Asuhan Keperawatan Gerontik pada PM.Y dengan Gangguan Hipertensi di Ruang Flamboyan Unit Pelayanan Sosial Lansia Purbo Yuwono Brebes
Pengarang : Titi Hendrawati , Siska Yuliana, Herni Reje
Kata Kunci   :KTI GERONTIK DENGAN HIPERTENSI
A. Latar BelakangrnProses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh “mati†sedikit demi sedikit (Azizah 2011, h. 7).rnLanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bagi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah 2011, h. 1).rnMenurut beodhi (2011), status kesehatan para lanjut usia, penyakit atau keluhan yang umum diderita adalah penyakit reumatik, hipertensi, penjakit jantung, penyakit paru (bronchitis/sesak nafas), diabetes melitus, patah tulang dan kanker. Lebih banyak wanita yang menderita atau mengeluhkan penyakit-penyakit tersebut dari pada kaum pria, kecuali untuk bronkhitis (pengaruh rokok pada pria). Di pedesaan masalah-masalah ini kurang begitu berpengaruh nyata terhadap aktivitas keseharian pada responden dibandingkan dengan mereka yang hidup di kota.rnHipertensi mengenai seluruh bangsa di dunia dengan insidensi yang bervariasi. Akhir-akhir ini insidensi dan prevalensi meningkat dengan makin bertambahnya usia harapan hidup. Di Amerika Serikat dikatakan bahwa pada populasi kulit putih usia 50-69 tahun prevalensinya sekitar 35% yang meningkat menjadi 50% pada usia diatas 69 tahun. Penelitian pada 300.000 populasi berusia 65-115 tahun (rata-rata 82,7 tahun) yang dirawat di institusi lanjut usia didapatkan prevalensi hipertensi pada saat mulai dirawat sebesar 32%. Dari penderita ini 70% diberikan obat anti hipertensi dan sudah mengalami komplikasi akibat penyakitnya, diantaranya, penyakit jantung koroner (26%), penyakit jantung kongestif (22%) dan penyakit serebrovaskuler (29%) (Darmojo & Martono 2006, h. 396).rnSurvei hipertensi yang telah diadakan di Indonesia selama ini, bahwa prevalensi hipertensi pada orang-orang Indonesia dewasa sekitar 5-10% dan angka ini akan menjadi lebih dari 20% pada kelompok umur 50 tahun keatas (Darmojo 2011, h. 361). Prevalensi penyakit hipertensi di provinsi jawa tengah tahun 2012 yaitu sebanyak 554.771 kasus (67,57%) lebih rendah dibanding tahun 2011 (634.860 kasus / 72,13%) (Dinkes 2012, h. 33).rnHipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik atau sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia di atas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada lansia, hipertensi umumnya akibat dari vasokonstriksi terkait dengan penuaan, yang menyebabkan resistansi perifer (Stockslager 2007, h. 208).rn Hipertensi adalah faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini (Handayani & sartika 2013, h. 26). Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbanya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbanya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, Alam & Hadibroto 2005, h. 1).rn Data dari Arsip Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Purbo Yuwono Brebes penyakit yang sedang diderita selama satu tahun terakhir di Unit Rehabilitasi Sosial Lansia Purbo Yuwono Brebes, dari lansia 90, peringkat diagnosa lansia dengan hipertensi pada urutan pertama dengan rincian sebagai berikut : dari 90 lansia diagnosa medis untuk lansia sebagian besar berdiagnosa medis hipertensi yaitu sebanyak 26 lansia (28,6%), kemudian rematik sebanyak 24 lansia (26,4%), asam urat 18 lansia (19,8%), diabetes melitus sebanyak 12 lansia (13,2%), stroke sebanyak 10 lansia (12%).rn Dari angka kejadian penyakit hipertensi di atas, maka perlu adanya suatu upaya penanganan dan pencegahan pada penyakit ini guna memperkecil resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut serta memperkecil angka kejadian penyakit hipertensi dimasa yang akan datang. Dalam hal ini perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada lansia yang sakit, sebagai pendidik kesehatan dan sebagai fasilitator agar membantu mencari solusi. Hasil observasi yang didapatkan saat penulis melakukan pengkajian PM.Y belum mengetahui penyebab, pencegahan, penatalaksanaan yang tepat serta belum memahami dan melaksanakan pengaturan diit hipertensi, sehingga perlu adanya tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya komplikasi, disisi lain tidak adanya ahli gizi yang berperan dalam pengaturan diit hipertensi, belum adanya pengganti menu secara periodik sesuai penyakit yang diderita, belum dilaksanakan pengukuran tekanan darah secara teratur, belum diberikan pendidikan kesehatan secara teratur tetapi sudah dilaksanakan senam setiap pagi. Kecenderungan yang dilakukan bila mengalami gejala penyakit hipertensi seperti pusing, tengkuk leher kaku adalah dengan membeli obat-obatan diwarung dari pada harus memeriksakan kondisi penyakitnya ke fasilitas kesehatan yang ada. rn Melihat dan mencermati dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengelola pasien dengan hipertensi sebagai asuhan keperawatan dan dijadikan sebagai Karya Tulis Ilmiah dengan judul: “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada PM.Y dengan Gagguan Hipertensi Di Ruang Flamboyan Unit Rehabilitasi Sosial Lansia Purbo Yuwono Brebesâ€.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2016 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |