ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D DI PURI SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI 1 KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Putri Ria Erviana, Risqi Dewi Aisyah, Supar
Kata Kunci   :GRANDE MULTI GRAVIDA, RESIKO TINGGI, SESCTIO SESAREA
A. Latar Belakang
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 305/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi menunjukan sebesar 23/1000 KH, saat ini masih jauh dari tujuan penurunan target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 yaitu menurunkan AKI hingga di bawah 70/100.000 kelahiran hidup,keberhasilan pelayanan kesehatan ibu dapat ditunjukan dengan AKI di mana semakin baik kesehatan ibu maka semakin rendah pula AKI dinegara tersebut AKB mengalami penurunan 31 persen dari 35 kematian/1000 KH menjadi 24/1000 KH (SDKI, 2017,h.138)
Angka Kematian Ibu di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018 adalah sebanyak 421 kasus , mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013 yaitu sebanyak 613 kasus (Humas Provinsi Jawa Tengah, 2019). Tingginya angka kematian ibu disebabkan beberapa penyebab yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung seperti halnya preeklamsi 35,26%,perdarahan16,44%,infeksi 4,74% (Indrawati dan Puspitaningrum,2016,h.4). Peyebab tidak langsung seperti masalah kesehatan ibu yang mempengaruhi tentang faktor risiko yaitu 4 ‘terlalu” dan 3 “terlambat” kriteria 4 “terlalu” yaitu terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu rapat jarak kelahiran <2 tahun, terlalu banyak >4 anak, penyebab selanjutnya adalah 3 “ terlambat” yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk ketempat pelayanan kesehatan, terlambat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan (Maryunani, 2016, h. 4)
Salah satu risiko tinggi kehamilan berusia >35memiliki resiko tinggi yang dapat menyebabkan penurunan fungsi organ reproduksi sehingga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan seperti hipertensi dalam kehamilan, persalinan lama yang sering terjadi pada kala II karena disebabkan kontraksi yang tidak adekuat, proses mengejan ibu sudah tidak kuat, perdarahan pada otot rahim karena disebabkan kontraksi yang tidak baik , dan cacat kongenital pada bayi lebih besar karena kualitas ovum menurun (Astuti et al, 2017, h. 141).
Kehamilan lebih dari 4 kali (grande multi gravida) juga menjadi penyebab terjadinya komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas, akan berpengaruh pada kerja sistem tubuh yang terlalu sering dan jarak yang terlalu singkat,sehingga tidak ada jeda waktu untuk tubuh beristirahat yang akan berakibat terjadinya perdarahan saat persalinan, kelainan pada perlekatan plasenta (Bartini 2014,hh.17-18)
Paritas yang aman untuk tidak terjadinya komplikasi pada saat persalinan yaitu dengan jumlah kelahiran 1-3 kali, berdasarkan penelitian Hidayah terdapat hubungan dan besar resiko paritas ibu dengan kejadian komplikasi persalinan, paritas lebih dari 4 memiliki besar resiko 3 kali mengalami komplikasi persalinan , dan bahaya yang terjadi pada ibu yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih seperti kelainan letak, persalinan letak lintang, robekan rahim, persalinan lemah, perdarahan (Lubis, 2016, hh.50-51)
Penyebab kelainan letak salah satunya presentasi bokong yang disebabkan adanya perubahan regenerasi sel-sel tubuh terutama dalam hal ini adalah endometrium akibat usia biologis dan paritas lebih dari 4 atau lebih karena dinding abdomen teregang secara berlebihan,untuk usia kurang dari 28 minggu kejadian presentasi bokong sendiri berkisar 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu (Prawirohardjo,2014,h.588)
Jarak Kehamilan dengan persalinan yang lalu kurang dari 2 tahun ini sangat beresiko karena memberikan perkembangan yang tidak baik pada kehamilannya seperti belum siapnya dinding rahim untuk dibuahi, dapat menyebkan abortus, kehamilan tidak berkembang, perkembangan janin yang tidak optimal.Waktu yang ideal bagi tubuh untuk memulihkan organ-organ reproduksi setelah menjalani perubahan selama kehamilan minimal 2 tahun ( Bartini,2014,h. 18).
Persalinan sectio sesarea merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan janin melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gram atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu (Manuaba, 2012,h. 259). Operasi sectio sesarea mengakibatkan luka pada otot rahim karena sayatan untuk mengeluarkan bayi dan akan berangsur sembuh dengan adanya jaringan ikat, bukan dengan otot seperti sebelum dilakukan pembedahan. Kekuatan jaringan ikat lebih lemah akibatnya terdapat regangan otot dan tarikan pada luka sayatan dan mudah terjadi robekan pada bekas operasi atau yang disebut dengan ruptur uteri. Pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun dan paritas lebih dari 3 serta jarak kelahiran kurang dari 2 tahun lebih memilih untuk mengakhiri kehamilannya dengan SC dan akan mencegah kehamilannya dengan sterilisasi atau MOW yaitu indikasi medis umum misalnya gangguan fisik dan psikis yang akan menjadi lebih berat jika ibu hamil lagi.
Masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari persalinanselesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 minggu hari (Sutanto, 2018,h.7). Masa nifas dengan ibu resiko tinggi rentan terjadinya komplikasi hal ini harus adanya pemantauan kala IV dan kunjungan nifas 6-8 jam pasca persalinan, 6 hari setelah pasca persalinan, 2 minggu pasca persalinan dan 6 minggu pasca persalinan (Wulandari,2011,hh.3-4)
Neonatus adalah bayi yang yang berusia antara 0 (baru lahir) sampai 1 bulan atau 28 hari, masa yang sangat penting dan butuh perawatan khusus terutama apabila terjadi kelainan atau gangguan pada neonatus, bayi atau balita (Saputra,2014,h.7) bayi yang lahir dari ibu dengan resiko tinggi dapat menyebabkan BBLR, bayi lahir prematur hingga kematian, menurut (Kemenkes RI, 2016,h.56) asuhan yang dilakukan untuk pemantauan dengan melakukan kunjungan Usia 6-48 jam, kunjungan Usia 3-7 hari, kunjungan Usia 8-28 hari.m
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2019 diketahui terdapat 27 puskesmas dan ibu hamil usia >35 tahun sebanyak 1262 orang (7,2%),ibu hamil jarak kehamilan<2 tahun sebanyak 576 orang (3,29%) ibu dengan kehamilan >4 sebanyak 246 orang (1,4%) . Sedangkan jumlah ibu hamil di puskesmas Kedungwuni 1 sebanyak 455 orang, ibu hamil usia >35 tahun sebanyak 67 orang (7,19%), ibu hamil jarak kehamilan <2 tahun 43 orang (4,61%), ibu dengan kehamilan >4 terdapat 8 orang (0,85%). Data persalinan yang diperoleh dari RSIA pekajangan 3 bulan terakhir dari bulan Oktober-Desember 2019 sebesar 423 orang.Dan pesalinan dengan sc sebanyak 48% dari 206 orang.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif padaNy D dengan resiko tinggi di Puri Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2020 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |