ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N DI DESA SURABAYAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Pengarang : Mega Armiyanti, Nina Zuhana, Nur Chabib
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Kematian maternal merupakan kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainya. Penyebab kematian maternal tidak langsung (indirect obstetri death) disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain (Wiknjosastro 2007, h.22).rnAnemia merupakan salah satu kesakitan yang utama, yang disamping menyebabkan kematian melalui henti kardiovaskular, juga berhubungan dengan penyebab langsung kematian ibu (Saifuddin 2010, h.55). Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkutan oksigen) dibawah normal (Saraswati 2010, h.18). Menurut WHO, Kejadian anemia dalam kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya (Manuaba 2010, h.237). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Survei anemia di 15 kabupaten di Jawa Tengah menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil adalah 57,7% (DepKes RI, 2007). Dan 95% kasus anemia dalam kehamilan terjadi karena kekurangan zat besi (Proverawati 2011, h.130).rnBanyak wanita mengalami kekurangan zat besi atau defisiensi besi pada trimester kedua dan ketiga (Proverawati 2011, h.128). Kebutuhan zat ibu hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi sejak usia kehamilan 12 minggu sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan (Sulistyawati 2009, h.108).rnPada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18-30 %, dan hemoglobin sekitar 19% (Manuaba 2010, h.238). Anemia dalam kehamilan juga dapat berpengaruh terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba 2010, h.240).rnAnemia dalam kehamilan juga memberikan pengaruh pada janin, seperti abortus, kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensi rendah. Walaupun janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi karena anemia dapat mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba 2010, h.240).rnAnemia ibu hamil juga meningkatkan resiko kehilangan darah selama persalinan dan membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi sehingga selama kehamilan memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Proverawati 2011, h.128). Anemia pada kehamilan juga dapat berpengaruh seperti gangguan his (kekuatan mengejan), kala I dapat berlangsung lama, kala II lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri (Manuaba 2010, h.240).rnMasa awal post partum jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta, dan tingkat volume yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut (Nugroho 2014, h. 114). Anemia dapat berpengaruh setelah persalinan seperti terjadinya subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae (Manuaba 2010, h.240).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014 dari 16310 ibu hamil terdapat 13,70% ibu hamil mengalami Anemia. Puskesmas Wonopringgo merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten Pekalongan, pada tahun 2014 terdapat ibu hamil sebanyak 780 orang diketahui 7,31% ibu hamil mengalami anemia.rnBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan memberikan asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. N di Desa Surabayan Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Tahun 2015â€.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |