ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI 1 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018
Pengarang : Iin Widya Rini, Milatun Khanifah
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI 1 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) rnmerupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam Rencana rnPembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 dan Sustainable rnDevelopment Goals (SDGs) tujuan ketiga bidang kesehatan. Menurut data rnSurvei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) AKI pada tahun 2015 sebesar rn305/100.000 kelahiran hidup, hal ini masih jauh dari target SDGs tujuan rnketiga target pertama indikator pertama tahun 2030 sebesar 70/100.000 rnkelahiran hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track rn(terus menurun), berdasarkan data SUSPAS AKB pada tahun 2015 sebesar rn22,23/1000 kelahiran hidup, hal ini masih jauh dari target SDGs tujuan rnketiga target kedua indikator kedua tahun 2030 sebesar 12/1000 kelahiran rnhidup (KEMENKES RI,2016, h.102). rnMenurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2016,hh.12-15) rnAKI di Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 109,65/100.000 kelahiran rnhidup, hal ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2015 yang rnberjumlah 111,16/100.000 kelahiran hidup. Jumlah AKI di kabupaten rnPekalongan sebanyak 8 %. Untuk AKB di Jawa Tengah tahun 2016 rndikatakan tidak mengalami penurunan, jumlah AKB sebanyak 9,99/1000 rnkelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 10/1000 kelahiran rnhidup. Dan jumlah AKB di Kabupaten Pekalongan berjumlah 10,99/1000 rnkelahiran hidup. rnAngka kematian ibu yang masih tinggidisebabkan oleh beberapa rnhal yaitu penyebab kematian langsung dan penyebab kematian tidak rnlangsung. Kematian langsung dapat disebabkan karena perdarahan rn33,22%, hipertensi dalam kehamilan 27,08%, infeksi 4,82%, gangguan rnsistem peredaran darah 13,29%, lain-lain 21,26% (DINKES rnJATENG,2016,h.16). rnKurang Energi Kronik (KEK) adalah salah satu penyebab kematian rnibu secara tidak langsung. Ibu hamil dengan KEK di Indonesia pada tahun rn2016 berjumlah 22,7%, hal ini mengalami penurunan apabila rndibandingkan dengan tahun 2015 yang berjumlah 24,2% (KEMENKES rnRI, 2017,h.8). rnIbu hamil dengan KEK mempunyai risiko akan mengalami rnkomplikasi pada bayi dan ibu. Komplikasi yang terjadi pada bayi yaitu rndapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), rnbayi dengan BBLR akan mempunyai risiko kematian, gizi kurang, rngangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Selain rnkomplikasi pada bayi, terdapat komplikasi pada ibu yaitu anemia, rnperdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena rnpenyakit infeksi (Pramono 2013, h.71). rnBerdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedes) pada tahun 2013, rnprevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Pemberian rntablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini rnmengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar rn83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan rnanemia pada ibu hamil yaitu dengan pemberian 90 tablet FE kepada ibu rnhamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia rnibu hamil, tetapi angka kejadian masih tinggi (KEMENKES RI,2013). rnIbu hamil dengan anemia mempunyai risiko akan mengalami rnkomplikasi pada ibu dan bayi. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu rnyaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematur, mudah terjadi infeksi, rnperdarahan, ketuban pecah dini, pada persalinan dapat terjadi gangguan rnhis, kala satu lama, kala dua lama, retensi plasenta dan atonia uteri, pada rnmasa nifas dapat terjadi perdarahan, penurunan produksi ASI. Selain rnkomplikasi pada ibu dapat terjadi pada bayi berat badan lahir rendah, dapat rnterjdai cacat bawaan, bayi mudah mengalami infeksi sampai kematian rnperinatal (Mangkuji,dkk, 2014,h.48). rnDasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan rnaman selama persalinan persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya rnpencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hiportemia, rndan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu fokus utamanya adalah rnmencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran rnparagdima dari sikap menunggu dan menangani komplikasi selama rnpersalinan dan setelah bayi lahir akan mengurang kesaktian dan kematian rnibu serta bayi baru lahir ( Saifuddin 2014, h.334). rnPeriode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, rnbayi, dan keluarga secara fisiologis, emosional, dan sosial ( Saifuddin rn2014, h.357). rnAsuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan rnmasa kritis baik pada ibu maupun bayinya. Sehingga kunjungan masa rnnifas dilakukan paling sedikit 4 kali. Hal ini dilakukan untuk menilai status rnibu dan bayi baru lahir serta mencegah terjadinya masalah ( Ambarwati rn2009, h.199). rnMasa Neonatus merupakan masa yang sangat penting dan rnmemerlukan perhatian dan perawatan khusus. Hal ini dapat dipahami rnkarena pada periode neonatal terjadi transisi dari kehidupan di dalam rnkandungan ke kehidupan luar kandungan yang merupakan perubahan rndrastis. Proses transisi ini membutuhkan pemantauan ketat, guna rnmemastikan kemampuan bertahan hidup. Penanganan bayi baru lahir yang rnsehat yang kurang baik dapat menyebabkan kelainan atau gangguan yang rnmengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian ( Saputra 2014, rnh.16). rnDinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan membawahi 27 rnpuskesmas, dari Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan rndiperoleh data jumlahibu hamil di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2017 rnsebanyak 17300 orang. Ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak rn10257 orang (59%), ibu hamil yang melangalami KEK sebanyak, dan ibu rnhamil yang mengalami resiko tinggi sebanyak 4297 orang (24,84%). rnBerdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kedungwuni I rntahun 2017, jumlah ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas rnKedungwuni I yaitu 926 orang. Dari data tersebut, ibu hamil yang rnmengalami KEK sebanyak 22 orang (2,4%), anemia sebanyak 566 orang rn(61%) dan ibu hamil dengan risiko tinggi sebanyak 226 orang (24,41%). rnJumlah ibu bersalin 909 orang, jumlah ibu nifas 909 orang. Berdasarkan rnuraian diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan kebidanan rnkomprehensif pada Ny. N di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I rnTahun 2018.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2018 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |