Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI DESA AMBOKEMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015


Pengarang : Haryati, Pujiati Setyaningsih, Wahyu Ersi


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Proses kehamilan merupakan kondisi alamiah yang secara kodrati dialami oleh kaum wanita (Krisnatuti 2010, h.2). Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam kehamilan 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional (Wiknjosastro 2009, h.213). Kehamilan merupakan kondisi yang unik karena meskipun bukan penyakit, tetapi sering kali menyebabkan komplikasi akibatberbagai perubahan anatomi serta fisiologi dalam tubuh ibu. Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat terjadi meliputi perdarahan pervaginam, pre eklamsi, eklamsia, anemia, serta malpresentasi setelah kehamilan 36 minggu (Mufdilah 2009, h.46). Salah satu perubahan fisiologi yang terjadi saat kehamilan adalah perubahan hemodinamik. Pada saat hamil volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat sehingga terjadi penurunan hemoglobin akibat hemodilusi yang menyebabkan anemia (Wiknjosastro2009, hh.774-775).rnAnemia adalah kondisi yang berbahaya bagi ibu hamil. Anemia dapat disebabkan ketidakcukupan asupan makanan akibat mual muntah atau asupan zat besi (Sinsin 2009, h.64). Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pemenuhan zat besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Proverawati 2011, h.128). Anemia yang terjadi pada ibu hamil dapat berakibat fatal sehingga pelayanan yang diterima wanita selama kehamilan sangat penting dalam membantu memastikan bahwa ibu dan janin selamat dalam kehamilan dan persalinan. Ibu hamil yang jarang memeriksakan kehamilannya dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan (Mufdilah 2009, h.46).rnAnemia dalam kehamilan dapat disebut dengan ”Potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Selama kehamilan anemia dapat menyebabkan terjadinya abortus, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, mudah terjadi infeksi, dan ancaman dekompensasi cordis (Hb < 6 gr%). Pada saat persalinan anemia dapat mengakibatkan gangguan his (kekuatan mengejan), yang terjadi pada kala I dan II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan. Pada masa nifas, anemia dapat mengakibatkan terjadinya sub involusi sehingga menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan, anemia masa nifas dan mudah terjadi infeksi mamae. Bahaya anemia pada janin dapat terjadi berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi, sampai kematian neonatal dan inteligensia rendah(Manuaba 2012, h.240).rnKomplikasi kehamilan yang dapat terjadi selain anemia yaitu malpresentasi setelah kehamilan 36 minggu. Secara epidemiologis pada kehamilan didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, mejemuk 0,1%, muka 0,05% dan dahi 0,01%. Sikap kepala janin yang ekstensi ringan akan menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk ubun-ubun besar). Apabila janin dalam keadaan malpresentasi, maka dapat terjadi persalinan yang lama atau bahkan macet. Pada presentasi puncak kepala, umumnya kepala janin dapat terjadi fleksi sehingga dapat berlanjut kepersalinan normal (Wiknjosastro 2009, hh.581-582). Upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi pada persalinan dengan malpresentasi yaitu dengan bersalin di tenaga kesehatan dan pemenuhan nutrisi serta istirahat cukup untuk mempersiapkan tenaga saat mengejan (Wiknjosastro 2009, h.334).rnPada saat proses persalinan selesai, ibu akan memasuki fase khusus dalam kehidupan ibu dan bayi. Periode pasca persalinan merupakan masa kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial, sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Wiknjosastro 2009, hh.356-357). Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum,yaitu memberikan dukungan terus-menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas serta sebgai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi baru lahir (Pitriani & Andriani 2014, h.5).rnBayi baru lahir memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi bayi untuk dapat hidup dengan baik (Marmi 2012, h.1). Sehingga asuhan yang diberikan harus berkualitas dan berorientasi terhadap kebutuhan fisik dan psikososial bayi meliputi pencegahan infeksi, menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI, imunisasi, serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi (Manuaba 2007, h.40).rnBerdasarkan prevalensi anemia dalam kehamilan di Kabupaten Pekalongan mencapai 2.234 dari 16.310 sasaran ibu hamil (13 %) pada tahun 2014 (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014 di Puskesmas Kedungwuni II terdapat 97 (11%) ibu hamil yang mengalami anemia dari 874 sasaran ibu hamil (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, 2014).rnBerdasarkan uraian di atas penulis membuat laporan tugas akhir asuhan kebidanan dengan judul ”Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S di Desa Ambokembang Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan tahun 2015”.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia