ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.J DI DESA PAESAN SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI 1 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Pengarang : Fara Dina Anggraini, Rini Kristiyanti, Risqi Dewi Aisy
Kata Kunci   :kehamilan anemia ringan
A. Latar belakangrnMillennium Development Goals (MDGs) mempunyai tujuan khusus di bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian anak dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun, dan mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan. Target MDGs pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat diturunkan menjadi 22 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2013).rnTerjadinya kematian ibu terkait faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 4 terlalu yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari 4 anak) dan jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu <2 tahun. Sedangkan faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih di dominasi oleh eklampsi, infeksi dan perdarahan. Perdarahan salah satunya bisa disebabkan karena ibu yang menderita anemia pada saat kehamilan (Manuaba, 2007, h.38)rnAnemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child†(potensial membahayakan ibu dan anak) (Manuaba, 2010 h.237). Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin, 2010, h.281). Kejadian anemia berkisar antara 20-89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Manuaba, 2010, h.237).rnAnemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5gr% pada trimester 2 (Saifuddin, 2009, h. 282). Perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita yang hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua. Pada akhir kehamilan, ekspansi plasma menurun sementara hemoglobin terus meningkat (Mansjoer, 2009, h.288). rnAnemia terjadi pada sepertiga dari perempuan selama trimester ketiga. Penyebab paling umum adalah defisiensi zat besi dan folat (Proverawati 2011, h.127-128). Keadaan anemia akan menyebabkan ibu mengalami banyak gangguan seperti sering mengeluh lemah, mudah pingsan, sementara tensi dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi (Saifuddin, 2009, h.282)rnAnemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan, persalinan, pada masa nifas serta berdampak pada bayi. Komplikasi atau bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan anemia adalah dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan antepartum (Manuaba, 2007, h.39)rnResiko anemia pada kehamilan tidak hanya berdampak pada masa kehamilan saja pada persalinan juga dapat terjadi komplikasi. Komplikasi atau bahaya yang ditimbulkan pada saat persalinan seperti gangguan kekuatan his, persalinan berlangsung lama, perdarahan akibat atonia uteri. Selain itu, perdarahan post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan berakibat fatal. Kondisi tersebut disebabkan karena asupan zat besi (Fe) yang kurang, adanya infeksi parasit. Keadaan anemia sering menyebabkan ibu jatuh dalam kondisi mudah lelah, kekuatan fisik menurun, timbulnya gejala kardiovaskuler, presdiposisi infeksi masa nifas, dan resiko gangguan penyembuhan luka. (Proverawati 2010, h.119).rnSekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim akan terganggu. Dampak yang dapat terjadi pada janin akibat ibu dengan anemia adalah kematian dalam kandungan, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah (BBLR), dan dapat terjadi cacat bawaan (Manuaba, 2007, h.39).rnTerjadinya komplikasi yang berdampak pada kehamilan, persalinan, nifas dan pada bayi upaya yang dilakukan adalah memberikan pengetahuan tentang anemia pada kehamilan pada saat kunjungan antenatal care dan memberikan suplementasi tablet zat besi pada ibu hamil. Pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan cara membina hubungan baik dan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang mengancam jiwa dan mempersiapkan kelahiran (Kuswanti, 2014).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014 terdapat 16.310 sasaran ibu hamil dan sasaran ibu hamil di Puskesmas Kedungwuni I pada tahun 2014 adalah 989 ibu hamil. Pada tahun 2014 di Kota Pekalongan ada 2.238 (13,70%) ibu hamil yang mengalami anemia, sedangkan di Puskesmas Kedungwuni I terdapat 42 (4,25%) ibu hamil yang mengalami anemia. rnBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyelesaikan laporan tugas akhir dengan memberikan asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komperehensif Pada Ny. J di Desa Paesan Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2015â€rnrn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |