Publikasi

Detail Record

Kembali Ke sebelumnya

PENERAPAN PROSEDUR RELAKSASI ROGRESIF TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN DENGAN POST OPERASI BPH DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

Pengarang : Itsnaini Khotimah, Firman Faradisi

Kata Kunci   :BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) , nyeri, terapi relaksasi progresif

Tingginya kasus BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di Indonesia telah menempatkan BPH sebagai penyebab angka kesakitan nomer 2 terbanyak setelah penyakit batu saluran kemih. Prevalensi BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 25.012 penderita dan di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan pada tahun 2017 jumlah kasus BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) ada 31 penderita, 17 diantaranya tidak dilakukan pembedahan dan 14 penderita dilakukan pembedahan. Penanganan pada pasien BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) biasanya dilakukan pembedahan, pembedahan tersebut akan menimbulkan nyeri. Salah satu penangan nyeri yaitu bisa dengan cara terapi non farmakologi yaitu terapi relaksasi progresif. Terapi relaksasi progresif merupakan tehnik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan,atau sugesti. Terapi ini berfungsi untuk mengurangi ketegangan, kecemasan dan menurunkan nyeri post operasi. Tn. S dan Tn. M adalah pasien post operasi BPH (Benigna Prostat Hyperplasia) yang mengalami nyeri. Tindakan pemberian terapi relaksasi progresif diberikan selama 3 hari. Untuk menguji keefektifan terapi ini maka diamati skala nyeri pre dan post setelah pemberian terapi. hasil dari pemberian terapi relaksasi progresif efektif untuk menurunkan nyeri. Untuk itu diharapakan perawat dapat menggunakan terapi relaksasi progresif sebagai metode untuk menurunkan nyeri.

Referensi

-