Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.R DI DESA AMBOKEMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II TAHUN 2015

Pengarang : Ika Sofiana, Pujiati Setyaningsih, Wahyu Ersi

Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

A. Latar BelakangrnKehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis atau abnormal. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah, oleh karena itu pelayanan antenatal atau asuhan antenatal merupakan cara penting mendeteksi dini dan mendukung kesehatan ibu hamil normal (Kusmiyati 2008, h.1). rnPada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai penyulit, namun setiap kehamilan harus tetap di pantau perkembangannya melalui Antenatal Care (ANC) (Winkjosastro 2009, h.281). Selama kehamilan ibu dan janin dapat mengalami berbagai jenis penyulit. Pemeriksaan kehamilan teratur yang dimulai sejak kehamilan membantu mencegah munculnya penyulit tersebut. Ibu hamil yang jarang memeriksakan kehamilannya dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi kehamilan. Adapun komplikasi kehamilan yang dapat terjadi meliputi anemia berat, perdarahan pervaginam, pre eklamsia, malpresentasi setelah kehamilan 36 minggu ( Mufdlilah 2009, h. 46).rnPresentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai dengan insendensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥37 minggu). Janin dengan malpresentasi bokong terjadi 40 %, kematian diusia 26 minggu 20 % kehamilan diusia 30 minggu, dan 3 % diusia cukup bulan, dengan demikian masalah presentasi bokong hanya akan muncul apabila presentasi janin tidak sefalik pada usia kehamilan 37 minggu (Holmes dan Baker 2011, h.115).rnDokter atau bidan akan mengusahakan untuk memperbaiki letak bayi yang sungsang yaitu dengan memutar letak bayi dari luar atau versi luar dengan tekanan ujung jemari pada perut ibu. Namun tidak semua dokter atau bidan dapat melakukannya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan senam. Namun jika sampai kehamilan akhir dalam (aterm), bayi tetap sungsang maka disarankan untuk operasi sesar (tentunya dengan melihat letak sungsangnya) (Kasdu 2005.h.29).rnPrognosis bayi pada presentasi bokong jauh lebih buruk dari pada presentasi kepala, angka kematian total pada 1016 kelahiran sungsang sebesar 25% dibandingkan dengan 2,6% pada kelahiran bukan sungsang. Pada setiap tahap kehamilan, mereka menemukan bahwa kematian antepartum, intrapartum, serta kematian neonatal secara bermakna lebih tinggi pada presentasi bokong. Kelainan kongenital diketahui sebesar 6,3% pada kelahiran sungsang dibandingkan dengan 2,4% pada kelahiran bukan sungsang (Cunningham 2005.h.563).rnAdanya kehamilan presentasi bokong sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian beberapa komplikasi diantaranya komplikasi ibu dan bayi. Komplikasi pada ibu diantaranya dapat terjadi perlukaan vagina atau serviks (Saifuddin 2009, h.202). Pada masa nifas juga dapat mengalami komplikasi yaitu perdarahan dan infeksi (Manuaba,2008). rnKomplikasi pada bayi diantaranya dapat menyebabkan kematian perinatal, persalinan premature, sehingga kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) meningkat, asfiksia karena prolaps funikuli, trauma intrakranial karena panggul sempit, dilatasi serviks belum maksimal (after coming head), persalinan kepala terlalu cepat, trauma pada bayi akibat tangan yang extended, kepala yang extended, trauma pada organ abdominal atau pada leher, fraktur atau dislokasi akibat persalinan sungsang secara operatif seperti fraktur tulang kepala, fraktur humerus, fraktur klavikula, fraktur femur dan dislokasi bahu (Sarwono 2010, h.588)rnDi puskesmas Kedungwuni II, pada tahun 2015 terdapat 5,5% dari 874 ibu hamil dalam mengalami kehamilan presentasi bokong, yaitu 48 ibu hamil mengalami presentasi bokong di Puskesmas Kedungwuni II.rnBerdasarkan Latar Belakang tersebut, maka penulis membuat Laporan Tugas Akhir dengan memberikan asuhan kebidanan dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.R di desa Ambokembang wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan”.rn

Referensi

-