengah, 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 dinkesjatengprov.go.id/v2018/dokumen/profil_2018/files/basic-html/page113.html diakses tgl 13 Maret 2022
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 7

e-ISSN: 2621-0584
Dinkes Kota Pekalongan. 2021. Evaluasi Program Berdasarkan Indikator Di Kota Pekalongan. Dinkes Pekalongan: Pekalongan
Donsu, Jenita DT. 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Haida, N., Putri, K., & Isfandiari, M. A. (2013). Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 Dengan Rerata Kadar Gula Darah Average Blood Sugar and Diabetus Mellitus Type II Management Analysis. Jurnal Berkala Epidemiologi.
Harnilawati, 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan
Haskas, Nurbayan. 2019. Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Dengan Memberikan Pelatihan Senam Diabetes Mellitus, Indonesian journal of community dedication
Hastono, S.P. 2016. Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja grafindo persada
Ike Prafita Sari, Manis Effendi. 2020. Aktifitas Senam Diabetes terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus di Lamongan. Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 4, No. 1, Maret 2020, Hal. 45-50 ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549- 2748
International Diabetes Federation (IDF) 2022, diunduh dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/22/jumlah-penderita-diabetes- indonesia-terbesar-kelima-di-dunia
Jelantik, Haryati, 2014. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram, Widyaiswara BPTK Mataram Dinkes Prop.NTB.
Jenita. dkk. 2017. Pedoman Pemantauan Glukosa Darah Mandiri, PB. PERKENI
Kartika, Handayani, 2021. Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan dan Pengolahan Data Statistik. Jakarta: Trans Info Media
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil- riskesdas-2018_1274.pdf diakses 13 November 2020
Latifah, L, 2017. Hubungan Durasi Penyakit dan Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Berkala Epidemologi Pustaka As Salam
L. Wijayanti, 2014. “Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Dm Tipe 2 Di Puskesmas Pakis Surabaya,” J. Heal. Sci., vol. 6, no. 1, pp. 24–25.
Manurung. 2018. Keperawatan Medikal Bedah, Konsep, Mind Mapping dan Nanda NIC NOC, Jakarta : Trans info media
Manurung. 2018. Keperawatan Medikal Bedah Jilid 2, Trans info media, Jakarta.
Masithoh, Fitri R, dan Pinilih, SS. 2022. “Bagaimanakah Senam Diabetes dapat Mempengaruhi Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus di Kelurahan Kedungsari?”. Jurnal Keperawatan ’Aisyiyah 6, no. 1 (September 16, 2019): 47-56. Accessed March 19, 2022. https://journal.unisa- bandung.ac.id/index.php/jka/article/view/105
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 8

e-ISSN: 2621-0584
Molina, Ptricia E, 2014. Endocrine Physiology. USA
Nasir, A ., dan Muhith, A. I. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mulia Medika.
Nixson. 2018. Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan Nanda Nic Noc Jilid 1. CV. Trans Info Media
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rienka Cipta
Novita, Kartini, Pragdigdo. 2018. Pengaruh Frekuensi Senam Diabetes Mellitus terhadap Kadar Gula Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Novitasari, Retno. 2017. Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta, Salemba medika
PERKENI (Persatuan Endokrinologi Indonesia). 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe II di Indonesia. PERKENI, Jakarta
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018
Purnama A, Sari N. 2019. Aktivitas Fisik dan Hubungannya dengan Kejadian Diabetes Mellitus. Wind Heal J Kesehat
Raphaeli, H.K. 2017. Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosis Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsu Siti Hajar Medan Tahun 2015-2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan
Rendi. 2019. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam, Nuha medika
Riyadi dan Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ryadi, P. D. U., Prabowo, T., & Defi, I. R. 2017. The Improvement of Neuropathy and Balance after Combination of Indonesian Diabetic and Indonesian Diabetic Foot Exercise on Diabetic Peripheral Neuropathy. Indonesian Journal of Physical Medicine & Rehabilitation
Rumaharbo. 2015. Mencegah Diabetes Mellitus Dengan Perubahan Gaya Hidup. In media
Salindeho, Mulyadi ,Rottie. 2016. Pengaruh Senam Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Sanggar Senam Persadia Kabupate Gorontalo. Jurnal Keperawatan
Putri, Desak Gede Vania Lerisa (2018), Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien
Lansia Diabetes Meilitus Tipe Ii Dengan Gangguan Defisit Nutrisi Di Upt Kesmas Sukawati I Gianyar. Diploma thesis, Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Denpasar
Riyanto, Hendryk Ardiansyah (2018) Identifikasi Komplikasi Pada Pasien Diabetes
Mellitus di Puskesmas Kalijudan Surabaya.Undergraduate thesis, Universitas
Muhammadiyah Surabaya
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 9

e-ISSN: 2621-0584
Santi Damayanti, dkk.2018. Panduan Praktik Klinik KMbB2 Metabolisme dan Imunitas, Nuha medika
Smeltzer ,S.C., Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC
Sinaga, J., & Hondro, E. (2012). Pengaruh Senam Diabetes Mellitus Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan 2011. Jurnal Mutiara Ners
Siti Maimunah, Asrinawaty, Eddy Rahman, 2020. Pengaruh faktor aktifitas fisik, genetik dan pola makan Terhadap kejadian diabetes militus type ii di rsud Dr.H.Moch. Ansari saleh banjarmasin.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta
Suyono, Slamet. 2018. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: FKUI
S. Syafril and B. Nst, 2019. “Hubungan kadar serum gamma-glutamyl transferase dengan profil lipid pada Diabetes Melitus-Tipe 2 (DM-2) terkontrol dan tidak terkontrol di Rumah Sakit Umum Pusat Haji, Adam Malik Medan, Indonesia,” Intisari Sains Medis, vol. 10, no. 3, pp. 487– 491.
Tarwoto. 2012. Konsesnsus Pengolahan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia 2012 Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia, PERKENI
Wawan dan Dewi (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Medical Book
World Health Organization (WHO). 2016. Global Report On Diabetes. Technical Document. https://www.who.int/publications-detail-redirect/9789241565257
World Health Organization (WHO) 2017. Diabetes. Media Centre. Diunduh dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/
World Health Organization (WHO). (2018). Diabetes Mellitus. https://www.who.int/news- room/fact-sheets/detail/diabetes
World Health Organization (WHO). 2022. Improving Diebetes Outcomes For All, a Hundred Years on From The Discovery of Insulin. Publication. https://www.who.int/health-topics/diabetes
Yulianti, Dessy, 2020, Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Mellitus Dengan Intervensi Obat Herbal Daun Pepaya Di Era Pandemi Covid 19, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas
Umar, Alyah, Amin, 2020, Analisa Keakuratan Kadar Glukosa Darah Menggunakan Clarke-Error Grid Analisis pada Alat Ukur Non-invasive menggunakan Sensor Photoacoustic, Journal of Health Science and Technology, Teknologi Elektro-medis, Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar
Prosiding 17th Urecol: Seri 2 10

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2023
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia