ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.U DI DESA ROWOCACING WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN
Kata Kunci   :Kehamilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Target Sustainable Devoloment Goals (SDGS) pada tahun 2030 salah satunya menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Pelayanan kesehatan ibu dan kebersihan dapat ditunjukan dengan angka kematian ibu, dimana semakin baik kesehatan ibu maka angka kematian ibu akan mengalami penurunan, berdasarkan data dari badan statistika tahun 2012 sampai 2015 mengalami penurunan sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Jumlah angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 118,62/10.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan di tahun 2017 sebanyak 88,58/100.000 kelahiran hidup. (Humas Provinsi Jawa Tengah, 2018). Penyebab kematian secara langsung yaitu kematian yang disebabkan karena komplikasi pada saat kehamilan dan penanganannya tidak tepat, sedangkan kematian tidak langsung disebabkan karna penyakit yang sudah timbul sejak kehamilan (Prawiroharjo 2014, h. 54). Berdasarkan Setiawan 2018 penyebab kematian ibu antara lain Preeklamsi dan eklamsi sebanyak 36,8%, perdarahan sebanyak 22,6%, infeksi sebanyak 5,2% dan lain-lain sebanyak 35,4%. salah satu penyulit kehamilan yaitu presentasi bokong sering dijumpai pada kehamilan trimester II, angka kejadian 3-4 dari seluruh kehamilan cukup bulan. Sebelum usia kehamilan 28 minggu presentasi bokong meningkat berkisar 25-30 % dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah usia kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong belum diketahui tetapi terdapat faktor resiko lain yaitu bisa terjadi prematuritas, abnormallitas structural uterus, polihidramnion, plasenta previa, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Prawirohardjo 2010, h. 588). Persalinan normal proses dimana janin dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang kepala janin tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Indrayani dan Djami 2016, h.21). Berdasarkan lathifah dan yuliana 2019 menyatakan bahwa persalinan normal sebanyak (81,1%) dan (35,6%) terdapat persalinan dengan penyulit dari jumlah total 105 persalinan. Dengan asuhan persalinan normal yang menerapkan asuhan sayang ibu sehingga persalinan diharapkan akan berlangsung aman nyaman dan dapat mencegah komplikasi seperti perdarahan, hipotermi dan asfiksia pada bayi baru lahir. Sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu serta bayi baru apabila adanya pencegahan komplikasi selama persalinan. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada tahun 2014 keberlanjutan pelayanan yaitu pelayanan dari masa kehamilan, persalinan dan nifas ( Ulfa 2017, h. 6). Asuhan masa nifas dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti perdarahan pasca persalinan, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemantaun kala IV dan melakukan kunjungan nifas minimal 4 kali pada 6-8 jam pertama setelah masa persalinan, 6 hari pasca persalinan, 2 minggu pasca persalinan dan 6 minggu pasca persalinan. Dilakukan 4 kunjungan tersebut untuk mencegah deteksi dini adanya komplikasi pada ibu nifas dan segera dapat tertangani (Puspita & Rimandini 2014, h. 6). Selain mendeteksi komplikasi pada masa nifas, deteksi pada masa neonatal juga penting dilakukan karena periode ini masa yang paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada masa ini bayi akan mengalami adaptasi fisilogi yang dipantau oleh tenaga kesehatan karena pada tahap adaptasi fisiologi bayi akan beradaptasi diluar uterus dan jika adaptasi bayi terdapat gangguan maka akan sakit. Sehingga pada masa neonatal harus dengan perawatan khusus (Marmi dan Rahardjo 2012, h. 11). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2019 diketahui dari 27 Puskesmas menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 17.462 orang. ibu hamil yang mengalami presentasi bokong sebanyak 461 orang (2,64%), Sedangkan jumlah ibu hamil di Puskesmas Kedungwuni I sebanyak 931 orang. Ibu hamil yang mengalami presentasi bokong sebanyak 10 orang (1,07%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2019). Data ibu bersalin Normal yang diperoleh dari Puskesmas Kedungwuni I pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2020 sebesar 154 orang. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. U Di Desa Rowocacing Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2020”.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Target Sustainable Devoloment Goals (SDGS) pada tahun 2030 salah satunya menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Pelayanan kesehatan ibu dan kebersihan dapat ditunjukan dengan angka kematian ibu, dimana semakin baik kesehatan ibu maka angka kematian ibu akan mengalami penurunan, berdasarkan data dari badan statistika tahun 2012 sampai 2015 mengalami penurunan sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Jumlah angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 118,62/10.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan di tahun 2017 sebanyak 88,58/100.000 kelahiran hidup. (Humas Provinsi Jawa Tengah, 2018). Penyebab kematian secara langsung yaitu kematian yang disebabkan karena komplikasi pada saat kehamilan dan penanganannya tidak tepat, sedangkan kematian tidak langsung disebabkan karna penyakit yang sudah timbul sejak kehamilan (Prawiroharjo 2014, h. 54). Berdasarkan Setiawan 2018 penyebab kematian ibu antara lain Preeklamsi dan eklamsi sebanyak 36,8%, perdarahan sebanyak 22,6%, infeksi sebanyak 5,2% dan lain-lain sebanyak 35,4%. salah satu penyulit kehamilan yaitu presentasi bokong sering dijumpai pada kehamilan trimester II, angka kejadian 3-4 dari seluruh kehamilan cukup bulan. Sebelum usia kehamilan 28 minggu presentasi bokong meningkat berkisar 25-30 % dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah usia kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong belum diketahui tetapi terdapat faktor resiko lain yaitu bisa terjadi prematuritas, abnormallitas structural uterus, polihidramnion, plasenta previa, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Prawirohardjo 2010, h. 588). Persalinan normal proses dimana janin dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang kepala janin tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Indrayani dan Djami 2016, h.21). Berdasarkan lathifah dan yuliana 2019 menyatakan bahwa persalinan normal sebanyak (81,1%) dan (35,6%) terdapat persalinan dengan penyulit dari jumlah total 105 persalinan. Dengan asuhan persalinan normal yang menerapkan asuhan sayang ibu sehingga persalinan diharapkan akan berlangsung aman nyaman dan dapat mencegah komplikasi seperti perdarahan, hipotermi dan asfiksia pada bayi baru lahir. Sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu serta bayi baru apabila adanya pencegahan komplikasi selama persalinan. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada tahun 2014 keberlanjutan pelayanan yaitu pelayanan dari masa kehamilan, persalinan dan nifas ( Ulfa 2017, h. 6). Asuhan masa nifas dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti perdarahan pasca persalinan, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemantaun kala IV dan melakukan kunjungan nifas minimal 4 kali pada 6-8 jam pertama setelah masa persalinan, 6 hari pasca persalinan, 2 minggu pasca persalinan dan 6 minggu pasca persalinan. Dilakukan 4 kunjungan tersebut untuk mencegah deteksi dini adanya komplikasi pada ibu nifas dan segera dapat tertangani (Puspita & Rimandini 2014, h. 6). Selain mendeteksi komplikasi pada masa nifas, deteksi pada masa neonatal juga penting dilakukan karena periode ini masa yang paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada masa ini bayi akan mengalami adaptasi fisilogi yang dipantau oleh tenaga kesehatan karena pada tahap adaptasi fisiologi bayi akan beradaptasi diluar uterus dan jika adaptasi bayi terdapat gangguan maka akan sakit. Sehingga pada masa neonatal harus dengan perawatan khusus (Marmi dan Rahardjo 2012, h. 11). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2019 diketahui dari 27 Puskesmas menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 17.462 orang. ibu hamil yang mengalami presentasi bokong sebanyak 461 orang (2,64%), Sedangkan jumlah ibu hamil di Puskesmas Kedungwuni I sebanyak 931 orang. Ibu hamil yang mengalami presentasi bokong sebanyak 10 orang (1,07%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2019). Data ibu bersalin Normal yang diperoleh dari Puskesmas Kedungwuni I pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2020 sebesar 154 orang. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. U Di Desa Rowocacing Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2020”.
Referensi
-
| Properti | Nilai Properti |
|---|---|
| Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
| umpp.pekalongan@yahoo.com | |
| Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
| Telepon | (0285) 7832294 |
| Tahun | 2020 |
| Kota | Pekalongan |
| Provinsi | Jawa Tengah |
| Negara | Indonesia |