Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.U DI DESA AMBOKEMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2019


Pengarang : Madina Puspaningrum, Nina Zuhana, Risqi Dewi Aisy


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOPREHENSIF PADA NY.U HAMIL DENGAN ANEMIA, BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba 2010,h.4). Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang sangat unik meskipun bukan merupakan suatu penyakit, namun seringkali menyebabkan suatu komplikasi akibat berbagai perubahan anatomi serta fisiologis di dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi salah satunya adalah perubahan hemodinamik ( Saifuddin 2010, h.774 ). Anemia menjadi masalah kesehatan utama pada Negara berkembang dan berhubungan dengan meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, persalinan premature, bayi dengan berta badan rendah, dan efek merugikan lainnya. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil disebabkan oleh volume plasma darah pada ibu yang mengalami peningkatan tanpa di imbangi dengan pertambahan massa normal hemoglobin ibu ( Irianti 2014,h. 158 ). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gram/dl pada trimester 1 dan 3 atau <10,5 gram/dl pada trimester 2. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan kondisi tidak hamil terjadi karena adanya proses hemodilusi (pengenceran darah), terutama pada trimester 2 (Prawirohardjo, 2010). Akibat dari hemodilusi tersebut menyebabkan jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun, sehingga menyebabkan terjadinya anemia. Kadar hemoglobin yang < 11 gram/dl adalah kondisi dimana ibu hamil dikatakan mengalami anemia (Proverawati 2017,h.127). Riskesdas (2018) memperkirakan 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia tersebut diklasifikasikan lagi berdasarkan dari usia yaitu 84,6% (usia 15-24 tahun), 33,7% (usia 25-34 tahun), 33,6% (usia 35-44 tahun), dan 24% (usa 45-54 tahun) (Risksdas, 2018). Hasil penelitian Sari (2017) didapatkan terdapat hubungan anemia dengan ketuban pecah dini (KPD) pada ibu bersalin. Ibu hamil dengan anemia cenderng memiliki resiko 2,5 kali mengalami ketuban pecah dini. KPD dapat dihindari dengan upaya pencegahan anemia sejak dalam kehamilan. Kejadian anemia dalam kehailan menyebabkan berbagai komplikasi seperti persalinan maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, perdarahan anterpartum, gangguan his (kekuatan mengejan), kala I lama, perdarahan postpartum sekunder, atnia uteru, subinvolusi uteru, perdarahan postpartum, infeksi puerperium, dan ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba 2010,h.240). Ketuban pecah dini dapat yang terjadi pada ibu bersalin dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi yang terjadi pada neonatus meliputi respiratory distress syndrome, gangguan neurogy, dan infeksi neonatal dan perdarahan intrerventrikular (Cunningham 2006,h.89). Adapun pengaruh KPD yang dapat terjadi pada ibu antara lain infeksi intranatal, infeksi puerperalis, partus lama, perdarahan post partum (Feryanto 2012,h.115). sejauhini ketuban pecah dini belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, namun terdapat beberapa kondisi internal maupun eksternal yang diduga terkait dengan ketuban pecah dini. Yang terkait dengan faktor internal diantaranya usia ibu, paritas, polihidramnion, inkompetensi serviks, dan presentasi janin. sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal adalah infeksi dan status gizi. Infeksi dapat mengakibatkan KPD karena agen penyebab infeksi tersebut akan melepaskan mediator inflamasi yang menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dan pembukaan serviks serta pecahnya selaput ketuban (Sulaiman 2009,h170). Pencegahan serta penanganani infeksi yang ditimbulkan karena terjadinya KPD maka asuhan pada masa nifas sangat penting, karena masa nifas merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Tujuan dilakukan asuhan pada masa nifas untuk menilai status ibudan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi, dan mengenal masalah-masalah yang terjadi (Saiffudin 2009, h.123). Pada ibu nifas saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimal sehingga dapat menyiapkan ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia, laktasi tidak dilakukan dengan baik (Manuaba 2010, h.238). Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan KPD juga rentan terjadinya infeksi maka dilakukan asuhan pada periode neonatal karena periode ini merupakan metode yang kritis nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi bahkan sampai dewasa. Kurang baiknya penanganan dan perkembangan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan atau gangguan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Untuk itu perlu adanya penanganan yang optimal sehingga bayi sehat dan tidak terjadi komplikasi pada bayi (Saputra 2014, h.7). Karena bayi yang lahir dari ibu yang mengalami KPD akan menyebabkan terjadinya infeksi. Upaya mengatasi permasalahan tersebut, maka fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun kelompok perlu dilaksanakan penatalaksanaan secara komprehensif melalui pelayanan yang lebih menyeluruh dan terpadu dan terpadu supaya ibu bersalin dengan selamat serta melahirkan bayi yang sehat, sehingga hak reproduksinya juga terpenuhi (Kemenkes 2012). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada Oktober 2018 diketahui dari 27 puskesmas menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 17.535 orang. Ibu hamil yang mengalami anemia sebayak 8.899 orang ( 51,5%). Ibu bersalin sebanyak 92,1% dari 16.151 orang. Ibu nifas KF 1 sebanyak 15.401 0rang(95,35%), ibu nifas KF 2 sebanyak 15.391 orang (95,29%), Ibu nifas KF 3 sebanyak 15.866 orang (98,23%). Tahun 2018 jumlah ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Kedungwuni II yaitu 77,6% dari 945 jumlah total ibu hamil. Dari data Puskesmas kedungwuni II pada tahun n 2018 terdapat 49 0rang (28%) mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD) dari 263 persalinan di Puskesmas Kedungwuni II (Dinkes Kabupaten Pekalongan 2018). Sedangkan data dari RSI Muhammadiyah Pekajangan menyebutkan bahwa kejadian persalinan spontan dengan KPD yang terjadi selama tahun 2018 berjumlah 245 (35%) dari 683 keseluruhan persalinan spontan.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2019
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia