Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR TIBIA PADA Tn. M DI RUANG WIJAYA KUSUMA KRATON KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Dita Febriyana, Winda Widyastuti, Dafid Arifiyan


Kata Kunci   :DITA FEBRIYANA

BAB IrnPENDAHULUANrnA. Latar Belakang masalahrnPenyakit muskuloskeletal saat ini telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia, bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan tulang diantaranya penyakit yang sering disebut osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa, dan dapat juga disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga (Mansjoer, 2000, hal 347) Kecelakaan lalulintas ini, selain menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga menyebabkan kematian ±1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda (Lukman,2009)rn Penderita fraktur dengan tingkat pendidikan rendah cenderung menunjukan adanya respon cemas yang berlebihan mengingat keterbatasan mereka dalam memahami proses penyembuhan dari kondisi fraktur yang dialaminya tetapi sebagian besar penelitian tidak menunjukan adanya korelasi kuat antara tingkat pendidikan dengan kecemasan penderita fraktur. Respon cemas yang terjadi pada penderita fraktur sangat berkaitan sekali dengan mekanisme koping yang dimilikinya, mekasnisme koping yang baik akan membentuk respon psikologis yang baik, respon psikologis yang baik yang berperan dalam menunjang proses kesembuhan. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup dalam memberikan askep pada klien fraktur, diantaranya adalah memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi (Lukman, 2009). rnBadan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah, sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi. Kejadian terjatuh dan fraktur pada manula merupakan persoalan penting kesehatan masyarakat yang terus meningkat dan dialami oleh 150.000 – 200.000 orang setiap tahun di Inggris, diantara jumlah tersebut ditemukan sebanyak 60.000 kasus fraktur panggul. Data Badan Kesehatan Amerika Serikat pada tahun 2001 memperkirakan terjadinya kasus patah tulang akibat osteoporosis adalah 1,5 juta kasus pertahun dengan rincian 33% kasus patah tulang daerah belakang, 14% kasus patah tulang daerah pergelangan tangan, 20% kasus patah tulang panggul serta lebih dari 30% patah tulang pada bagian tubuh lainnya (Lukman,2009)rn Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2009 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi diistegritas tulang. Penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur (Lukman, 2009). rnBerdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/ tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang(3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam/ tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 didapatkan sekitar 2.700 orang mengalami insiden fraktur, 56% penderita mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15% mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur. Pada tahun yang sama di Rumah Sakit Umum di Jawa Tengah, tercatat terdapat 676 kasus fraktur dengan rincian 86,2% fraktur jenis terbuka dan 13,8% fraktur jenis tertutup, 68,14% jenis fraktur tersebut adalah fraktur ekstremitas bawah (Lukman,2007)rn Saat ini angka kejadian Fraktur di RSUD Kraton Pekalongan berdasarkan catatan Rekam Medik RSUD Kraton 2010 angka kejadian pada pasien fraktur sebanyak 166 orang, Penderita fraktur pada tahun 2011 berjumlah 112 orang, 1 orang di antaranya meninggal. Patah tulang tibia tunggal penanganan sama dengan patah tulang kruris, kadang terjadi perlambatan penyatuan yang mungkin disebabkan fibula yang utuh yang menghalangi kompresi yang cukup pada sumbu tibia. Pada keadaan ini biasanya dianjurkan fiksasi interen sewaktu operasi, fibula digergaji secara miring sehingga dapat terjadi pertemuan pada kedua ujung patah tulang tibia dengan cukup tekanan sumbu Sjamjuhidajat, 2004, hal 887). Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan mengimobilisasi bagian fraktur, sehingga perawat harus memberikan asuhan keperawatan langsung kepada klien yang mengalami fraktur, berdasarkan atas data - data yang telah penulis paparkan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan post operasi hari ke dua fraktur tibia pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Kabupaten Pekalongan.rnB. Tujuan Penulisanrn1. Tujuan Umumrn Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan post operasi hari ke dua fraktur tibia pada Tn.M di ruang wijaya kusuma kraton kabupaten pekalongan melalui pendekatan proses keperawatan dengan tepat.rn2. Tujuan Khusus rnTujuan khusus dari penulisan KTI ini adalah agar penulis mampu :rna. Melakukan Pengkajian Pada Post Operasi ORIF Fraktur Tibia Hari ke Dua Pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Kabupaten Pekalongan.rnb. Merumuskan diagnosa Post Operasi ORIF Fraktur Pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Pekalongan secara tepat.rnc. Menyusun Intevensi Post Operasi ORIF Fraktur Tibia Pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Pekalongan sesuai dengan diagnosa.rnd. Melakukan tindakan Post Operasi ORIF Fraktur Tibia Pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Pekalongan sesuai dengan intervensi dengan tepatrne. Melakukan evaluasi keperawatan yang tepat pada Post Operasi ORIF Fraktur Tibia Pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Pekalongan secara tepat.rnf. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan Post Operasi ORIF Fraktur Tibia Pada Tn.M di Ruang Wijaya Kusuma Kraton Pekalongan dengan benar.rnrnC. Manfaatrn1. Bagi ilmu pengetahuanrnDiharapkan dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran dalam penanganan kasus fraktur Tibia.rn2. Bagi penulisrnDiharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman bagi penulis tentang penanganan kasus fraktur tibia pada pasien.rnrnrn3. Bagi institusirna. Sebagai sumber kepustakaan bagi mahasiswa terkait asuhan keperawatan fraktur tibiarnb. Sebagai tolak ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajarrnrnrn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2012
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia