Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. F DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015


Pengarang : Rizqy Aprilia Aryani, Nina Zuhana, Risqi Dewi Aisy


Kata Kunci   :asuhan kebidanan komprehensif

A. Latar BelakangrnKehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriwati 2012, h.3). Kehamilan akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis maternal diantaranya perubahan hormonal, pembesaran uterus, perubahan kardiovaskular, ginjal, paru dan pencernaan (Varney, Kriebs, & Gegor 2007, h. 492). rnPerubahan kardiovaskular/ hemodinamik yaitu perubahan pada massa sel darah merah yang mengalami peningkatan sebagai akibat dari akselerasi produksi untuk kebutuhan oksigen ekstra untuk maternal dan jaringan plasenta. Hemodilusi yang terjadi lebih terlihat pada kehamilan 32-34 minggu. Hal ini dapat dilihat dengan perhitungan sel darah merah dan juga kadar hemoglobin yang turun jumlahnya. Hampir semua dokter kandungan mempunyai kesepakatan bahwa kadar minimum hemoglobin rata-rata yang masih dapat diterima dalam kehamilan adalah 11-12 g/dl (Salmah dkk 2006, hh. 52-53).rnrnAnemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin (Cunningham dkk 2013, h. 1138). rnKehamilan akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis maternal. Perubahan-perubahan fisiologis selama kehamilan dapat menyebabkan ketidaknyamanan kehamilan. Ketidaknyamanan kehamilan dapat terjadi pada setiap wanita dalam tingkat ringan hingga berat, namun tidak semua wanita mengalaminya. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasarkan pada penyebab dan penatalaksanaan didasarkan pada gejala yang muncul. Semakin banyak metode yang diketahui untuk setiap ketidaknyamanan, serta pemahaman tentang penyebab ketidaknyamanan tersebut, semakin besar pula peluang untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman (Varney, Kriebs, & Gegor 2007, h. 536).rnSetiap kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit/ komplikasi, oleh karena itu pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga setiap kehamilan bisa dipantau untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko komplikasi (Direktorat Bina Kesehatan Ibu 2012).rnBidan adalah ujung tombak dalam pelayanan antenatal. Selain pelayanan antenatal bidan juga bertanggung jawab dalam pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (Asrinah dkk 2010, h.12). rnMasalah kebidanan dalam masa persalinan salah satunya adalah persalinan lama. Menurut Manuaba (2012, h. 240) persalinan lama termasuk ke dalam salah satu risiko yang bisa dialami dari kehamilan dengan anemia yaitu kala pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan. Persalinan lama disebut juga “distosia”, didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal/sulit. Salah satu penyebabnya adalah kelainan tenaga (kelainan his) menyebabkan persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Friedman dan Sachtleben tahun 1962 (dikutip dalam Alamsyah dan Mose 2009, hh. 562-571) mendefinisikan bahwa fase laten berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada ibu multipara. Akhirnya, 5% mengalami rekurensi fase laten abnormal dan memerlukan stimulasi oksitosin . rnPada kenyataannya pemberian stimulasi oksitosin seringkali mengalami kegagalan, atau dengan kata lain tidak terjadi persalinan spontan. Jika terjadi kegagalan induksi, maka akan dilakukan persalinan secara secsio sesarea. Karena salah satu indikasi absolut dari ibu untuk dilakukan operasi bedah sesar adalah induksi persalinan yang gagal (Schorge dan Norwitz 2012, h. 132). Persalinan seksio sesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1.000 gram atau umur kehamilan > 28 minggu (Manuaba 2012, h. 259).rnSeorang ibu akan memasuki masa nifas setelah melalui proses persalinan. Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas menurut Saleha (2009, h. 4) adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis dan mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu saat masa nifas apabila pada masa kehamilannya mengalami anemia di antaranya adalah subinvolusi uteri, infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia masa nifas, dan mudah terjadi infeksi mamae (Manuaba 2012, h. 240).rnKomplikasi pada bayi juga bisa terjadi selain komplikasi pada ibu. Pada kasus persalinan lama, salah satu komplikasi yang bisa terjadi adalah infeksi intrapartum. Infeksi intrapartum bisa menjadi penyulit yang serius bagi janin, karena merupakan penyebab penting kematian janin dan neonatus. (Alamsyah dan Mose 2009, h. 578). rnCukup banyak komplikasi yang bisa menyebabkan penyulit bagi ibu maupun janin, oleh karena itu setiap kejadian perlu diperhatikan dan diwaspadai agar tidak menjadi penyulit. Asuhan kebidanan komprehensif sejak masa kehamilan, persalinan, sampai masa nifas serta neonatus diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi (Asrinah dkk 2010, h.13). rnData dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014, jumlah real ibu hamil tahun 2014 sebanyak 16.590 yang mengalami anemia 13%. Jumlah persalinan dengan diagnosa partus lama tahun 2014 di wilayah Kabupaten Pekalongan sebanyak 299 (1,9%) dari 16.003 persalinan. Pada tahun 2014 kunjungan nifas sebanyak 15.836 (99%), dan kunjungan neonatus lengkap sebanyak 15.462 (90%). rnBerdasarkan data dari Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan tahun 2014, jumlah real ibu hamil 991 yang mengalami anemia sebanyak 42 orang (4,25%). Jumlah persalinan tahun 2014 dengan diagnosa partus lama di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan sebanyak 21 (2,3%) dari 884 persalinan. Pada tahun 2014 kunjungan nifas sebanyak 875 (99%), dan kunjungan neonatus lengkap sebanyak 819 (90,9%). rnBerdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. F di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2015” sehingga dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan komprehensif sesuai dengan wewenang dan kompetensi bidan.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia