Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

PENERAPAN TERAPI BERMAIN PLAYDOUGH UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK SATU ATAP KEBONSARI

Pengarang : Bela Putri Sadita, Neti Mustikawati

Kata Kunci   :

ABSTRAK
Bela Putri Sadita, Neti Mustikawati
Penerapan Terapi Bermain Playdough Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik
Halus Pada Anak Usia Pra Sekolah

Anak pra sekolah merupakan anak yang berusia sekitar 3 sampai 6 tahun, Perkembangan
Motorik halus adalah suatu Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otototot kecil, akan tetapi juga memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati suatu
objek, menjimpit, menulis, bermain playdough dan sebagainya, keterlambatan dalam
perkembaangan motorik halus anak dapat menyebabkan mereka menjadi rendah diri serta
merasa cemburu pada anak yang lain, ketergantungan, dan merasa malu. Karena kemampuan
motorik halus sangat penting digunakan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dalam
bermain maupun menulis, Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk menggambarkan
penerapan terapi bermain playdough dalam meningkatkan perkembangan motorik halus
terhadap pasien dengan resiko gangguan perkembangan motorik halus. Metode yang
digunakan pada studi kasus ini adalah dua anak usia pra sekolah dengan masalah resiko
gangguan perkembangan motorik halus. Hasil menunjukan sebelum intervensi nilai
observasi kedua responden 5. Setelah intervensi nilai observasi kasus satu meningkat menjadi
11, sedangkan kasus dua meningkat menjadi 12. Kesimpulannya adalah penerapan terapi
bermain playdough dapat meningkatkan motorik halus anak usia prasekolah yang mengalami
resiko gangguan perkembangan. Saran bagi perawat menjadikan terapi bermain plastisin
sebagai salah satu alternatif tindakan untuk meningkatkan motorik halus pada anak usia
prasekolah.

Kata Kunci: Motorik Halus, Anak Pra Sekolah, Playdough

Referensi

Anggreyiyane, E. Y. & dkk. (2022). In Tumbuh kembang anak . Sumatra barat,Indonesia: Pt global.

Adiputra,I., & dkk.(2021).Metodologi penelitian kesehatan.Yayasan kita menulis.

Aulina, C. (2017). Metodologi pengembangan anak usia dini. Sidoarjo, jawa timur: Umisida press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil utama rikerdas.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dimi tumbuh kembang anak . Jakarta :Depkes RI.

Ferasinta, F. & Dinata, E.(2020). Pengaruh terapi bermain menggunakan playdough terhadap peningkatan motorik halus pada anak pra sekolah. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, 09 - 02. doi:DOI : 10.36085/jkmb.v9i2.2213

Indrawan,I., & Wijoyono,H. (2020). Buku Pendidikan anak pra sekolah. Jl. Gerilya Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas Jawa Tengah: CV. Pena Persada.

Khadijah & Amalia, N. (2020). Perkembangan fisik motorik anak usia pra sekolah . Jakarta: Kencana.

Nurlaili. (2019 ). Pengembangan motorik halus anak usia prasekolah.

Nurjanah, N., Suryanungsih,C,. & Putra,B. (2017). Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah. Jurnal Keperawatan, 2.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika .

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

              Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

               Indonesia

Prasetyanti, D., & Aminah,S. (2017). Asah motorik halus melalui lilin plastisin . Jl. demang palang : Adijie Media Nusantara .

Suhartanti, I. R. & dkk. (2019). Stimulasi kemampuan motorik halus anak pra sekolah . Jalan raya jabon km 02 mojoanyar mojokerto: Stikes majapahit mojokerto.

Sukamti, E. (2018). Perkembangan motorik. Yogyakarta: Uny pres.

Reswari,A.,Lestariningrum,A.,Iftitah,S., & Pangastuti,R.(2022).Perkembangan

                Fisik dam motorik anak.(Syofrianisda).

Wahyuni, N.T., Priani, I. (2019). Pengaruh terapi bermain plastisin terhadap

                perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah. Jurnal

                Kesehatan, 10(1), 181-188