ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.M DI DESA GALANG PENGAMPON WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Pengarang : Erma Firtiana, Nur Chabibah, Fitriya
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
A. Latar BelakangrnPada umumnya ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah adalah kematian maternal (maternal mortality). Definisi AKI menurut Word Health Organitation (WHO) adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Saifuddin 2009, h. 7). Penyebab kematian ibu dibagi menjadi penyebab kematian langsung dan tidak langsung. Penyebab kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler. Penyebab langsung dari kematian ibu adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Salah satu penyebab kematian ibu langsung antara lain hipertensi dalam kehamilan (Saifuddin 2010, h.54 & 61).rnAnemia merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang tidak langsung. Secara umum, penyebab utama yang sering dijumpai dari kasus anemia yaitu karena kekurangan zat besi saat hamil. Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan nilai yang cukup tinggi (Manuaba 2010, h. 237).rnBerdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia terdapat ibu hamil dengan anemia yaitu sebesar 37,1%. Dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara daerah perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Pada kehamilan kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhan dapat mencapai 900 mg (Saifuddin 2009, h. 777). rnPada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum dan post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Proverawati 2010, h. 119). rnPenyebab langsung dari kematian ibu adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Salah satu penyebab kematian ibu langsung antara lain hipertensi dalam kehamilan (Saifuddin 2010, h.54). Hipertensi dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil, sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh semua tenaga medik, baik di pusat maupun di daerah (Saifuddin 2009, h. 531). Pre-eklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum (Saifuddin 2009, h. 542). Pre-eklamsia merupakan komplikasi yang terjadi pada sekitar 3% kehamilan, namun insidennya bervariasi sesuai dengan definisi yang digunakan dan populasi yang dijadikan subyek studi (Debbie dan Philip.2011).rnTerdapat banyak faktor penyebab terjadinya hipertensi dalam kehamilan dan dapat dikelompokkan menjadi faktor resiko, antara lain primigravida, primiparitas, hiperplasentosis, misalnya: molahidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar, umur yang ekstrim, riwayat keluarga yang pernah preeklamsia dan eklamsia, penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil, obesitas (Saifuddin, 2008). Pengaruh preeklamsia terhadap kesehatan ibu adalah hipertensi, pengurangan curah jantung, trombositopeni, gangguan pembekuan darah, perdarahan, disseminated intravaskular coagulation (DIC), pengurangan volume plasma, permeabilitas pembuluh darah meningkat dan edema. Pengaruh preeklamsia pada plasenta meliputi nekrosis, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin dan solusio plasenta (Sastrawinata 2006, h.71). rnPengobatan preeklamsi dan eklamsi adalah dengan kelahiran bayi (Siswosuharjo 2009, h.117). Pertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Seksio sesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat > 1000 garam atau umur kehamilan > 28 minggu (Manuaba 2012, h.259). Indikasi dalam tindakan seksio sesarea ada 2 faktor yaitu faktor janin dan faktor ibu, adapun faktor janin seperti bayi terlalu besar, letak lintang, ancaman gawat janin (fetal distrees), janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat, bayi kembar. Sedangkan faktor dari ibu dapat disebabkan dari usia ibu, tulang panggul, riwayat operasi seksio sesarea, faktor hambatan jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, ketuban pecah dini, dan rasa takut kesakitan (Kasdu 2005, h.11-25). rnAsfiksia merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan CO2. Adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin ini dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Hal ini sering ditemukan pada ibu yang mengalami gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat, hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, hipertensi akiomsia dan lain-lain. Jika terjadi gangguan aliran darah uterus maka dapat menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan ke janin. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan dan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat, hal ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian (Proverawati 2010, h.37-40). rnPada masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala preeklamsia. Jika keadaannya bertambah berat bisa terjadi eklamsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah, hal ini dapat menyebabkan kematian. rnHasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan pers alinan adalah sebanyak 5019 orang, sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak (Depkes RI, 2014). rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014, dari seluruh sasaran ibu hamil sebanyak 16.310, ibu hamil yang mengalami anemia 13,70%. Puskesmas Wonopringgo merupakan salah satu puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dengan sasaran ibu hamil tahun 2014 berjumlah 780. Ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 7,31%. Terdapat 16 (40%) dari 39 kematian ibu yang disebabkan oleh Hipertensi Dalam Kehamilan (Preeklamsia dan Eklamsia). Angka kejadian preeklamsia dan eklamsia di Puskesmas Wonopringgo tahun 2014 ada sebanyak 5,68% dari 284 kasus preeklamsia dan eklamsia yang ada di wilayah Puskesmas Kabupaten Pekalongan (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2014). rnBerdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan komunitas pada Ny. M di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo, sesuai judul Laporan Tugas Akhir yaitu “ Asuhan Kebidanan pada Ny. M di Desa Galang Pengampon Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Tahun 2015. “ rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |