Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada PM. K Dengan Masalah Arthristis Gout Di Wisma Yudhistira Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang


Pengarang : Ika Miski Praniska, Siska Yuliana, Herni Reje


Kata Kunci   :KTI GERONTIK DENGAN ATRHITIS GOUT

A. Latar BelakangrnMenua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua (lanjut usia) berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin buruk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008, h. 11). rnLanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, sosial secara bertahap (Azizah, 2011, h. 1).rnMenurut Stieglitz ada empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua yakni gangguan sirkulasi darah misalnya hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner), ginjal dan lain-lain, gangguan metabolisme hormonal misalnya diabetes melitus, klimakteriu, ketidakseimbangan tiroid, gangguan pada persendian misalnya osteoarthritis, gout arthritis, ataupun penyakit kolagen lainnya, serta berbagai macam neoplasma. Sedangkan penyakit lanjut usia di Indonesia meliputi : penyakit sistem pernafasan, penyakit kardiovaskular, dan pembluh darah, penyakit pencernaan makanan, penyakit sistem urogenetal, penyakit gangguan endokrin / metabolik, penyakit pada persendian dan tulang, penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan (Nugroho, 2008, h. 54).rnPenyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai / penyakit gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, persendian terasa sangat sakit jika bergerak, mengalami kerusakan pada sendi, dan cacat (Sutanto, 2013, h. 11).rnGout atau pirai dengan gejala utamnya berupa radang sendi sendi atau artrhitis, adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat (uric acid) dalam tubuh secara berlebihan. Penyakit ini bisa akibat proses asam urat memang meningkat, atau proses pembuangannya ginjal menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.Serangan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga dicetuskan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki, selain terlalu banyak makan makanan yang mengandung senyawa purin (misalnya jerohan, konsusi alkohol, tekanan batin (stress), karena infeksi atau efek samping dari obat-obatan tertentu (diuretika (Hadribroto.dkk.2005, h. 11-15)rnBerdasarkan World Health Organization (WHO) prevelensi asam urat (gout) di Amerika Serikat 13,6 kasus per 1000 laki-laki dan 6,4 kasus per 1000 perempuan prevalensi ini berbeda di tiap negara, berkisar antara 0,27% di Amerika hingga 10.3% selandia baru. Peningkatan insidens gout dikaitkan dengan perubahan pola diet dan gaya hidup, peningkatan kasus obesitas dan sindrom metabolik (http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t33394.pdf).rnBesarnya angka kejadian arthritis gout pada masyarakat di Indonesia belum ada data yang pasti, mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku sangat mungkin memiliki angka kejadian yang lebih bervariasi. Pada studi hiperurisemia di rumah sakit akan ditemukan angka prevalensi yang lebih tinggi antara 17-28% karena pengaruh penyakit dan obat-obatan yang diminum penderita. Penderita arthritis gout pada penduduk di jawa tengah adalah sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan, penelitian lapangan yang yang dilakukan terhadap penduduk Denpasar, Bali mendapat prevelansi arthritis gout sebesar 18,2% (http://eprints.ums.ac.id/22009/3/2._Bab_I.pdf).rnSedangkan di Jawa Tengah prevalensi penderita gout hiperusemia kira-kira 2,6-47,2% yang bervariasi pada berbagai populasi. Sedangkan prevalensi gout juga bervariasi antara 1-15,3%. Pada suatu studi didapatkan insidensi gout 4,9% pada kadar asam urat darat >9 mg/dl, 0,5% pada kadar 7-8,9% dan 0,1% pada kadar <7mg/dl. Insidensi kumulatif gout mencapai angka 22% setelah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dl (http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t33394.pdf).rnHasil pengkajian tentang data dan penyakit yang sedang diderita selama satu tahun terakhir di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang, dari jumlah lansia 90, peringkat diagnosa lansia dengan arthritis gout berada pada urutan ke-3 dengan rincian sebagai berikut: dari 90 lansia diagnosa medis untuk lansia sebagaian besar berdiagnosa medis hipertensi sebanyak 30 lansia (35%), kemudian artitis rheumatoid 21 lansia (29%), arthritis gout 15 lansia (20%) , stroke 10 lansia (5%), sisanya hampir merata yakni dengan diagnosa gastritis 8 lansia (4%), diabetes mellitus 6 lansia (2%), dan kemudia sisanya 10 lansia (5%) lain-lain ( Arsip Balai Pelayanan Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang).rnHasil data diatas menunjukkan bahwa angka kejadian asam urat cukup tinggi dari hasil praktik keperawatan praktik klinik keperawatan gerontik STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN tahun 2016 di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang. Hal ini disebabkan karena sebagian orang kurang peduli terhadap bahaya penyakit asam urat serta belum memahami dan melaksanakan pengaturan diit asam urat, disisi lain tidak adanya ahli gizi yang berperan dalam pengaturan diit asam urat, belum adanya pengganti menu secara periodik sesuai penyakit yang diderita, belum melaksanakan olahraga secara teratur, belum adanya motivasi agar dapat berinteraksi dengan situasi, lingkungan, dan kegiatan panti. Kecenderungan yang akan dilakukan bila mengalami gejala penyakit asam urat seperti gejala sering kesemutan, pegal, linu, nyeri dan kaku pada sendi atau otot adalah dengan membeli obat-obatan seperti jamu atau diberi balsem sebagai pereda nyeri dari pada harus memeriksakan kondisi penyakitnya ke fasilitas kesehatan yang ada. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan lansia yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar berupa kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual.rnBerdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada PM. K Dengan Masalah Arhtritis Gout Di Wisma Yudhistira Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2016
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia