Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI DESA AMBOKEMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2019

Pengarang : Lutfindah Afiani, Nina Zuhana, Sandi Ary Susiat

Kata Kunci   :RISIKO TINGGI

Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Angka kematian ibu pada tahun 2015 menunjukan 305 per 100.000 kelahiran hidup. Namun data ini belum signifan dibandingkan salah satu target Sustainable Development Gals (SDGs) 2015-2030 yaitu dengan target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI 2017, h. 102), AKI di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari 100 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi 88 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017, h. 36). Masih tingginya angka kematian ibu hamil menunjukkan bahwa ibu hamil merupakan objek yang harus mendapat perhatian khusus, sehingga angka kematian ibu hamil dapat ditekan. Tingginya AKI disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan yang mengalami risiko tinggi atau komplikasi. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung diantaranya yaitu 4 “terlalu” dan 3 “terlambat”. Kriteria 4 “terlalu” yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak anak (>4 tahun), dan terlalu jauh jarak kehamilan (>10 tahiun) dan penyebab selanjutnya adalah 3 “terlambat” yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan pertolongan, dan sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai (Kemenkes RI, 2017). Prevalensi ibu hamil dengan risiko tinggi di Indonesia mencapai angka 31,3% kehamilan risiko tinggi dapat dipicu oleh beberapa penyakit atau kelainan seperti hipertensi pada kehamilan, kejang pada kehamilan, perdarahan pada kehamilan setelah 20 minggu, dan anemia dalam kehamilan (Nurhayati 2012, hh.33-34).

Referensi

-