Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY U DI DESA KRANDON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESESI II KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Winda Sari, Rini Kristiyanti, Risqi Dewi Aisy


Kata Kunci   :Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan neonatus

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu dan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. AKI di Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan 305 per 100.000 kelahiran hidup. Secara umum mengalami penurunan dari 390 per kelahiran hidup menjadi 305 per kelahiran hidup selama periode 1991-2015, namun data ini belum sesuai dengan target Suistainable Development Goal’s (SDG’s) tahun 2030 yaitu menurunkan AKI sebanyak 131 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 hh. 97-98). Ada dua penyebab AKI, penyebab secara langsung dan tidak langsung. Penyebab kematian langsung seperti, perdarahan (25%, biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab sebab lain (8%) (Saifuddin 2018, h. 54). Penyebab tidak langsung seperti, KEK, anemia, 3 terlambat yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan dan terlambat mendapatkan penanganan dan 4 terlalu yaitu terlalu tua > 35 tahun, terlalu muda < 20 tahun, terlalu banyak > 4, dan terlalu dekat < 2 tahun (Maryunani 2016, hh. 3-4). Jarak kehamilan terlalu dekat menjadi salah satu faktor risiko tinggi kehamilan yang dapat menyebabkan AKI. Jarak kehamilan yang terlalu dekat antara kehamilan sebelumnya dan kehamilan berikutnya memberi risiko tidak baik terhadap perkembangan kehamilan. Setelah berlangsungnya persalinan dari kehamilan sebelumnya, dinding rahim belum kembali kesuburannya sehingga belum siap menerima kehamilan. Risiko yang mungkin ditimbulkan adalah abortus, kehamilan tidak berkembang, dan perkembangan janin tidak optimal (Mandriwati 2018, h.14). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuri dan Akper tahun 2017 di salah satu Rumah Sakit di Lampung menunjukkan bahwa jarak kehamilan ≤ 2 tahun berisiko 3,955 kali lebih besar mengalami abortus dibandingkan dengan ibu yang memiliki jarak kehamilan ≥ 2 tahun (Nuri dan Akper, 2017). Anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung AKI. Anemia dalam kehamilan yaitu kadar hemoglobin yang kurang dari 11 gr/dl. Dampak anemia bagi ibu yaitu perdarahan post partum, gejala kardiovaskular, menurunnya kinerja fisik dan mental, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan kelelahan. Pada janin dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, prematuritas, kematian janin dalam rahim, pecahnya ketuban, cacat pada persarafan dan berat badan lahir rendah (Iriyanti 2014, hh 158-159). Penanganan anemia yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin dan mineral lainnya (Proverawati dan Asfuah 2015, h. 35). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sophia dan Irianti tahun 2018 di salah satu Puskesmas di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki anemia dan memiliki tingkat kepatuhan rendah dalam mengkonsumsi tablet Fe (43,3%) lebih banyak dibandingkan yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi dalam mengkonsumsi tablet Fe (6,7%) (Sophia dan Irianti, 2018). Adanya faktor risiko tinggi kehamilan pada ibu dapat berpengaruh pada proses persalinan, oleh karena itu setiap ibu hamil diupayakan bersalin minimal di fasilitas kesehatan dasar dan ditolong oleh tenaga kesehatan agar mendapatkan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar agar ibu mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu sehingga mampu mencegah adanya komplikasi selama persalinan dan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi akibat persalinan (Saifuddin 2014, h. 334). Setelah masa persalinan, seorang ibu akan mengalami masa nifas. Pada masa nifas organ reproduksi mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan persalinan. Periode masa nifas meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarga baik secara fisiologis, psikologis, dan sosial, sehingga ibu nifas perlu mendapatkan asuhan pelayanan masa nifas yang bermutu. Pelayanan kebidanan pada masa nifas diberikan sesuai dengan standar untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik secara fisik maupun psikologis, melaksanakan skrinning yang komprehensif, sehingga mampu mendeteksi, mengatasi, atau merujuk jika ibu dan bayi terjadi komplikasi (Pratasmi 2016, h. 281). Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir juga asuhan yang tidak terpisahkan dari asuhan kebidanan pada persalinan. Bayi baru lahir sebaiknya mendapat perawatan yang tepat kerena terjadi banyak perubahan secara fisiologis, dengan demikian pemberian lingkungan yang hangat dan nyaman pada bayi menjadi fokus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Setiap bayi yang baru lahir sebaiknya mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan sampai dengan neonatus yang dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Jumlah Ibu hamil sebanyak 17.752 orang dan di wilayah Puskesmas Kesesi II jumlah ibu hamil sebanyak 510 orang. Angka kejadian faktor risiko tinggi di wilayah Puskesmas Kesesi II sebanyak 111 orang (53,1%). Angka kejadian ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 83 orang (16,27%). Jumlah ibu bersalin di Puskesmas Kesesi II sebanyak 457 orang (89,6%). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik menulis proposal dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. U di Desa Krandon Wilayah Kerja Puskesmas Kesesi II Kabupaten Pekalongan Tahun 2021”

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2021
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia