Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. UK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOYONTAAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012


Pengarang : Nur Azizah, Nina Zuhana, Sst, Sandi Ari Susiatmi, S


Kata Kunci   :Ny. UK, anemia dalam kehamilan, hipertensi dalam kehamilan

BAB IrnPENDAHULUANrnrnA.Latar BelakangrnDerajat kesehatan perempuan dapat dinilai dengan menggunakan Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan (Prawirohardjo 2008, h.53).Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun 2007, AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sementara target Perencanaan Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) angka kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.rnKematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak lagsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan (Prawirohardjo 2008, h.54). Penyebab langsung maupun tidak langsung dari kematian ibu seperti halnya perdarahan (28%), hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi (11%), abortus tidak aman (5%), dan persalinan lama (5%) (DepKes RI 2009, h.1).rnKesakitan yang menyusul penyebab tidak langsung dari kematian ibu misalnya anemia, malaria, hepatitis, tuberculosis, dan penyakit kardiovaskular. Salah satu kesakitan yang utama adalah anemia. Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5% (Saifuddin 2006, h.281). Di wilayah kota Pekalongan ada 574 dari 6860 ibu hamil yang mengalami anemia (8,4%), dan di wilayah kerja puskesmas Noyontaan sendiri terdapat 47 dari 426 ibu hamil yang mengalami anemia (11%). rnAnemia selain dapat menyebabkan kematian melalui henti kardiovaskular, juga berhubungan dengan penyebab langsung kematian ibu. Ibu yang anemia tidak dapat menoleransi kehilangan darah seperti perempuan sehat tanpa anemia. Pada waktu persalian, kehilangan darah 1.000 mil tidak mengakibatkan kematian ibu sehat, tetapi pada ibu anemia, kehilangan darah kurang dari itu dapat berakibat fatal. Ibu anemia juga meningkatkan risiko operasi atau penyembuhan luka tidak segera, sehingga luka dapat terbuka seluruhnya (Prawirohardjo 2008, h.55).rnKondisi ini diperparah dengan usia ibu yang sudah termasuk dalam faktor risiko. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekalongan tahun 2011, dari 6860 ibu hamil di kota Pekalongan terdapat 2306 ibu hamil (33,6%) dengan faktor risiko, dari faktor risiko tersebut terdapat 438 ibu hamil (19%) dengan usia lebih dari 35 tahun. Sedangkan di wilayah kerja puskesmas Noyontaan sendiri ada 173 ibu hamil (40,6%) dari 426 ibu hamil yang mengalami kehamilan dengan faktor risiko dan 30 ibu hamil tersebut (17%) mengalami kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun.rnFaktor risiko adalah suatu keadaan atau ciri tertentu pada seseorang atau suatu kelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan risiko atau bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi pada persalinan. Bahaya tersebut dapat merupakan suatu mata rantai dalam proses yang merugikan, mengakibatkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan atau ketidakpuasan pada ibu dan janin (Prawirohardjo 2008, h.29).Faktor risiko dalam kehamilan antara lain anemia, kekurangan energi kronik (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun, dan hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun (Ambarwati & Rismintari 2009, hh.103-104).Menurut Manuaba (2007, h.188), Pada kehamilan dengan usia lebih dari 35 tahun ada beberapa resiko yang meningkat bagi ibu seperti tekanan darah tinggi, pre-eklampsia,diabetes gestational, dan perdarahan antepartum. Sedangkan pada janin dapat terjadi gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dan cacat kongenital.rnHipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan mordibitas ibu bersalin, hal ini disebabkan selain oleh etiologi yang tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna (Prawirohardjo 2008, h.531). Hipertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian perinatal. Kematian perinatal ini terutama disebabkan oleh partus prematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi (Sastrawinata 2004, h.68). Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Pekalongan, dari 6860 ibu hamil di kota Pekalongan terdapat 61 ibu hamil dengan hipertensi (0,9%) dan dari jumlah tersebut puskesmas Noyontaan menduduki peringkat pertama dari 12 puskesmas di kota Pekalongan, yakni sebanyak 23% (14 ibu hamil). Sehingga pada keadaan ini diperlukan penanganan atau deteksi dini pada kehamilan yang adekuat dan dilanjutkan dengan pengawasan yang komprehensif dari masa kehamilan, persalinan sampai dengan masa nifasnya.rnBerdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan kebidanan pada Ny. UK di wilayah kerja puskesmas Noyontaan Kota Pekalongan”.rnrnB.Rumusan MasalahrnDari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada Ny. UK di wilayah kerja puskesmas Noyontaan kota pekalongan?”.rnrnC.Ruang Lingkuprn Mengingat tidak hanya satu ibu hamil yangberada di wilayah kerja puskesmas Noyontaan, maka penulis membatasi penyusunan karya tulis ilmiah ini, yaitu asuhan kebidanan pada Ny. UK di wilayah kerja puskesmas Noyontaan kota Pekalongan tahun 2012.rnrnD.Penjelasan JudulrnUntuk menghindari adanya kesalahpahaman tentang maksud judul karya tulis ilmiah ini, maka penulis akan menjelaskannya sebagai berikut: rn1.Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan dan atau masalah kebidanan meliputi masalah kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan KB termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (IBI 2003, h.4).rn2.NY. UKadalah seorang wanita berusia 37 tahun, hamil anak ke empat, dan tidak pernah keguguran dengan usia kehamilan 31 minggu dan kadar Hb 10,6g% yang memiliki keturunan tekanan darah tinggi dari ibunya.rn3.Puskesmas Noyontaan merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang beralamatkan di Jl. dr. Wahidin Noyontaan Pekalongan dengan wilayah kerja meliputi Noyontaan, Landungsari dan Keputran.rnDengan demikian yang dimaksud dengan judul karya tulis ilmiah ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang bidan pada Ny. UK yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Noyontaan kota Pekalongan yaitu Landungsari.rnrnE.Tujuan Penulisanrn1.Tujuan UmumrnDapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny. UK secara komprehensif dari kehamilan, persalinan, sampai dengan masa nifas.rn2.Tujuan Khususrna.Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny. UK dengan anemia rungan dan hipertensi selama kehamilan.rnb.Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny. UK selama persalinan dengan hipertensi.rnc.Dapat melakukan asuhan pada Ny. UK selama nifas dengan hipertensi.rnd.Dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi normal Ny. UK.rnrnF.Manfaat Penulisanrn1. Bagi Penulisrna.Dapat mengerti, memahami dan menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif.rnb.Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan asuhan kebidanan secara komprehensif.rnc.Dapat meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.rn2.Bagi Lahan Praktekrna.Dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan secara komprehensif.rnb.Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan secara komprehensif.rn3. Bagi Institusirna.Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan kebidanan secara komprehensif.rnb.Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa STIKES Muhammadiyah Pekajangan khususnya yang berkaitan dengan asuhan kebidanan secara komprehensif.rn4.Bagi Masyarakatrna.Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang asuhan kebidanan selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas.rnb.Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk deteksi dini ke tenaga kesehatan apabila terjadi permasalahan dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas.rnrnG.Metode Penulisanrn1.Pengamatan (Observasi)rnAdalah suatu hasil pengamatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan, meliputi kegiatan melihat dan mencatat aktivitas tertentu yang berhubungan dengan masalah (Notoatmodjo 2002, h.93).rn2.WawancararnAdalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.rn3.Pemeriksaan FisikrnPemeriksaan fisik merupakan metode untuk mengetahui keadaan fisik klien baik keadaan fisiologis maupun patologis yang dilakukan secara sistematis dan lengkap dengan inspeksi, palpasi, perkusi, maupun auskultasi.rn4.Studi dokumentasirnStudi dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan keterangan, pengolahan dan penyimpanannya dalam ilmu pengetahuan. rn5.Studi kepustakaanrnStudi kepustakaan adalah metode pengumpulan data dari literatur-literatur untuk memperkaya kajian teoritis dan memperolehinformasi yang diperlukan.rnrnH.Sistematika PenulisanrnUntuk memudahkan pembaca dalam memahami isi laporan praktek Asuhan Kebidanan ini, maka laporan praktek asuhan kebidanan ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu :rnBAB I.Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,penjelasan judul, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.rnBAB II.Tinjauan Pustaka, terdiri dari konsep dasar medis, manajemen kebidanan, dan landasan hukum.rnBAB III.Tinjauan Kasus rnBAB IV.Pembahasan rnBAB V.Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran. rnDaftar pustaka. rnrnBAB IIrnTINJAUAN PUSTAKArnrnA.Konsep Dasar Medisrn1.Kehamilan rna.Pengertian.rnMenurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawiroharjo 2008, h.213). Sedangkan didalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2002, h.385), kehamilan adalah keadaan di dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa.rnb.Proses terjadinya kehamilan.rnMenurut Prawirohardjo (2008, h.139), untuk terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) dari hasil konsepsi. Setiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan ekor.rnFertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapitasi yang mampu melakukan penetrasi membran sel ovum dan selanjutnya akan bernidasi ke dalam kavum uteri hingga mengalami pertumbuhan sampai aterm.rnc.Tanda dan gejala kehamilan.rnMenurut Varney (2006, h.519), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi:rn1)Tanda-tanda dugaan kehamilanrna)Menstruasi berhenti secara tiba-tibarnb)Mual dan muntah (nausea, dan vomiting)rnc)Payudara membesar dan terasa tegang, kesemutan, teraba benjolan, dan pembesaran puttingrnd)Peningkatan frekuensi berkemihrne)Keletihanrnf)Perubahan warna payudara, seperti warna putting menjadi lebih gelap dan perubahan pada areola primer dan sekunderrng)Salvasi berlebihanrnh)Perubahan warna kulit pada bagian-bagian tertentu, misalnya leher, muka, dan areola mamaerni)Tanda Chadwick (vulva dan vagina berwarna kebiruan).rn2)Tanda-tanda kemungkinan hamilrna)Pembesaran abdomenrnb)Uterus membesar; terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahimrnc)Tanda hegarrnd)Tanda piskacekrne)Kontraksi braxton Hicksrnf)Teraba ballottementrng)Reaksi kehamilan positif.rn3)Tanda pasti hamilrna)Gerakan janin dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janinrnb)Terdengar denyut jantung janinrnc)Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.rnd.Kehamilan dengan faktor risiko.rnKehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya (Ambarwati & Rismintari 2009, hh.103-104).rnFaktor risiko pada ibu hamil adalah:rn1)Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahunrn2)Anak lebih dari 4rn3)Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahunrn4)Kurang energi kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau gizi buruk dengan Indeks masa tubuh kekurangan atau kelebihanrn5)Anemia: kadar hemoglobin kurang dari 11 g% pada kehamilan trimester 1 dan 3, dan kurang dari 10,5 g% pada kehamilan trimaster 2rn6)Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakangrn7)Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan inirn8)Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: Tuberculosis, kelainan jantung/ginjal/hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus), tumor dan keganasanrn9)Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenitalrn10)Riwayat persalinan berisiko: persalinan dengan secsio sesarea, ekstrasi vacum/ forseprn11)Riwayat persalinan berisiko: perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partumrn12)Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.rne.Kehamilan dengan usia di atas 35 tahun.rnPada usia 30-35 tahun wanita mengalami masa transisi memasuki fase rawan dalam kehamilan. Kehamilan pada usia ini sebenarnya bisa terjadi dengan normal asalkan kondisi tubuh, kesehatan dan asupan gizi wanita yang bersangkutan dalam kondisi baik (Detiana 2010, h.54).rn1)Faktor yang berpengaruh pada kehamilan di atas 30 tahunrna)Kesuburan.rnJumlah sel telur yang di produksi ovarium akan menurun seiring bertambahnya usia. Mengutip dari discovery, usia paling produktif bagi wanita ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia sekitar 30 tahun prosentasenya menurun menjadi 90%. Sedangkan memasuki usia 40 tahun, kesempatan hamil berkurang hingga 40%. Lebih dari usia 40 tahun hanya punya kesempatan 10% untuk hamil. rnb)Kondisi rahim.rnBertambahnya usia juga mempengaruhi kemampuan rahim untuk menerima bakal janin. Penurunan kemampuan rahim ini terutama terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio yang dihasilkan akan sulit melekat pada lapisan endometrium. Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran atau memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta tidak menempel ditempat semestinya. Disamping itu juga akan menyebabkan risiko hamil ektopik (Detiana 2010, h.55).rnc)Kondisi rongga dan otot-otot panggul.rnPertambahan usia juga mengakibatkan penurunan kualitas rongga dan otot-otot panggul. Hal ini membuat rongga panggul tidak mudah lagi menghadapi dan mengatasi komplikasi yang berat seperti perdarahan (Detiana 2010, h.59).rnd)Kondisi fisik.rnKondisi fisik yang tidak lagi prima, membuat ibu hamil di sekitar usia 30 tahun menjadi lebih cepat lelah dan cenderung tidak tahan terhadap serangan morning sickness (Detiana 2010, h.60).rn2)Hal-hal yang dapat terjadi pada kehamilan di atas usia 35 tahun (Manuaba 2007, h.188):rna)Hipertensirnb)Preeklampsia-eklampsiarnc)Diabetes mellitusrnd)Perdarahan antepartumrne)Abortus atau abortus berulangrnf)Persalinan prematur atau berat badan lahir rendahrng)Cacat kongenitalrnh)Gangguan tumbuh-kembang janin dalam rahimrnf.Anemia dalam kehamilan.rn1)PengertianrnAnemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2 (Saifuddin 2007, h.281).rnAnemia didenifisikan sebagai penurunan massa sel darah merah, atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Dikatakan anemia pada wanita tidak hamil adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter (12 gram/desiliter) dan kurang dari 11,0 g/dl untuk wanita hamil (Varney 2006, h.127).rn2)EtiologirnMenurut Prawirohardjo (2008, h.777) penyebab tersering anemia adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati. Namun penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoetik. rnSekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan.rn3)PatofisiologirnPerubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah normal selama kehamilan. Kebutuhan oksigen yang lebih tinggi akan memicu peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.rnEkspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologis pada kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi (Prawiroharjo 2008, h.775).rn4)Tanda dan gejalarnMenurut Varney (2006, h.623), anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala berikut:rna)Letih, sering mengantuk, malaisernb)Pusing, lemahrnc)Nyeri kepalarnd)Luka pada lidahrne)Kulit pucatrnf)Membran mukosa pucat (misalnya pada konjungtiva)rng)Bantalan kuku pucatrnh)Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah.rn5)Pemeriksaan/ diagnosarnDiagnosis anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut:rna)Hb 11 g% : tidak anemiarnb)Hb 9-10 g% : anemia ringanrnc)Hb 7-8 g% : anemia sedangrnd)Hb <7 g% : anemia beratrnUlangi hitung darah lengkap tiap 2-4 minggu bergantung pada hemoglobin awal dan waktu terjadinya kehamilan (Sullivan, Kean & Cryer 2009, h.85).rnrn6)KomplikasirnSelama kehamilan, anemia dapat menyebabkan abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini (KPD).rnPada saat persalinan dapat terjadi gangguan his (kekuatan mengejan), kala I lama, dan terjadi partus terlantar, kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri, kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.rnSelama masa nifas dapat terjadi subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi peurperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, dan mudah terjadi infeksi payudara.rnSekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk: abortus, kematian intra uterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan intelegensi rendah (Manuaba 2010, h.240).rn7)PenatalaksanaanrnAnemia selama kehamilan sebaiknya dapat dihindari dengan melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi: fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat, Sedangkan preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intavena atau 2x10 ml/im pada gluteus (Saifuddin 2006, h.282).rnSuplemen zat besi sebaiknya diberikan jika terdapat anemia defisiensi besi dengan Hb 9-10 g/dl. Meskipun derajat anemia ini tidak cukup parah untuk menimbulkan efek yang merugikan bagi ibu atau janin, pengobatan yang dilakukan terhadapnya akan memberikan manfaat jangka panjang. Suplemen zat besi yang diberikan akan menjadi cadangan zat besi yang adekuat bagi ibu yang akan ia butuhkan jika ia menjalani persalinan dengan operasi atau mengalami perdarahan pasca partum dan ibu akan memulai kehamilan berikutnya dengan cadangan zat besi yang lebih baik (Fraser 2009, h.330). Menurut Sullivan, Kean, dan Cryer (2009, h.84) dosis pemberian suplemen zat besi dapat disesuaikan menurut kadar hemoglobin. Sebaiknya dosis awal yang digunakan adalah fero sulfat 200 mg sekali sehari jika Hb-nya 9,5-10,5 g/dl pada trimester ketiga atau 9,5-11 g/dl dari sampel saat pertama kali datang. Jika Hb-nya 8,0-9,4, sebaiknya diberikan dosis dua kali sehari.rng.Hipertensi dalam kehamilan.rn1)PengertianrnHipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo 2008, h.532). rnHipertensi dalam kehamilan (hipertensi gestasional) merupakan peningkatan tekanan darah setelah 20 minggu kehamilan ≥140 mmHg untuk sistolik dan ≥90 mmHg untuk diastolik tanpa proteinuria atau hasil evaluasi laboratorium yang abnormal selama kehamilan dan yang kembali normal 12 minggu pascapartum (Varney 2006, h.645). Hipertensi yang didiagnosis untuk pertama kalinya pada kehamilan dan tidak membaik pada masa pascapartum juga diklasifikasikan sebagai hipertensi gestasional (Fraser 2009, h.352). rn2)Faktor risikornMenurut Prawirohardjo (2008, h.532), terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut:rna)Primigravida, primipaternitasrnb)Hiperplasentosis, misalnya: pada mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besarrnc)Umur yang ekstrimrnd)Riwayat keluarga pernah preeklampsia/ eklampsiarne)Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamilrnf)Obesitas.rn3)PatofisiologirnHipertesi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya, sehingga tubuh akan bereaksi lapar yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Sustrani, Alam & Hadibroto 2005, h.12).rnPenyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori yang dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak benar (Prawirohardjo 2008, h.533). Plasenta biasanya dianggap sebagai penyebab utama gangguan hipertensif pada kehamilan karena setelah kelahiran, penyakit ini berkurang (Fraser 2009, h.352). rnPada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas terjadi invasi trovoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis. Invasi trovoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik (Prawirohardjo 2008, h.533).rnPada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta (Prawirohardjo 2008, h.533). rn4)Pemeriksaan/ diagnosarnHipertensi dalam kehamilan didiagnosis jika setelah beristirahat, tekanan darah ibu meningkat >140/ 90 mmHg pada sedikitnya dua kali pemeriksaan, tidak lebih dari 1 minggu setelah minggu ke 20 kehamilan pada wanita yang diketahui normotensif (Fraser 2009, h.352). Menurut Manuaba (2007, h.409) dikatakan hipertensi apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg, tidak dijumpai proteinuria, dan tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu postpartum (Manuaba 2007, h.409). Klasifikasi hipertensi menurut tekanan darah ialah sebagai berikut:rna)Paling baik (optimal) : <120/ <80 mmHgrnb)Normal : 120- 130/ 80-85 mmHgrnc)Normal tinggi : 130-140/ 85-90 mmHgrnd)Hipertensi stadium I/ ringan : 140-160/ 90-100 mmHgrne)Hipertensi stadium II/ sedang : 160-180/ 100-110 mmHgrnf)Hipertensi stadium III/ berat : >180/ >110 mmHgrn5)KomplikasirnHipertensi selama kehamilan tidak seperti hipertensi yang terjadi pada umumnya, tetapi mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi baik pada janin maupun pada ibu. Komplikasi yang umum terjadi pada ibu adalah abrupsio plasenta, disseminated intravascular coagulation, perdarahan otak, gagal hati, dan gagal ginjal akut. Janin mempunyai risiko IUGR, prematur, dan kematian (Varney 2006, h.645).rn6)Penatalaksanaanrna)Selama kehamilanrnKapanpun bidan menemukan tekanan darah ibu meningkat untuk pertama kalinya dalam kehamilan, ia harus merujuk penatalaksanaan ke dokter obstetri. Pada kasus ringan (tekanan darah <150/100 mmHg), tidak ada indikasi segera untuk ditangani. Akan tetapi kehamilan harus dipantau secara cermat oleh bidan komunitas untuk mendeteksi setiap peningkatan tekanan darah atau ciri-ciri preeklampsia. Jika tekanan darah terus-menerus terukur sebesar >150/100 mmHg, terapi antihipertensi akan selalu dimulai untuk direkomendasikan. Terapi ini bertujuan mengurangi risiko hipertensi berat dan risiko yang mengkibatkan hemoragi intraserebral maternal dan gagal jantung (Holmes & Baker 2011, hh.175-176).rnMenurut Saifuddin (2007, h.211), apabila ditemukan hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria dengan kehamilan <37 minggu, tangani secara rawat jalan:rn(1)Pantau tekanan darah, proteinuria, dan kondisi janin setiap minggu.rn(2)Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia.rn(3)Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.rnb)Selama persalinanrnKetika merawat ibu yang mengalami penyakit hipertensi selama persalinan, bidan harus tetap bersama ibu disetiap waktu untuk berjaga-jaga apabila kondisinya tiba-tiba memburuk. Sangat penting untuk memantau kondisi ibu dan janin secara cermat, dengan memperhatikan setiap penyimpangan yang bermakna dan mencari bantuan medis dengan cepat.rnKala dua persalinan yang singkat dapat dianjurkan, dan jika ibu tidak mampu melahirkan bayinya, pelahiran dengan vakum (ventouse) atau forsep dapat diindikasikan. Oksitosin adalah agens yang lebih dipilih untuk penatalaksanaan kala tiga persalinan, karena ergometrin dan sintometrin akan menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan hipertensi (Holmes & Baker 2011, h.176).rn2.Persalinanrna.Pengertian.rnPersalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin 2007, h.100).rnb.Tahapan Persalinan.rnPersalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:rn1)Kala I: dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam), serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. rn2)Kala II: dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. rn3)Kala III: dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.rn4)Kala IV: dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.rnc.Mekanisme Persalinan.rnMekanisme persalinan mengacu pada serangkaian perubahan posisi dan sikap yang diambil janin selama perjalanannya melalui jalan lahir (Holmes & Baker 2011, hh.224-225).rn1)EngagementrnEngagement terjadi ketika bagian terluas dari bagian presentasi janin berhasil masuk ke pintu atas panggul. Engagement terjadi pada sebagian besar wanita nullipara sebelum persalinan, namun tidak terjadi pada sebagian besar wanita multipara.rn2)PenurunanrnSelama kala I persalinan, kontraksi dan retraksi otot uterus memberikan tekanan pada janin untuk turun. Proses ini dipercepat dengan proses pecah ketuban dan upaya ibu untuk mengejan.rn3)FleksirnKetika kepala janin turun menuju rongga tengah panggul yang lebih sempit, fleksi meningkat. Fleksi penting dalam meminimalakan diameter presentasi kepala janin untuk memfasilitasi perjalanannya melalui jalan lahir.rn4)Rotasi internalrnJika kepala fleksi dengan baik, kepala akan didorong untuk berotasi secara anterior sehinga sutura sagitalis kiri terletak di diameter antero-posterior pintu bawah panggul (diameter terluas).rn5)EkstensirnSetelah rotasi internal selesai, oksiput berada di bawah simfisis pubis dan bregma berada dekat batas bawah sakrum. Kepala yang fleksi sempurna kini mengalami ekstensi, dengan oksiput keluar dari bawah simfisis pubis dan mulai mendistensi vulva (crowning). Kepala mengalami ekstensi lebih lanjut dan oksiput yang berada di bawah simfisis pubis hampir bertindak sebagai titik tumpu ketika bregma, wajah, dan dagu tampak secara berturut-turut pada lubang vagina posterior dan badan perineum. rn6)RestitusirnRestitusi adalah lepasnya putaran kepala janin, yang terjadi akibat rotasi internal. Saat kepala dilahirkan, oksiput secara langsung berada dibagian depan. Segera setelah kepala keluar dari vulva, kepala mensejajarkan dirinya sendiri dengan bahu, yang memasuki panggul dalam posisi oblik.rn7)Rotasi eksternalrnAgar dapat dilahirkan, bahu harus berotasi ke bidang anterior-posterior, diameter terluas pada pintu bawah panggul. Saat ini terjadi, oksiput berotasi melalui seperdelapan lebih lanjut keposisi tranversal.rn8)Pelahiran bahu dan tubuh janinrnKetika restitusi dan rotasi eksternal terjadi, bahu akan berada dalam bidang anterior-posterior. Bahu anterior berada di bawah simfisis pubis dan lahir pertama kali, dan bahu posterior lahir berikutnya. Normalnya, sisi tubuh janin lahir dengan mudah dengan bahu posterior dipandu ke atas, pada perineum dengan melakukan traksi kearah yang berlawanan sehingga mengayun bayi ke abdomen ibu.rn3.Nifasrna.Pengertian.rnMasa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas atau post partum disebut juga peurperium yang berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu atau 42 hari setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha 2009, h.4).rnBatasan waktu nifas paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati & Wulandari 2009, hh.1-2). rnrnb.Tujuan masa nifas.rnTujuan masa nifas (Anggraini 2010, h.3) antara lain :rn1)Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologirn2)Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.rn3)Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.rn4)Memberikan pelayanan KB.rn5)Mendapatkan kesehatan emosi.rnc.Tahapan masa nifas.rnNifas dibagi menjadi 3 tahap :rn1)Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.rn2)Puerperium intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari post partum. Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.rn3)Remote puerperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu post partum. Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalianan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun (Anggraini 2010, h.3).rnd.Adaptasi psikologis masa nifas.rnPeriode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stress pascapersalinan, terutama pada ibu primipara. Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi dalam tiga tahap, yaitu:rn1)Fase taking in (1-2 hari post partum)rnFase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya. Disamping nafsu makan ibu yang meningkat (Ambarwati & Wulandari 2009, h.88).rn2)Fase taking hold (2-4 hari post partum)rnPada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya. Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan menyusui, memberi minum, dan mengganti popok. Wanita pada masa ini sangat sensitif akan ketidakmampuannya, cepat tersinggung dan cenderung menganggap pemberitahuan bidan atau perawat sebagai teguran, maka hati-hati dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan perlu memberi support (Anggraini 2010, h.80).rn3)Fase letting gornPada masa ini umumnya ibu sudah pulang dari rumah sakit. Ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi, bagitu juga adanya grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini (Anggraini 2010, h.80).rne.Kunjungan masa nifas.rnSelama masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan yang bertujuan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi, kunjungan tersebut antara lain:rn1)Kunjungan I (6-8 jam postpartum):rna)Mencegah perdarahan masa nifasrnb)Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan berlanjutrnc)Konseling ibu/ keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifasrnd)Pemberian ASI awalrne)Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahirrnf)Menjaga bayi tetap sehat dan mencegah hipotermi.rn2)Kunjungan II (6 hari postpartum):rna)Memastikan involusi berjalan normal (uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak berbau)rnb)Menilai tanda-tanda demam, infeksi/ perdarahan abnormalrnc)Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulitrnd)Memberi konseling asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi dan perawatan bayi sehari-hari.rn3)Kunjungan III (2 minggu postpartum): kegiatan yang dilakukan sama dengan kunjungan kedua.rn4)Kunjungan IV (6 minggu postpartum):rna)Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu/ bayirnb)Konseling KB.rnrn4.Bayi baru lahirrna.Pengertian.rnBayi baru lahir normal merupakan bayi yang lahir dari usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan lahir antara 2500 gram sampai 4000 gram (Muslihatun 2010, h.35). Kriteria lain dari bayi baru lahir normal yaitu:rn1)Panjang badan lahir antara 44-53 cmrn2)Lingkar dada antara 30-33 cmrn3)Lingkar kepala antara 33-35 cmrn4)Kulit kemerah-merahan dan licin, karena jaringan subkutan sudah cukup terbentukrn5)Rambut kepala sudah sempurnarn6)Kuku agak panjang dan lemasrn7)Genetalia perempuan: labia mayora sudah menutup labia minora, pada laki-laki: testis sudah turunrn8)Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baikrn9)Reflek moro/ kejutan sudah baikrn10)Reflek menggenggam sudah baikrn11)Eliminasi baik, urin dan mekonium keluar dalam 24 jam.rnb.Penanganan bayi baru lahirrnMenurut Saifuddin (2007, h.133) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir ialah:rn1)Membersihkan jalan nafasrn2)Memotong dan merawat tali pusatrn3)Mempertahankan suhu tubuh bayirn4)Memberi vitamin Krn5)Member obat tetes/ salep matarn6)Identifikasi bayirn7)Pencegahan infeksirnc.Periode transisional pada bayi baru lahir.rnPeriode transisional ini dibagi menjadi tiga periode yang mana karakteristik masing-masing periode memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir. Periode tersebut antara lain:rn1)Periode pertama reaktivitasrnPeriode pertama reaktivitas berakhir pada 30 menit pertama setelah kelahiran. Karakteristik pada periode ini antara lain: denyut nadi apikal berlangsung cepat dan irama tidak teratur, frekuensi pernafasan mencapai 80 kali permenit, irama tidak teratur dan pada beberapa bayi baru lahir terjadi pernafasan cuping hidung, ekspirasi mendekur dan adanya retraksi. Terjadi fluktuasi warna dari merah jambu pucat kesianosis. Tidak ada bising usus dan bayi tidak berkemih. Bayi memiliki sejumlah mukus, menangis kuat, reflek menghisap kuat. Pada periode ini, mata bayi terbuka lebih lama dari hari-hari sesudahnya, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk memulai proses perlekatan, karena bayi dapat mempertahankan kontak mata dalam waktu lama.rnPada periode ini, bayi membutuhkan perawatan khusus antara lain: mengkaji dan memantau frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran, menjaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila 36,5-37,5 oC), menempatkan ibu dan bayi bersama-sama kulit ke kulit untuk memfasilitasi proses perlekatan, menunda pmberian tetes mata profilaksis 1 jam pertama (Muslihatun 2010, hh.4-5).rn2)Fase tidurrnFase ini merupakan interval tidak responsif relatif atau fase tidur yang dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam. Karakteristik pada fase ini adalah frekuensi pernafasan dan denyut jantung menurun kembali ke nilai dasar, warna kulit cenderung stabil, terdapat akrosianosis dan bisa terdengar bising usus.rnBayi tidak banyak membutuhkan asuhan, karena bayi tidak memberikan respon terhadap stimulus eksternal pada fase ini. Meskipun demikian, orang tuanya tetap dapat menikmati fase ini dengan memeluk atau menggendong bayi (Muslihatun 2010, h.5).rn3)Periode kedua reaktivitasrnPeriode kedua rektivitas ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran. Karakteristik pada periode ini adalah bayi memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Frekuensi nadi apikal berkisar 120-160 kali permenit, frekuensi pernafasan berkisar 30-60 kali permenit. Tejadi fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianosis ringan disertai bercak-bercak. Bayi sering berkemih dan mengeluarkan mekoneum. Terjadi peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak pada saat sekresi. Reflek menghisap bayi sangat kuat dan bayi sangat aktif.rnKebutuhan asuhan bayi pada periode ini antara lain memantau ketat kemungkinan bayi tersedak saat mengeluarkan mukus yang berlebihan, memantau setiap kejadian apnea atau mulai melakukan periode stimulasi/ rangsangan taktil segera, seperti mengusap punggung, memiringkan bayi serta mengkaji keinginan dan kemampuan bayi untuk mengisap dan menelan (Muslihatun 2010, h.4-5).rnd.Asuhan pada bayi 2-6 hari.rn1)Pemberian minum bayi, anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pad bayirn2)Buang air besar (BAB)rnBayi akan mengeluarkan mekoneum dalam waktu 24 jam pertama setelah lahir, dan akan mengeluarkan seluruhnya dalam 2-3 hari setelah lahir. Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Apabila bayi diberi cukup ASI maka bayi akan BAB ≥ 5x / hari. Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang menjadi 1x dalam 2-3 hari (Muslihatun 2010, h.43).rn3)Buang air kecil (BAK)rnBayi baru lahir harus sudah buang air kecil dalam waktu 24 jam setelah lahir. Selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 x/hari. Pada awalnya, volume urin bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama (Muslihatun 2010, h.44).rn4)TidurrnMemasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktuya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15% waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangais, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur (Muslihatun 2010, h.44).rn5)Kebersihan kulitrnKulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi, untuk itu keutuhan kulit harus senantiasa dijaga agar bayi terhindar dari infeksi (Muslihatun 2010, h.44).rn6)Perawatan tali pusatrnTali pusat harus selalu kering dan bersih, karena tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu msuk kuman dan bisa terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/ feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun dan air bersih, kemudian dikeringkan (Muslihatun 2010, h.45).rn7)Keamanan bayirnMenjaga keamanan bayi dengan tidak membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang menunggu dan tidak memberikan apapun selain ASI karena bayi bisa tersedak. Selain harus dijaga dari kecelaakaan fisik, bayi juga harus dijaga dari kemungkinan infeksi dan risiko hipotermi (Muslihatun 2010, h.43).rn8)Tanda-tanda bahaya bayi baru lahirrnBeberapa tanda dan bahaya bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi, misalnya: pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit, suhu terlalu panas (>38 oC) atau terlalu dingi (<36 oC), warna kulit pucat atau kebiruan dan pemberian ASI yang sulit (Muslihatun 2010, h.46).rne.Asuhan pada bayi 6 minggu pertamarnAsuhan pada bayi 6 minggu pertama meliputi: perawatan tali pusat, perawatan kuku, pemeriksaan rutin, dan imunisasi.rnB.Manajemen Kebidananrn1.PengertianrnManajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran, dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logik untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Ratna 2009, h.191).rn2.Langkah-langkah manajemen kebidananrnProses manajemen kebidanan sejalan dengan asuhan kebidanan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang bermutu. Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah sempurna secara periodik. Dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Helen Varney, yaitu:rna.Langkah I : Pengumpulan data dasar.rnPada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:rn1)Riwayat kesehatanrn2)Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannyarn3)Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya rn4)Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studirnPada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.rnb.Langkah II : Interpretasi data dasar.rnPada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan . data dasar yang sudah dikumpulkan diiterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik.rnc.Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial.rnPada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan siap atau waspada bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. rnrnd.Langkah IV :Identifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan segera.rnMengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani dengan anggota tim kesehatan yang sesuai dengan kondisi klien. Pada langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.rne.Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh.rnPada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga asuhan tersebut sudah mencakup semua aspek asuhan. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.rnf.Langkah VI : Melaksanakan perencanaan.rnPada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang berkomplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.rng.Langkah VII : Evaluasi.rnPada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Pelayanan kesehatan ibu dilakukan melalui sebuah pendekatan manajemen, yang melibatkan kerja tim melalui sebuah kelompok, yang dibentuk dengan koordinasi yang tepat dalam unit pelayanan kebidanan.rnDalam mendokumentasikan asuhan kebidanan pada klien kedalam rekam medis sebagai catatan kemajuan menggunakan sistem pendokumentasian model SOAP. Adapun yang dimaksud dengan SOAP adalah sebagai berikut:rna.Data subjektif (S)rnBerisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis yang akan disusun.rnrnb.Data objektif (O)rnData yang diperoleh dari hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi lain dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif yang akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.rnc.Assesment (A)rnBerisi diagnosis/ masalah kebidanan, diagnosis/ masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/ masalah potensial dini. Kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.rnd.Planning (P)rnPlanning/ perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, berisi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya (Muslihatun,dkk 2009, hh.123-125).rnC.Landasan Hukumrn1.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan:rna.Pasal 9.rnBidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan meliputi:rn1)Pelayanan kesehatan iburn2)Pelayanan kesehatan anakrn3)Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencanarnb.Pasal 10.rn1)Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.rn2)Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:rna)Pelayanan konseling pada masa pra hamilrnb)Pelayanan antenatal pada kehamilan normalrnc)Pelayanan persalinan normalrnd)Pelayanan ibu nifas normalrne)Pelayanan ibu menyusuirnf)Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilanrn3)Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk:rna)Episiotomirnb)Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan IIrnc)Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukanrnd)Pemberian tablet Fe pada ibu hamilrne)Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifasrnf)Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusifrng)Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartumrnh)Penyuluhan dan konselingrni)Bimbingan pada kelompok ibu hamilrnj)Pemberian surat keterangan kematianrnk)Pemberian surat keterangan cuti bersalinrnc.Pasal 11.rn1)Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.rn2)Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:rna)Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusatrnb)Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujukrnc)Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukanrnd)Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintahrne)Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolahrnf)Pemberian konseling dan penyuluhanrng)Pemberian surat keterangan kelahiran, danrnh)Pemberian surat keterangan kematian.rnd.Pasal 18.rn1)Dalam menjalankan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk:rna)Menghormati hak pasienrnb)Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkanrnc)Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat wakturnd)Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukanrne)Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganrnf)Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara sistematisrng)Mematuhi standarrnh)Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.rn2)Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.rn2.Standar pelayanan kebidananrna.Standar 3: identifikasi ibu hamil.rnPernyataan standar: Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur (Nurmawati 2010, h.24).rnb.Standar 4: pemeriksaan dan pemantauan antenatal.rnPernyataan standar: Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PSM/ Infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas (Nurmawati 2010, h.27).rnc.Standar 5: palpasi abdominal.rnPernyataan standar: Bidan melakukan pemeriksaan abominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksakan posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.rnd.Standar 6: pengelolaan anemia kehamilan.rnPernyataan standar: Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.rne.Standar 7: peengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.rnPernyataan standar: Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah dan mengenali tanda serta gejala preeklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.rnf.Standar 8: persiapan persalinan.rnPernyataan standar: Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.rng.Standar 9: asuhan persalinan kala I.rnPernyataan standar: Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selam proses persalinan berlangsung.rnh.Standar 10: persalinan kala II yang aman.rnPernyataan standar: Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.rni.Standar 11: pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat.rnPernyataan standar: Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.rnj.Standar 13: perawatan bayi baru lahir.rnPernyataan standar: Bidan memeriksa bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi.rnrnk.Standar 14: penanganan pada dua jam peratama setelah persalinan.rnPernyataan standar: Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.rnl.Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas.rnPernyataan standar: Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI dan KB (Nurmawati 2010, h.62).rn3.Kompetensi Bidan Indonesiarna.Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan.rnb.Kompetensi ke-4: bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama perslinan, memimpin suatu perasalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.rnc.Kompetensi ke-5: bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.rnd.Kompetensi ke-6: bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.rnBAB IIIrnTINJAUAN KASUSrnrnA.Pengkajian IrnTanggal / Jam / Pengkajian :15 Februari 2012 / 16.00 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektifrna.Ibu mengatakan bernama Ny. UK berusia 37 tahun.rnb.Ibu mengatakan hamil anak ke empat, pernah melahirkan tiga kali dan tidak pernah keguguran.rnc.Ibu mengatakan HPHT tanggal 13 Juli 2011.rnd.Ibu mengeluhkan sering kencing sejak sekitar hamil 7 bulanan.rne.Ibu mengatakan selama hamil ini sudah periksa selama 6 kali.rnf.Ibu mengatakan rutin mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan bidan, dan saat ini masih tersisa 8 tablet.rng.Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya ada yang menderita penyakit menurun, yaitu tekanan darah tinggi (ibu klien).rnh.Ibu mengatakan sebelum hamil tekanan darahnya pernah tinggi (ketika rnmenggunakan KB suntik).rni.Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga suaminya ada yang mempunyai keturunan kembar (kakaknya suami).rnrn2.Data objektifrna.Data umum.rn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)BB sebelum hamil : 69 kgrn4)BB sekarang : 74 kgrn5)LILA : 30 cmrn6)Tinggi badan : 158 cmrn7)HPHT : 13 Juli 2011rn8)HPL : 20 April 2012rnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 120/80 mmHgrn2)Nadi : 84x /menitrn3)Suhu : 36,60 Crn4)Respirasi : 18x /menitrnc.Status present. rn1)Kepala : mesocephal, rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala bersihrn2)Wajah : tidak pucat, tidak ikterikrn3)Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik.rn4)Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret atau darahrn5)Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada carries gigi, lidah bersih.rn6)Telinga : tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.rn7)Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan vena jugularis.rn8)Dada : pernafasan teratur, tidak ada bunyi mengi, tidak ada nyeri epigastrik.rn9)Payudara : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada luka bekas operasi.rn10)Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak nyeri tekan.rn11)Ektremitas atas : teraba hangat, tidak pucat, tidak oedem, capilary reffil < 2 detik.rn12)Ektremitas bawah : teraba hangat, tidak oedem, tidak ada varieses, capilary reffil < 2 detik, reflek patella positif.rn13)Punggung : tidak ada kelainan bentuk tulang punggung, tidak nyeri tekan.rnd.Data obstetri.rn1)Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedem.rn2)Payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting menonjol, colostrum belum keluar.rn3)Abdomenrna)Inspeksi : ada linea nigra, tidak ada striae gravidarumrnb)Palpasi leopold rnLeopold I :TFU pertengahan pusat dan PX. Pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.rnLeopold II :sebelah kiri teraba bagian datar, keras, memanjang, ada tahanan seperti papan.rnSebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III :pada bagian simphisis teraba bagian bulat, keras, melenting.rnLeopold IV :bagian terbawah janin belum masuk PAP (convergen).rnc)Auskultasi DJJ :132 x/menit. Terdengar tunggal, jelas dan teratur di kiri bawah pusat.rnd)TFU Mc. Donal : 27 cmrne)TBJ : (27-12) x 155 = 2325 gramrnf)Gerakan janin : aktifrn4)Panggul luarrna)Distansia spinarum : 26 cmrnb)Distansia cristarum : 29 cmrnc)Conjugata externa : 20 cmrnd)Lingkar panggul : 100 cmrne.Pemeriksaan penunjang.rn1)Hb : 10,6 gr% rn2)Protein urin : negatifrn3)Urin reduksi : negatifrn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual.rnNy. UK, 37 tahun, GIV PIII A0, hamil 31 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, puki, presKep, U, dengan anemia ringan.rnb.Diagnosa potensial dan Antisipasi:rn1)Anjurkan ibu untuk minum tablet Fe untuk mencegah anemia sedang.rn2)Pantau terjadinya peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mencolok untuk deteksi dini terjadinya hipertensi dalam kehamilan.rn4.Planingrna.Pukul 16.10 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan bayinya dalam keadaan sehat. memberitahu bahwa ibu mengalami anemia ringan, namun hal ini adalah normal karena selama kehamilan terjadi proses pengenceran darah untuk memperingan kerja jantung dan kebutuhan akan zat besi meningkat untuk proses tumbuh kembang janin di dalam rahim.rnb.Pukul 16.13 WIB: memberitahu ibu tentang keluhan sering kencing yang dialaminya adalah termasuk ketidaknyamanan kehamilan trimester III, merupakan suatu hal yang normal selama tidak mengganggu waktu istirahatnya, karena adanya penekanan rahim pada kandung kemih. Dapat diatasi dengan cara mengatur pola minum yang banyak pada siang hari supaya istirahat malamnya tidak terganggu. rnPukul 16.15 WIB: ibu bersedia untuk mengikuti anjuran yang diberikan.rnc.Pukul 16.16 WIB: memberikan informasi tentang anemia dalam kehamilan, meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat anemia selama kehamilan dan persalinan serta cara mengatasinya.rnPukul 16.22 WIB: ibu mampu menyebutkan kembali akibat anemia dalam kehamilan dan persalinan serta cara untuk mengatasinya.rnd.Pukul 16.23 WIB: menganjurkan ibu untuk tetap meminum tablet tambah darah dan vitamin yang diberikan bidan.rnPukul 16.24 WIB: ibu bersedia untuk tetap meminum tablet tambah darah dan vitamin yang masih tersisa.rne.Pukul 16.24 WIB: melakukan kontrak waktu pada ibu untuk melakukan pemeriksaan 2 minggu lagi di rumah ibu.rnPukul 16.25 WIB: ibu bersedia untuk diperiksa 2 minggu lagi.rnrnB.Pengkajian IIrnTanggal / Jam / Pengkajian :29 Februari 2012 / 15.30 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektifrna.Ibu mengeluh masih sering kencing, tetapi tidak mengganggu waktu istirahatnya.rnb.Ibu mengeluh kadang-kadang merasa pegal di daerah punggungnya.rnc.Ibu mengatakan sudah mulai memperbanyak konsumsi sayuran.rnd.Ibu mengatakan selalu minum tablet tambah darah pada malam hari dengan menggunakan air putih dan vitamin pada pagi harinya.rne.Ibu mengatakan persediaan tablet tambah darahnya sudah habis.rnf.Ibu mengatakan istirahat siang rata-rata 1 jam dan tidur malam 7 jam.rng.Ibu mengatakan rutin mengantar jemput anaknya ke sekolah.rnh.Ibu mengatakan belum mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. rn2.Data objektifrna.Data umum.rn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 75 kgrnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 130/90 mmHgrn2)Nadi : 76x /menitrn3)Suhu : 36,60Crn4)Rerpirasi : 18x /menitrnc.Status obstetri .rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting menonjol, colostrum sudah keluar.rn2)Abdomenrna)Inspeksi :ada linea nigra, tidak ada striae gravidarumrnb)Palpasi leopold rnLeopold I :TFU pertengahan pusat dan PX. Pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.rnLeopold II :Sebelah kiri teraba bagian datar, keras, memanjang, ada tahanan seperti papan.rnSebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III :pada bagian symphisis teraba bagian bulat, keras, melenting.rnLeopold IV :bagian terbawah janin belum masuk PAP (convergen).rnc)Auskultasi DJJ :134 x/menit. Terdengar tunggal, jelas dan teratur di kiri bawah pusat.rnd)TFU Mc. Donal : 28 cmrne)TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gramrnf)Gerakan janin : aktifrn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual.rnNy. UK, 37 tahun, GIV PIII A0, hamil 33 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, puki, presKep, U, dengan anemia ringan.rnb.Masalah aktual: Tekanan darah ibu meningkatrnc.Diagnosa potensial dan antisipasi: rn1) Berikan tablet Fe untuk mencegah anemia sedangrn2)Anjurkan ibu untuk diit rendah lemak dan tinggi protein untuk mencegah hipertensi dalam kehamilanrn4.Planingrna.Pukul 15.45 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tekanan darahnya saat ini meningkat, tetapi secara keseluruhan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat.rnb.Pukul 15.48 WIB: memberitahu ibu tentang keluhan pegel-pegel yang dialaminya terjadi karena adanya peregangan tulang-tulang, terutama didaerah pinggang yang menyesuaikan diri dengan bertambah besarnya kehamilan. Cara mengatasinya dengan:rn1)Menghindari duduk atau berdiri terlalu lamarn2)Apabila ibu akan mengangkat beban ataupun benda-benda yang ada dibawah dengan cara berjongkok dahulu kemudian baru diangkat agar punggung dan kaki tidak menahan beban yang beratrn3)Banyak minum air putih rnPukul 15.50 WIB: ibu mampu mengulangi cara untuk mengurangi pegel-pegel yang dialaminya.rnc.Pukul 15.51 WIB: menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi makanan yang berlemak seperti daging, jeroan dan makanan yang bersantan kental, serta menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti tahu, tempe dan putih telur, banyak sayur dan buah supaya tekanan darahnya tidak meningkat.rnPukul 15.52 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rnd.Pukul 15.53 WIB: memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan, meliputi pengertian, macam-macam tanda bahaya kehamilan dan penanganannya.rnPukul 15.58 WIB: ibu mampu menyebutkan tanda bahaya kehamilan, diantaranya perdarahan, sakit kepala yang hebat dan tekanan darah tinggi serta penanganannya yaitu segera menghubungi tenaga kesehatan.rne.Pukul 15.59: menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas bepergian ke luar rumah supaya ibu tidak kelelahan yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.rnPukul 16.00 WIB: ibu mengatakan akan mengurangi aktivitasnya setelah kehamilan 9 bulan.rnf.Pukul 16.01 WIB: memberikan tablet Fe 250 mg (glukonas ferosus), diminum pada malam hari untuk mengurangi mual.rnPukul 16.02 WIB: ibu bersedia untuk mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai anjuran.rng.Pukul 16.03 WIB: melakukan kontrak waktu untuk melakukan pemeriksaan 2 minggu lagi di rumah ibu.rnPukul 16.04 WIB: ibu bersedia untuk diperiksa 2 minggu lagi.rnrnrnC.Pengkajian IIIrnTanggal / Jam / Pengkajian :16 Maret 2012 / 12.30 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektifrna.Ibu mengatakan sudah tidak sering kencing dan pegal-pegal lagi.rnb.Ibu mengeluh perutnya kadang-kadang terasa kenceng sejak 5 hari yang lalu, tetapi kenceng yang dirasakan tidak berlangsung lama.rnc.Ibu mengatakan masih aktif mengantar jemput anaknya ke sekolah.rnd.Ibu nengatakan sudah mulai mengurangi konsumsi makanan yang berlemak.rn2.Data objektifrna.Data umumrn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat Badan : 76 kgrnb.Tanda-tanda vitalrn1)Tekanan darah : 130/90 mmHgrn2)Nadi : 72x /menitrn3)Suhu : 36,4oCrn4)Respirasi :18x /menitrnrnc.Status obstetri rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting menonjol, kolostrum sudah keluar.rn2)Abdomenrna)Inspeksi : ada linea nigra, tidak ada striae gravidarumrnb)Palpasi Leopold rnLeopold I :TFU 3 jari di bawah PX. Pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.rnLeopold II :Sebelah kiri teraba bagian datar, keras, memanjang, ada tahanan seperti papan.rnSebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III :pada bagian symphisis teraba bagian bulat, keras, melenting.rnLeopold IV :bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen), teraba 4/5 bagian.rnc)Auskultasi DJJ :136 x/menit. Terdengar tunggal, jelas dan teratur di kiri bawah pusat.rnd)TFU Mc. Donal : 30 cmrne)TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gramrnf)Gerakan janin : aktifrnd.Pemeriksaan penunjangrn Protein urin : Negativern3.Assesmentrna.Diagnosa aktual.rnNy. UK, 37 tahun, GIV PIII A0, hamil 35 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, puki, presKep, U dengan anemia ringan.rnb.Diagnosa potensial dan antisipasi.rn1)Evaluasi pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia sedang.rn2)Pantau terjadinya peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mencolok untuk deteksi dini adanya hipertensi dalam kehamilan.rn4.Planingrna.Pukul 12.45 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan bayinya sehat, tetapi tekanan darahnya masih tetap.rnb.Pukul 12.48 WIB: memberitahu ibu tentang keluhan kenceng-kenceng yang dialaminya adalah normal karena adanya kontraksi permulaan untuk persiapan persalinan dengan adanya proses penurunan bagian terbawah janin, namun apabila kenceng yang dirasakan ibu teratur 2-3x dalam 1 menit selama ±30 detik ibu harus waspada karena sudah termasuk dalam tanda-tanda persalinan dan ibu harus segera menghubungi tenaga kesehatan. rnPukul 12.50 WIB: ibu mengerti bahwa keluhan kenceng yang dialaminya adalah hal yang normal.rnc.Pukul 12.51 WIB: menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan diit rendah lemak dan tinggi protein.rnPukul 12.55 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rnd.Pukul 12.56 WIB: mengevaluasi tablet Fe yang sudah diberikan dengan menanyakan apakah diminum secara rutin dan bagaimana cara meminumnya.rnPukul 12.57 WIB: ibu mengatakan rutin minum tablet tambah darah pada malam hari dengan menggunakan air putih.rne.Pukul 12.58 WIB: melakukan kontrak waktu untuk melakukan pemeriksaan 1 minggu lagi (23 maret 2012) di rumah ibu.rnPukul 12.59 WIB: ibu bersedia untuk diperiksa 1 minggu lagi.rnrnD.Pengkajian IVrnTanggal / Jam / Pengkajian :23 Maret 2012 / 13.00 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektifrna.Ibu mengatakan perutnya kenceng pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada malam hari dan hanya sebentar.rnb.Ibu mengeluh akhir-akhir ini sering pegal di daerah punggungnya.rnc.Ibu mengatakan masih aktif mengantar-jemput anak ke sekolah.rnd.Ibu mengatakan sudah banyak mengkonsumsi sayuran dan mengurangi makanan yang berlemak.rne.Ibu mengatakan sudah rutin minum tablet tambah darah sesuai aturan.rnrn2.Data objektifrna.Data umumrn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 76 kgrnb.Tanda-tanda vitalrn1)Tekanan darah : 140/90 mmHgrn2)Nadi : 76x /menitrn3)Suhu : 36,5oCrn4)Respirasi : 20x /menitrnc.Status obstetri rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting menonjol, kolostrum sudah keluar.rn2)Abdomenrna)Inspeksi :ada linea nigra, tidak ada striae gravidarumrnb)Palpasi Leopold rnLeopold I :TFU 3 jari di bawah PX. Pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.rnLeopold II :Sebelah kiri teraba bagian datar, keras, memanjang, ada tahanan seperti papan.rnSebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III :pada bagian symphisis teraba bagian bulat, keras, melenting.rnLeopold IV :bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen), teraba 4/5 bagian.rnc)Auskultasi DJJ :142 x/menit. Terdengar tunggal, jelas dan teratur di kiri bawah pusat.rnd)TFU Mc. Donal : 30 cmrne)TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gramrnf)Gerakan janin : aktifrnd.Pemeriksaan penunjangrn Hb : 10,6 gr% rn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual.rnNy. UK, 37 tahun, GIV PIII A0, hamil 36 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, puki, presKep, U, dengan anemia ringan dan hipertensi ringan.rnb.Diagnosa potensial dan antisipasi: rn1)Evaluasi tablet Fe yang sudah diberikan untuk mencegah anemia sedang.rn2)Pantau tekanan darah ibu untuk mengantisipasi terjadinya hipertensi sedang.rn4.Planingrna.Pukul 13.15 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu mengalami hipertensi dalam kehamilan karena tekanan darah ibu meningkat menjadi 140/90 mmHg, namun ibu tidak perlu cemas karena bayinya dalam keadaan sehat. Menjelaskan pada ibu bahwa saat ini ibu masih mengalami anemia dalam kehamilanrnb.Pukul 13.21 WIB: memberitahu ibu tentang perubahan sikap tubuh yang tepat untuk menyesuaikan perubahan bentuk panggul sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan, antara lain posisi yang tepat saat duduk, berdiri, mengambil benda, dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan (duduk/ berdiri terlalu lama). rnPukul 13.24 WIB: ibu mampu menyebutkan cara untuk mengurangi pegel, yaitu dengan menghindari duduk/ berdiri terlalu lama.rnc.Pukul 13.25 WIB: memberitahu ibu tentang hipertensi dalam kehamilan, yaitu apabila tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg yang ditemukan setelah usia kehamilan >20 minggu. Hal ini cukup berbahaya karena dapat memperburuk kondisi ibu dan janin.rnPukul 13.28 WIB: ibu paham dengan apa yang dijelaskan bidan dan menanyakan hal-hal yang dapat dilakukan supaya tekanan darahnya tidak meningkat.rnd.Pukul 13.29 WIB: menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan diitnya, yaitu denganrn1)Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak dan bersantan kental, seperti kulit ayam, daging rendang, dan jeroan.rn2)Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein seperti tahu, tempe, dan putih telur.rn3)Banyak makan sayur dan buahrn4)Istirahat cukup dengan mengurangi aktivitas bepergian keluar rumah.rnPukul 13.35 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rne.Pukul 13.36 WIB: memberitahu ibu jadwal kunjungan berikutnya yaitu 1 minggu lagi (30 Maret 2012).rnPukul 13.40 WIB: ibu bersedia untuk diperiksa 1 minggu lagi.rnrnE.Pengkajian VrnTanggal / Jam / Pengkajian :3 April 2012 / 11.10 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektifrna.Ibu mengatakan perutnya kadang-kadang masih terasa kenceng tetapi hanya sebentar.rnb.Ibu mengatakan sudah tidak merasa pegal-pegal lagi.rnc.Akhir-akhir ini ibu mengeluh pusing tetapi hilang ketika dibawa istirahat.rnd.Ibu mengatakan terkena herpes sejak 4 hari yang lalu, tetapi sudah diperiksakan dan di beri salep.rne.Ibu mengatakan sudah tidak mengantar-jemput anaknya ke sekolah.rnrn2.Data objektifrna.Data umum.rn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 76,5 kgrn4)Pada leher terlihat bintik-bitik herpesrnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 160/100 mmHgrn2)Nadi : 78x /menitrn3)Suhu : 36oCrn4)Respirasi : 20x /menitrnc.Status obstetri.rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting menonjol, kolostrum sudah keluar.rn2)Abdomenrna)Inspeksi :ada linea nigra, tidak ada striae gravidarumrnb)Palpasi Leopold rnLeopold I :TFU 3 jari di bawah PX. Pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.rnLeopold II :Sebelah kiri teraba bagian datar, keras, memanjang, ada tahanan seperti papan.rnSebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin.rnLeopold III :pada bagian symphisis teraba bagian bulat, keras, melenting.rnLeopold IV :bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen), teraba 3/5 bagian.rnc)Auskultasi DJJ :132 x/menit. Terdengar tunggal, jelas dan teratur di kiri bawah pusat.rnd)TFU Mc. Donal : 30 cmrne)TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gramrnf)Gerakan janin : aktifrnd.Pemeriksaan penunjangrn1)Hb : 11,4 gr% rn2)Protein urin : negatifrn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual.rnNy. UK, 37 tahun, GIV PIII A0, hamil 37 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, puki, presKep, U, dengan hipertensi sedang.rnb.Diagnosa potensial dan antisipasi: monitoring keadaan ibu untuk mencegah hipertensi berat.rn4.Planingrna.Pukul 11.30 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu ibu sudah tidak mengalami anemia lagi karena hbnya sudah 11,4 gr%, tetapi mengalami hipertensi dalam kehamilan karena tekanan darah ibu meningkat lagi menjadi 160/100 mmHg, namun ibu tidak perlu cemas karena bayinya dalam keadaan sehat.rnb.Pukul 11.36 WIB: memberitahu ibu tentang keluhan pusing yang di alaminya masih dalam batas normal karena hilang ketika dibawa istirahat, hal ini dapat disebabkan karena adanya peningkatan tekanan darah ibu. Namun apabila pusing yang dialaminya bertambah hebat dan tidak hilang ketika istirahat atau disertai pandangan mata kabur dan bengkak pada tangan/ kaki sudah termasuk dalam tanda bahaya kehamilan dan ibu harus segera menghubungi tenaga kesehatan. rn Menganjurkan ibu untuk berfikir santai dan menghindari stress serta istirahat di rumah supaya tekanan darahnya bisa turun.rnPukul 11.40 WIB: ibu mampu menyebutkan cara untuk mengurangi pusing yang dialaminya dan bersedia untuk menghubungi tenaga kesehatan jika pusing yang dialaminya bertambah hebat dan tidak hilang dibawa istirahat.rnc.Pukul 11.41 WIB: menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan diitnya.rnPukul 11.45 WIB: ibu bersedia untuk tetap mengkonsunsi makanan yang berprotein (telur, tahu, tempe) dan mengurangi makanan bersantan serta mengurangi aktivitas keluar rumah.rnd.Pukul 11.46 WIB: memberikan informasi ibu tentang persiapan persalinan, meliputi tanda-tanda persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, dan hal-hal yang perlu disiapkan menjelang persalinan.rnPukul 11.50 WIB: ibu mampu menyebutkan tanda-tanda persalinan dan sudah menentukan tempat untuk persalinannya nanti.rne.Pukul 11.51 WIB: memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan didaerah leher.rnf.Pukul 11.54 WIB: memberitahu ibu jadwal kunjungan berikutnya yaitu 1 minggu lagi dan menganjurkan ibu untuk periksa ke tenaga kesehatan.rnPukul 11.57 WIB: ibu bersedia untuk periksa ke tenaga kesehatan.rnrnF.Pengkajian VIrnTanggal / Jam / Pengkajian :6 April 2012 / 14.00 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data Subjektifrna.Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke 4 dirumah sakit pada tanggal 4 April 2012.rnb.Riwayat persalinan: tanggal 4 April 2012 di BPS Ny.U: TD 170/100 mmHg, DJJ + baik 140 x/menit, VT Ф 4 cm, portio tipis, KK negatif.rnDiagnosa: Ny. UK, 37 tahun, GIV PIII A0, hamil 38 minggu, puki, preskep, inpartu fase aktif dengan hipertensi (rujuk RSUD Bendan).rn1)Pukul 16.50 WIB ibu tiba di IGD RSUD Bendan: infus RL 20 tpm.rn2)Pukul 17.00 WIB ibu sampai di VK, dilakukan pemeriksan hasilnya TD: 170/100 mmHg, TFU 35 cm PuKi, DJJ: 144 x/menit, VT pembukaan 7/8 cm, portio tipis, KK negatif. Konsul dr. Achjat, advis: tunggu partus spontan, berikan MgSO4 4 gr IM jika tekanan diastol 110 mmHg.rn3)Pukul 17.20 WIB VT Ф lengkap, pimpin meneranrn4)Pukul 17.30 WIB bayi ♂ lahir spontan, menangis, AS: 8-9-10rn5)Pukul 17.35 WIB Pitogin IM, MAK IIIrn6)Pukul 17.40 WIB plasenta lahir lengkap, perineum intac, PPV ± 150 cc. TD postpartum: 140/90 mmHg. Terapi oral:Amoxicillin 500 mg 3x1, Asam mefenamat 500 mg 3x1, Sulfas Ferosus 60 mg 2x1, Nifedipin 10 mg 3x1. Motivasi MOW.rn7)Dinas malam: KU baik, Inf +, TD 150/90mmHg, pra MOW, ACC+rn8)Tanggal 5 April 2012 Dinas pagi: KU baik, inf +, TD 140/100 mmHg, PPV dbn.rn9)Pukul 10.40 WIB ibu masuk IBSrn10)Pukul 13.00 WIB ibu kembali ke VK dengan KU sadar, TD: 135/82 mmHg, N: 76 x/mnt, Inf +, DC +.rn11)Dinas siang: KU baik, Inf +. PPV dbn, motivasi mobilisasi, makan dan minum.rn12)Dinas malam: kel. Negatif, Inf +, BAK spontan +, Hb 10,8 g %.rnc.Ibu mengatakan baru saja pulang dari rumah sakit.rnd.Ibu mengeluh terkadang luka bekas operasi sterilnya masih sakit.rne.Ibu mengatakan menganut budaya berpantang makan yang amis-amis selama nifas.rnf.Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang asi eksklusifrn2.Data objektifrna.Data umum.rn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 70 kgrnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 140/100 mmHgrn2)Nadi : 80x /menitrn3)Suhu : 36,6oCrn4)Respirasi : 20x /menitrnc.Status obstetri.rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mammae, ASI sudah keluar lancarrn2)Abdomenrna)Inspeksi : ada bekas luka operasi MOW, masih tertutuprnb)Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosongrn3)Genetalia : tidak ada bekas luka jalan lahir, tidak oedem, PPV lokhea rubra, dalam batas normalrn4)Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada tanda homanrnd.Pemeriksaan penunjangrn Hb : 10,8 gr% (tgl 5 April 2012)rn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual: Ny. UK, 37 tahun, PIVA0, nifas 2 hari dengan hipertensi ringan.rnb.Masalah aktual: ibu menganut budaya berpantang makan selama nifas.rnc.Diagnosa potensial dan antisipasi: Anjurkan ibu untuk tetap minum obat (Nifedipin 10 mg) yang diberikan dokter untuk mencegah hipertensi sedangrn4.Planingrna.Pukul 14.30 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu masih mengalami hipertensi karena tekanan darah ibu 140/100 mmHg namun ibu tidak perlu cemas karena biasanya tekanan darah akan turun dengan sendirinya selama masa nifas.rnb.Pukul 14.36 WIB: memberitahu ibu tentang keluhan nyeri yang di alaminya adalah karena luka bekas operasinya belum sembuh secara sempurna asalkan dijaga agar tetap kering lukanya akan sembuh dalam waktu 1 minggu.rnPukul 14.40 WIB: ibu paham dengan keluhan yang dialaminya karena luka operasinya belum sembuh.rnc.Pukul 11.41 WIB: memberikan konseling pasca MOW pada ibu meliputi: menjaga luka agar tetap kering, mengurangi aktivitas berat yang dapat menekan daerah operasi, waktu mulai melakukan hubungan seksual, dan kontrol ulang, serta kondisi yang memerlukan penanganan segera.rnPukul 11.44 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rnd.Pukul 11.45 WIB: memberikan informasi tentang kebutuhan gizi pada ibu nifas meliputi perlunya pemenuhan gizi yang seimbang, serta menganjurkan ibu untuk tidak berpantang makan selama nifas karena dapat menyebabkan ibu lemas, kualitas ASI berkurang dan mengganggu penyembuhan luka operasi.rnPukul 14.50 WIB: ibu mengatakan sudah biasa berpantang makan.rne.Pukul 14.51 WIB: memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang masih tersisa. rnPukul 14.52 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rnf.Pukul 14.53 WIB: melakukan kontrak waktu untuk melakukan pemeriksaan 4 hari lagi di rumah ibu.rnPukul 14.55 WIB: ibu bersedia untuk diperiksa 4 hari lagi.rnrnG.Pengkajian VIIrnTanggal / Jam / Pengkajian :11 April 2012 / 15.30 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektif.rna.Ibu mengatakan terkadang luka bekas operasi sterilnya masih sakit.rnb.Ibu mengatakan belum sempat kontrol ke RSUD Bendan.rnc.Ibu mengatakan talipusat anaknya sudah terlepas kemaren, tanggal 10 April 2012.rnd.Ibu mengatakan masih berpantang makan.rne.Ibu mengatakan banyak makan sayuran dan tidak mengkonsumsi makanan berlemak.rnf.Ibu mengatakan sering terjaga dimalam hari untuk menyusui.rn2.Data objektif.rna.Data umumrn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 70 kgrnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 150/100 mmHgrn2)Nadi : 80x /menitrn3)Suhu : 36,8oCrn4)Respirasi : 18x /menitrnc.Status obstetri.rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mammae, ASI keluar lancar, tidak ada bendunganrn2)Abdomenrna)Inspeksi : ada bekas luka operasi MOW, jahitan sudah keringrnb)Palpasi : TFU pertengahan simfisis dan pusat, taraba keras, kandung kemih kosong.rn3)Genetalia : tidak ada bekas luka jalan lahir, tidak oedem, PPV lokhea sanguenolenta, tidak berbau.rn4)Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada tanda homanrn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual: Ny. UK, 37 tahun, PIVA0, nifas 7 hari dengan hipertensi ringan.rnb.Diagnosa potensial dan antisipasi: Anjurkan ibu untuk banyak istirahat untuk mencegah hipertensi sedangrn4.Planingrna.Pukul 15.38 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu masih mengalami hipertensi karena tekanan darah ibu 150/100 mmHg.rnb.Pukul 15.40 WIB: motivasi keluarga untuk memberitahu ibu supaya tidak berpantang makanan selama nifas.rn Pukul 15.42 WIB: Suami bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rnc.Pukul 15.43 WIB: melakukan kontrak waktu untuk melakukan pemeriksaan 1 minggu lagi di rumah ibu. rn Pukul 15.44 WIB: ibu bersedia diperiksa 1 minggu lagi.rnd.Pukul 15.44 WIB: menganjurkan ibu untuk kontrol ke rumah sakit.rn Pukul 15.47 WIB: ibu bersedia untuk kontrol ke rumah sakit.rnrnrnH.Pengkajian VIIIrnTanggal / Jam / Pengkajian :19 April 2012 / 16.00 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektif.rna.Ibu mengatakan lukanya sudah tidak sakit lagirnb.Ibu mengatakan masih berpantang makanrnc.Ibu mengatakan sering terjaga dimalam hari untuk menyusuirn2.Data objektifrna.Data umum.rn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 69 kgrnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 160/100 mmHgrn2)Nadi : 78x /menitrn3)Suhu : 36,4oCrn4)Respirasi : 18x /menitrnc.Status obstetri.rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mammae, ASI keluar lancar, tidak ada bendungan payudararn2)Abdomenrna)Inspeksi : ada bekas luka operasi MOW, sudah keringrnb)Palpasi : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.rn3)Genetalia : tidak ada bekas luka jalan lahir, tidak oedem, PPV lokhea serosa, tidak ada tanda-tanda infeksirn4)Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada tanda homanrnd.Pemeriksaan penunjangrn1)Hb : 12 gr% rn2)Protein urin : negatifrn3)Urin reduksi : negatifrn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual: Ny. UK, 37 tahun, PIVA0, nifas 2 minggu dengan hipertensi ringan.rnb.Diagnosa potensial dan antisipasi: anjurkan ibu untuk melanjutkan diit rendah lemak, tinggi protein, sayur dan buah untuk mencegah hipertensi sedang.rn4.Planingrna.Pukul 16.15 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu masih mengalami hipertensi karena tekanan darah ibu 160/100 mmHg.rnb.Pukul 16.19 WIB: menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (tahu, tempe, dan putih telur) serta sayur dan buah-buahan.rn Pukul 15.42 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rnc.Pukul 15.43 WIB: memberitahu ibu untuk banyak istirahat menyesuaikan pola tidur bayi.rn Pukul 15.44 WIB: ibu bersedia untuk banyak istirahatrnd.Tanggal 20 April 2012 Pukul 14.15 WIB: memberitahu ibu tentang tanda bahaya selama nifas, meliputi pengertian, macam-macam dan penanganannya. rn Pukul 14.40 WIB: ibu paham tentang tanda bahaya pada masa nifas, seperti perdarahan yang tiba-tiba banyak dan sakit kepala hebat.rne.Pukul 14.41 WIB: Melakukan kontrak waktu untuk melakukan pemeriksaan 1 bulan lagirn Ibu bersedia diperiksa 1 bulan lagi rnrnI.Pengkajian IXrnTanggal / Jam / Pengkajian :16 Mei 2012 / 10.00 WIBrnTempat : Rumah Ibu rn1.Data subjektif.rna.Ibu mengatakan sudah tidak berpantang makan lagirnb.Ibu mengatakan darah nifasnya sudah berhenti pada tanggal 7 Mei 2012rnc.Ibu mengatakan selama nifas tidak ada masalah apapun yang terjadirnd.Ibu mengatakan sudah memperbanyak waktu istirahatnya.rnrn2.Data objektifrna.Data umum.rn1)KU : baikrn2)Kesadaran : composmentisrn3)Berat badan : 67 kgrnb.Tanda-tanda vital.rn1)Tekanan darah : 130/100 mmHgrn2)Nadi : 80x /menitrn3)Suhu : 35,9oCrn4)Respirasi : 18x /menitrnc.Status obstetri.rn1)Payudara : hiperpigmentasi areola mammae, ASI keluar lancar, tidak ada bendungan payudararn2)Abdomenrna)Inspeksi : ada bekas luka operasi MOW, keringrnb)Palpasi : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.rn3)Genetalia : tidak ada bekas luka jalan lahir, tidak oedem, PPV sudah tidak keluar.rn4)Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada tanda homanrnd.Pemeriksaan penunjangrn Hb : 12 gr% rn3.Assesmentrna.Diagnosa aktual: Ny. UK, 37 tahun, PIVA0, nifas 6 minggu dengan hipertensi ringan.rnb.Diagnosa potensial dan antisipasi: Anjurkan ibu untuk melanjutkan diit rendah lemak, tinggi protein, sayur dan buah untuk mencegah hipertensi sedang.rn4.Planingrna.Pukul 10.15 WIB: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu masih mengalami hipertensi karena tekanan darah diastoliknya masih 100 mmHg namun ibu tidak perlu cemas karena secara keseluruhan ibu dalan keadaan baik.rnb.Pukul 10.18 WIB: menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan diitnya dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (tahu, tempe, dan putih telur), sayur dan buah-bauha serta mengurangi makanan yang berlemak seperti gorengan, jeroan, daging dan makanan yang bersantan.rnPukul 10.21 WIB: ibu bersedia untuk tetap menjaga pola makan seperti yang dianjurkan.rnc.Pukul 10.22 WIB: memberitahu ibu bahwa kunjungan yang dilakukan sudah selesai sampai masa nifas. rnPukul 10.23 WIB: ibu senang kondisinya sehat sampai dengan masa nifasnya berakhir.rnrnJ.Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. UKrn1.Tanggal / Jam / Pengkajian : 6 April 2012 / 14.45 WIBrnTempat : Rumah iburna.Data objektif.rn1)Data umumrna)KU : baikrnb)Suhu : 37 oCrnc)Pernafasan : 34x/menitrnd)Berat badan : 3000 gramrne)Panjang badan : 49 cmrnf)Lingkar kepala : 33 cmrng)Lingkar dada : 31 cmrnh)Lila : 10 cmrn2)Pemeriksaan fisikrna)Kepala : tidak ada kaput, tidak ada cephal hematom,rnb)Wajah : tidak pucat, tidak oedemrnc)Mata : simetris, membuka sepenuhnya, sklera putihrnd)Hidung : septum di tengah, bersih, tidak perdarahanrne)Mulut : bibir lembab, tidak ada sariawanrnf)Telinga : simetris, bersih, tidak perdarahanrng)Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularisrnh)Dada : simetris, pernafasan normalrni)Abdomen : tali pusat basah, tidak perdarahan, tidak ada tanda-tanda infeksirnj)Ekstremitas :bentuk normal, tidak oedem, jari lengkap, gerakan aktifrnk)Anus :berlubangrn3)Reflek primitifrna)Moro reflek : ada, ketika bayi disentuh, tangan dan kaki langsung bergerak seperti hendak memelukrnb)Graf reflek :ada, ketika telapak tangan disentuh bayi hendak menggengamrnc)Rooting reflek :ada, ketika diberikan putting bayi langsung menghisapnyarnd)Reflek menelan :ada, ketika telah menghisap ASI, bayi langsung menelannyarne)Babynsky reflek : ada, ketika telapak kaki disentuh maka jari-jari akan menekukrnf)Tonic neck reflek : ada, ketika leher disentuh, bayi akan menggerakkan lehernya.rnb.Assesment: By Ny. UK. Bayi normal 2 harirnc.Planingrn1)Pukul 15.00 WIB: memberitahu pada ibu hasil pemeriksan bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan normalrn2)Pukul 15.15 WIB: membantu merawat tali pusat bayi dengan mengganti kasa badah dengan yang keringrn3)Pukul 15.17 WIB: memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan membedong bayi atau menyelimutinya.rnPukul 15.18 WIB: ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.rn4)Pukul 15.19 WIB: memberitahu ibu untuk tetap memberikan ASI saja pada bayi selama 6 bulan pertama secara tidak terjadwal.rnPukul 15.20 WIB: Ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan.rn2.Tanggal / Jam / Pengkajian :11 April 2012 / 15.30 WIBrnTempat : Rumah iburna.Data objektifrn1)KU : baikrn2)Suhu : 37,1 oCrn3)Pernafasan : 30x/menitrn4)Berat badan : 3000 gramrn5)Panjang badan : 49 cmrn6)Talipusat sudah kering, tidak ada tanda-tanda infeksirnb.Assesment: By MA. Bayi normal 7 harirnc.Planingrn1)Pukul 15.50 WIB: memberitahu pada ibu hasil pemeriksan bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan normalrn2)Pukul 15.52 WIB: memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan bayi langsung mengganti popok ketika basah.rnPukul 15.53 WIB: ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayi.rn3)Jam 15.54 WIB: memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan bayi pada ibu untuk disusui.rnPukul 15.55 WIB: bayi menyusu dengan lahap.rn3.Tanggal / Jam / Pengkajian :19 April 2012 / 16.00 WIBrnTempat : Rumah iburna.Data objektifrn1)KU : baikrn2)Suhu : 36,8 oCrn3)Pernafasan : 30x/menitrn4)Berat badan : 3000 gramrn5)Panjang badan : 49 cmrn6)Talipusat kering, tidak ada tanda-tanda infeksirnb.Assesment: By MA. Bayi normal 2 minggurnc.Planingrn1)Pukul 15.50 WIB: memberitahu pada ibu hasil pemeriksan bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan normalrn2)Pukul 15.52 WIB: memenuhi kebutuhan istirahat bayirnPukul 15.53 WIB: Bayi masih istirahat.rn4.Tanggal / Jam / Pengkajian :16 Mei 2012 / 10.00 WIBrnTempat : Rumah iburna.Data objektifrn1)KU : baikrn2)Suhu : 36,8 oCrn3)Pernafasan : 32x/menitrn4)Berat badan : 5000 gramrn5)Panjang badan : 55 cmrnb.Assesment: By MA. Bayi normal 6 minggurnc.Planingrn1)Pukul 10.25 WIB: memberitahu pada ibu hasil pemeriksan bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan normalrn2)Pukul 10.47 WIB: memberitahu ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi meliputi pengertian, macam-macam, manfaat, waktu pemberian dan efek sampingnya.rnPukul 10.27 WIB: ibu paham tentang macam-macam imunisasi pada bayi dan bersedia untuk mengimunisasikan bayinya ke pusyandu.rnrnrnBAB IVrnPEMBAHASANrnrnSetelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. UK secara komprehensif dimulai dari usia kehamilan 31 minggu sampai dengan akhir masa nifas, penulis akan memaparkan