ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Apriatul Risqi, Nina Zuhana, Lia Dwi Prafit
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Pada umumnya ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (Maternity Care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (Maternal Mortality) (Wiknjosastro 2010, h.7). Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya (Saifuddin 2008, h.3). rnBerdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) survei terakhir tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI ini meningkat dari SDKI tahun 2007 dengan angka 228 per 100.000 kelahiran hidup (Husain 2013, h.ix). Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 untuk AKI adalah menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dengan angka 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sangat sulit bagi pemerintah untuk mencapai target penurunan AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Departement Kesehatan 2012, h.11). rnDinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat AKI di wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2013 di Indonesia sebesar 73,31% (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Penyebab kematian ibu di Indonesia, dibedakan oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi, dan eklampsia. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu ini antara lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu†yaitu terlalu muda atau tua, sering dan banyak (Saifuddin 2008, h.6). rnAnemia merupakan suatu kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya ibu akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III (Sukarni, dan Margareth 2013, hh.124-125).rnAnemia pada kehamilan merupakan persoalan yang cukup serius bagi Indonesia karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia, anemia pada ibu hamil disebut “ potensial danger to mother and child†(potensial membahayakan ibu dan anak) (Manuaba 2010, h.237). Menurut World Health Organization (WHO), kajian anemia kehamilan berkisar antara 33% sampai 75% dengan menetapkan Hb 11 gr % (g/dl) sebagai dasarnya (Irianti dkk 2014, h.158). Anemia memiliki banyak komplikasi terhadap ibu termasuk gejala kardiovaskuler, menurunnya kinerja fisik dan mental, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan kelelahan. Dampak terhadap janin termasuk gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, kematian janin dalam rahim dan pecahnya ketuban (Irianti dkk 2014, h.114). Pecahnya ketuban sehingga air ketuban sedikit sekali, bahkan tidak ada yang keluar, perut ibu kelihatan kurang membuncit, ibu merasa nyeri diperut pada tiap pergerakan anak, dan persalinan lebih lama dari biasanya merupakan gambaran klinis dari oligohidramnion (Sofian 2012, h.175).rnPada kehamilan normal, volume cairan amnion wanita bervariasi dan dapat mengalami fluktuasi. Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai 1000 mililiter pada trimester tiga kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar 800 ml pada usia cukup bulan. Oligohidramnion merupakan temuan signifikan yang menunjukan kehamilan pascamatur. Apabila kondisi ini diperburuk oleh kenyataan bahwa janin menderita retardasi pertumbuhan intrauterin, maka ada peningkatan risiko bahwa toleransi janin terhadap persalinan buruk dan bahwa kemungkinan pelahiran operatif harus dilakukan ( Varney 2007, h.635). rnPada persalinan dengan seksio seasarea perlu melakukan pertimbangan secara teliti indikasi dengan resiko yang mungkin terjadi seperti perdarahan, cedera saluran kemih atau usus, dan infeksi. Pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian prabedah secara lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan. Ketentuan tersebut dapat diturunkan apabila mengahadapi kasus gawat darurat dimana kecepatan waktu untuk melakukan tindakan sangat mempengaruhi prosedur operatif ini, walaupun demikian persyaratan minimal tindakan operatih harus dilakukan (Saifuddin 2008, h.536).rnMasa pascapersalinan merupakan fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk yang pertama kalinya, ibu menyadari terjadainya perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional, perubahan fisik secara dramatis, hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian terhadap peraturan yang baru. Termasuk didalamnya perubahan dari seorang perempuan menjadi seorang ibu di samping masa pascapersalinan mungkin menjadi masa perubahan dan penyesuaian sosial atau pun perseorangan (Saifuddin 2009, h.357).rnAsuhan keperawatan dan kebidanan untuk neonatus, bayi, dan balita bertujuan memberikan asuhan secara komprehensif kepada bayi baru lahir, baik pada saat masih di ruang perawatan maupun pada saat sudah dipulangkan, serta mengajarkan kepada orang tua tentang cara merawat bayi dan memotivasi mereka agar menjadi orang tua yang percaya diri (Saputra 2014, h.7)rnMenurut data yang diperoleh dari Dinas Kabupaten Pekalongan tahun 2014, bahwa kejadian anemia ibu hamil sejumlah 2.234 ibu hamil (13,70%), dari 16.310 orang ibu hamil di Kabupaten Pekalongan. Berdasarkan data Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan tahun 2014 ibu hamil sebanyak 874 orang diketahui menderita anemia sejumlah 97 orang (11,10%) dan ibu hamil normal sejumlah 686 orang. Berdasarkan data tersebut, maka dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Tahun 2015â€.rnrn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |