ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.E DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Pengarang : Setyawati Pratama, Nina Zuhana, Siti Khuzaiy
Kata Kunci   :asuhan kebidanan komprehensif
A. Latar BelakangrnKehamilan merupakan keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan bayi yang sehat dan lahir cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu denga kehamilan normal (Saifuddin 2008, h. 90).rnMenurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata –rata Angka Kematian ini jauh melonjak dibanding Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes RI 2012).rnKehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Berdasarkan perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan yang muncul pada kehamilan yang biasanya disebabkan oleh pertambahan ukuran uterus akibat perkembangan janin dan plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul menimbulkan pengaruh system maternal kadar progesteron mengalami peningkatan dan stabil hingga lebih tinggi dari masa sebelum hamil perubahan–perubahan tersebut menjadi dasar timbulnya keluhan pada kehamilan (Asrinah,dkk 2010, h. 141)rnMortalitas dan morbiditas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang (Saifuddin 2009, h. 3). Penyebab utama kematian ibu di Indonesia, yaitu perdarahan (25%), biasanya perdaraha pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dala kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%) (Saifuddin 2010, h. 54). Selain itu, keadaan ibu sejak pra hamil dapat berpengaruh terhadap kehamilanya. Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain : anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu†yaitu terlalu muda (usia <20th), terlalu tua ( usia> 35 tahun), terlalu sering ( jarak <2th), terlalu banyak (Saifuddin 2008, h. 6). rnSalah satu penyebab kematian ibu tidak langsung adalah anemia. Anemia kehamilan adalah suatu keadaan dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto 2007, h. 30). Dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada Trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada Trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita hamil terjadi akibat adanya hemdilusi (pengenceran darah), terutama pada Trimester II (Saifuddin 2008, h. 281).rnMenurut WHO kejadian anemia kehamilan berkisar 20 dan 89% dengan menetapnya Hb 11gr% sebagai dasarnya. Angaka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan 3,8% pada trimester I, 13,6% trimester II dan 24,8% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebut juga “ Potensial Danger to Mother and Child†( potensial membahayakan ibu dan anak ), karena itulah anemia memerlukan perhatian khusus dan serius dari semua pihak yang terkait dalm pelayanan kesehatan pada lini terdepan ( Manuaba 2012, h. 237). Kebanyakan anemia yang terjadi dalam kehamilan merupakan anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut dan tidak jarang keduanya berinteraksi. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan defisiensi besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati dan thalesemia. Namun, penyebab mendasar terjadinya anemia nutrisional meliputi asupan nutrisi yang tidak cukup dan absorbsi yang adekuat ( Proverawati 2009, h. 78).rnKebanyakan anemia yang terjadi pada kehamilan yaitu anemia defisiensi besi. Pada kehamilan kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin. Oleh karena itu, sebagian perempuan mengawali kehamilannya dengan cadangan besi yang rendah maka kebutuhan ini mengakibatkan anemia defisiensi besi ( Wiknjosastro 2010, h. 777).rnPencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan asam folat. Memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan (Winkjosastro 2010, h. 778). Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat, pemeberian preparat 60mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1gr% bulan. Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi. Efek samping : konstipasi, berak hitam, mual dan muntah ( Proverawati 2009, h. 79).rnKehamilan biasanya berlangsung 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.kehamilan aterm antara usia kehamilan 37-41 minggu. Kehamlan posterm atau sering disebut serotinus terutama sangat berpengaruh terhadap janin sampai menyebabkan kematian janin. Komplikasi yang sering muncul adalah asfiksia, sindroma postmaturitas, berat janin ( Winkjosastro 2010, h. 685). Sindroma postmaturitas dapat dikenali pada neonatus dengan ditemukannnya beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas ( hilangnya lemak subkutan ), kuku kaki dan tangan panjang, tulang tengkorak lebih keras, hilangnya verniks kaseosa dan rambut lanugo (Wiknjosastro 2010, h. 690).rnSetiap ibu hamil dapat menjalani proses persalinan tanpa gangguan dan akhirnya mampu merawat bayi dan memberikan ASI sampai waktu yang optimal ( Manuaba 2007, h. 187). Masa nifas merupakan masa penting dari proses persalinan karena masa ini merupakan proses memasuki peran baru sebagai ibu. Masa nifas juga penting penting karena banyak resiko kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi sehingga perlu diberikan asuhan kebidanan yang optimal dan perlu diperhatikan untukupaya deteksi dini serta pentalaksanaan untuk mengurangi angka kematian yang terjadi ( Winkjosastro 2010, h. 357).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan AKI di Kabupaten Pekalongan adalah sekitar 40 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Jumlah ibu hamil di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah 16.590 orang. Di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni II didapatkan data selama satu tahun sebanyak 97 ibu hamil berusia > 35 tahun dengan prosentase sekitar 11,1 % dari sasaran ibu hamil yaitu sebanyak 873 orang. Dan angka kejadian tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni II adalah anemia yaitu sebanyak 121 ibu hamil dengan prosentase 13,8 %. salah satu ibu hamil di wilayah Puskesmas Kedungwuni II adalah Ny.E yang mengalami anemia. Tidak hanya anemia Ny.E juga mengalami kehamilan lewat waktu atau yang disebut serotinus.rnBerdasarkan hal tersebut, maka dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengambil judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.E di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Tahun 2015. rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |