Studi Kasus : Penerapan Terapi Psikoreligius Dzikir Untuk Menurunkan Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Di Rsjd Dr. Arif Zainudin Surakarta
Kata Kunci   :Halusinasi pendengaran, tanda dan gejala halusinasi, terapi psikoreligius dzikir
Latar belakang: Tingginya prevelensi penderita yang mengalami masalah gangguan jiwa halusinasi merupakan masalah serius bagi kesehatan dan keperawatan di Indonesia. Halusinasi adalah perubahan dalam pola stimulus yang masuk (baik secara internal atau eksternal) disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi atau menganggu rangsangan tersebut. Salah satu terapi non farmakologi dalam upaya untuk mengatasi halusinasi yaitu terapi psikoreligius dzikir. Tujuan: Untuk mengetahui Studi Kasus: Penerapan Terapi Psikoreligius Dzikir Untuk Menurunkan Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Di Rsjd Dr. Arif Zainudin Surakarta. Metode: Penelitian menggunakan metode studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi evidence based practice (EBP). Responden yang digunakan berjumlah tiga orang dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah tindakan menggunakan form checklist tanda dan gejala halusinasi. Hasil: Hasil pengkajian awal didapatkan data Ny. I memiliki sebanyak 7 tanda gejala, Ny. W 9 tanda gejala dan Tn. W 7 tanda gejala. Setelah diberikan terapi dzikir selama tiga hari, Ny. I menunjukkan 2 tanda gejala, Ny. W 6 tanda gejala dan Tn. W 4 tanda gejala. Ketiga responden menunjukkan penurunan tanda dan gejala halusinasi pada akhir implementasi. Simpulan: Pemberian terapi psikoreligius Dzikir pada pasien gangguan persepsi sensori halusinasi khusunya halusinasi pendengaran efektif dapat membantu dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Kata kunci: Halusinasi pendengaran, tanda dan gejala halusinasi, terapi psikoreligius dzikir.
Latar belakang: Tingginya prevelensi penderita yang mengalami masalah gangguan jiwa halusinasi merupakan masalah serius bagi kesehatan dan keperawatan di Indonesia. Halusinasi adalah perubahan dalam pola stimulus yang masuk (baik secara internal atau eksternal) disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi atau menganggu rangsangan tersebut. Salah satu terapi non farmakologi dalam upaya untuk mengatasi halusinasi yaitu terapi psikoreligius dzikir. Tujuan: Untuk mengetahui Studi Kasus: Penerapan Terapi Psikoreligius Dzikir Untuk Menurunkan Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Di Rsjd Dr. Arif Zainudin Surakarta. Metode: Penelitian menggunakan metode studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi evidence based practice (EBP). Responden yang digunakan berjumlah tiga orang dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah tindakan menggunakan form checklist tanda dan gejala halusinasi. Hasil: Hasil pengkajian awal didapatkan data Ny. I memiliki sebanyak 7 tanda gejala, Ny. W 9 tanda gejala dan Tn. W 7 tanda gejala. Setelah diberikan terapi dzikir selama tiga hari, Ny. I menunjukkan 2 tanda gejala, Ny. W 6 tanda gejala dan Tn. W 4 tanda gejala. Ketiga responden menunjukkan penurunan tanda dan gejala halusinasi pada akhir implementasi. Simpulan: Pemberian terapi psikoreligius Dzikir pada pasien gangguan persepsi sensori halusinasi khusunya halusinasi pendengaran efektif dapat membantu dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Kata kunci: Halusinasi pendengaran, tanda dan gejala halusinasi, terapi psikoreligius dzikir.
Referensi
-
| Properti | Nilai Properti |
|---|---|
| Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
| umpp.pekalongan@yahoo.com | |
| Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
| Telepon | (0285) 7832294 |
| Tahun | 2022 |
| Kota | Pekalongan |
| Provinsi | Jawa Tengah |
| Negara | Indonesia |