bahwa kehamilan Ny. UK termasuk dalam kehamilan yang berisiko, dari anamnesa diketahui bahwa Ny. UK sudah berusia 37 tahun.rnMengingat kehamilan diatas usia 30 tahun dapat berisiko terjadinya hipertensi, preeklampsia-eklampsia, diabetes mellitus, Perdarahan antepartum, abortus atau abortus berulang, persalinan prematur atau berat badan lahir rendah, cacat kongenital, dan gangguan tumbuh-kembang janin dalam rahim (Manuaba 2007, h.188), maka kehamilan Ny. UK tersebut berpotensi untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan karena selain dari faktor usia, ibu juga memiliki riwayat penyakit hipertensi pada saat menggunakan kontrasepsi dan riwayat keturunan hipertensi dari keluarganya. Sehingga Asuhan yang diberikan pada kunjungan awal yaitu dengan melakukan pemantauan terjadinya peningkatan tekanan darah dan kenaikan berat badan yang mencolok untuk mendeteksi dini adanya hipertensi dalam kehamilan, hal ini sesuai dengan tatalaksana hipertensi pada kehamilan menurut Manuaba (2010, h.268). Namun pada pelaksanaannya pemantauan tekanan darah dilakukan 2 minggu sekali menyesuaikan pemeriksaan rutin pada ibu hamil karena keadaan ibu yang tidak menimbulkan adanya kecurigaan terhadap hipertensi dalam kehamilan.rnPemeriksaan Hemoglobin (Hb) menggunakan alat Sahli menunjukkan bahwa ibu mengalami anemia ringan dengan Hb 10,6 g% pada usia kehamilan 31 minggu. Hal ini sesuai dengan diagnosis anemia yang menggolongkan kadar Hb 9-10 g% sebagai anemia ringan (Manuaba 2010, h.239). Anemia yang terjadi pada Ny. UK kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kebutuhan janin akan zat besi. Kebutuhan ini hampir berlipat-empat, dari 2 mg/hari pada awal kehamilan hingga mencapai 7 mg/hari pada janin aterm (Sullivan, Kean & Cryer 2009, h. 84). rnAnemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi baik pada kehamilan, persalinan, maupun pada masa nifas. Sehingga pada keadaan ini diperlukan pemberian suplemen zat besi sebagai langkah awal untuk pencegahan. Meskipun derajat anemia ini tidak cukup parah untuk menimbulkan efek yang merugikan bagi ibu atau janin, pengobatan yang dilakukan terhadapnya akan memberikan manfaat jangka panjang karena suplemen zat besi yang diberikan akan menjadi cadangan yang adekuat selama proses persalinan (Fraser 2009, h.330). Menurut Sullivan, Kean & Cryer (2009, h.84) dosis yang sebaiknya digunakan adalah fero sulfat 200 mg sekali sehari (mengandung 60 mg besi aktif), namun pada praktiknya dosis yang diberikan yaitu Fero glukonat 250 mg (mengandung 30 mg besi aktif), sehingga masih diperlukan tambahan zat besi dari bahan makanan.rnPemeriksaan Hb ulang yang dilakukan setelah 5 minggu dari awal pengkajian kurang sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pemeriksaan darah lengkap dilakukan tiap 2-4 minggu (Sullivan, Kean & Cryer 2009, h.85). Hasil pemeriksaan Hb pada usia kehamilan 36 minggu tersebut belum menunjukkan adanya kenaikan kadar Hemoglobin, hal ini kemungkinan karena kurang maksimalnya proses absorbsi zat besi dari sayur-sayuran, selain itu ibu juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi dari sumber hewani karena dapat berpengaruh pada kondisi tekanan darahnya. Namun pemberian suplemen zat besi tetap dilanjutkan pada kunjungan berikutnya dengan harapan dapat terjadi kenaikan kadar Hb. rnEvaluasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan Hb pada usia kehamilan 37 minggu (menjelang persalinan) menunjukkan adanya kenaikan kadar Hb menjadi 11,4 g%, sehingga ibu didiagnosis sudah tidak mengalami anemia dalam kehamilan. Walaupun pemeriksaan Hb postpartum mengalami penurunan Hb menjadi 10,8 g%, namun hal ini masih dikatakan normal karena nilai normal kadar hemoglobin pascapartum adalah 10,0-11,4 g/dl dan dikatakan adanya penyimpangan jika kadar hb <10 g/dl (Reeder 2011, h.46). Penurunan ini kemungkinan disebabkan karena kehilangan darah selama proses persalinan dan pelaksanaan MOW. rnBudaya berpantang makan amis-amis yang dilakukan ibu selama masa nifas sangat bermanfaaat untuk menunjang supaya tidak terjadi peningkatan tekanan darah ibu. Hal ini juga tidak menimbulkan adanya gangguan kesehatan, karena pada awal masa nifas ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe dan banyak mengkonsumsi sayuran selama masa nifasnya, sehingga ASI yang dikeluarkan jumlahnya banyak dan luka bekas MOW sudah kering dalam waktu 1 minggu. Pemeriksaan Hb setelah 2 minggu postpartum juga mengalami peningkatan menjadi 12 g% dan menetap hingga akhir masa nifas. rnAwal kehamilan berkaitan dengan penurunan drastis tekanan darah diastolik dan sedikit perubahan pada tekanan sistolik. Dengan menurunnya tahanan vaskular perifer, tekanan darah sistolik menurun rata-rata 10-15 mmHg pada usia gestasi 24 minggu. Kemudian, tekanan darah meningkat secara bertahap, kembali ketingkat tekanan pra-kehamilan pada usia kehamilan cukup bulan. Tekanan darah sistolik meningkat secara signifikan selama pertengahan kedua masa kehamilan sampai tingkat yang setidaknya sama dengan wanita yang tidak hamil (Fraser 2009, h.187).rnBerdasarkan pemeriksaan bidan setempat secara berkala, diketahui bahwa kondisi tekanan darah Ibu pada awal kehamilan mengalami sedikit penurunan dan mulai terjadi kenaikan seperti sebelum hamil pada usia kehamilan 27 minggu yakni 130/90 mmHg, yang mana berdasarkan pendapat Sustrani, Alam & Hadibroto dalam buku Hipertensi (2005, h.15) mengklasifikasikan tekanan darah ibu dalam kategori normal tinggi. rnPemantauan tekanan darah yang dilakukan pada usia kehamilan 33 minggu dengan menganjurkan ibu untuk menerapkan diit rendah lemak, tinggi protein, banyak sayur dan buah ternyata belum berhasil untuk mencegah hipertensi dalam kehamilan karena pada usia kehamilan 36 minggu tekanan darah ibu menunjukkan adanya peningkatan menjadi 140/90 mmHg, sehingga ibu didiagnosis mengalami hipertensi ringan dalam kehamilan dan menjadi hipertensi sedang (160/100 mmHg) pada saat sehari sebelum persalinan (37 minggu). Dalam mendiagnosis hipertensi dalam kehamilan ini, penulis hanya melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan selang waktu 1 jam, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg dengan pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam (Prawirohardjo 2008, h.532). Selain karena faktor keturunan dan usia ibu, kontraksi Braxtonhiks juga diduga sebagai pemicunya. rnSelama proses persalinan, tekanan darah Ibu mengalami kenaikan menjadi 170/100 mmHg, hal ini kemungkinan akibat adanya kontraksi yang semakin meningkat dan kesakitan yang dirasakan Ibu akibat proses persalinan, mengingat selama kontraksi disertai peningkatan tekanan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg dan kemudian menurun yang pada akhirnya berada sedikit diatas normal (Varney 2007, h.686). Asuhan yang diberikan sesuai wewenang bidan yaitu dengan melakukan rujukan supaya ibu mendapatkan penanganan persalinan yang tepat sesuai kondisinya.rnTindakan awal yang dilakukan ditempat rujukan yaitu melakukan pemasangan infus RL 20 tpm untuk mengantipisasi bila sewaktu-waktu terjadi kejang sehingga memudahkan dalam pemberian therapi. Proses persalinan berlangsung secara spontan sesuai dengan advis dokter dan kala II berlangsung singkat (10 menit). Hal ini sangat menguntungkan bagi ibu mengingat proses persalinan kala II pada kasus hipertensi harus berlangsung singkat (Holmes & Baker 2011, h.176). Berdasarkan pertimbangan bahwa Nifedipin dapat menurunkan kontraksi uterus selama persalinan, therapi Nifedipin 10 mg peroral diberikan setelah kelahiran bayi dengan tujuan untuk mempertahankan supaya tidak terjadi peningkatan tekanan darah ibu selama nifas, karena tekanan darah ibu setelah melahirkan masih dalam kategori hipertensi (140/90 mmHg). rnSelama pemantauan masa nifas sampai dengan 6 minggu postpartum, tekanan darah ibu berangsur-angsur menurun hingga 130/100 mmHg dan hampir mendekati nilai rata-rata tekanan darah Ibu sebelum kehamilan yakni 130/90 mmHg. Hal ini sesuai dengan diagnosis hipertensi dalam kehamilan yakni hipertensi yang didiagnosis untuk pertama kalinya pada kehamilan dan tidak membaik pada masa pascapartum (Fraser 2009, h.352). Evaluasi tekanan darah yang dilakukan setelah 12 minggu postpartum juga menunjukkan hasil yang sesuai dengan tekanan darah ibu sebelum hamil yakni 130/90 mmHg. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa hipertensi dalam kehamilan adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg, tidak disertai proteinuria dan kembali normal setelah 12 minggu postpartum (Manuaba 2007, h.409). rnAsuhan yang diberikan pada bayi Ny. UK setelah lahir kurang sesuai dengan asuhan persalinan normal, karena setelah bayi lahir tidak langsung dilakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan meletakkan bayi di atas perut ibu, melainkan langsung dibawa ke ruang perinatal untuk dilakukan pemeriksaan antropometri, pemberian vitamin K1 dan obat salep mata, kehangatan bayi juga dipertahankan dengan menggunakan infarm warmer dan setelah 4 jam kelahiran baru dilakukan rawat gabung dengan ibu.rnBerdasarkan pertimbangan usia dan jumlah anak yang dirasa cukup, maka ibu diberikan motivasi untuk melakukan MOW dan ibu serta suami setuju untuk dilakukan MOW. Pelaksanaan MOW dilakukan setelah 15 jam postpartum, hal ini sesuai dengan waktu pelaksanaan MOW pada pasien pascapartum yakni dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu postpartum (Saifuddin 2006, h.MK-84). Asuhan yang diberikan menjelang peaksanaan MOW yakni dengan menganjurkan ibu untuk puasa dengan tujuan supaya tidak terjadi sindrom aspirasi pada saat pelaksanaan tindakan.rnSetelah 2 hari postpartum, walaupun tekanan darah darah ibu masih dalam kategori tinggi dan ibu baru saja melakukan MOW, namun ibu sudah diperbolehkan pulang, hal ini tidak menjadi masalah karena untuk pengendalian tekanan darahnya ibu sudah diberikan nifedipin 10 mg per oral. Sedangkan MOW adalah jenis operasi kecil yang tidak membutuhkan perawatan khusus. Kondisi ibu yang sehat dan tidak mengalami penyulit dalam pelaksanaannya dianjurkan untuk mengontrol bekas luka MOW setelah 1 minggu postpartum.rnrnBAB VrnPENUTUPrnrnA.SimpulanrnDari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya penulis dapat menyimpulkan:rn1.Asuhan kebidanan pada Ny. UK selama kehamilan diketahui bahwa pada awal pengkajian (31 minggu) ibu didiagnosis mengalami anemia ringan dalam kehamilan dengan kadar hemoglobin (Hb) 10,6 g%, namun dengan pemberian asuhan yang tepat pada akhir kehamilannya ibu sudah tidak mengalami anemia lagi. Sedangkan tekanan darah ibu yang tadinya normal mengalami peningkatan pada akhir kehamilan menjadi 160/100 mmHg.rn2.Selama persalinan, tindakan yang dilakukan sesuai dengan wewenang bidan dalam menangani kasus hipertensi dalam kehamilan yakni melakukan rujukan, sehingga persalinannya berlangsung spontan dan tidak mengalami masalah.rn3.Asuhan kebidanan pada Ny. UK selama nifas yakni dengan memberikan terapi Nifedipin 10 mg sampai dengan hari ke 5, karena pada awal masa nifas tekanan darah ibu masih tinggi (150/100 mmHg), serta menganjurkan ibu untuk diit rendah lemak dan tinggi protein supaya tekanan darahnya tidak meningkat. Evaluasi setelah 6 minggu postpartum menunjukkan penurunan tekanan darah dan hampir mendekati rata-rata tekanan darah ibu sebelum hamil, yakni 130/100 mmHg, dan menjadi 130/90 mmHg setelah 12 minggu postpartum.rn4.Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. UK belum sesuai dengan asuhan persalinan normal karena tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini dan rawat gabung dilakukan setelah 4 jam kelahiran. Namun sampai dengan akhir kunjungan (6 minggu) bayi Ny. UK masih diberikan ASI secara eksklusif, mengalami peningkatan berat badan yang normal dan tidak mengalami masalah tumbuh kembang.rnrnB.Saranrn1.Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat mengenali gejala klinis pada ibu hamil dengan anemia maupun hipertensi dalam kehamilan, sehingga mampu melakukan upaya pencegahan yang tepat sesuai dengan keadaan ibu.rn2.Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat mendeteksi secara dini masalah kebidanan, khususnya kasus hipertensi dalam kehamilan, sehingga dapat dilakukan pemantauan dan pengobatan yang tepat supaya tidak terjadi komplikasi akibat adanya hipertensi dalam kehamilan.rn3.Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat melakukan kolaborasi dengan klinik laboratorium dalam pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab masalah, khususnya pada kasus hipertensi, sehingga dapat dilakukan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya. rnDAFTAR PUSTAKArnrnAmbarwati, Eny Retna & Rismintari, Y. Sriati 2009, Asuhan kebidanan komunitas, Muha Medika, Yogjakarta.rnrnAmbarwati, Eny Retna & Wulandari, Diah 2008, Asuhan kebidanan nifas, Mitra Cendia Offset, Yogyakarta.rnrnAnggraeni, Yetti 2010, Asuhan kebidanan masa nifas, Pustaka Rihama, Yogyakarta.rnrnCunningham, F Gary, dkk 2005, Obstetri williams, Ed. 21, EGC, Jakarta.rnrnDepKes RI 2009, Pedoman pelayanan antenatal terintegrasi, DepKes RI, Jakarta.rnrnDetiana, Prilia 2010, Hamil aman dan nyaman di atas usia 30 tahun, Media Pressindo, Yogyakarta.rnrnFraser, Diane M 2009, Buku ajar bidan Myles. EGC: Jakarta.rnrnHolmes, Debbie & Baker, Philip N 2011, Buku ajar ilmu kebidanan, EGC, Jakarta.rnrnIkatan Bidan Indonesia 2003, Dasar-dasar asuhan kebidanan, PP Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta.rnrnManuaba, Ida Bagus Gde 2007, Pengantar kuliah obstetri, EGC, Jakarta.rnrnManuaba, Ida Ayu Chandradinata 2010, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk pendidikan bidan, Ed. 2, EGC, Jakarta.rnrnMenteri Kesehatan Republik Indonesia 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan, PP Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta.rnrnMuslihatun, Wafi Nur, dkk 2009, Dokumentasi kebidanan. Fitramaya, Yogyakarta.rnrnMuslihatun, Wafi Nur 2010, Asuhan neonatus bayi dan balita, Fitramaya, Yogyakarta.rnrnNotoatmodjo, Soekidjo 2002, Metodologi penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.rnrnNurmawati 2010, Mutu pelayanan kebidanan, TIM, Jakarta.rnrnPrawirohardjo, Sarwono 2008, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.rnrnRatna, Dwi 2009, Perawatan ibu hamil, Panji Pustaka, Yogyakarta.rnrnReeder, Sharon J. 2011, Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi & keluarga, EGC, Jakarta.rnrnSaifuddin, Abdul Bari 2006, Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, YBPSP, Jakarta. rnrn 2007, Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.rnrnSastrawinata, Sulaiman, dkk 2004, Obstetri patologi, EGC, Jakarta.rnrnSaleha, Siti 2009, Asuhan kebidanan pada masa nifas, Salemba Medika, Makasar.rnrnSofyan, Mustika dkk 2009, 50 tahun bidan menyongsong masa depan, PP Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta.rnrnSullivan, Amanda, Kean, Lucy & Cryer, Alison 2009, Panduan pemeriksaan antenatal, EGC, Jakarta.rnrnSustrani, Lanny, Alam, Syamsir & Hadibroto, Iwan 2005, Hipertensi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.rnrnVarney, Helen 2006, Buku ajar asuhan kebidanan, Ed. 4, EGC, Jakarta.rnrnSATUAN PEMBELAJARANrnrnPokok bahasan : Asuhan kebidanan pada ibu hamilrnSub pokok bahasan : Anemia dalam kehamilanrnSasaran : Ibu hamil Ny. UKrnHari/ tanggal : Rabu, 15 Februari 2012rnWaktu : 30 menitrnrnI.Tujuan Instruksional UmumrnSetelah diberikan penyuluhan tentang anemia dalam kehamilan, diharapkan ibu mampu memahami dan menjelaskan cara mencegah dan menangani anemia selama kehamilan.rnrnII.Tujuan Instruksional Khususrn Setelah diberikan penjalasan tentang anemia, ibu hamil mampu:rn1.Menjelaskan pengertian anemia dalam kehamilan rn2.Menjelaskan tentang penyebab terjadinya anemia pada kehamilan rn3.Menjelaskan tentang akibat dari anemia pada kehamilan, persalinan, nifas dan pada janinrn4.Menjelaskan tentang cara mencegah anemia pada kehamilanrnrnIII.Materi (terlampir)rn1.Pengertian anemia dalam kehamilanrn2.Penyebab terjadinya anemia dalam kehamilanrn3.Tanda dan gejala anemia dalam kehamilanrn4.Akibat anemia pada kehamilan, persalinan, nifas dan janinrn5.Cara mencegah terjadinya anemia pada kehamilanrnrnIV.Kegiatan Belajar MengajarrnNornJadwal KegiatanrnWakturnKegiatan Audiensrn1rnrnrnrnrnrnrnrn2rnrnrnrnrn3rnPembukaanrna. Salamrnb. Perkenalanrnc. Apersepsirnrnd. Menyampaikan tujuanrn penyuluhanrnKegiatan Intirna. Menjelaskan materirnb. Memberikan kesempatan bertanyarnc. Menjawab pertanyaanrnPenutuprna. Evaluasirnb. Menarik kesimpulanrnrnc. Salamrn5 menitrnrnrnrnrnrnrn20 menitrnrnrnrnrn5 menitrnrna. Menjawab salamrnb. Mendengarkanrnc. Menyampaikan pendapatrnd. Mendengarkanrnrnrna. Mendengarkanrnb. Mengajukan pertanyaanrnc. Mendengarkanrnrna. Menjawab pertanyaanrnb. Bersama-sama menyimpulkanrnc. Menjawab salamrnrnV.Metodern1.Ceramahrn2.Tanya jawabrnVI.Mediarn1.Leafletrn2.Lembar balikrnrnVII.ReferensirnManuaba, ida bagus gde. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk pendidikan bidan. EGC: Jakarta.rnPrawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta.rnSaifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP: Jakarta. rnVarney, Helen. 2006. Buku ajar asuhan kebidanan-Ed.4. EGC: Jakarta.rnrnVIII.Evaluasirn1.Apakah yang di maksud dengan anemia dalam kehamilanrn2.Sebutkan sebab-sebab terjadinya anemia dalam kehamilanrn3.Sebutkan tanda dan gejala anemia dalam kehamilanrn4.Apa saja akibat anemia pada kehamilan, persalina, nifas dan janinrn5.Bagaimana cara mengatasi terjadinya anemia dalam kehamilanrnrnMATERIrnANEMIA DALAM KEHAMILANrnrnA.PengertianrnAnemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2 (Saifuddin 2007, h.281).rnrnB.Penyebab Anemia Selama Kehamilanrn1.Kurangnya kandungan gizi pada tubuh.rn2.Kurangnya asupan zat besi pada tubuh.rn3.Gangguan penyerapan zat besi pada tubuh.rn4.Perdarahan yang banyak.rnrnC.Tanda dan Gejala Anemia Selama Kehamilanrn1.Mengeluh, lemah, letih, lesu. Lunglai, lupa (5L).rn2.Terlihat pucat.rn3.Sering pusing dan mata berkunang-kunang.rn4.Mudah sariawan.rn5.Gangguan konsentrasi.rn6.Mudah lelah, jantung berdebar-debar dan sesak nafas.rnrnD.Akibat anemia selama kehamilanrn1.Pada ibu :rna.Keguguran rnb.Persalinan belum cukup bulanrnc.Mudah terjadi infeksirnd.Perdarahan selama kehamilanrne.Ketuban pecah sebelum waktunyarn2.Pada janin :rna.Keguguranrnb.Kematian janin dalam kandunganrnc.Pertumbuhan dan perkembangan janin terhambatrnd.Kecerdasan berkurangrne.Bayi lahir prematur (belum cukup bulan)rnrnE.Akibat anemia selama persalinanrn1.Pada ibu :rna.Gangguan kekuatan mengejanrnb.Persalinan berlangsung lamarnc.Persalinan dengan alatrnd.Terjadi perdarahan selama proses persalinanrn2.Pada bayi :rna.Berat bayi lahir rendahrnb.Dapat terjadi cacat bawaanrnc.Kematian janin pada waktu lahirrnd.Bayi mudah terkena infeksirnrnF.Akibat anemia setelah melahirkanrn1.Perdarahan setelah melahirkanrn2.Mudah terjadi infeksirn3.Pengeluaran ASI berkurangrnrnG.Pencegahan dan penanggulangan anemia selama kehamilanrn1.Meningkatkan konsumsi zat besi dari makananrna.Sumber nabatirnUmbi-umbian, tepung, gandum, beras, jagung, kacang-kacangan (misalnya tahu, tempe), sayuran berwarna hijau (misalnya kangkung, daun singkong, bayam, lobak, lembayung).rnb.Sumber hewanirnDaging, ayam, telur, ikan, udang, susu, keju.rn2.Pemberian tablet zat besi (Fe) selama kehamilan.rn3.Istirahat cukup.rn4.Periksa kehamilan secara rutin.rnrnSATUAN PEMBELAJARANrnrnPokok Bahasan : Asuhan kebidanan pada ibu hamilrnSub Pokok Bahasan : Tanda bahaya kehamilan trimester IIIrnSasaran : Ibu hamil Ny. UKrnHari/ tanggal : Rabu, 29 Februari 2012rnWaktu : 20 menitrnrnI.Tujuan Intruksional UmumrnDiharapkan ibu hamil dapat memahami dan mengetahui tentang tanda-tanda bahaya ibu hamil trimester III dan penanganannya.rnrnII.Tujuan Intruksional KhususrnSetelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu hamil dapat menjelaskan :rn1.Pengertian tanda bahaya kehamilanrn2.Macam-macam tanda bahaya kehamilanrn3.Penanganan tanda bahaya kehamilanrnrnIII.Materi (terlampir)rn1.Pengertian tanda bahaya kehamilanrn2.Macam-macam tanda bahaya kehamilanrn3.Penanganan tanda bahaya kehamilanrnrnIV.Kegiatan Belajar MengajarrnNornKegiatan PenyuluhanrnWakturnKegiatan Audiensrn1.rnrnrnrnrn2. rnrnrnrnrn3.rnPembukaanrna.Salamrnb.Perkenalanrnc.Appersepsirnd.Menyampaikan tujuan rnKegiatan Intirna.Menjelaskan materirnb.Memberi kesempatan bertanyarnc.Menjawab pertanyaanrnPenutuprna.Evaluasirnb.Menyimpulkanrnrnc.Salam rn3 menitrnrnrnrnrn12 menitrnrnrnrnrn5 menitrnrnMenjawab salamrnMendengarkanrnMenjawabrnMendengarkanrnrnMendengarkanrnBertanyarnrnMendengarkanrnrnMenjawab rnMenyimpulkan bersamarnMenjawab salamrnrnV.Metodern1.Ceramahrn2.Tanya jawabrnVI.Mediarn1.Lembar balikrn2.LeafletrnrnVII.ReferensirnManuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.rnMellyna, Huliana. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Puspa Swara: Jakarta.rnSaifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP: Jakarta.rnrnVIII.Evaluasirn1.Apakah tanda bahaya kehamilan itu?rn2.Apa saja macam-macam tanda bahaya kehamilan?rn3.Apa yang harus dilakukan ibu hamil apabila menemui salah satu atau lebih dari tanda bahaya kehamilan?rnrnrnrnMATERIrnTANDA BAHAYA KEHAMILANrnrnA.PengertianrnTanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode kehamilan, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.rnrnB.Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilanrn1.Gejala pre-eklampsirna.Ciri-cirirn1)Sakit kepala yang hebat dan menetaprn2)Pandangan mata kaburrn3)Nyeri ulu hatirn4)Bengkak pada muka dan tanganrnb.Akibat/ bahayanyarn1)Bagi Ibu: kejang atau kematian rn2)Bagi Janin: gawat janin dan kematian. rn2.Gerakan janin yang berkurang, yaitu apabila gerakan janin kurang dari 10 kali dalam 12 jam. Bahayanya bagi janin: gawat janin, kematian janin dalam rahim.rn3.Pengeluarkan darah dari jalan lahir yaitu pengeluaran darah baik yang berupa bercak maupun menggumpal, baik disertai nyeri perut (solusio plasenta) maupun tanpa disertai nyeri perut (plasenta previa).rnBahayanya:rna.Bagi ibu: syok hypovolemik/ hemorraghi, kematianrnb.Bagi janin: gawat janin, kematian.rn4.Cairan ketuban pecah sebelum waktunya, yaitu pengeluaran cairan dari jalan lahir tanpa disadari dan berbau khas.rnBahayanya:rna.Bagi ibu: infeksirnb.Bagi janin: infeksi, gawat janin.rnrnC.PenangananrnApabila ibu hamil mengalami salah satu atau lebih dari tanda bahaya kehamilan di atas, maka ibu harus segera memeriksakan ke tenaga kesehatan, seperti bidan atau dokter kandungan.rnrnSATUAN PEMBELAJARANrnrnPokok bahasan : Asuhan kebidanan pada ibu hamilrnSub pokok bahasan : Persiapan persalinan rnSasaran : Ibu hamil Ny. UKrnHari/ tanggal : Selasa, 3 April 2012rnWaktu : 25 menitrnrnI.Tujuan Instruksional Umum rnSetelah diberikan penyuluhan tentang persiapan persalinan, diharapkan ibu hamil mengerti tentang tempat-tempat persalinan yang aman dan hal-hal yang harus disiapkan sebelum persalinan. rnrnII.Tujuan Instruksional Khusus rnSetelah diberikan penyuluhan tentang persiapan persalinan diharapkan ibu hamil mampu :rn1.Menjelaskan pengertian persalinanrn2.Menjelaskan tanda-tanda persalinanrn3.Menjelaskan tempat-tempat persalinan yang amanrn4.Menjelaskan penolong persalinanrn5.Menjelaskan pendamping persalinanrn6.Menjelaskan persiapan finansial rn7.Menjelaskan persiapan jika terjadi kegawatdaruratanrn8.Menjelaskan tentang pengambil keputusan utama dan alternatif jika terjadi kegawatdaruratan.rnrnIII.Materi (terlampir)rn1.Pengertian persalinanrn2.Tanda-tanda persalinanrn3.Tempat-tempat persalinan yang amanrn4.Penolong persalinanrn5.Pendamping persalinanrn6.Persiapan finansialrn7.Persiapan jika terjadi kegawatdaruratanrn8.Pengambil keputusan utama dan alternatif jika terjadi kegawatdaruratan.rnrnIV.Kegiatan Belajar MengajarrnNornKegiatanrnWakturnKegiatan Audiensrn1.rnrnrnrnrnrn2. rnrnrnrnrn3.rnPembukaanrna.Salamrnb.Perkenalanrnc.Appersepsirnd.Menyampaikan maksud dan tujuanrnKegiatan Intirna.Menjelaskan materirnb.Memberikan kesempatan audiens bertanyarnc.Menjawab pertanyaanrnPenutuprna.Evaluasirnb.Merangkumrnrnc.Salamrn5 menitrnrnrnrnrnrn15 menitrnrnrnrnrn5 menitrnrnrnrnrnrna.Menjawabrnb.Mendengarkanrnc.Berpendapatrnd.Mendengarkanrnrnrna. Mendengarkanrnb. Bertanyarnrna.mendengarkanrnrna.Menjawabrnb.Merangkum bersamarnc.Menjawab salamrnrnV.Metode rn1.Ceramah rn2.Tanya jawabrnVI.Mediarn1.Leafletrn2.Lembar balikrnVII.ReferensirnHuliana, Mellyna. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Puspa Swara: Jakarta.rnVIII.Evaluasirn1.Jelaskan pengertian persalinan!rn2.Jelaskan tanda-tanda persalinan!rn3.Jelaskan tempat-tempat persalinan yang aman!rn4.Jelaskan perlengkapan persalinan!rn5.Jelaskan penolong persalinan!rn6.Jelaskan pendamping persalinan!rn7.Jelaskan persiapan finansial!rn8.Jelaskan persiapan jika terjadi kegawatdaruratan!rn9.Jelaskan tentang pengambil keputusan utama dan alternatif jika terjadi kegawatdaruratan!rn10.Jelaskan cara mengatasi nyeri persalinan!rn11.jelaskan cara mengejan yang benar!rn12.Jelaskan tanda bahaya persalinan!rn13.Jelaskan apa yang harus dilakukan bila ada tanda bahaya persalinan!rnMATERIrnPERSIAPAN PERSALINANrnrnA.Pengertian PersalinanrnPersalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran ari-ari dan selaput bayi yang ada dalam kandungan dan tubuh ibu.rnrnB.Tanda-tanda Persalinanrn1.Timbulnya rasa mulas dari panggul ke bagian depanrnKadang-kadang ibu merasakan nyeri pada selangkangan atau bokong akibat masuknya bagian paling rendah dari janin ke dalam rongga panggul misalnya kepala. rn2.Rahim terasa kencang (kontraksi)rnPada awal proses persalinan pola kontraksi lebih sering dan teratur. Selain itu, waktunya lebih lama dan kekuatannya lebih besar seiring dengan kemajuan persalinan. rn3.Pengeluaran lendir bercampur darahrnSelama kehamilan, mulut rahim tersumbat oleh gumpalan lendir yang lengket. Pada saat persalinan dimulai, pintu rahim mulai membuka. Gumpalan lendir akan terlepas bersamaan dengan pemisahan selaput ketuban dari dinding rahim. Akibatnya, pembuluh darah kecil terputus-putus sehingga darah dan lendir keluar berupa cairan lengket berwarna merah muda. Jika pembukaan jalan lahir bertambah besar maka pengeluaran darah dan lendir semakin bertambah.rn4.Selaput ketuban pecahrnJika air ketuban keluar sebelum tanda-tanda persalinan dengan cara merembes, mengalir, atau langsung keluar banyak dari vagina, hendaknya segera menghubungi tenaga kesehatan, karena ketuban pecah dini akan berbahaya bila bayi tidak langsung lahir.rnrnC.Tempat PersalinanrnTempat-tempat yang aman untuk proses persalinan adalah di fasilitas kesehatan, seperti: RB atau BPS, Puskesmas, dan RSrnrnD.Penolong persalinanrnDalam perencanaan persalinan, ibu dan suami harus memutuskan siapa yang akan menolong persalinan. Penolong persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih seperti dokter spesialis obsgyn ataupun bidan yang biasa memeriksa ibu, serta mengetahui kondisi ibu dan janinnya.rnrnE.Pendamping PersalinanrnKeberadaan pendamping akan memberikan dampak yang baik pada proses persalinan, karena dapat memberikan dukungan, semangat dan rasa aman. Jika seorang wanita ingin didampingi dalam proses persalinan, mintalah pada suami, saudara perempuan ataupun ibu/orang tua yang kondisinya sehat.rnF.Persiapan Keuangan atau DanarnAgar proses persalinan berjalan secara normal, ibu selamat dan bayinya sehat, perlu pendukung lain yaitu dana. Pendanaan yang memadai perlu direncanakan dan dipersiapkan jauh sebelum masa persalinan tiba dengan cara menabung dapat melalui arisan, tabungan ibu bersalin (tabulin), dengan menabung di bank.rnrnG.Persiapan KegawatdaruratanrnPada awal kehamilan dianjurkan seorang ibu mengetahui bahaya yang dapat mengancam kehamilannya. Bila ibu mengetahui kondisi kegawatdaruratan dan perlu dilakukan rujukan, maka sebelumnya dapat dipersiapkan, antara lain : transportasi, keuangan, kelengkapan surat-surat, persiapan pendonor darah, tempat rujukan, dan lain-lain. Hal-hal tersebut sangatlah penting untuk menjaga kelangsungan hidup ibu dan bayinya.rnrnH.Pengambil KeputusanrnPengambil keputusan dalam proses persalinan sangat penting, karena penentu keputusan dibutuhkan jika dalam proses persalinan ibu dan bayi membutuhkan penanganan segera saat persalinan ataupun setelah persalinan berlangsung. Pengambil keputusan sebaiknya suami atau ibu dari istri. Jika keduanya tidak ada atau berhalangan maka keluarga terdekatpun dapat menjadi pengambil keputusan dalam persalinan.rnrnSATUAN PEMBELAJARANrnrnPokok bahasan : Asuhan kebidanan pada ibu nifasrnSub pokok bahasan : Gizi pada ibu nifasrnSasaran : Ibu nifas Ny. UKrnHari/ tanggal : Jum’at, 6 April 2012rnWaktu : 30 menitrnrnI.Tujuan Instruksional UmumrnSetelah diberikan penyuluhan tentang gizi pada ibu nifas, diharapkan ibu mampu memahami dan menjelaskan kebutuhan gizi selama nifas dan mengetahui akibat berpantang makan.rnrnII.Tujuan Instruksional KhususrnSetelah di berikan penyuluhan di harapkan ibu mampu :rn1. Menjelaskan pengertian gizi pada ibu nifasrn2. Menjelaskan fungsi gizi pada ibu nifas. rn3. Menjelaskan manfaat gizi pada ibu nifasrn4. Menjelaskan macam-macam zat gizi yang di butuhkan oleh ibu nifas rn5. Menjelaskan kebutuhan gizi pada ibu nifas rn6. Menjelaskan akibat kekurangan gizi pada ibu nifasrn7. Menjelaskan akibat kelebihan gizi pada ibu nifasrn8. Menjelaskan makana yang harus di hindari oleh ibu nifasrn9. Menjelaskan akibat berpantang makan pada ibu nifasrn10. Memberikan contoh menu makanan pada ibu nifasrn11. Menjelaskan cara pengolahan makanan yang benarrnrnIII.Materi (terlampir)rn1. Pengertian gizi pada ibu nifas rn2. Fungsi gizi pada ibu nifasrn3. Manfaat gizi pada ibu nifasrn4. Macam-macam zat gizi yang di butuhkan oleh ibu nifas rn5. Kebutuhan gizi pada ibu nifasrn6. Akibat kekurangan gizi pada ibu nifasrn7. Akibat kelebihan gizi pada ibu nifasrn8. Makanan yang harus di hindari oleh ibu nifasrn9. Akibat berpantang makan pada ibu nifasrn10. Contoh menu makanan ibu nifasrn11. Cara pengolahan makanan yang benarrnIV.Kegiatan Belajar MengajarrnNornJadwal KegiatanrnWakturnKegiatan Audiensrn1rnrnrnrnrnrnrn2rnrnrnrnrn3rnPembukaanrna. Salamrnb. Perkenalanrnc. Apersepsirnd. Menyampaikan tujuanrn penyuluhanrnKegiatan Intirna. Menjelaskan materirnb. Memberikan kesempatan bertanyarnc. Menjawab pertanyaanrnPenutuprna. Evaluasirnb. Menarik kesimpulanrnrnc. Salam rn5 menitrnrnrnrnrnrn20 menitrnrnrnrnrn5 menitrnrna. Menjawab salamrnb. Mendengarkanrnc. Menyampaikan pendapatrnd. Mendengarkanrnrnrna. Mendengarkanrnb. Mengajukan pertanyaanrnrnc. Mendengarkanrnrna. Menjawab pertanyaanrnb. Bersama-sama menyimpulkanrnc. Menjawab salamrnrnV.Metodern1.Ceramahrn2.Tanya jawabrnrnVI.Mediarn1.Lembar balikrn2.LeafletrnrnVII.Referensirn1.Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.rn2.Ambarwati, Retna 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia Offset: Jakarta.rn3.MB. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC: JakartarnrnVIII.Evaluasirn1. Jelaskan pengertian gizi pada ibu nifasrn2. Jelaskan fungsi gizi pada ibu nifas rn3. Jelaskan manfaat gizi pada ibu nifasrn4. Jelaskan macam-macam zat gizi yang di butuhkan oleh ibu nifas rn5. Jelaskan kebutuhan gizi pada ibu nifas rn6. Jelaskan akibat kekurangan gizi pada ibu nifasrn7. Jelaskan akibat kelebihan gizi pada ibu nifasrn8. Jelaskan makanan yang harus di hindari oleh ibu nifasrn9. Jelaskan akibat berpantang makan pada ibu nifasrn10. Berikan contoh menu makanan ibu nifasrn11. Jelaskan cara pengolahan makanan yang benarrnMATERIrnGIZI PADA IBU NIFASrnrnA.PengertianrnGizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas rnrnB.Fungsi Gizi ibu nifas rn1.Sebagai sumber tenagarn2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuhrn3. Mengatur keseimbangan tubuhrnrnC.Manfaat Gizi pada Ibu Nifas rn1.Menjaga kesehatanrn2.Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.rn3.Untuk aktivitas dan metabolisme tubuhrn4.Untuk meningkatkan produksi ASIrn5.Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinanrnrnD.Macam-Macam Zat Gizi, Manfaat dan Jenis Masing-Masing Makanannya rn1.Karbohidratrn Fungsi sebagai sumber tenaga (energi).rn Sumber nasi, jagung, gandum, roti, sagu, ketelarn2.ProteinrnFungsi pengganti sel-sel tubuh yang rusak, mengangkut zat gizi, sebagai sumber pembangun tubuh.rna.Protein nabati, contoh tahu, tempe, kacang-kacanganrnb.Protein hewani, contoh telur, udang, hati ayam, ikan laut.rn3.Vitaminrna.Vitamin ArnFungsi memperbaiki jaringan mata yang rusak, memelihara jaringan mata, membantu proses penglihatan.rnContoh : wortel,pepaya, tomat.rnb.Vitamin BrnFungsi mencegah penumpukan cairan. Memelihara fungsi saraf, memelihara nafsu makan.rnContoh : Hati, susu, keju, daging.rnc.Vitamin CrnFungsi pembentukan sel jaringan tubuh, membantu penyerapan zat gizi, memperkuat pembuluh darah.rnd.Vitamin DrnFungsi membantu penyerapan zat kapur dan fosfor, mengatur pengerasan tulang.rnContoh : Susu sapi, mentega, telur, minyak ikan.rnrne.Vitamin ErnFungsi berpengaruh dalam kesuburan wanitarnContoh : Kecambah, Gandum, biji-bijian, kacang tanah, kedelai.rnf.Vitamin KrnFungsi mempengaruhi proses pembekuan darahrnContoh : Hati, sayur-sayuran berwarna hijau, kecambah, gandum, keju.rn4.Mineralrna.Garam Dapur (kalsium) dan fosforrnFungsi sebagai bahan pembentuk tulang.rnContoh : Bayam, kacang panjang, sawi, kedelairnb.Garam BesirnFungsi membentuk zat warna merah pada darah yang berguna untuk mengangkut oksigen.rnContoh : Bayam, kacang panjang, sayur-sayuran berwarna hijau, buah-buahan.rnc.Garam YodiumrnFungsi mencegah penyakit Gondok.rnContoh : ikan laut, telur ayam, daging,dll.rnd.AirrnFungsi membentuk cairan tubuh, alat pengangkut unsur-unsur gizi, mengatur panas tubuh.rnrnrnE.Kebutuhan Gizi Pada Ibu Nifas (3)rn1.Mengkonsumsi tambahan 500 kalori (5-6 kali) tiap harirn2.Makan dengan diit seimbang untuk mineral dan vitamin yang cukuprn3.Minum sedikitnya 8-12 gelas tiap harirn4.Pil zat besi khusus di minum untuk mendapatkan gizi setidaknya 40 hari setelah bersalin.rnrnF.Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifasrn1.Produksi ASI berkurang / kualitas menurunrn2.Luka dalam persalinan tidak cepat sembuhrn3.Proses pengembalian rahim dapat terganggurn4.Anemia (kurang darah)rn5.Dapat terjadi infeksirnrnG.Akibat Kelebihan Gizi Pada Ibu Nifasrn1.Kegemukanrn2.Penyakit jantungrn3.Penyakit Hatirn4.Tekanan darah tinggirnrnH.Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Nifasrn1.Makanan yang mengandung bahan pengawetrn2.Minum Kopirn3.Minum softdrinkrn4.Merokokrn5.Minum alkoholrnrnI.Akibat Berpantang Makan Pada Ibu NifasrnApabila ibu nifas berpantang pada jenis makanan tertentu maka gizi yang diperlukan tubuh tidak terpenuhi, sehingga hal ini dapat mengganggu kesehatan ibu. Bila memang terpaksa ibu tidak mengkonsumsi makanan tersebut, maka makanan tersebut dapat diganti dengan jenis makanan lainnya yang mempunyai kandungan gizi yang sama pada makanan tersebut.rnrnJ.Contoh Menu Makanan Ibu Nifas dalam 1 Hari rn1.PagirnNasi : 2 sendok nasirnTempe goreng : 1 potong sedangrnTelur ceplok : 1 butirrnTumis kacang panjang dan wortel : 1 mangkok kecilrnSusu : 1 gelasrn2.Snak pukul 10.00 WIBrn 1 potong pepaya rn 1 Cangkir teh manisrn3.SiangrnNasi : 2 sendok nasirnSemur daging : 1 potong dagingrnTahu goreng : 1 bungkusrnSayur bobor bayam : 1 mangkok kecilrnBuah semangka : 1 iris sedangrn4.Snak pukul 16.00 WIBrn 1 potong pisang rebusrn 1 cangkir teh manisrn5.MalamrnNasi : 2 sendok nasirnPepes ikan teri : 1 bungkusrnPerkedel goreng : 1 buahrnCah kangkung – taoge : 1 mangkok kecilrn6.Snak pukul 21.00-22.00 WIBrn Susu : 1 gelasrn Wafer : 1 bungkusrnrnK.Cara Mengolah Makanan yang Benar rn1.Pilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar.rn2.Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan rn3.Cuci bahan makanan sampai bersih baru di potong-potong rn4.Masak sayuran jangan terlalu matangrn5.Hindari penggunaan zat pewarna, pengawet makanan dan penyedap rasarn6.Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali di pakairnSATUAN PEMBELAJARANrnrnPokok bahasan : Asuhan kebidanan pada ibu nifasrnSub pokok bahasan : Tanda Bahaya pada masa nifasrnSasaran : Ibu nifas Ny. UKrnHari/ tanggal : Jum’at, 20 April 2012rnWaktu : 25 menitrnrnI.Tujuan Instruksional UmumrnSetelah diberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada masa nifas di harapakan ibu dapat mengerti dan memahami tentang tanda bahaya yang terjadi pada masa nifasrnrnII.Tujuan instuksional khususrnSetelah diberikan penyuluhan tentang tanda bahaya masa nifas diharapkan ibu mampu:rn1.Menjelaskan pengertian tanda bahaya pada masa nifasrn2.Menyebutkan macam- macam tanda bahaya pada ibu nifasrn3.Menyebutkan penanganan tanda bahaya nifasrnrnIII.Materi (terlampir)rn1.Pengertian tanda bahaya masa nifasrn2.Macam-macam tanda bahaya pada masa nifasrn3.Penanganan tanda bahaya masa nifasrnrnIV.Kegiatan Belajar MengajarrnNornKegiatanrnWakturn Kegiatan Audiensrn1rnrnrnrnrn2rnrnrnrnrn3rnrnPembukaanrna.Salamrnb.Perkenalanrnc.Appersepsirnd.Menyampaikan tujuanrnKegiatan intirna.Menjelaskan materirnb.Memberikan kesempatan bertanyarnc.Menjawab pertanyaanrnPenutuprna.Evaluasirnb.Menarik kesimpulanrnrnc.Salan rn3 menitrnrnrnrnrn15 menitrnrnrnrnrn7 menitrnrna.Menjawab salamrnb.Mendengarkanrnc.Menyampaikan pendapatrnd.Mendengarkanrnrna.Mendengarkanrnb.Mengajukan pertanyaanrnrnc.Mendengakanrnrna.menjawab pertanyaanrnb.bersama-sama menyimpulkanrnc.menjawab salamrnrnV.Metodern1.Ceramahrn2.Tanya jawabrnVI.Mediarn1.Lembar balikrn2.Leaflet rnrnVII.ReferensirnSaifudin, Abdul Bari, 20072. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. YBPSP: Jakarta.rnBahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC: Jakarta.rnrnVIII.Evaluasirna.Apakah pengertian tanda bahaya pada masa nifas?rnb.Sebutkan apa tanda bahaya pada masa nifas!rnc.Jelaskan cara penanganan apabila terjadi tanda bahaya pada masa nifas!rnrnMATERIrnTANDA BAHAYA MASA NIFASrnrnA.Pengertian Tanda Bahaya Masa NifasrnAdalah suatu tanda/ keadaan yang tidak normal, yang dapat membahayakan ibu pada masa nifasrnrnB.Macam-macamrn1.Perdarahan luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyakrna.Pengertianrnadalah perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba- tiba bertanbah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila membutuhkan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam)rnb.Penyebabrn1) sisa selaput ketuban yang tertinggal di dalam rahimrn2) kontraksi rahim yang lemahrnc.Akibatnya:rn Ibu bisa mengalami anemiarn2.Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk rna.PengertianrnPerngeluaran pervaginam (Lochia) yang berbau busuk dan tidak seperti biasanya. rnrnb.PenyebabrnBakteri/jamur masuk kedalam alat kandunganrn3.Sakit dibagian bawah perut dan pinggangrna.Pengertian rnRasa sakit yang hebat pada perut bagian bawah dan pinggang yang menetap.rnb.PenyebabrnDapat terjadi karena infeksi panggul. rn4.Sakit kepala yang terus menerus, nyeri uluhati, dan penglihatan mata kabur.rnPenyebab: penyakit darah tinggi.rn5.Bengkak di wajah atau ditanganrnPenyebab: pembengkakan terjadi karena penimbunan cairan , tekanan darah tinggi atau awal terjadi nya kejang.rn6.Demam, muntah, rasa sakit saat buang air kecil, atau jika merasa tidak enak badan.rna.Pengertian :rnDemam dalam nifas adalah kenaikan suhu badan sampai 38c atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum, kecuali pada hari pertama umumnya dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 36,2- 37,8C oleh karena resorpsi benda- benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini adalah normal disebut demam resopsi.rnb.Penyebab:rnDemam biasanya disertai dengan muntah, sakit saat buang air kecil hal ini disebabkan infeksi saluran kemih. Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan atau analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak aman yang di timbulkan episiotomy yang lebar, laserasi periuretra, aau hematoma dinding vagina.Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin di hentikan terjadi dieresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.rnc.Pencegahan : rnMenjaga kebersihan genetalia dengan baik.rn7.Payudara berubah menjadi merah, panas, dan/atau terasa sakit rna.Penyebab:rnPayudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah,panas, terasasakit dan akhirnya menjadi mastitis. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. BH /bra yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement segmental.rnb.PenangananrnGangguan ini dapat diatasi dengan :rn1)menyusu tetap dilanjutkanrn2)beri kompres air hangatrn3)ubah posisi menyusui sewaktu-wakturn4)memakai BH longgarrn5)istirahat yang cukuprn6)banyak minum (2 liter per hari)rn8.Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lamarna.Penyebab :rnNormalnya ibu pada masa nifas harus banyak mengkonsumsi makanan minimal 3 kali sehari. Hilang nya nafsu makan merupakan tanda depresi setelah persalinan juga disebabkan karena ganguan psikologis rnb.Akibatnya:rnProduksi ASI menjadi berkurang dan pemulihan kesehatan ibu nifas menjadi lebih lamarn9.Rasa sakit/nyeri, kemerahan, panas, disertai dengan area keras pada betisrnPenyebabnya adannya perubahan atau kerusakan pada pembuluh darah,perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah darah atau karena pengaruh infeksi. rn10.Perasaan sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendirirnPada beberapa minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun, ibu post partum cenderung mengalami persaan yang tidak lazim dialaminya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinyarnFaktor penyebab keadaan ini meliputi :rna)Kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkanrnb)Rasa nyeri pada awal nifasrnc)Kelelahanrnd)Kecemasan tidak dapat merawat bayirne)Ketakutan tidak menarik lagirn11.Perasaan sangat letih atau terengah-engahrnPenyebabnya: bisa dikarenakan adanya penyakit jantung.rn rnC.Penanganan:rnJika ibu mendapatkan tanda bahaya seperti diatas diharapkan segera ke tenaga kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, perawat, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.rnrnSATUAN PEMBELAJARANrnrnPokok bahasan : Asuhan kebidanan pada bayirnSub pokok bahasan : Imunisasi dasar pada bayirnSasaran : Ny. UKrnHari/ tanggal : Rabu, 16 Mei 2012rnWaktu : 25 menitrnrnI.Tujuan Instruksional UmumrnSetelah diberikan penyuluhan, diharapkan ibu mampu memahami tentang imunisasi dasar pada bayirnrnII.Tujuan Instruksional KhususrnSetelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu mampu :rn1.Menjelaskan pengertian imunisasirn2.Menyebutkan manfaat dari pemberian imunisasirn3.Menyebutkan macam – macam imunisasi, fungsi, cara pemberian, efek samping, cara mengatasi efek samping, dan kontraindikasirn4.Menjelaskan waktu pemberian imunisasirn5.Menyebutkan tempat untuk pendapatkan imunisasirnrnrnIII.Materi (terlampir)rn1.Pengertian imunisasirn2.Manfaat imunisasirn3.Macam- macam, fungsi, cara pemberian, efek samping, cara mengatasi efek samping, dan kontraindikasirn4.Waktu pemberian imunisasirn5.Tempat mendapatkan imunisasirnIV.Kegiatan Belajar MengajarrnNornKegiatanrnWakturn Kegiatan Audiensrn1rnrnrnrnrn2rnrnrnrnrn3rnrnPembukaanrna.Salamrnb.Perkenalanrnc.Appersepsirnd.Menyampaikan tujuanrnKegiatan intirna.Menjelaskan materirnb.Memberikan kesempatan bertanyarnc.Menjawab pertanyaanrnPenutuprna.Evaluasirnb.Menarik kesimpulanrnc.Saran rn3 menitrnrnrnrnrn15 menitrnrnrnrnrn7 menitrnrna.Menjawab salamrnb.Mendengarkanrnc.Menyampaikan pendapatrnd.Mendengarkanrnrna.Mendengarkanrnb.Mengajukan pertanyaanrnrnc.Mendengakanrnrna.menjawab pertanyaanrnb.Menyimpulkan bersamarnc.menjawab salamrnV.Metodern1.Ceramah rn2.Tanya jawabrnrnVI.Mediarn1.Lembar balikrn2.LeafletrnrnVII.ReferensirnSujono, Riyadi dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha Ilmu: Yogyakarta.rnSupartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Keperawatan Anak. EGC: Jakarta.rnMeadow, Roy dan Simon Hewein. 2005. Pediatrika . Erlangga: Jakarta.rnA, Aziz Alimul Hidayat. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. EGC: Jakarta:rnrnVIII.EVALUASIrn1.Jelaskan pengertian imunisasi !rn2.Jelaskan manfaat imunisasi !rn3.Sebutkan macam – macam imunisasi, fungsi, cara pemberian, efek samping, cara mengatasi efek samping, kontra indikasi !rn4.Jelaskan waktu pemberian imunisasi !rn5.Sebutkan tempat untuk mendapatkan imunisasi!rnMATERIrnIMUNISASI DASAR PADA BAYIrnrnA.Pengertian ImunisasirnImunisasi adalah Usaha memberikan kekebalan pada bayi agar terhindar dari penyakit tertentu. Vaksin melindungi anak dengan cara memasukan sedikit kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan yang menghasilkan kuman atau zat ke dalam tubuhnya. Ini menyebabkan system kekebalan tubuh anak membentuk antibody untuk melawan penyakit tersebut. Pertahanan itu dapat dikembangkan sebagai reaksi terhadap vaksin yang ada pada anak dan membuat dia mampu melawan penyakit ketika penyakit tersebut menyerangnya. Dengan cara ini, dia menjadi kebal terhadap penyakit tersebut.rnrnB.Manfaat Imunisasirn1.Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada sekarangrn2.Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakatrn3.Menghilangkan penyakit tertentu dari duniarnrnC.Macam – macam Imunisasirn1.BCGrna.Fungsi : Memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberculosis (TBC)rnb.Cara Pemberian : Suntik IC dilengan kanan.rnc.Efek Samping : Tidak ada, pada 2 minggu setelah imunisasi timbul bisul normal jangan diusap – usap, kemudian pada 2 – 4 bulan menyembuh perlahan. Kemudian timbul jaringan parut tanpa memerlukan pengobatan khsus.rnd.Kontraindikasi : Anak yang sakit infeksi kulit pada tempat yang akan disuntik, anak yang telah terjangkit TBC karena harus menjalani pengobatan, gangguan kekebalan tubuh.rn2.Hepatitis Brna.Fungsi : Mencegah terjadinya penyakit kuning (Hepatitis)rnb.Cara Pemberian : Disuntik secara IM dipaha bagian luarrnc.Efek Samping : Ditempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, dan nyeri. Cara mengatasinya dengan dikompres air hangat pada tempat penyuntikanrnd.Kontraindikasi : Anak yang terkena penyakit kuning, Anak yang mengalami infeksi berat dan disertai kejangrn3.Poliorna.Fungsi : Terhindar dari penyakit kelumpuhan pada anggota badanrnb.Cara Pemberian : Meneteskan cairan melalui mulut sebanyak 2 tetesrnc.Efek Samping : Berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin, tapi sangat jarang terjadirnd.Kontraindikasirn1)Anak dengan diare beratrn2)Anak yang sedang sakit parahrn4.DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus )rna.Fungsi : Memberikan kekebalan pada penyakit radang tenggorokan (Difteri) radang pernafasan (Pertusis) dan kejang otot seluruh tubuh (Tetanus)rnb.Cara Pemberian : Injeksi IMrnc.Efek Samping : Demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1 – 2 hari, menangis, dan rewel. Bila demam bisa diberikan obat penurun panas dan pada tempat penyuntikan bisa dikompres air hangatrnd.Kontraindikasi :rn1)Anak sedang sakit parahrn2)Riwayat kejang bila demamrn3)Panas tinggi> 380 Crn4)Penyakit gangguan kekebalan tubuhrn5.Campakrna.Fungsi : Memberikan kekebalan pada penyakitcampak yaitu ruum pada muka dan leher, kamudian menyebar ke tubuh, tangan, dan kakirnb.Cara Pemberian : Disuntik SC / IMrnc.Efek Samping : Demam tetapi tidak tinggi, rasa tiak nyaman pada tempat penyuntikan, untuk rasa nyeri dibekas penyuntikan bisa dikompres denga air hangat, dan bila demam dapat diberikan obat penurut panasrnd.Kontraindikasirn1)Anak yang sakit parahrn2)Menderita TBC tanpa pengobatanrn3)Gizi BurukrnrnD.Waktu Pemberian ImunisasirnNornJenisrnBanyakrnUmurrnrn1.rn2.rn3.rn4.rn5.rnrnBCGrnHepatitis BrnPoliornDPTrnCampakrnrn1 kalirn4 kalirn4 kalirn3 kalirn1 kalirnrn0 – 2 bulanrn0 – 7 hari, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulanrn0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulanrn2 bulan, 4 bulan, 6 bulanrn9 bulanrnrnE.Tempat Untuk Mendapat Imunisasirn1.Puskesmasrn2.Rumah Sakitrn3.Rumah Bersalinrn4.Bidan Praktik Swastarn5.Posyandurn6.Polindesrn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2012
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia