ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D DI DESA SIDOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Sofia Wuriyanti, Nina Zuhana
Kata Kunci   :Asuhan kebidanan komprehensif pada NY. D dengan PEB
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi baik bagi ibu maupun bayinya, termasuk dalam hal Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut data Kementerian Kesehatan RI 2022, AKI di Indonesia menurun menjadi 189/100.000 KH, sementara di Jawa Tengah, angkanya turun dari 199/100.000 KH pada tahun 2021 menjadi 100.41/100.000 KH pada tahun 2022. Gangguan hipertensi merupakan penyebab kematian terbanyak, mencapai 34,6%. Meskipun terdapat penurunan AKI, masih diperlukan upaya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SGDs) pada tahun 2030 sebesar 70/100.000 KH. (Kemenkes, 2022)
Kehamilan dapat diidentifikasi risikonya dengan menggunakan Skor Poedji Rochjati, yang membantu mengklasifikasikan ibu hamil berdasarkan tingkat risiko mereka. Deteksi dini selama kehamilan sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat membahayakan ibu hamil. Kementerian Kesehatan juga melakukan evaluasi terkait faktor risiko preeklamsia di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 23% pada tahun 2022 dan 24% pada tahun 2023. Sebagian besar persalinan (87,3%) dilakukan secara pervaginam, sementara sisanya (12,7%) melalui operasi caesar.
Preeklamsia berat dan eklamsia di Indonesia menyebabkan 30%-40% kematian ibu hamil, sementara beberapa rumah sakit di Indonesia sekarang menganggapnya sebagai penyebab utama kematian ibu hamil, menggeser perdarahan. Kejadian pre-eklamsi dan eklamsi bervariasi di setiap negara dan daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi termasuk jumlah primigravida, terutama yang masih muda, distensi rahim yang berlebihan, hidramnion, kehamilan ganda, mola hidatidosa, penyakit penyerta selama hamil seperti diabetes melitus, kegemukan, dan usia ibu di atas 35 tahun. Gejala klinis preeklamsia dianggap berat jika salah satu atau lebih dari gejala berikut terjadi: tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg, disertai proteinuria lebih dari 5 g/24 jam (4+ - 5+), edema, oliguria ≤ 400 cc/24 jam, dispnea sianosis, gangguan penglihatan dan fungsi otak, serta peningkatan kadar kreatinin dalam darah (Tin Utami dkk, 2020).
Kehamilan beresiko tinggi dapat ditangani dengan pengetahuan yang lebih baik, kompetensi soft skill, dan kinerja tenaga kesehatan. Selain hal tersebut dapat kita ketahui bahwa selama kehamilan perlu dan pentingnya deteksi dini dalam kehamilan, untuk mengetahui apakah kondisi ibu dalam kategori kehamilan resiko rendah atau resiko tinggi. Melakukan ANC rutin merupakan salah satu pencegahan terjadinya komplikasi pada ibu hamil dengan resiko (Shally, 2021). Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian dan penanganan serius terhadap ibu hamil yang mengalami komplikasi ini.
Riwayat sectio caesarea (SC) dalam kasus ini disebabkan serotinus atau kehamilan yang terlambat atau lebih dari waktu yang diharapkan, sehingga meningkatkan risiko, dan persalinan sebelumnya dilakukan melalui SC. Temuan ini sejalan dengan penelitian Gina (2018), yang menunjukkan bahwa banyak faktor internal pada ibu memengaruhi kejadian sectio caesarea. Berdasarkan penelitian Wahyuni (2019), dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut merupakan penentu utama terjadinya sectio caesarea. Berdasarkan frekuensi usia ibu yang melahirkan melalui sectio caesarea, kelompok terbesar adalah ibu dengan usia yang tidak berisiko (multigravida), yakni sebanyak 219 orang atau 71,8%. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ibu dengan riwayat sectio caesarea umumnya berusia antara 21 hingga 34 tahun, dan ada faktor lain yang lebih signifikan mempengaruhi kejadian sectio caesarea. Ibu yang berusia 20 hingga 35 tahun sering mengalami sectio caesarea karena kondisi kesehatan yang tidak mendukung, seperti perdarahan selama kehamilan atau stres fisik dan mental, yang dapat menyebabkan persalinan prematur dan komplikasi yang memerlukan tindakan sectio caesarea (Wahyuni & Rohani, 2019).
Kehamilan dengan risiko tinggi sering memerlukan persalinan melalui operasi caesar (SC) karena risiko yang menyertainya. Persalinan SC memerlukan pengawasan yang lebih intensif, baik selama persalinan maupun selama masa nifas. Komplikasi pada persalinan SC memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan normal. Beberapa penyebab komplikasi termasuk efek dari anestesi, kehilangan darah selama operasi, serta kondisi seperti endometritis, tromboflebitis, emboli, dan kesulitan dalam pemulihan bentuk serta posisi rahim. (Suartini, dkk 2021, h.175)
Memberikan perawatan yang berkesinambungan untuk memastikan ibu dan bayi menerima asuhan kebidanan yang komprehensif selama kehamilan, persalinan, masa nifas, dan program keluarga berencana. Continuity of care adalah prinsip fundamental dalam praktik kebidanan yang bertujuan untuk memberikan perawatan holistik, membangun kemitraan jangka panjang, serta menyediakan dukungan dan menciptakan hubungan saling percaya antara bidan dan klien.
Setelah persalinan, ibu memasuki masa nifas, yang merupakan periode penting dan kritis untuk ibu dan bayi. Sekitar 40% kematian ibu, termasuk yang terjadi selama kehamilan, terjadi setelah persalinan, dan setengah dari kematian selama masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Karena itu, sangat penting bagi bidan untuk memberikan perawatan kebidanan yang teliti dan memadai selama masa nifas guna mencegah kematian. Risiko komplikasi pada ibu nifas setelah operasi caesar 37,8% lebih tinggi dibandingkan dengan setelah persalinan normal, meliputi cedera pada kandung kemih, pembuluh darah, usus, serta infeksi pada rahim akibat bakteri yang dapat mengganggu proses involusi rahim. (Kemenkes, 2017)
Asuhan kebidanan tidak hanya dilakukan pada ibu saja namun pada bayi baru lahir, walaupun Sebagian besar proses persalina terfokus pada ibu. Tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil dari kehamilan maka penatalaksanaan persalinan baru dapat di katakan berhasil apabila selain ibunya , bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi yang optimal memberikan asuhan BBL. Bayi dikatakan normal jika berat badan 2.500-4.000 gram, jika <2.500 gram di diagnose BBLR dan jika >4.000 gram bayi di diagnose baby giant. Asuhan yang diberikan untuk BBLR yaitu dengan pemberian ASI secara on demand, lakukan metode kanguru untuk menjaga subu tubuh bayi supaya tetap hangat. Bayi kecil yang sering mengalami kesulitan pemberian makan semata karena mereka tidak cukup matang untuk makan dengan baik. Kemampuan menyusui yang baik biasanya dapat dilakukan pada masa pasca-menstruasi 34-35 minggu. Sampai masa itu, upaya kertas mungkin dibutuhkan guna memastikan pemberian makan yang adekuat (Saputri, 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2024 menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 14.067 orang. Kemudian ibu hamil dengan risiko tinggi sebanyak 2.813 orang, jumlah persalinan 13.748, nifas 13.750, BBL 13.758. Sedangkan data ibu hamil di puskesmas Tirto 1 sebanyak 878 Orang. Ibu hamil dengan preeklmasia sebanyak 26 (2,6%) orang. Jumlah persalinan normal 265 (2,65%) orang, nifas 867 (8,67%) orang dan BBL 870 (8,70%) BBLR 3 (0,15%).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menyusun Laporan Tugas Akhir kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D di Desa Sidorejo Wilayah Kerja Puskesmas Tirto 1 Kapubaten Pekalongan Tahun 2024”.
Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Ayu Putri, A.K. (2017) Ilmu Gizi. 1st edn. Yogyakarta: Nuha Medika.
Astuti, S. et al. (2017) Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan Buku ajar Kebidanan-Antenatal Care (ANC). Edited by K.E. Dewi and R. Astikawati. Penerbit Erlangga.
Astutik, R.Y. (2019) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. 2nd edn. Edited by T. Ismail. Jakarta: Cv.Trans Info Media.
Bat-Pitault, dkk. Sleep Disord Manag.(2015). Sleep Pattern During Pregnancy And Maternal Depression: Stusy Of Aube Cohort. Journal Of Sleep Disorders And Management.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan (2022). Profil Kesehatan kabupaten Pekalongan Tahun 2022.
Dinkes, jawa tengah (2021) Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2021.
Fatimah, S. and Yuliani, T. (2019) ‘Hubungan Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Rajadesa Tahun 2019’, Skripsi. Program Studi DIII Kebidanan Universitas Galuh.
Gustirini, R. (2021) ‘Perawatan Payudara Untuk Mencegah Bendungan ASI Pada Ibu Post Partum’, Midwifery care Jurnal, 2(1), pp. 9–14.
Kasmiati, dkk. (2023). Asuhan Kehamilan. Malang : Literasi Nusantara Abadi Grup.
Kemenkes RI (2021) ‘Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan 2021’, Kementrian Kesehatan RI, p. 23.
Kemenkes RI, 2017 (2017) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan’,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Nomor 15(879), pp. 2004–2006.
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Koncoro, H., Lesmana, C.R. and Philipi, B. (2016) ‘Choledocholithiasis during Pregnancy’, The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive EndoSCopy, 17(1), pp. 58–63.
Lusiana, dkk. (2016). Pengaruh Kualitas Tidur pada Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklamsia.
Muqorobin, M. S., & Kartin, E. (2022). Perbedaan Posisi Miring Dan Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Kelancaran Persalinan Kala Ii Di Rb Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2021. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 1(3), 17–34.
Noorbaya, S, Johan, H, Wati, N. 2020. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Riyanti. 2024. “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M Umur 38 Tahun Dengan PEB, CPD Dan Riwayat SC Di BPM Ny.R Wilayah Kerja Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2023.” Maret 2 (1): 104–9. https://doi.org/10.62027/praba.v2i1.75.
Situmorang, dkk. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Tuban : Pustaka El Queena.
Sujiati, Ani dan. 2017. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Tonasih & Kumalasary, D. (2020). “Analisa Determinan Yang Berhubungan Dengan Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil”. Journal SMART Kebidanan, 2020, 7 (1), 41-46.
Wahyuni, R dan Rohani, S. 2019. “Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Riwayat Persalinan Sectio Caesarea.” Wellness and Healthy Magazine 2 (February): 187–92. https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/\
Wahyuni, E. D. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Widatiningsih, Sri dan Chistin Hiyana. 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Trans Medika
William, R., & Zanurt, C. (2019). Post Natal Care of Mother and Newborn. Jenewa: Book press.
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2024 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |