Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DI DESA TANGKIL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Diyah Ayu Sandrarini, Rini Kristiyanti


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DI DESA TANGKIL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN

Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Data survey Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, AKI dan AKB memang telah turun namun belum signifikan. Dan terdapat peningkatan presentase ibu hamil yang periksa ke tenaga kesehatan, bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan dan ibu yang bersalin pada fasilitas kesehatan (Kemenkes RI 2016, h. 4).rnPada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan atau keselamatan ibu hamil (Prawirohardjo 2014, h. 281). Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan. Distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama ( usia kehamilan 0-12 minggu) trimester kedua ( 12-24 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester 3 ( usia kehamilan 24 minggu- lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dini komplikasi kehamilan ( Kemenkes RI 2014, h. 72). rnMeningkatnya indikasi seksio sesarea ulang pada kehamilan dengan parut uterus, sampai saat ini belum ada hasil penelitian berdasarkan randomised Controlled Trials (RCT) untuk menilai keuntungan atau kerugi an antara persalinan pervaginam dan seksio sesarea ulang pada kasus kehamilan dengan parut uterus. Kehamilan dan persalinan setelah wanita melahirkan dengan seksio akan mendapat risiko tinggi terjadinya morbiditas dan mortalitas yang meningkat berkenaan dengan parut uterus (prawirohardjo 2008, h. 615). Risiko jangka panjang yang dapat terjadi pada kehamilan selanjutnya adalah terjadinya plasenta previa, solusio plasenta, plasenta akreta dan ruptur uteri (Rasjidi 2009, h. 101). rnPersalinan dengan keadaan risiko tinggi memerlukan perhatian yang serius, karena pertolongan yang dilakukan akan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan neonatus ( Manuaba 2012, h.79). Beberapa kondisi dalam obstetric modern masih diperdebatkan seperti penanganan wanita dengan riwayat sesar. Uterus berjaringan parut dipercaya merupakan kontraindikasi pelahiran karena kecemasan akan terjadinya ruptur uterus (Leveno 2017, h.179).rnPada ibu nifas pasca operasi perlu diobservasi hingga pasien mampu mempertahankan potensi jalan nafas dan stabilitas kardiovaskuler serta mampu berkomunikasi. Setelah pulih dari anestesi, tanda-tanda vital pasien ( kesadaran, tekanan darah, frekuensi jalan nafas , suhu, nyeri , produksi urin) perlu diobservasi tiap setengah jam pada 2 jam pertama. Bila tanda vital stabil, observasi dilanjutkan tiap 1 jam (Rasjidi 2009, h.53).rnMasa Neonatus merupakan masa yang sangat penting dan memerlukan perhatian dan perawatan khusus. Hal ini dapat dipahami karena pada periode neonatal terjadi transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan luar kandungan yang merupakan perubahan drastis. Proses transisi ini membutuhkan pemantauan ketat, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Penanganan bayi baru lahir yang sehat yang kurang baik dapat menyebabkan kelainan atau gangguan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian ( Saputra 2014, h. 16).rnData Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Tahun 2017 diketahui terdapat 17.300 bu hamil, dan 42,7% ibu hamil yang terdeteksi dengan risiko tinggi. Di Puskesmas kedungwuni II terdapat 930 ibu hamil, dan 40,4% ibu hamil yang terdeteksi dengan risiko tinggi. rnBerdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny.A Di wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan tahun 2018.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2018
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia