Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Dengue hemoragic fever (DHF) di ruang Flamboyan RSI PKU Muhammadiyah pekajanganPekalongan


Pengarang : Annisa Fitriana, Siti Rofiqoh


Kata Kunci   :Keperawatan Anak

BAB IrnPENDAHULUANrnA. Latar BelakangrnPenyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak. World Health Organization (WHO) memperkirakan ada sekitar 50 – 100 juta dan 500.000 penderita demam berdarah setiap tahunnya, dengan jumlah kematian sekitar 22.000 jiwa, terutama anak – anak, pada masa 50 tahun terakhir, insiden dengue diseuruh dunia meningkat 30 kali, hal ini disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang tidak bagus (Soedarto, 2012).rnKementrian kesehatan menyebutkan bahwa di Indonesia masih banyak kasus demam berdarah. Indonesia mengalami epidemi sekali dalam 4 – 5 tahun dengan puncak epidemi berulang setiap 9-10 tahun. DBD pertama kali dilaporkan di Surabaya pada tahun 1968 dengan penderita sebanyak 58 orang, dan 24 orang diantaranya meninggal dunia atau sekitar 41,3%. Pada tahun 2009 menyebar ke seluruh Indonesia dengan jumlah 158,912 kasus. Menurut laporan Departemen Kesehatan RI seluruh propinsi di Indonesia saat ini telah terjangkit penyakit ini. Propinsi-propinsi dengan indens lebih dari 10 per 100.000 penduduk, diantaranya adalah propinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Angka kematian tertinggi terjadi pada tahun 1968 sebesar 41,3% pada tahun 2009 menurun menjadi 0,89%, tetapi jumlahnya kembali meningkat dari 24 pada tahun 1968 menjadi 1.420 pada tahun 2009. Perubahan iklim dan buruknya penanganan lingkungan menyebabkan kasus demam berdarah meluas di masyarakat. Iklim yang sulit diprediksi, membuat hujan terus terjadi sepanjang tahun. Kucuran air dari langit inilah yang membuat genangan semakin banyak. Parahnya kepedulian masyarakat akan kebersihan cenderung menurun (Soedarmo, 2013)rnDi provinsi Jawa Tengah, penyakit DBD masih menjadi masalah serius. Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng) mencatat, sampai bulan Mei 2014, angka kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jawa Tengah sebanyak 10 ribu kasus mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 yang hanya 12 ribu kasus per tahun. Dari 10 ribu kasus tersebut, sekitar 48 warga Jawa Tengah meninggal dunia akibat serangan DBD. rnWabah yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini mengalami peningkatan pada tahun 2015 di Kabupaten Pekalongan, dengan total kasus 192 penderita dan 5 diantaranya meninggal dunia. Sementara ditahun 2014, total kasus 179 penderita dengan angka kematian sebanyak 5 kasus. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dan berupaya menekan tingkat serangan dengan mencanangkan pemberantasan sarang nyamuk. Pencanangan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan setiap tahun dan akan dilakukan secara bergilir ditiap kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan. Sementara delapan dari sembilan belas kecamatan yang ada dinilai endemis penyakit demam berdarah yaitu kecamatan Kedungwuni, Buaran, Tirto, Bojong, Wiradesa, Kesesi, Sragi, dan Kajen (Dinkes Kabupaten Pekalongan, 2015). rnTingginya kasus maupun kematian akibat penyakit DBD disebabkan karena pengaruh kualitas lingkungan yang merupakan endemis di wilayah tropis dan subtropis. Vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes Aegypti dapat bertahan hidup dan berkembangbiak sampai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut (dpl). Tempat perkembangbiakan yang paling disukai nyamuk adalah air jernih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah dan berwarna gelap. Angka kasus DBD akan meningkat bertepatan dengan mulainya musim penghujan karena kondisi iklim dan temperatur cocok untuk perkembangbiakan vektor. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi kelembaban dimana kondisi tersebut sangat berpengaruh pada perkembangbiakan vector. Oleh karena itu, upaya pemberantasan DBD berfokus pada pemutusan mata rantai penularan dengan memberantas vektor penularannya (Soedarto, 2012).rnPerlu diperhatikan terjadinya perdarahan yang sering ditemukan seperti mimisan, terutama jika anak sering menderita mimisan sebelumnya kemudian demam tinggi maka perlu diwaspadai. Kebanyakan orang tua menganggap hal tersebut biasa terjadi pada anak, berikutnya perdarahan pada saluran cerna diikuti muntah darah dan melena, syok bisa saja terjadi jika perdarahan mencapai paru-paru dan otak hingga menimbulkan kematian. Proses pertolongan pertama pada anak penderita DBD dinilai tidak optimal dikarenakan banyak diantara masyarakat yang belum memahami daruratnya prognosis penderita DBD. Untuk itu perlu menerapkan pengetahuan kepada masyarakat tentang prognosis penyakit DBD pada anak melihat kasus tersebut maka dibutuhkan peran dan fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, antara lain dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien, memeriksa kondisi secara dini sesuai dengan jangka waktu tertentu untuk mengobati penyebab dasar dan dalam perawatan diri klien secara optimal, sehingga muncul pentingnya asuhan keperawatan dalam menanggulangi klien dengan DBD (Maharani, 2012). rnData rekam medis yang didapatkan penulis di ruang Flamboyan Rumah Sakit Islam Pekajangan, tercatat sepanjang tahun 2014 terdapat 240, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 296 kasus terdiagnosa DHF. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Keperawatan DHF pada Anak.rnB. Tujuanrn1. UmumrnTujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini untuk menerapkan dan memahami proses asuhan keperawatan anak pada kasus Dengue Hemoragic Fever (DHF).rn2. KhususrnTujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis mampu:rna. Melakukan pengkajian anak pada kasus DHF.rnb. Merumuskan diagnosa keperawatan anak pada kasus DHF.rnc. Menyusun rencana asuhan keperawatan anak pada kasus DHF.rnd. Melaksanakan tindakan keperawatan anak pada kasus DHF.rne. Melakukan evaluasi keperawatan anak pada kasus DHF.rnrnC. Manfaatrn1. Bagi Penulisrna. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan anak pada kasus DHF.rnb. Untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan anak pada kasus DHF.rn2. Bagi Institusi Pendidikanrna. Untuk bahan informasi dan acuan bagi institusi dalam menilai kegiatan pembelajaran, dan peningkatan mutu institusi pendidikan tentang pengetahuan akan DHF pada anak.rnb. Untuk bahan bacaan dalam usaha menambah pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan khususnya program studi Diploma III Keperawatan yang berhubungan dengan kasus DHF pada anak.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2016
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia